"Kak Zayn, dialah yang buat Bibi marah kemarin.""Kondisi Bibi baik-baik saja sebelum dia datang, dialah yang buat Bibi marah sampai menangis, lalu penyakit Bibi kambuh lagi."Aku menatap Cindy dengan dingin, "Kamu sendiri yang tahu apakah aku atau kamu yang buat Ibu marah.""Apakah aku perlu membantumu mengingat perbuatanmu kemarin?""Tidak usah bicara omong kosong, aku selalu menuruti ucapan Bibi dan Bibi juga menyukaiku.""Sebaliknya Bibi akan kesal setiap kali melihatmu, tapi kamu malah menjenguknya setiap hari yang membuatnya semakin kesal.""Siapa lagi kalau bukan kamu yang buat Bibi marah?!""Sudah cukup!"Zayn menyela ucapan Cindy dengan datar.Zayn berkata dengan tenang, "Ibuku perlu beristirahat dengan tenang, aku harap kamu tidak buat keributan di sini!""Aku buat keributan? Kak Zayn, aku sedang memberitahumu kalau wanita ini adalah orang yang jahat. Selama dia berada di sini, kondisi Bibi tidak akan pernah membaik."Zayn mengabaikan Cindy, lalu menarikku untuk berjalan kelu
Ibuku melahirkanku dan membesarkanku, tapi aku tidak bisa menyelamatkannya.Agatha masih belum sadar saat aku dan Zayn kembali ke kamar pasien, sedangkan Cindy sedang menelepon di dalam kamar mandi.Aku tidak tahu Cindy sedang berbicara dengan siapa, tapi dia sengaja merendahkan suaranya.Aku samar-samar mendengarnya berkata, "Ah, itu adalah kabar yang buruk. Aku juga tidak tahu bagaimana harus menghiburmu, kamu harus jaga dirimu baik-baik.""Tidak usah khawatir. Ilmu kedokteran sangat maju sekarang, penyakitmu pasti bisa disembuhkan.""Hm, sampai jumpa lagi. Kamu istirahatlah lebih awal, aku akan menjengukmu kalau punya waktu luang."Cindy tidak bisa menyembunyikan senyuman bangga di wajahnya saat berjalan keluar dari kamar mandi.Hal ini membuatku curiga jika orang yang baru saja bertelepon dengan Cindy adalah musuhnya atau orang yang tidak dia anggap sebagai teman.Pihak lain sepertinya menderita sebuah penyakit jika didengar dari percakapan mereka sebelumnya.Hanya saja, Cindy terl
Saat melihat Zayn sudah sepenuhnya percaya jika Cindy sudah berubah, tidak baik bagiku untuk mengatakan apa pun lagi.Tidak peduli bagaimanapun juga, aku tetap harus mewaspadainya.Zayn berjaga di dalam kamar pasien sampai tengah malam. Tapi dia takut aku merasa lelah, jadi Zayn memanggil perawat untuk menjaga Agatha. Kemudian dia membawaku kembali ke vila.Zayn sudah bekerja tanpa henti selama beberapa hari ini, ditambah dengan penyakit Agatha. Hal ini membuat Zayn merasa lelah secara fisik dan mental.Aku berbaring di tempat tidur bersama Zayn. Zayn memelukku dan tertidur tidak lama kemudian.Zayn tidur dengan nyenyak, bahkan napasnya terdengar sangat berat.Aku membalikkan tubuhku di dalam pelukan Zayn, kemudian menyentuh alisnya dengan jariku.Meskipun Zayn sedang tidur, alisnya tetap berkerut dengan erat.Aku membelainya beberapa kali untuk menghilangkan kerutan di alisnya.Aku menghela napas, kemudian mencium sudut bibirnya dengan lembut.Semoga ibu kami bisa baik-baik saja.Kees
"Tapi tolong ingat baik-baik, mulai hari ini kamu sudah bukan merupakan ayah kami lagi. Jangan cari kami dan Ibu di masa depan."Ayahku mencibir, "Aku sudah cukup dengan adanya Dea. Cepat pergi dari sini dan jangan menggangguku lagi.""Selain itu, bujuklah ibu kalian untuk segera bercerai denganku. tidak ada untungnya kalau terus menunda-nunda.""Baiklah, kasih alamatmu padaku. Aku akan mengirim surat perjanjian padamu."Aku menarik Irvin untuk meninggalkan tempat ini setelah selesai bicara.Kakakku sangat marah.Terdapat bekas tamparan, memar dan jejak darah di sudut mulutnya. Terlihat jelas jika kakakku tidak hanya ditampar, tapi juga dipukul.Irvin berkata dengan marah, "Kenapa kamu membawaku pergi? Aku harus pukul orang yang tidak punya hati nurani dan wanita jalang itu!""Apa gunanya kamu memukul mereka?"Aku menatapnya dengan datar, "Keluarga kita tidak akan kembali seperti sebelumnya lagi meskipun kamu pukul mereka sampai mati.""Penyakit Ibu juga tidak akan membaik.""Selain it
Ibu Zayn telah sadar.Namun keadaannya masih sangat buruk. Dokter mengatakan akan lebih baik jika bisa menemukan ginjal yang cocok dalam waktu satu bulan.Namun, hal ini sangat sulit.Sedangkan bagi ibuku, tenggat waktu enam bulan pun terasa sulit.Apalagi sebulan.Setelah berpisah dari kakakku, aku pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Agatha.Saat itu, Zayn dan Cindy juga tidak ada di sana, hanya perawat yang ada di sana.Raut wajah ibunya tampak pucat, tampak tidak sehat.Dia melihatku datang dan matanya tanpa sadar melirik ke perutku.Aku tahu bahwa dia sudah seperti ibuku, sedang menantikan kelahiran bayi di perutku.Entah seberapa bencinya padaku, bagaimanapun juga, kedua anak ini adalah cucu-cucunya."Zayn baru saja pergi," kata ibunya padaku.Aku mengangguk. "Zayn meneleponku, katanya ada urusan di perusahaan."Ibunya duduk di kursi roda, tidak punya tenaga sama sekali. Penyakitnya benar-benar bagaikan gunung yang sedang menimpanya.Ibunya berkata padaku, "Zayn baru saja bilang
Aku mengangguk.Ada beberapa pasien yang sedang berjemur di bawah sinar matahari di halaman bawah.Arya duduk sambil menepuk kursi di sebelahku.Aku duduk dan bertanya padanya, "Apa kamu ke sini untuk menemui Ibu Zayn juga?""Aku membenci ibunya sejak aku masih kecil, ayahku sering memukuli aku karena hal itu."Aku mengerutkan bibirku, tidak tahu harus berkata apa.Lagi pula, memang sangat sedikit anak yang menyukai ibu tirinya."Tapi dia sangat baik padaku dan adikku, bahkan lebih baik dari ibu kami sendiri.""Tapi apa gunanya? Lagi pula, dia bukan ibu kandung kami.""Sekarang kondisinya makin memburuk, mungkin tidak akan bertahan lama. Apa kamu merasa senang?" tanyaku sambil menatap Arya.Alisnya yang tampan sedikit berkerut saat menatap ke kejauhan.Setelah sekian lama, Arya berkata, "Dia punya salah satu ginjal ayahku di dalam tubuhnya, jadi tentu saja aku masih berharap dia bisa hidup.""Oh."Lihatlah, ketulusan masih bisa dibalas dengan ketulusan.Itu karena Agatha sudah memperla
Aku melihat Zayn berdiri tidak jauh di belakangku.Karena takut Zayn salah paham, aku pun bergegas menghampirinya dan berkata, "Arya baru saja datang menjenguk Ibu dan berpamitan padaku."Zayn tersenyum padaku.Dia merapikan rambut yang menutupi wajahku ke belakang telingaku dan tersenyum padaku, "Jangan gugup begitu, aku tidak marah."Aku menghela napas lega sambil meremas tangannya."Sekarang Ibu seharusnya sudah tidur. Aku baru saja keluar dari sana.""Ya."Zayn memegang tanganku sambil menuntunku ke halaman.Dia mengerutkan bibirnya dan tidak mengatakan apa-apa, wajahnya tampak seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Aku tahu Zayn pasti khawatir pada ibunya.Saat ini, aku tidak bisa berkata apa-apa untuk menghiburnya.Semuanya masih harus menunggu pemberitahuan dari rumah sakit tentang ditemukannya ginjal yang cocok.Aku teringat foto-foto yang baru saja aku ambil, jadi aku mengeluarkannya dan menunjukkannya kepadanya."Ini adalah wanita simpanan ayahku. Bisakah kamu membantuku meme
"Aku akan bicara denganmu nanti.""Tapi ...."Sebelum aku sempat menyelesaikan kalimatku, Zayn membekap bibirku.Hasrat seksualnya begitu kuat hingga membanting dokumen dan tempat pena di meja ke lantai.Bahkan camilan yang aku kemas pun tersapu olehnya.Aku melotot marah kepadanya. "Nanti kamu akan mati kelaparan!""Aku tidak akan lapar saat kamu di sini."Dia tertawa jahat sambil menggendongku ke meja.Kali ini, dia tidak bertahan lama, selesai dalam waktu sekitar satu jam.Aku mengusap punggungku yang sakit sambil melotot ke arahnya.Zayn menggendongku ke kamar mandi dengan ekspresi aneh di wajahnya.Setelah merasa lega, Zayn tampak merasa jauh lebih rileks, rasa muram di sekujur tubuhnya pun berkurang.Zayn memelukku untuk mandi.Aku menundukkan mataku untuk melihat perutku yang membuncit dan bertanya padanya, "Zayn, apa kamu benar-benar tidak percaya bahwa aku sedang mengandung bayimu?"Hari itu aku tiba-tiba mengetahui bahwa ibuku sakit parah, kondisi ibunya juga memburuk, jadi a
Setelah panggilan telepon berakhir, Zayn meminta maaf padaku dan berkata, "Akhir-akhir ini aku sedikit sibuk. Aku akan menghabiskan lebih banyak waktu denganmu setelah aku menyelesaikan masa sibuk ini.""Tidak masalah. Bisnis lebih penting."Aku memberinya semangkuk sup hangat. "Akhirnya aku tahu kenapa perutmu tidak enak. Soalnya, waktu kamu sibuk, kamu tidak makan dengan baik."Zayn tersenyum tidak berdaya padaku dan meminum sup yang aku sajikan padanya.Saat melihat Zayn tidak menelepon lagi, aku berkata padanya, "Malam ini datanglah ke rumah ibuku untuk makan bersama."Zayn tertegun sejenak, lalu tersenyum dan berkata, "Bukankah kakakku tidak menyukaiku?""Mana mungkin? Dia tahu kamu banyak membantu kami setelah keluargaku bangkrut.""Dia hanya bilang kalau tidak menyukaimu, paling-paling dia hanya menyalahkanmu karena mempermainkan dua wanita di saat yang sama, melindungi cinta pertamamu sambil bersama aku ....""Aku tidak begitu!"Zayn buru-buru menyangkal, "Kamu juga tahu, hanya
Aku terkejut dan menatapnya dengan air mata di mataku. "Kabar baik apa?"Aku merasa semua yang terjadi akhir-akhir ini buruk, tidak ada satu pun berita yang bisa dianggap baik.Zayn dengan lembut menyeka air mata di wajahku dan berbisik, "Sore ini, dokter menelepon untuk bilang sudah menemukan sumber ginjal yang cocok dengan ibuku.""Benarkah?"Aku menatapnya dengan heran.Ini sungguh kabar baik, kabar yang sangat baik.Zayn mengangguk. "Aku sudah pergi ke sana untuk memastikan bahwa sumber ginjal itu cocok dengan ibuku dengan tingkat kecocokan lebih dari 90 persen, bahkan lebih tinggi daripada kecocokan Paman Thomas saat itu.""Kapan operasinya akan dijadwalkan?" tanyaku dengan cemas.Lagi pula, dokter bilang ibunya hanya punya waktu hidup satu bulan.Zayn berkata, "Dokter akan mengatur operasi dalam waktu sekitar seminggu, perlu disuntik untuk mengurangi peradangan dalam beberapa hari ke depan untuk memastikan bahwa ibuku dalam kondisi fisik yang baik untuk operasi."Aku mengangguk.
Di tahun ini, sering sekali hujan di Kota Jenara.Angin dingin bersiul di luar jendela, air hujan menetes begitu deras, membuat ruangan semakin hangat, nyaman serta damai.Tiba-tiba aku teringat masa kecilku, bermain air hujan di halaman bersama kakak dan ibuku.Saat itu, Ayah sedang duduk membaca koran dan memperhatikan kami bermain sambil tersenyum.Masa kecil begitu indah serta tanpa beban.Namun, sekarang ....Saat memikirkan penyakit ibuku, aku merasa seperti ada batu besar yang menekan hatiku hingga membuat aku tidak bisa bernapas."Apa yang sedang kamu lihat?"Tiba-tiba, ada sepasang lengan kekar melingkari pinggangku.Lalu, dada hangat menyentuh punggungku.Dari bayangan yang tercetak di jendela, aku melihat wajah Zayn yang lembut serta tampan.Zayn menundukkan kepalanya dan mencium leherku sambil berkata, "Mienya sudah siap, ayo makan."Aku mengangguk, berbalik untuk berjalan menuju meja.Zayn tiba-tiba mengerutkan kening dengan serius.Zayn meraihku tanganku dan menatap matak
Karena aku baru saja mengatakan, setelah makan malam, aku ingin pulang untuk menemani ibuku.Namun, sekarang Zayn memelukku dan tidak membiarkanku pergi.Napas yang menyembur ke telingaku terasa berbeda.Aku mengecilkan leherku, merasakan napasnya menggelitikku.Zayn tiba-tiba membalikkan tubuhku dan dengan lembut memegang bibirku.Pemanas ruangan menyala. Ketika masuk, aku melepas jaketku dan hanya mengenakan kemeja tipis.Tangannya meraih ujung bajuku hingga membuat tubuhku seakan-akan terbakar.Aku tidak bisa diam saja, jadi aku bersandar di dadanya sambil memanggilnya, "Zayn, jangan ...."Zayn menghentikan gerakannya, menatapku dengan matanya yang gelap tanpa berkedip, matanya penuh dengan depresi, otot-ototnya menegang, seolah-olah sedang menahan perasaan yang sangat tidak nyaman.Aku menarik napas, memegang lengannya dan berusaha berdiri tegap, tapi kakiku masih terasa lemas.Kemampuan berciumannya semakin lama semakin membaik. Hanya dengan menciumku beberapa saat, seluruh tubuhk
Setelah terdiam sejenak, Zayn menambahkan, "Aku pikir kamu tidak mau bertemu denganku lagi.""Mana mungkin?" kataku padanya.Zayn menatapku sambil berkata, "Kamu marah padaku, ya?"Aku menggelengkan kepala dan tidak berkata apa pun.Zayn menjelaskan padaku, "Terkait kejadian hari ini, aku tidak memihak pada Cindy.""Aku hanya khawatir kamu salah paham terhadapnya. Lagi pula, dia sebenarnya tidak harus memperlakukan keluargamu seperti itu, dia ....""Sudahlah, jangan sebut-sebut dia lagi."Sekarang aku benar-benar tidak ingin membahas tentang Cindy sama sekali.Ibuku benar, Zayn sudah ditipu oleh Cindy.Aku hanya bisa meyakinkannya dengan menemukan bukti yang kuat tentang penipuan serta sifat palsu wanita itu.Selain itu, tidak ada gunanya aku mengatakan apa pun.Zayn menatapku dalam-dalam.Mungkin mengira aku marah, jadi Zayn menekankan tanganku erat-erat ke dadanya.Aku melihat ke belakang, hujan pun mulai turun lagi.Aku berkata padanya, "Sudah malam, ayo makan."Zayn berdiri diam.A
Kakakku melirik ponselku sambil berkata, "Jangan angkat! Zayn pasti baru saja membujuk cinta pertamanya, sekarang mencoba membujukmu lagi. Zayn ingin bersama dua wanita sekaligus.""Tidak, bukan cinta pertamanya, tapi sebenarnya wanita itu hanyalah adiknya," kataku dengan suara yang tenang.Kakakku mencibir, "Jangan khawatir, seorang adik yang tidak punya hubungan darah sama sekali bukanlah seorang adik. Kakak juga seorang pria, Zayn hanya ingin menikmati kebahagiaan punya dua istri. Kakak tahu Zayn tidak tega melepaskan kalian berdua."Aku menundukkan kepala dan tidak berkata apa pun. Ibuku menarik lengan kakakku sambil berkata, "Sudahlah, jangan bicara omong kosong. Zayn berbeda dengan kalian para pria lain."Raut wajah kakakku menjadi suram. "Apa maksud Ibu? Aku jauh lebih setia daripada Zayn. Lagi pula, Bu, aku anak kandungmu. Kenapa Ibu selalu membela Zayn?"Ibu menatapku lalu berkata, "Pikirkanlah dalam hati kalian, bagaimana Zayn memperlakukan kita?"Kakakku tidak mengatakan apa
Ini tidak ada hubungannya dengan kebaikan atau kepercayaan.Hanya bisa dikatakan bahwa Cindy sudah menyamarkan dirinya dengan sangat baik di depan mereka sejak masih kecil, kesan mereka terhadap Cindy sebagai sosok yang lemah serta baik hati sudah lama berakar dalam hingga tidak bisa diubah.Aku pulang ke rumah dalam keadaan kelelahan. Kakakku sedang memasak di dapur dan ibuku sedang duduk di sofa sambil melihat-lihat foto-foto lama.Begitu melihatku pulang, ibuku segera memanggilku untuk melihat foto-foto itu bersama.Seluruh album ini dipenuhi foto-foto keluarga kami yang beranggotakan empat orang, yang sebagian besar merupakan foto individu atau fotoku bersama kakakku.Ada yang dari masa kanak-kanak, remaja hingga dewasa.Ibuku menunjuk ke fotoku saat aku masih kecil sambil tersenyum padaku. "Lihatlah fotomu yang sedang menangis. Apa kamu ingat?"Aku tersenyum sambil menggelengkan kepala.Kakakku tertawa, "Seingatku, foto ini menunjukkan dia sedang tersesat, lalu mulai menangis kera
Saat berbalik, aku melihat Zayn berlari menuju bagian rawat inap dengan cemas.Aku pikir sesuatu terjadi pada ibunya.Aku mempercepat langkahku, ingin mengejar untuk melihat apa yang terjadi, tapi Cindy tiba-tiba menghalangi jalanku.Begitu Zayn pergi, Cindy tidak bisa lagi berpura-pura lemah serta menyedihkan.Cindy menatapku dengan sinis, senyumnya pun terasa dirinya sedang menang."Nona Audrey, kamu terlalu lemah untuk melawanku.""Jadi, apa yang disebut sudah memikirkan segalanya dan menyerah mengejar Zayn lagi itu semua palsu?""Haha, menyerah?"Raut wajah Cindy terlihat begitu gigih. "Apa kamu tahu sudah berapa tahun aku menyukainya? Aku tidak mungkin semudah itu menyerah!""Ini semua karenamu, kalau tidak aku sudah bersamanya sejak lama.""Kamu seorang wanita kaya, jadi kenapa tidak bermain-main di sini saja? Kenapa harus pergi ke desa miskin ini untuk membuat masalah denganku serta kakakku?""Awalnya, akulah satu-satunya di hati dan mata mereka, tapi karena kemunculanmu, mereka
"Nona Audrey, aku sudah bilang dengan jujur. Aku benar-benar tidak kenal wanita ini."Wanita simpanan itu berkata dengan sedih, "Tadi di klub, kamu menyuruh pengawal-pengawal ini menyiksaku. Aku tidak punya pilihan selain mengakui apa yang kamu katakan, bahwa aku memang disewa untuk merayu ayahmu.""Mengenai foto wanita yang baru saja kamu tunjukkan padaku, aku takut kamu akan meminta pengawal-pengawal itu untuk menyiksa aku dengan cara yang lebih kejam, jadi aku mengakui bahwa wanita inilah yang mempekerjakan aku.""Tapi sebenarnya aku tidak mengenal wanita itu sama sekali. Sudah aku katakan berkali-kali bahwa ayahmu dan aku saling mencintai. "Aku memejamkan mata, merasa tidak perlu bertanya lebih jauh.Wanita ini berbalik berkhianat.Atau mungkin ini sebenarnya bagian dari rencana Cindy.Cindy sudah lama menduga bahwa aku akan meminta Zayn untuk menyelidiki wanita ini, jadi saat mempekerjakan wanita ini, sudah melatih adegan ini bersamanya.Oh, ternyata aku terlalu naif.Cindy meras