Share

Bab 145

Penulis: Miana
Yosef berkata lagi, "Audrey, sejujurnya, proyek ini kurang menarik, mereka semua mengira akan rugi, jadi hampir tidak ada yang mau berinvestasi."

"Tapi menurutku proyek ini punya potensi besar, jadi bisa dicoba dulu. Kalau berhasil, keuntungannya berlipat ganda. Perusahaan kita juga akan terkenal."

"Kamu juga tahu kalau perusahaan ini baru didirikan beberapa tahun yang lalu, aku juga baru saja pulang, jadi aku tidak punya banyak kekuatan. Sekarang aku mengandalkan proyek ini untuk sukses."

"Jadi, Audrey, aku berharap kamu bisa membantuku mendapatkan investasi ini."

"Tapi, aku tidak mampu."

Aku pikir Yosef menganggap aku hebat.

Aku seorang wanita lemah, miskin, tidak punya modal dan kekuatan. Apa yang bisa aku andalkan untuk membantunya mendapatkan investasi itu?

Selain itu, ada banyak orang hebat di perusahaan. Bukankah tingkat keberhasilannya akan lebih tinggi jika orang-orang hebat itu yang pergi membahas tentang investasi ini?

Dari kata-kata Yosef, aku tahu bahwa proyek ini menjadi
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 146

    Yosef dan aku duduk di belakang.Yosef menatapku sambil berkata, "Maaf, Audrey, kali ini aku perlu memanfaatkan hubunganmu dengan Henry untuk membantuku.""Tidak perlu minta maaf. Ayahku dan aku yang berhutang padamu."Setelah berhenti sejenak, aku menambahkan, "Tapi sebenarnya aku tidak begitu mengenal Henry, jadi aku tidak yakin bisa membantumu mendapatkan investasinya.""Tidak apa-apa, lakukan yang terbaik saja," kata Yosef sambil menepuk pundakku dengan lembut.Aku meliriknya lalu menoleh ke luar jendela dengan perasaan rumit serta gelisah.Henry tampak terlihat mudah didekati, tetapi sangat sulit diajak bicara.Henry selalu suka memanfaatkanku untuk membuat marah Zayn.Ah, aku ingin mencari kesempatan untuk berbicara dengan Henry nanti dan memohon padanya agar tidak memberi tahu Zayn tentang hal ini.Saat aku sedang memikirkannya, tiba-tiba aku melihat seseorang yang terpantul di jendela mobil.Sepertinya Arya sedang menatapku.Tanpa sadar aku melihatnya, kebetulan aku melihat tat

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 147

    Zayn yang mengenakan jas kulit sedang masuk dari luar.Zayn tampak berwibawa, alis serta tatapan matanya yang dingin menunjukkan sedikit tekanan dan rasa acuh tak acuh.Dia hanya menatapku sambil tersenyum sinis.Aku tertegun, dari ujung kepala sampai ujung kaki, aku merasa merinding.Apa yang terjadi?Kenapa Zayn muncul?Bukankah investor terbesar Henry? Kenapa Zayn yang datang?Aku langsung memandang Yosef.Yosef sedikit menurunkan alisnya, ekspresinya tidak terlihat dengan jelas.Jadi siapa yang bisa memberi tahu aku, awalnya kami sepakat untuk membahas investasi dengan Henry, tapi sekarang kenapa membahas kerja sama dengan Zayn?Saat ini aku ingin melarikan diri, tapi kakiku terjerat akar dan tidak dapat mengangkat satu langkah pun.Begitu Zayn tiba, dua bos lainnya juga berdiri lalu menyapanya dengan hormat.Baru setelah Zayn duduk, kedua bos itu berani duduk lagi.Hal ini menunjukkan dominasi Zayn di dunia bisnis.Zayn melirikku dan tertawa pada Yosef, "Dia ... adalah sekretaris

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 148

    Aku melihat ke arah Yosef dengan agak kesal.Begitu teringat betapa gigihnya Yosef membujukku untuk berinvestasi, hatiku merasa merinding.Apa Yosef benar-benar tidak tahu bahwa bos besar Grup Harka adalah Zayn?Atau Yosef benar-benar tidak menyangka Zayn yang datang?Aku takut saat melihat tatapan lembut Yosef.Yosef menunduk dan tersenyum. "Aku pikir kamu salah paham. Saat itu aku harus keluar negeri, jadi aku tidak punya pilihan selain menyerahkan perusahaan pada Arya. Seiring berjalannya waktu, Pak Arya menjadi CEO perusahaan.""Aku benar-benar tidak tahu mengenai hubunganmu dengan Pak Henry.""Kalau aku tahu kamu yang akan datang, aku tidak akan berusaha keras untuk mengatur pertemuan ini."Zayn tertawa dan berkata dengan sinis, "Jadi kenapa kamu memanggil wanita ini untuk membantu investasi ini?""Kalau aku ingat dengan benar, dia baru berada di perusahaanmu selama beberapa hari, bahkan tidak punya pengalaman atau kemampuan sama sekali.""Tapi kamu mengirimnya untuk proyek pentin

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 149

    Aku tersenyum padanya, "Pak Zayn, aku akan minum bir ini."Aku berkata sambil menuangkan minuman untuknya.Tanpa diduga, Zayn tiba-tiba mengulurkan tangannya untuk menutupi tepi gelas dan mencibir pada Yosef serta Arya, "Hanya menuangkan bir saja? Ini kemampuan yang kalian maksud? Haha, perusahaan kalian memang kekurangan orang berbakat!"Yosef hendak mengatakan sesuatu.Arya berkata sambil tersenyum, "Bukankah etiket dasar menuangkan bir lalu bersulang dengan klien? Sikap Pak Zayn terlalu keras terhadap Audrey."Zayn menyipitkan matanya sedikit. Setelah beberapa saat, Zayn tertawa sambil menjauhkan tangannya.Aku dengan hati-hati mengisi gelasnya dengan bir, lalu menuang segelas lagi untuk diriku sendiri dan berkata padanya, "Pak Zayn, mari bersulang."Zayn tidak berbicara, hanya tertawa lalu bersulang denganku dan minum dalam satu tegukan.Zayn termasuk sudah menghormatiku karena mau bersulang denganku.Selanjutnya, aku pergi untuk bersulang dengan Andra dan Raffi.Kedua bos itu meli

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 150

    Aku melepaskan diri dari tangan Yosef dengan paksa dan tersenyum padanya, "Tidak apa, aku akan berbicara dengan Pak Zayn dulu. Bagaimanapun, proyek kita punya potensi besar dan kemungkinan besar keuntungan investasi akan meningkat beberapa kali lipat. Pak Zayn sangat pandai dalam menghasilkan uang dan peka terhadap peluang bisnis, kurasa dia pasti akan tertarik dengan proyek ini dan dia akan tertarik dengan proyek kita."Zayn tersenyum dalam diam, raut wajahnya terlihat santai.Sudah jelas malam ini dia tidak datang demi proyek ini, melainkan untukku.Dengan kata lain, dia sudah tahu aku akan datang ke pertemuan ini atas nama Perusahaan Eka Media.Akan tetapi, bagaimana dia bisa tahu dan sejak kapan?Hari ini saat meneleponku, nadanya terdengar seperti tidak tahu kalau aku bekerja untuk Yosef.Termasuk aku, aku juga baru tahu kalau bos besar perusahaan kami adalah Yosef.Dalam benakku, aku teringat adegan ketika Yosef membujukku untuk mendapatkan investasi.Jadi, mungkinkah Yosef senga

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 151

    "Kalau masih memperhatikan perasaan dalam berbisnis, lupakan saja bisnis ini!"Ucapan ini jelas ditujukan padaku.Bukankah maksudnya adalah dia menyindirku yang mencoba mengandalkan hubungan lama kami untuk mendapatkan investasi darinya?Heh, untung saja aku tidak pernah ingin mengandalkan hubungan lama kami.Kalau tidak, dia pasti akan menyindirku mati-matian.Bukankah itu hanya delapan gelas bir? Tidak begitu sulit, hanya saja aku pasti akan merasa tidak enak badan selama beberapa hari setelah meminumnya.Aku menatap Zayn dan bertanya dengan suara rendah, "Benarkah yang kamu katakan itu? Kamu akan berinvestasi dalam proyek ini kalau aku minum delapan gelas bir ini?"Zayn mengembuskan lingkaran asap dan terkekeh sinis, "Aku tidak pernah menipu orang, tidak seperti seseorang."Aku diam-diam tertawa mencela diri sendiri.Bukankah akulah 'seseorang' yang dia maksud?Tidak masalah, bagaimanapun juga baginya aku adalah seorang pembohong besar."Benar, Pak Zayn adalah orang yang selalu mene

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 152

    Dalam penglihatanku yang kabur, kulihat Zayn mengembuskan lingkaran asap dan sepasang mata gelap sedingin es menatapku dengan tenang.Takut dia kesal menunggu, aku tidak berani berhenti sejenak dan buru-buru mengambil gelas bir kelima.Saat hendak minum, tiba-tiba pergelangan tanganku dicengkeram oleh sebuah tangan yang besar.Yosef menatapku dengan raut wajah rumit, "Audrey, jangan minum lagi. Aku tidak mau investasi ini lagi."Aku menggelengkan kepalaku dan melepaskan diri dari cengkeramannya, "Tidak, aku harus melakukan apa yang kujanjikan padamu. Masih ada sisa empat gelas dan aku tidak boleh berhenti di tengah jalan atau empat gelas pertama akan sia-sia."Saat ini Arya tiba-tiba berkata kepada Zayn, "Aku akan minum untuk menggantikannya."Zayn mengatupkan bibir dan tersenyum santai, "Kenapa? Kalian merasa kasihan padanya? Kalau begitu, untuk apa sengaja membawanya ke sini?""Karena sudah membawanya kemari, jangan memasang wajah tertekan begitu. Terlihat sangat munafik."Arya menge

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 153

    Aku benar-benar syok dan sebelum pulih, Zayn telah menarikku dan melangkah keluar."Mau apa kamu?" Aku berusaha melepaskan diri dari tangannya.Akan tetapi, tarikannya begitu kuat sampai membuat pergelangan tanganku sakit.Dia terlihat sangat marah dan berjalan dengan begitu cepat hingga aku nyaris terseret olehnya.Aku sudah merasa sangat tidak enak dan mual.Dia menarikku pergi seperti ini dan aku hanya merasa ingin muntah.Aku meraih lengannya dan berkata dengan susah payah, "Pelan-pelan, a ... aku mau muntah ...."Zayn mendengus, kemudian berbelok di tikungan dan mendorongku ke kamar mandi.Aku buru-buru bersandar di depan wastafel dan langsung muntah. Aku memuntahkan semua makanan yang kumakan hari ini.Perutku terasa sangat tidak enak, panas dan sakit.Aku bersandar di wastafel dalam kondisi kacau, merasa lebih buruk daripada mati.Di cermin terlihat pria itu sedang bersandar di dinding sambil merokok, sesekali pandangannya melayang ke arahku dengan dingin.Aku menenangkan diri s

Bab terbaru

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 537

    Malam ini, aku susah tidur.Saat bangun keesokan harinya, aku merasa tidak enak badan.Arya pertama-tama mengajakku ke tempat terdekat untuk sarapan lalu mengantarku kembali ke Kota Jenara.Saat mobil memasuki kawasan perkotaan Kota Jenara, Arya bertanya padaku, "Mau ke mana?"Aku menundukkan mataku sambil melihat ke arah ponselku.Aku mengirim pesan kepada Zayn di pagi hari, tapi Zayn tidak membalas. Zayn juga tidak menjawab teleponku.Tidak ada pesan atau tanda panggilan di telepon, senyap seakan-akan tidak ada internet.Aku memandang ke luar jendela dengan sedih, tidak tahu harus ke mana.Zayn jelas tidak ingin memperhatikanku. Jika aku menemuinya sekarang, mungkin Zayn tidak mau bertemu denganku.Arya melirikku sambil menghela napas. "Kamu tidak tahu harus pulang ke mana, jadi sebaiknya kamu temani aku menemui Yosef lebih dulu."Aku tercengang. "Kamu ... akan menemui Yosef?"Arya tidak mengatakan apa-apa, hanya memutar balik mobilnya dan melaju menuju penjara.Aku memandangi wajahn

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 536

    Namun ketika aku mengejarnya, Zayn sudah masuk ke dalam mobil.Aku bergegas menghampiri, tapi Zayn langsung menyalakan mobilnya dan mobil itu melaju dengan sangat cepat."Zayn!"Aku meneriakkan namanya keras-keras dari belakang mobil, sambil merasakan keluh kesah yang amat dalam di hatiku.Zayn tidak mendengarkan penjelasanku.Zayn sama sekali tidak mau mempercayai apa yang aku katakan.Entah seberapa keras aku meyakinkannya bahwa dialah satu-satunya orang yang kucintai, dia tetap saja tidak percaya.Tiba-tiba aku tidak tahu harus berbuat apa?Aku tidak yakin sejauh mana kurangnya kepercayaan padaku ini berlanjut.Aku melihat bagian belakang mobil menghilang di balik kegelapan malam, air mata langsung mengaburkan pandanganku.Bukankah Zayn bilang dirinya menyukaiku?Kenapa tidak percaya padaku?"Audrey?"Arya akhirnya kembali. Arya keluar dari mobil dengan tergesa-gesa dan dengan cemas membalikkan badanku. "Kenapa kamu keluar dengan pakaian yang tipis? Apa yang terjadi?""Zayn barusan

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 535

    Zayn akhirnya berbicara, suaranya tegang, tapi mengatakan kata-kata yang tidak dapat aku mengerti.Aku mengerutkan kening sambil menatapnya. "Ingat apa?""Masa lalumu dengan Arya saat kamu masih muda."Aku segera menggelengkan kepalaku. "Tidak, aku baru sadar setelah aku datang ke sini bahwa aku bertemu denganmu di kota ini, rumahmu juga sangat dekat dengan rumah nenekku."Zayn menatapku tanpa berkedip, matanya yang gelap membuatku merasa sedikit gelisah.Aku memeluk lengannya, suaraku pun menjadi lembut. "Zayn, ada apa denganmu? Apa kamu tidak suka aku keluar sendirian dengan Arya?"Kalau begitu aku tidak akan pergi keluar dengannya lagi, tolong jangan marah ya?""Bagaimana dengan lukamu? Bagaimana bisa kamu kabur begitu saja dari rumah sakit?"Sambil berkata demikian, aku membuka pakaiannya lalu memandangi lukanya dengan cemas.Untungnya lukanya tidak terbuka kali ini, kain kasa terbalut dengan rapat.Namun, Arya terluka parah, kenapa tidak tinggal di rumah sakit saja dan untuk datan

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 534

    Zayn tidak mungkin bisa tidur seharian tanpa mengecek ponselnya.Aku mendesah lalu mengiriminya pesan.[ Kamu sedang apa?]Lumayan lama tidak ada jawaban dari Zayn.Aku menatap ponsel, berencana menunggu beberapa menit lagi. Zayn tidak menjawab, tapi aku tertidur.Aku merasa pusing, kepalaku terasa akan meledak.Aku meringkuk dalam selimut, memejamkan mata dan tak lama kemudian tertidur.Mungkin karena aku berada di tempat baru yang asing jadi tidak merasa cukup aman, jadi aku tidur dengan sangat tidak nyaman.Selalu ada berbagai suara yang terngiang di telingaku.Suara-suara itu aneh serta begitu mendesak."Lari, Audrey, cepat lari ....""Bagaimana denganmu? Ayo lari bersama ke kota.""Hehe, kedua anak ini tampan sekali, mereka pasti akan laku keras, cepat tangkap mereka! Jangan biarkan mereka kabur."Entah aku sedang bermimpi atau apa, tapi rasanya seperti ada film yang diputar di kepalaku, dengan gambar-gambar yang tak terhitung jumlahnya melintas.Gambarnya buram serta berantakan.

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 533

    Aku tidak mengatakan apa pun.Arya cemberut, melangkah mundur dan mendorong pintu kamar Zayn.Di musim hujan, hari dengan cepat menjadi gelap, di luar pun sudah gelap.Saat pintu terbuka, ruangan menjadi gelap.Arya menyalakan lampu.Aku melihat ruangannya sederhana dan rapi.Meja di dekat jendela dipenuhi tumpukan buku, ada lampu meja kecil di atas meja, menciptakan suasana semangat belajar yang kuat.Zayn seharusnya sudah kembali ke Keluarga Hale sejak lama dan tidak kembali ke sini selama bertahun-tahun.Namun, ruangan itu masih sangat bersih, tidak ada debu sama sekali.Aku berjalan ke meja untuk membolak-baliknya.Pekerjaan rumah dan catatan Zayn sebelumnya langsung terlintas di mataku.Tulisan tangan Zayn indah sejak saat itu, terlihat tegak, bersih serta rapi.Aku menatap kursi di depan meja, tanpa sadar dalam pikiranku muncul gambaran seorang pemuda yang tengah membungkuk di atas meja sambil memeriksa pekerjaan rumahnya. Aku akhirnya tersenyum.Suara Arya tiba-tiba menyadarkank

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 532

    Aku mengambil bingkai foto itu, menatap orang di dalam foto itu dengan rasa tidak percaya.Dilihat dari foto ini saja, sepertinya aku sangat menyukai Arya dan tidak menyukai Zayn saat itu.Zayn tampaknya juga tidak menyukaiku."Ayo kita ke atas," kata Arya sambil membungkuk membersihkan koridor.Aku menyimpan semua potret itu dan mengikutinya ke atas.Meskipun aku tidak tinggal lama di rumah nenekku, rumah bobrok ini menyimpan banyak kenangan indah tentangku.Sebelum kembali ke sini, aku tidak punya perasaan apa pun.Begitu kembali ke sini, semua kenangan itu kembali membanjiri pikiranku. Kehangatan serta keindahan yang tak akan pernah bisa kembali akhirnya berubah menjadi kesedihan, membekas di rumah bobrok ini.Tanaman pot di balkon sudah lama mati. Aku masih ingat saat itu aku meminta Nenek membelikannya untukku.Aku membuka jendela balkon, debu pun beterbangan.Arya datang untuk membantuku mengipasi debu.Arya berdiri di sampingku, menatap ke kejauhan sambil bergumam, "Kota ini ban

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 531

    Pintu kayu itu sudah bengkok dan jatuh setelah didorong. Debu beterbangan di mana-mana hingga menghalangi pandangan.Arya berdiri di hadapanku, terlebih dahulu menyingkirkan rumput liar di halaman.Arya membawaku ke dalam, pemandangan yang familier itu membawa kembali banyak kenangan.Keindahan dalam pikiranku sangat kontras dengan pemandangan menyedihkan di hadapanku, hatiku pun mulai merasa sedih.Nenek sudah tiada, tidak akan pernah bisa mendapatkan kehangatan serta keindahan itu lagi.Ada pohon jeruk di halaman. Pohon itu sudah tumbuh sangat besar, ada jejak buah jeruk yang jatuh hingga busuk di tanah.Arya berdiri di samping pohon jeruk dan berkata dengan heran, "Pohon ini masih ada."Aku menatapnya dengan bingung. "Kenapa kamu bilang begitu?""Karena aku yang menanamnya." Arya tersenyum padaku lalu menambahkan, "Kamu dan aku yang menanamnya bersama."Aku terkejut dan bertanya, "Kita menanamnya?"Arya mengangguk, alisnya tampak mengenang seakan-akan sedang mengingat sesuatu.Seper

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 530

    Setelah melihat hal ini, Rani tidak memaksa lagi dan segera berkata padaku serta Arya, "Kalian semua sudah melihatnya, dia memang bersujud di kuburan ini. Saat kalian kembali nanti, kalian harus meminta Zayn untuk mencabut gugatannya.""Benarkah?"Tatapan dingin Arya tertuju pada Anto.Arya mengembuskan asap rokok dan tertawa, "Kenapa Pak Anto tampak sangat enggan? Apa begitu sulit minta maaf pada ayahku?"Ayahnya melotot dingin ke arah Arya. "Aku sudah bersujud, apa lagi yang kamu inginkan?""Ya, kamu memang sudah berlutut, tapi aku rasa ayahku tidak akan menerima permintaan maaf yang terpaksa ini.""Sepertinya aku harus bicara dengan Zayn agar jangan begitu mudah mencabut gugatannya ...."Setelah mendengar ini, Rani menjadi cemas dan dengan cepat menarik lengan Anto lalu berteriak, "Cepatlah berlutut, akui kesalahanmu! Aku sudah lama bilang padamu bahwa kamu harus tulus! Cepatlah!"Ah!" Ayahnya mendorong Rani dengan kesal dan melotot ke arah Arya.Arya tersenyum acuh tak acuh. "Kami

  • Suami Tak Bergunaku Menjadi Bosku   Bab 529

    Kedua sosok itu adalah Anto dan Rani.Ayahnya menatap makam di depannya dengan ekspresi kaku.Rani mendorongnya dengan keras, seolah mendesaknya untuk segera berlutut.Ayahnya memasang ekspresi muram, seolah sudah bertahan sekian lama, sebelum akhirnya berlutut perlahan.Rani segera mengeluarkan ponsel untuk mengambil foto, seolah-olah ingin menyimpannya sebagai bukti untuk ditunjukkan pada Zayn.Arya melihat pemandangan di depannya dan tiba-tiba tertawa, nada bicaranya penuh dengan ejekan."Lihat, pria tua ini sangat mencintai putra bungsunya.""Orang egois seperti dia bahkan rela berlutut di makam ayahku demi putra bungsunya.""Haha, sejujurnya, aku merasa sedikit simpatik terhadap Zayn. Keberadaannya sungguh menyedihkan."Aku merasa sangat tidak nyaman saat mendengar ini.Aku segera berkata, "Keberadaannya sama sekali tidak menyedihkan. Aku mencintainya, itu sudah cukup."Tangan Arya yang memegang kemudi tiba-tiba mengencang.Tiba-tiba Arya menatapku dengan serius, matanya dipenuhi

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status