Share

Bab 43

Author: Miana
last update Last Updated: 2024-11-05 13:39:02
Ayah makin panik, masih mau ngomong lagi, tapi aku buru-buru menariknya dan menyeret dia keluar dari gedung.

Begitu di luar, ayah langsung marah-marah, "Kamu ini ngapain sih?! Tadi tinggal buka mulut aja. Zayn pasti bakal kasih uang ke ayah!"

"Kasih uang? Kenapa dia harus kasih uang? Kamu belum sadar, ya? Dia udah tidak ada urusan lagi sama keluarga kita! Dia juga tidak suka samaku. Jadi, buat apa dia ngasih uang ke orang luar?"

Aku tidak tahan lagi, sampai nadaku naik. Kepalaku langsung berdenyut-denyut.

"Dan, siapa yang nyuruh ayah datang ke kantornya bikin ribut? Siapa yang nyuruh ayah mukulin perempuan yang dia suka? Sejak kapan ayah berubah jadi kayak gini?"

"Udah, deh! Kamu itu anak tidak tahu diri! Ayah bikin ribut, karena kamu yang tega ngeliat ayah dipotong tangan dan kaki gara-gara utang tapi masih tidak mau minta tolong Zayn!"

"Berapa kali kubilang, aku bakal cari solusi. Aku ini anak ayah, mana mungkin aku biarin ayah kayak gitu?"

Aku bicara lemah sambil menahan rasa capek.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mantan Istri Menjadi Simpanan   Bab 44

    "Oh, Nona, keningmu kenapa?" tanya Bik Nur khawatir.Darah di keningku sudah berhenti, tapi muncul benjolan besar.Bik Nur segera mengambil es untuk mengompresnya.Melihat Bik Nur yang begitu peduli, hatiku terasa perih.Seorang pelayan masih memikirkan keadaanku, tapi ayah sama sekali tidak peduli.Setelah mendapatkan janjiku, ayah pergi begitu saja tanpa memberi perhatian sedikit pun.Tadi di rumah sakit, kakak sudah bilang bahwa ayah sekarang sudah benar-benar berubah. Sekarang di pikirannya hanya ada uang, bukan lagi keluarga.Saat itu aku belum percaya, tapi sekarang, aku sepenuhnya yakin.Aku menelungkup di meja dengan kepala yang terasa nyeri, dan hati yang lebih nyeri lagi.Bik Nur berkata cemas, "Nona, bagaimana kalau saya panggil Tuan kembali?""Jangan!" Aku langsung menahan Bik Nur.Zayn tidak suka denganku.Sekarang dia pasti sedang bersama si 'cinta pertama'. Untuk apa aku mengganggu mereka?Tapi setiap kali teringat janjiku tadi kepada ayah, dadaku terasa sesak, seperti d

  • Mantan Istri Menjadi Simpanan   Bab 45

    Kamar terasa gelap dan sunyi. Selain aku, tak ada orang lain di ruangan ini.Jadi, Zayn belum pulang?Aku segera turun dari tempat tidur dan berlari ke luar kamar.Karena kakiku masih lemas, aku hampir terjatuh saat menuruni tangga.Bik Nur yang sedang membereskan ruang tamu langsung bertanya, "Nona, sudah bangun? Apa kamu lapar? Mau makan apa, aku buatkan."Aku menggeleng pelan, merasa tidak ada nafsu makan, lalu bertanya, "Tuan pulang tadi malam?""Tidak," kata Bik Nur, "Nona mau Tuan pulang? Aku bisa telepon dia sekarang.""Tidak perlu!" Aku buru-buru menggeleng.Menatap halaman yang kosong, barulah aku sadar bahwa yang tadi itu hanya mimpi.Aku bermimpi tentang Zayn, mimpi di mana dia mempermalukanku.Angin malam yang masuk dari jendela membuatku menggigil, baru kusadari tubuhku berkeringat.Aku menyeka wajahku yang basah oleh keringat dan dengan lesu kembali ke kamar.Sudah jam sembilan lewat. Sepertinya, malam ini Zayn tidak akan pulang.Aku memutuskan untuk mandi,tapi seluruh t

  • Mantan Istri Menjadi Simpanan   Bab 46

    Aku tengah melihat-lihat sekitar, tiba-tiba sosok yang begitu kukenal muncul dalam pandanganZayn.Aku membuka mulut, hendak memanggilnya.Namun, sosok perempuan yang dikenal sebagai "cinta pertama" segera berlari ke arahnya, merangkul manja lengan Zayn."Kak Zayn, kenapa kamu naik ke sini? Bukankah aku memintamu untuk menungguku di bawah setelah mengambil hasilnya?" ucapnya dengan manja.Zayn mengusap rambutnya dengan lembut, tatapannya penuh kasih, "Aku khawatir meninggalkanmu sendirian.""Aku khawatir meninggalkanmu sendirian."Kata-kata itu, yang ia ucapkan pada "cinta pertama"nya, membuatku semakin sadar diri. Aku memandangi infus yang tergantung dan jarum yang menusuk punggung tanganku. Rasa pedih merambati hidungku, dan mataku mulai berkaca-kaca."Aduh ...." Wanita itu merengek manja sambil cemberut, "Aku hanya naik untuk tes darah, tidak ada yang perlu dikhawatirkan."Mereka pun berbalik, berjalan menuju lift yang berada di arahku.Refleks, aku segera menundukkan kepala dan mem

  • Mantan Istri Menjadi Simpanan   Bab 47

    Karena tarik terlalu kuat, darah langsung mengalir dari punggung tanganku yang tertusuk jarum infus.Zayn menundukkan kepala, memandang tanganku dengan alis yang tampak berkerut tajam.Aku segera melepaskan tangannya, takut dia marah.Sementara itu, Cindy segera merangkul lengan Zayn, tubuhnya menempel erat pada pria itu sambil tersenyum manis kepadaku."Nona Audrey, ada yang ingin kamu sampaikan pada Kak Zayn?Tidak apa-apa, kak Zayn orang yang baik, kamu tak perlu takut padanya."Melihat "cinta pertama"nya begitu lengket padanya, aku tak berani menanyakan apakah dia akan pulang malam ini, apalagi di hadapan Cindy.Kalau dia sampai sedih karenanya, jangankan meminjam uang, mungkin dia akan menghukumku.Saat pikiranku kebingungan, Zayn tiba-tiba bertanya dengan nada datar, "Ada apa?"Ini kesempatan terbaikku untuk meminjam uang.Aku tak yakin dia akan pulang malam ini, dan mungkin setelah keluar dari rumah sakit ini, aku tak akan melihatnya lagi.Ketika aku masih ragu-ragu, Zayn berbal

  • Mantan Istri Menjadi Simpanan   Bab 48

    Mendengar jawabanku, barulah ayahku sedikit tenang.Namun sekarang sudah sore, dan aku tak tahu harus mencari uang ke mana lagi.Selain Zayn, siapa lagi yang bisa kumintai bantuan?Tetapi Zayn pun tak mau meminjamkannya padaku.Aku harus gimana?Aku terduduk di pinggir jalan, menelepon semua orang dalam kontakku yang mungkin bisa membantuku meminjamkan uang.Aku meniru cara kakakku, merendahkan diri, berbicara dengan lembut, dan memohon agar mereka mau memberiku sedikit pinjaman.Namun, tak satu pun yang bersedia membantuku, bahkan ada yang mencemooh dan mengejek.Ketika aku menelepon Dorin, dia sedang berada di rumah sakit menemani ibunya.Dia bercerita bahwa ibunya sakit parah dan butuh banyak biaya untuk pengobatan.Dia telah meminta bantuan dari ayahnya, tetapi ayahnya menolak.Suaranya bergetar, dan dia mulai menangis.Melihat keadaannya yang begitu sulit, aku tak tega lagi meminta bantuan darinya.Aku hanya bisa menghiburnya, menyuruhnya untuk menjaga diri dan ibunya baik-baik, s

  • Mantan Istri Menjadi Simpanan   Bab 49

    Ayahku pun akhirnya menarik napas lega, "Baik, aku tunggu kabar darimu, ya."Aku tak mau mendengar sepatah kata pun lagi darinya, langsung memutus sambungan telepon.Bersandar di pintu, aku terdiam dalam hening yang mencekam.Jarum jam di dinding berdetak, mengiringi setiap detik yang berlalu.Kegelapan dan keputusasaan perlahan menyelimutiku.Apa benar aku harus merelakan tangan dan kakiku dipotong?Membayangkan diriku tanpa anggota tubuh itu membuatku menggigil ketakutan. Aku memeluk kedua kakiku erat-erat, tubuhku menjadi dingin seketika.Aku akan mencobanya sekali lagi. Aku harus mencoba meminta bantuan Zayn lagi.Lebih baik kehilangan harga diriku daripada kehilangan anggota tubuhku, 'kan?Aku mengeluarkan ponsel dan membuka jendela percakapan dengan Zayn."Bisakah kamu kembali malam ini ...? Aku bisa menerima apa pun yang kamu inginkan."Aku menunggu cukup lama, namun tak ada balasan darinya.Aku akhirnya berbaring di lantai, menatap ponsel dengan putus asa.Layar tetap gelap.Di

  • Mantan Istri Menjadi Simpanan   Bab 50

    Melihat dia meraih pintu, aku panik."Zayn!" teriakku terburu-buru.Dia terhenti sejenak, berbalik menatapku.Aku menghirup napas dalam-dalam, lalu di hadapannya, aku melepaskan jaket yang kupakai.Gaun tidur tipis transparan ini kubeli saat berbelanja dengan Cindy, terinspirasi oleh dorongannya.Dia juga membeli satu, berwarna merah menyala, sementara milikku berwarna hitam.Aku ingat pertama kali mengenakannya saat Zayn pergi keluar.Namun, entah bagaimana, dia tiba-tiba kembali malam itu.Tatapannya saat melihatku hingga kini masih membekas di ingatanku.Gelap dan menakutkan, seolah ingin melahapku.Sejak malam itu, aku tak pernah lagi mengenakan gaun ini.Meskipun sebelumnya aku sering berkelahi dan memperlakukannya dengan kasar, tatapan matanya malam itu benar-benar membuatku ketakutan.Kini, dia menatapku dengan intens, tatapannya masih sama menakutkannya.Aku tidak lagi mengerti arti tatapan itu.Setelah sering berhubungan intim dengannya, aku mulai mengerti itulah yang disebut

  • Mantan Istri Menjadi Simpanan   Bab 51

    Dia berkata sambil melepas bajuku.Aku mendorongnya lagi, "Kalau begitu, sekarang bisa tidak transfer uangnya padaku?""Nanti ...." Zayn mencium daun telingaku dan berkata dengan suara rendah, "Aku tidak akan menipumu."Aku tahu dia tidak akan berbohong padaku, tapi aku benar-benar tidak punya waktu.Aku menekan bahunya lagi untuk mendorongnya menjauh dan berbisik, "Sekarang saja, sekarang aku butuh uangnya karena ...."Raut wajah Zayn menjadi muram dan nafsu yang tersirat di matanya memudar.Dia menarik dasinya dan berkata dengan marah, "Audrey, tahukah kamu apa yang sedang kita lakukan? Bercinta!""Kamu terus mendorongku dan membicarakan uang. Apa kamu benar-benar cuma peduli pada uang?""Bukan, Zayn, aku sangat panik. Aku ....""Sudah cukup!" Zayn mendorongku menjauh dan mencibir, "Kamu cuma peduli pada uang, jadi tidak ada gunanya melakukan ini.""Zayn ...." Aku menatapnya dengan air mata berlinang.Dia malah sama sekali tidak melihat ke arahku. Sorot matanya terlihat dingin dan se

Latest chapter

  • Mantan Istri Menjadi Simpanan   Bab 92

    Aku menjawab dengan begitu tegas, tapi Zayn malah tersenyum dingin padaku."Kamu benar-benar sangat suka berbohong. Audrey, orang sepertimu sama sekali tidak pantas diperlakukan dengan tulus oleh orang lain!"Zayn mendorongku dengan keras setelah mengatakan ini.Aku langsung terjatuh ke tangga di depan pintu, telapak tangan dan lututku terasa sangat sakit pada saat ini.Aku berusaha untuk duduk dengan susah payah dan menyadari kulit di telapak tanganku terkelupas, serta juga mengeluarkan banyak darah.Zayn berjalan mendekat, lalu menatapku dengan tatapan dingin dan suaranya terdengar sangat dingin, "Kamu masih mengira kamu masih nona muda dari Keluarga Turner yang dulu? Biar kuberitahu padamu, aku bisa membunuhmu dengan mudah daripada membunuh seekor semut."Ini adalah pertama kalinya Zayn menatapku dengan tatapan yang dingin, bola mata hitamnya penuh dengan niat membunuh dan kebencian.Seluruh tubuhku bergetar saat menatapnya dan tidak bisa mengatakan apa pun.Aku baru benar-benar mel

  • Mantan Istri Menjadi Simpanan   Bab 91

    Suara dering ponselku terdengar sangat keras di dalam kantor CEO yang membuat Sekretaris Rina menghentikan ucapannya.Sekretaris Rina mengerutkan keningnya dan terdapat ekspresi tidak senang di wajahnya.Pak Arya tersenyum ramah padaku dan berkata, "Tidak masalah, kamu bisa jawab panggilan itu."Aku memutuskan panggilan dan menyalakan mode sunyi di ponselku.Aku adalah seorang karyawan baru yang tidak memiliki pengalaman apa pun, tapi CEO bersedia memberiku kesempatan untuk belajar. Ini adalah suatu kehormatan bagiku dan hal yang tidak bisa didapatkan oleh orang lain.Aku harus menghargai hal ini dengan baik dan tidak boleh mengecewakan mereka.Aku berkata pada Sekretaris Rina, "Kak Rina, tolong lanjutkan."Sekretaris Rina melirik CEO, lalu mengangguk padaku dan kembali melanjutkan pembicaraan kami sebelumnya.Rapat ini berakhir setelah berlangsung selama satu jam.Aku mencatat hal-hal penting yang dikatakan oleh Sekretaris Rina dan juga mencatat keterampilan untuk berbicara.Aku meras

  • Mantan Istri Menjadi Simpanan   Bab 90

    Aku baru terbangun setelah jam weker berbunyi untuk yang kedua kalinya.Aku sama sekali tidak merasa terkejut saat melihat Zayn bangun lebih pagi dariku.Hatiku terasa sedih saat teringat dengan kejadian kemarin malam dimana dia menganggapku sebagai Cindy.Sepertinya Zayn terus tinggal di sini selama dua hari ini karena hatinya terluka oleh Cindy.Aku menghilangkan pikiran kacau ini di dalam benakku, lalu segera mandi dan hendak pergi bekerja.Hanya saja, aku melihat Zayn di lantai bawah.Zayn tetap membuat sarapan hari ini, hanya saja sarapan yang dia buat tidak terlalu banyak. Hanya tersisa roti lapis dan beberapa roti kukus.Aku tidak yakin apakah dia membuatkan sarapan untukku atau bukan.Aku tidak berani merasa terlalu percaya diri lagi setelah mengalami kejadian pada beberapa hari sebelumnya.Aku memegang tasku dan berjalan keluar dalam diam.Zayn tiba-tiba memanggilku.Langkahku berhenti dan menoleh untuk menatapnya, "Kenapa?"Zayn berkata dengan datar tanpa menatapku, "Bereskan

  • Mantan Istri Menjadi Simpanan   Bab 89

    "Besok malam Keluarga Hale akan mengadakan pesta ulang tahun untuk nenekku dan kamu harus pergi ke Kediaman Keluarga Hale bersamaku.""Aku?" Aku menatap Zayn dengan terkejut, "Tapi kita sudah tidak punya hubungan apa pun, aku ....""Huh, tidak punya hubungan apa pun?" ujar Zayn sambil tersenyum mengejek.Aku segera menjelaskan, "Maksudku adalah orang lain tahu kalau kita sudah bercerai dan tidak punya hubungan apa pun, bukankah tidak pantas bagiku untuk pergi ke sana?""Tidak ada yang pantas atau tidak pantas," ujar Zayn dengan datar sambil menghembuskan asap rokok.Aku berkata dengan cemas, "Tentu saja ada. Aku sama sekali tidak pantas datang ke acara seperti itu dan Cindy sangat pantas untuk datang ke sana."Zayn melirikku dengan dingin dan berkata sambil mencibir, "Kamu kira aku mau bawa kamu jalan-jalan? Sekarang keluargamu sudah bangkrut dan aku bawa kamu menghadiri perjamuan cuma untuk mempermalukanmu.""Jangan lupa bagaimana kamu mengejek anggota Keluarga Hale dengan sikap sombo

  • Mantan Istri Menjadi Simpanan   Bab 88

    Zayn mendengus setelah mendengar ini, "Pikiranmu berlebihan, aku cuma merasa aku akan dibilang pelit kalau tidak kasih mobil pada kekasihku."Aku menggelengkan kepalaku sambil tersenyum kecil, tidak ada orang yang murah hati di dunia ini kalau orang seperti Zayn dibilang pelit.Aku diam-diam melirik Zayn dan kembali merasa dia sebenarnya adalah orang yang sangat baik.Zayn melirikku mungkin karena senyumanku terlalu lebar dan berkata dengan dingin, "Cepat makan dan cuci piring.""Oh, baik."Hari ini Zayn kembali memasak ayam saus tiram dan nafsu makanku langsung meningkat.Aku teringat dengan pujian teman kerjaku terhadap sarapan yang dibuat oleh Zayn dan tidak bisa menahan diri untuk berkata, "Zayn, keterampilan memasakmu benar-benar sangat bagus.""Semua orang berebut untuk makan sarapan yang aku bawa ke perusahaan tadi pagi dan mereka semua bilang masakanmu sangat enak.""Bahkan CEO-ku juga makan sarapan buatanmu dan bilang enak. Keterampilan memasakmu ...."Aku tiba-tiba melihat ra

  • Mantan Istri Menjadi Simpanan   Bab 87

    Suasana hatiku yang sedang baik sedikit memudar saat memikirkan Cindy.Aku tidak membenci Cindy karena tidak terdapat dendam apa pun di antara kami, aku hanya tidak menyukainya.Aku merasa dia sangat menyebalkan.Aku berdiri di tengah halaman dan merasa ragu untuk masuk ke dalam vila.Karena vila ini sudah menjadi milik Zayn.Cindy adalah nyonya rumah di sini jika dia datang ke sini, sedangkan aku bukanlah siapa-siapa.Sedangkan ini adalah maksud Zayn.Zayn tidak ingin melukai hati Cindy, tidak ingin Cindy melihat hubunganku dengannya yang tidak jelas ini.Jadi tentu saja aku tidak boleh masuk ke dalam pada saat ini, kalau tidak akan sulit untuk menjelaskan hal ini.Aku berencana untuk pergi saat memikirkan hal ini.Zayn tiba-tiba muncul di depan pintu dan berkata padaku saat aku hendak membalikkan badanku dan pergi, "Kenapa tidak masuk dan malah berdiri di luar?""Tapi ...."Zayn sudah memasuki vila sebelum aku selesai bicara.Aku menggigit bibirku dan hanya bisa berjalan ke dalam.Za

  • Mantan Istri Menjadi Simpanan   Bab 86

    "Aku tidak keberatan!"Pak Arya sudah tersenyum padaku sebelum aku selesai bicara.Aku tertegun selama beberapa detik, lalu segera menyerahkan sarapan yang kubawa ke hadapannya dan bertanya, "Kamu bisa pilih makanan yang kamu suka.""Hm ... aku ambil roti lapis dan roti kukus saja."Aku merasa terkejut, tidak disangka makanan kesukaan CEO sama denganku.Pak Arya memilih roti lapis dan roti kukus, kemudian pergi setelah berterima kasih padaku.Aku melihat sosoknya yang menghilang di pintu lift dan merasa seperti sedang bermimpi.Tidak disangka CEO dari Perusahaan Eka Media begitu mudah untuk didekati dan juga memakan sarapan yang kubawa?!Terdapat beberapa orang yang sedang merias wajah di cermin dan ada juga yang sedang berbicara saat aku memasuki kantor.Pekerjaan hari ini masih belum dimulai dan suasana pagi ini masih sedikit lebih santai.Aku mendatangi teman kerjaku yang membantuku mengganti tinta kemarin dan berkata, "Kalian sudah sarapan belum? Aku ada bawa beberapa sarapan hari

  • Mantan Istri Menjadi Simpanan   Bab 85

    Uh ....Aku melihat sarapan di atas meja.Ada roti lapis, omelet, panekuk, bubur dan juga roti kukus.Ini bukan membuat lebih, tapi terlalu banyak.Aku bertanya padanya, "Kamu sudah makan belum?"Zayn menjawab tanpa mengangkat kepalanya, "Sudah."Aku tersedak dan mengambil dua kantung makanan.Aku memasukkan roti lapis dan roti kukus ke dalam kantung makanan, tapi masih terdapat banyak sarapan yang tersisa di atas meja.Aku tidak bisa menahan diri untuk berkata, "Sebenarnya kamu tidak perlu buat sarapan sebanyak ini, tidak cuma mubazir dan juga merepotkan.""Kamu bisa pesan dari luar karena cuma kamu sendiri yang makan atau kamu bisa beli sarapan dalam perjalanan ke perusahaan atau kamu juga bisa suruh sekretarismu beli sarapan untukmu."Lihatlah, bukankah sangat mubazir dan juga menghabiskan banyak waktumu saat membuat sarapan sebanyak ini?"Zayn akhirnya mengangkat kepalanya untuk menatapku.Zayn dengan perlahan menyipitkan matanya dan kedua matanya sangat dingin serta tajam seperti

  • Mantan Istri Menjadi Simpanan   Bab 84

    Dokumen proyek ini dibuat dengan sangat rinci dan jelas, yang membuatku bisa langsung memahaminya dalam waktu yang singkat.Entah kapan aku tertidur sambil bersandar di kursi.Aku terkejut dengan sebuah tatapan panas yang sedang menatapku setelah aku terbangun.Aku membuka mataku dengan linglung dan melihat Zayn yang mengenakan piama sedang berdiri di sampingku sambil memegang dokumen proyek di tangannya.Aku terkejut dan segera berdiri untuk merebut kembali dokumen itu.Zayn juga memiliki perusahaan yang bergerak di bidang media yang merupakan saingan dari Perusahaan Eka Media, jadi sama sekali tidak boleh membiarkan Zayn melihat dokumen proyek dari perusahaan kami.Zayn mendengus saat melihatku begitu panik, "Tenang saja, aku cuma mengambilkannya untukmu dan tidak lihat isinya.""Oh ... terima kasih."Aku menggulung dokumen itu dan tidak berani menatap Zayn, tapi aku bisa merasakan aura dingin yang terpancar dari tubuhnya.Untung saja Zayn tidak mengatakan apa pun dan berbaring di at

DMCA.com Protection Status