Share

Bab 357

Penulis: Miana
Zayn tiba-tiba membuatku berbaring telentang dan menindih tubuhku.

Cahaya bulan masuk melalui celah gorden.

Aku samar-samar dapat melihat mata Zayn yang hitam kelam, seperti ingin menyedot jiwa orang ke dalamnya.

Zayn mencondongkan tubuh ke depan untuk berbisik di telingaku. Suaranya tidak lagi mendominasi, melainkan lembut.

Zayn tersenyum. "Oke, oke, kamu tidak mau. Aku yang mau."

Aku terdiam.

Kelembutan Zayn yang tiba-tiba membuatku tidak bisa marah.

Tanpa sadar, piamaku dilepas oleh Zayn.

Zayn mencium bibirku. Dia merayuku dengan suara serak, "Kamu juga harus aktif, oke? Aku suka keaktifanmu."

Entah mengapa, Zayn seperti berubah menjadi orang lain. Zayn sangat lembut, bahkan terasa tidak nyata.

Aku tanpa sadar meraba pipi Zayn.

Zayn tiba-tiba menggenggam tanganku, mengecup telapak tanganku dengan bibirnya yang hangat. Hatiku tersentak kaget.

Di dalam kegelapan, Zayn sepertinya berubah.

Zayn mencondongkan tubuh ke depan, lalu menahan tanganku di atas kepala dan menyilangkan tangan de
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Chintabelle Modderman
huuuhhh Alur nya Lambaaatttt... ... 10 Bab Lbih Itu utk Cerita dlm Seharii.. ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 358

    Zayn mulai jengkel terhadap nada dering itu.Di bawah pantulan cahaya dari layar ponsel, aku melihat Zayn mengernyit. Sepertinya ada keagresifan yang pekat di dalam matanya.Aku merapatkan bibir, lalu berkata dengan suara pelan, "Jangan marah. Mungkin dari Henry, ada urusan kerja. Kamu jawab dulu."Setelah jeda sebentar, aku menambahkan, "Habis itu, kalau tidak ada urusan penting, kita lanjut."Kalimat terakhirku jelas membuatnya senang.Keagresifan dalam tatapan mata Zayn memudar.Zayn berucap, "Lain kali, aku pasti matikan ponsel."Zayn memiringkan badan untuk meraih ponselnya yang disimpan di meja samping kasur.Seketika itu, aku sepertinya melihat nama Cindy.Jadi, itu adalah panggilan telepon dari Cindy?Zayn mengernyit ketika melihat identitas penelepon.Akan tetapi, Zayn tidak menjawab telepon, melainkan menolak. Zayn membuang ponselnya ke samping.Aku menatap Zayn dengan kaget.Zayn tidak menjawab panggilan telepon dari Cindy?Sedikit kebahagiaan melintas di hatiku.Tidak pedul

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 359

    Zayn sudah berpakaian dalam waktu singkat.Zayn menatapku dengan ekspresi kompleks. "Aku pergi lihat.""Ya," sahutku dengan nada datar.Zayn merapatkan bibir seraya menatapku, ragu untuk berbicara.Lama kemudian, Zayn berkata, "Cindy sakit."Setelah itu, Zayn berjalan keluar.Aku mencengkeram selimut dengan erat. Timbul lagi rasa benci di dalam hatiku yang sulit ditekan.Ketika Zayn sampai di depan pintu, aku berkata dengan sarkas, "Kamu tidak bisa melihat Cindy hanya berpura-pura dari dulu? Dia pasti sengaja menelepon malam ini, lalu sengaja tidak menjawab telepon.""Cindy sangat licik dan munafik. Dia selalu pura-pura seperti mau mati, tapi apakah dia mati?""Kalau dia benar-benar mati, aku mungkin akan mengaguminya. Wanita seperti itu menjijikkan ....""Audrey!"Zayn tiba-tiba meneriakiku.Zayn berbalik badan dan menatapku dengan ekspresi mata dingin. "Jangan memfitnah Cindy. Tidak semua orang punya tubuh yang sehat sepertimu. Cindy juga tidak ingin punya penyakit seperti itu.""Cih

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 360

    Terserah jika Zayn ingin memotong gajiku. Lebih baik lagi jika Zayn mengusirku.Nada dering ponselku berhenti setelah berbunyi dua kali.Aku bersandar di sofa sambil memijat kening. Aku memaksa diri untuk tidak memikirkan apa yang terjadi barusan.Tak lama kemudian, terdengar suara di luar. Pintu kamar dibuka.Tanpa perlu membuka mata, aku pun tahu itu adalah Zayn.Masing-masing dari kami mempunyai kartu akses untuk kamar ini.Aku tetap meringkuk di sofa.Ada suara langkah kaki yang berat.Sesaat kemudian, Zayn bertanya dengan suara dingin, "Kenapa kamu tidak menjawab telepon?""Ikuti Cindy." Aku menyeringai sinis. Aku tidak membuka mata, tidak ingin melihat Zayn.Detik berikutnya, kerah bajuku ditarik oleh Zayn.Lalu, aku diseret dari sofa.Aku terpaksa membuka mata. Tampaklah wajah Zayn yang sangat agresif."Cindy sakit. Kenapa kamu harus mengejeknya?""Oh ...." Aku menyeringai, lalu bertanya dengan sarkas, "Apakah dia sudah mati?""Audrey!"Zayn mencengkeram kerah bajuku. Zayn sanga

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 361

    Saat aku keluar dari hotel, di luar sedang turun salju.Di bawah pantulan cahaya lampu jalan, kepingan salju beterbangan, terkesan dingin dan menyedihkan.Angin di malam hari sangat menyakitkan, seperti pisau yang menyayat wajah.Inilah mengapa aku sangat membenci musim dingin, karena dingin tak tertahankan.Meskipun patung es di sini sangat indah dan menakjubkan, aku tidak akan datang untuk kedua kalinya.Aku keluar dengan terburu-buru sehingga tidak memakai syal. Aku hanya memakai piama dan mantel bulu, serta sandal kain biasa.Angin dingin terus masuk melalui kerah baju dan membekukan hatiku.Ketika memikirkan situasi di dalam kamar tadi, hatiku sakit sekali dan sangat sedih.Mataku perih, tetapi aku tidak meneteskan air mata.Aku menarik napas dalam-dalam dan merapatkan kerah mantel, lalu berjalan menuju parkiran.Larut malam, tidak banyak pejalan kaki maupun kendaraan di jalan raya.Sesampainya di parkiran, aku menekan kunci mobil. Tidak ada repsons dari mobil.Aku menekan lagi, t

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 362

    Saking dingin, wajah, tangan, dan kakiku sudah mati rasa.Entah sudah berapa lama aku berjalan. Aku akhirnya tiba di toko obat.Pemilik toko terkejut ketika melihatku. Dia bergegas memberiku segelas air hangat. "Di luar dingin. Kenapa kamu masih pakai sandal?"Aku memegang gelas kertas itu. Tanganku kembali berfungsi setelah dihangatkan.Aku menggosok wajahku yang mati rasa. Lalu, aku tersenyum seraya menjawab, "Aku buru-buru, lupa ganti."Setelah jeda sebentar, aku berujar, "Tolong ambilkan dua kotak obat pereda nyeri.""Ya, baik."Pemilik toko segera mengambilkan dua kotak obat pereda nyeri untukku dan mengantonginya ke dalam kantong plastik.Usai membayar, aku hendak pergi.Pemilik toko menghentikanku. "Di luar sedang turun salju. Bagaimana kalau tunggu saljunya berhenti? Ada mesin penghangat di sini.""Tidak perlu, terima kasih." Aku tersenyum dan berkata dengan tenang, "Ada orang yang sudah tidak sabar menunggu obat ini."Kemudian, aku berjalan keluar.Di belakang, pemilik toko be

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 363

    Aku berteriak dan berusaha keras untuk mendorongnya."Pak Roy, mohon jaga kelakuanmu!"Roy menjentikkan abu rokok, lalu tersenyum meledek padaku. "Pak Zayn tidak menyayangimu, biar aku yang menyayangimu. Oke?""Pak Roy!"Aku membentak untuk mengungkapkan kemarahanku.Roy tersenyum. "Omong-omong, bukannya Pak Zayn mau berusaha memproduksi anak denganmu malam ini?""Jadi, sekarang Pak Zayn sedang memproduksi anak dengan wanita lemah gemulai itu?""Ckck ...."Roy menggelengkan kepala dengan penuh rasa kasihan. "Lihat, kamu tidak hanya tidak marah karena perlakuan mereka, malah pergi membelikan obat untuk musuh cintamu di tengah cuaca salju. Nona Audrey, cintamu sangat murahan."Aku menyeringai. "Pak Roy salah paham, ini tidak ada hubungannya dengan murahan atau tidak. Aku adalah sekretaris Pak Zayn, tentu saja aku harus melaksanakan perintahnya.""Oh ... Sudah kuduga, Pak Zayn suka wanita lemah gemulai itu, 'kan?""Dia menyuruhmu pergi membeli obat untuk wanita lain di tengah malam, bahka

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 364

    Jalanan di malam hari sama sekali tidak macet. Setengah jam setelah mobil melaju tanpa halangan, mobil berhenti di depan sebuah vila mewah.Roy keluar dari mobil. Aku juga dibawa keluar oleh pengawalnya.Mereka menyeretku ke dalam vila.Aku menanyai Roy, "Ini rumahmu? Kenapa kamu membawaku ke rumahmu?"Roy tidak menjawab. Dia langsung melangkah ke dalam.Roy pergi ke meja bar untuk menuang dua gelas anggur merah.Lalu, Roy menyodorkan salah satu gelas padaku.Aku buru-buru menggelengkan kepala. "Maaf, aku tidak bisa minum."Roy tersenyum dingin dan menyodorkan gelas itu pada pengawal di samping.Aku kepikiran sesuatu yang membuatku panik. Aku bergegas berujar pada Roy, "Tidak, tidak. Aku benar-benar tidak bisa minum bir ...."Aku ingin berlari keluar, tetapi ditangkap oleh dua pengawal.Lalu, seorang pengawal berjalan ke arahku sambil memegang segelas anggur merah.Aku ketakutan sehingga mencoba untuk melawan, tetapi tidak ada gunanya.Roy duduk di sofa, menatapku dengan ekspresi meled

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 365

    Tangan Roy sangat bertenaga. Mudah sekali baginya untuk mengangkatku.Aku ketakutan hingga gemetar. Aku tidak berdaya untuk melawan pria kekar ini.Aku berusaha keras untuk menenangkan pikiran. Aku sekali lagi mencoba mempersuasi Roy untuk melepaskanku.Aku menelan ludah, lalu berkata, "Pak Roy, tenangkan dirimu. Apa serunya bermain dengan wanita yang sudah bercerai? Tidak cantik, juga tidak seksi. Tidak hanya tidak bisa membuatmu puas, malah bisa merusak kesenanganmu.""Cih ...." Roy tertawa. Jarinya yang ramping mengelus pinggir kerah bajuku, seolah-olah akan masuk ke dalam pada detik berikutnya.Hatiku berdebar dengan kencang dan gemetar hebat.Roy berujar, "Itu bukan berdasarkan keputusanmu. Seru atau tidak, kita akan tahu habis bersenang-senang.""Selain itu, Nona Audrey terlalu rendah hati. Aku justru merasa tubuh Nona Audrey seksi."Roy langsung merobek kerah bajuku.Seketika, aku diserang oleh rasa dingin karena kerah mantelku terbuka lebar.Aku berteriak dengan panik dan takut

Bab terbaru

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 392

    Dasar Henry sialan, kata-katanya tidak bisa dipegang!Zayn menyipitkan matanya setengah, menatapku dengan tatapan dingin serta penuh ejekan di wajahnya.Aku merasa kesal, memalingkan pandangan darinya, tetapi malah bertemu dengan wajah menjengkelkan Cindy lagi.Aku meletakkan majalah di wajahku sambil berpikir bahwa perjalanan ini akan sangat sulit.Untungnya, setelah pesawat lepas landas, laju penerbangan yang stabil membuatku cukup mengantuk.Tanpa sadar, aku tertidur di kursi.Tidurku sebenarnya cukup nyenyak, tetapi suara lembut Cindy terus terdengar, menusuk telingaku dan mengganggu tidurku."Kak Zayn, aku merasa tidak nyaman, seperti mabuk udara ....""Di sebelahmu ada teh, minumlah sedikit.""Kak Zayn, dingin sekali di sini. Kenapa di sini sedingin ini?""Ini ada selimut, aku akan menyelimutimu.""Kak Zayn, aku takut ketinggian. Aku jarang sekali naik pesawat. Aku ... aku takut sekali ....""Tidak apa-apa, aku ada di sini.""Kak Zayn ...."Astaga! Menyebalkan sekali!Tidur pun j

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 391

    Baru saja aku melangkah dua langkah, Henry menarikku kembali.Dia berkata, "Apa kamu bodoh? Tukar tempat duduk itu harus dilakukan di atas pesawat, hanya boleh dengan persetujuan kru. Sekarang kamu tetap harus ikut jalur khusus kabin kelas satu bersama yang lain."Begitu Henry selesai bicara, Cindy langsung berseru kaget, "Ah? Apa kalian mau tukar tempat duduk? Kenapa? Apa karena Nona Audrey tidak ingin melihat aku dan Kak Zayn?"Henry langsung menghela napas, berkata dengan nada kesal, "Kamu jangan asal menebak, oke? Aku yang mau duduk di kabin kelas satu, apa tidak boleh?"Cindy memasang wajah polos tanpa dosa. "Apa benar begitu? Bukannya kamu yang membeli tiketnya? Kalau kamu ingin duduk di kabin kelas satu, kenapa tidak langsung membeli untuk dirimu sendiri? Kenapa harus tukar tempat sekarang?"Henry memandang Cindy dengan kesal. "Bisakah kamu diam saja?""Kak Zayn ...." Cindy kembali berpura-pura manja sambil menatap Zayn. "Mungkin Nona Audrey tidak mau duduk bersamaku. Dia selalu

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 390

    Cindy memandang Zayn dengan ekspresi penuh rasa tertekan. "Kak Zayn, sebenarnya semua yang kamu berikan padaku, aku sangat suka dan aku menganggapnya berharga.""Tapi menurut Nona Audrey, semua itu tidak ada artinya.""Sejujurnya, ini karena latar belakang keluargaku yang miskin, tidak sebanding dengan statusnya sebagai seorang putri dari keluarga kaya ....""Putri dari keluarga kaya?" Zayn mendengus dengan nada sangat mengejek. "Apa dia sekarang masih bisa disebut sebagai putri keluarga kaya? Dia hanya seorang wanita yang rela menyenangkan pria tanpa batasan hanya untuk mendapatkan uang. Orang yang ...."Aku menatap mata Zayn yang penuh ejekan dengan mata yang merah.Apakah dia akan memanggilku rendahan lagi?Coba saja, jika dia berani, katakan saja!Namun, pada akhirnya pria itu tiba-tiba memalingkan wajahnya, berkata dengan nada dingin, "Aku tidak punya hal lain untuk dikatakan pada orang sepertimu."Setelah itu, Zayn langsung berjalan menuju pintu keberangkatan. Cindy memanggilnya,

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 389

    Aku mengerucutkan bibir, sudah bisa menebak apa yang terjadi.Aku berbalik perlahan. Benar saja, Zayn berdiri tepat di belakangku.Dia sepertinya baru saja tiba. Cindy masih berlari kecil di belakangnya untuk menyusul.Zayn menatapku dengan tatapan dingin, serta ejekan di matanya.Dia membuka mulut, tetapi kata-katanya ditujukan kepada Henry. "Kamu seharusnya hanya membeli tiga tiket saja. Ada orang yang mungkin memang tidak terlalu ingin pulang."Henry membuka mulut, sepertinya ingin mengatakan sesuatu, tetapi akhirnya tak mengatakannya.Pada saat itu, Cindy sudah berlari kecil dan tiba di depanku.Wajahnya dipenuhi senyuman yang tak bisa dia sembunyikan. Jelas sekali suasana hatinya sangat baik.Begitu dia sampai, dia langsung menggandeng tanganku, lalu berkata dengan antusias, "Nona Audrey, lihatlah! Ini hadiah dari Kak Zayn untukku."Sambil bicara, Cindy menyodorkan sebuah kotak mewah ke hadapanku.Aku melirik sekilas, hatiku tergerak.Kebetulan sekali, ternyata itu adalah Bintang

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 388

    Aku tidak berkata apa-apa.Henry juga tidak banyak bertanya, hanya mengajakku langsung turun.Kota Yuma benar-benar dingin. Aku pikir, setelah ini aku tidak akan pernah kembali ke kota ini lagi.Aku merapatkan jaketku lebih erat, mengikuti Henry menuju mobil.Setelah Henry selesai menata barang-barang di mobil, dia duduk di kursi pengemudi, bersiap menyalakan mesin.Aku tanpa sadar bertanya, "Mereka di mana?""Zayn dan Cindy langsung pergi ke bandara setelah makan.""Oh!" Aku mengangguk pelan, memandang ke luar jendela, tak lagi berbicara.Perjalanan ke bandara memakan waktu sekitar setengah jam.Saat kami sampai, Zayn dan Cindy belum tiba.Henry berkata, "Masih ada satu jam sebelum kita harus naik ke pesawat. Kamu bisa mencari tempat untuk istirahat dulu."Aku melirik sekeliling, berniat duduk di salah satu kursi tunggu.Tiba-tiba ...."Hahaha ...."Terdengar suara tawa rendah yang penuh semangat datang dari belakangku.Aku mengernyitkan kening dan menoleh, ternyata itu Roy.Dikelilin

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 387

    "Oh, ternyata kamu masih peduli juga padanya." Henry menyindir. "Aku pikir kamu sudah tidak punya hati."Kata-katanya terasa menusuk telinga.Aku menjawab dengan tenang, "Kalau ada yang ingin kamu katakan, katakan saja langsung. Tidak perlu berbicara dengan cara sinis seperti itu."Henry mendengus. "Mana mungkin aku berani bicara langsung denganmu. Sekarang kamu punya dukungan dari Roy, aku tidak ingin mencari masalah."Setiap kata yang keluar dari mulut Henry penuh dengan sarkasme. Aku malas meladeni, langsung menutup pintu dengan keras.Dari luar, dia berteriak dengan penuh amarah, "Orang-orang benar, kamu memang berdarah dingin, tidak tahu balas budi.""Apa kamu pikir Zayn tidak bisa hidup tanpamu? Aku beri tahu padamu, dua hari ini Zayn selalu bersama Cindy.""Jangan pikir kamu hebat karena berhasil menempel pada Roy. Kalau nanti kamu dicampakkan, jangan kembali menangis mencari Zayn!"Aku menundukkan kepala, memandang ujung kakiku.Jadi, selama dua hari ini, Zayn memang bersama Ci

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 386

    Tak disangka, Cindy tiba-tiba memanggilku, "Nona Audrey!"Nada suaranya bahkan mengandung teguran.Aku mendengus kesal sambil berbalik memandangnya. "Ada apa? Nona Cindy ingin mengatakan sesuatu?"Sambil menangis tersedu-sedu, Cindy sibuk mengoleskan salep pada luka Zayn. Wajahnya penuh rasa kasihan.Tanpa mengangkat kepala, dia berkata padaku dengan nada menyalahkan, "Kak Zayn sudah terluka separah ini, kenapa kamu tidak mengobati lukanya? Bagaimana bisa kamu masih tidur dengan nyenyak?"Aku tersenyum sinis. "Bukankah ada kamu? Kamu sangat peduli padanya, biar kamu saja yang mengobati lukanya.""Tapi aku baru tahu tentang ini pagi ini! Semalaman penuh, Kak Zayn sudah kehilangan begitu banyak darah. Bagaimana kalau terjadi sesuatu?"Nada suara Cindy dipenuhi kekhawatiran, membuatku merasa makin muak.Aku melirik luka-luka di tubuh Zayn sekilas.Lukanya sudah berhenti berdarah, sepertinya tidak terlalu parah.Aku mencibir, "Nona Cindy, kamu benar-benar berlebihan. Kamu pikir Pak Zayn, s

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 385

    Pria itu keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang masih basah oleh uap air, wajahnya tetap diliputi kemuraman.Hanya ada selembar handuk yang melilit di pinggangnya, memperlihatkan seluruh tubuh bagian atasnya.Aku bisa dengan jelas melihat luka-luka di tubuhnya.Lukanya memang tidak dalam, tetapi jumlahnya banyak, besar kecil tidak sama, dengan panjang yang bervariasi.Ada di dada, pinggang, serta lengannya.Beberapa luka bahkan masih mengeluarkan darah.Namun, pria itu tampaknya tidak merasakan apa pun, langsung berjalan menuju tempat tidur.Dengan kondisi seperti ini, dia masih berani berkata ingin memotong tangan Roy. Jika Roy tidak memotong tangannya duluan saja, dia bisa dianggap beruntung.Pria ini tahu dia tidak bisa menang, tetapi tetap memaksakan diri untuk melampiaskan amarahnya.Sulit memercayai bahwa pria yang begitu impulsif dan tanpa logika seperti ini adalah Zayn.Setelah naik ke tempat tidur, Zayn bersandar di kepala tempat tidur sambil memainkan ponsel, sama sekali m

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 384

    Beberapa hari ini banyak kejadian yang menguras tenaga. Aku jadi bertanya-tanya, apakah bayiku masih baik-baik saja.Begitu kembali ke Kota Jenara, aku harus diam-diam pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan kehamilan.Zayn pernah bilang, setelah kembali ke Kota Jenara, dia akan membawaku untuk menjalani pemeriksaan tubuh secara menyeluruh, untuk mengetahui kenapa aku belum juga hamil.Haih, aku berharap setelah kejadian ini, Zayn bisa mengurungkan niatnya untuk punya anak denganku. Dengan begitu, dia tidak perlu membawaku ke rumah sakit untuk pemeriksaan.Saat aku melamun.Tiba-tiba pintu mobil terbuka.Angin dingin langsung menerobos masuk.Aku bergidik kedinginan, rasa kantukku pun hilang seketika.Ketika aku menoleh, sesuatu yang hangat tiba-tiba dilemparkan ke pangkuanku.Aku menunduk, melihat ternyata itu adalah sebungkus makanan yang sudah dikemas.Zayn tidak mengatakan apa-apa, hanya melempar makanan itu padaku, lalu menutup pintu.Aku melihat pria itu bersandar pada p

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status