Rizal langsung mencibir seraya berkata, “Kebetulan kamu datang. Aku mau pergi ketemu sama dia.”Lydia bergegas menarik lengan pakaiannya lalu berkata dengan raut wajah khawatir, “Pa, hari ini kan hari besar perusahaan kita. Papa jangan buat keributan dong di luar sana. Papa mau jadi bahan tertawaan mereka. Papa nggak perlu buat keributan lagi.”“Tenang saja, Papa tahu kok apa yang Papa lakukan,” balas Rizal sambil merapikan pakaiannya lalu berjalan keluar. Di saat yang bersamaan, Gabrielle dan Bella datang beriringan.“Halo, Om,” sapa kedua perempuan itu. Rizal menatap kedua gadis itu dengan penuh kasih sayang lalu berkata, “Gabrielle, Bella kamu kan teman baiknya anak Om. Jadi, Om sudah siapkan perhiasan untuk kalian yang pasti akan kalian sukai. Kalian bisa mengambilnya sebelum kalian pergi, ya.”Kedua gadis itu langsung saling bertatapan lalu membungkuk seraya berkata, “Makasih, Om!”Kemudian Rizal pergi sambil tersenyum puas, sedangkan kedua gadis itu bergegas menghampiri Lydia.
Erika dan Monika seketika terkejut dengan kemunculan Lydia yang sangat tiba-tiba. “Kok ... kamu bisa di sini?” tanya Monika bingung. Bukankah Lydia sudah diusir dari Agustine Group?Erika juga tidak kalah terkejutnya, tapi dia tetap berusaha menyembunyikannya dengan tersenyum tenang. “Ya ampun, kamu pasti mau berusaha sampai titik darah penghabisan, ya. Lydia, aku bilangin kamu sekali lagi kalau nggak ada keluarga kaya mana pun yang mau nerima sampah kayak kamu. Terlebih lagi, sampah bekasan kayak kamu,” ujar Erika sambil mencibir. Kemudian Monika juga ikut berkata dengan penuh percaya diri, “Benar, tuh! Kamu di sini pasti mau nyari masalah, kan? Sayangnya, keluarga Agustine nggak mau bantuin kamu lagi. Lydia, sekarang kamu nggak punya backingan lagi ....”Lydia hanya menunduk sambil terus tersenyum. Kemudian dia melirik kedua perempuan itu dengan tatapan malas dan pergi menuju pintu keluar toilet tanpa melontarkan sepatah kata pun. Monika yang berdiri di dekat pintu langsung meng
Rizal langsung mengangkat alisnya sambil menatap Sugiono. Kemudian dia menggeleng seraya berkata, “Saya tidak berani melakukan hal setinggi itu. Saya rasa putri saya tidak sepadan dengan keluarga Bapak.”Sugiono langsung terdiam. Kemudian dia berusaha mengubah topik pembicaraan dengan berkata, “Ada yang bilang, Agustine Group berhasil dikacaukan dengan masa lalu kelam perempuan itu. Bahkan pasar saham juga sampai bergejolak ....”Di sisi lain, Olivia berjalan sambil terus menarik tangan Monika lalu dia pun berbisik, “Kamu benar-benar lihat dia dengan jelas, kan? Gimana mungkin perempuan itu bisa ada di sini?”“Mana mungkin aku salah. Mama juga ada di sana, kok,” jawab Monika. Tatapan mata Olivia terhenti ketika dia mengikuti langkah kaki Monika menuju lantai dua. Kemudian dia menatap ke arah lantai bawah. Ada begitu banyak orang yang mengenakan berbagai macam gaun pesta. Jadi, rasanya mustahil bisa menemukan perempuan itu dalam waktu cepat di tengah kerumunan ini. “Gimana nyarinya ..
Dylan sendiri tidak mengerti, kenapa dirinya merasa sangat kesal dan marah dengan keadaan ini. Bagaimana mungkin seorang Lydia masih berani muncul di acara ini? Apa mungkin dia masih berharap dengan Nixon? Apa dia tidak tahu kalau orang-orang sudah menganggapnya sampah? Atau mungkin dia hanya takut saja untuk menghindar?Dylan terus menatap Lydia yang sedang memegang buket bunga yang sangat cantik di tangannya. Tatapan Dylan terlihat sangat dalam lalu dia pun berkata dengan nada suara kesal, “Aku nggak peduli apa yang mau kamu lakukan. Bagiku, yang terpenting kamu nggak melakukan hal itu hari ini. Aku nggak akan bisa lagi melindungimu kalau sampai kamu melakukan hal luar biasa itu hari ini.”Dylan takut bukan cuma keluarga Tansen saja yang akan memusuhi Lydia, tapi juga keluarga Agustine akan ikut memusuhinya kalau sampai Lydia melakukan hal buruk lagi hari ini. Lydia langsung tertawa dengan tatapan mata yang sangat dingin seraya berkata, “Melindungiku? Pak Dylan, kapan kamu pernah me
Cahaya lampu yang terang benderang menghiasi panggung yang terlihat sangat mewah malam ini. Seketika musik yang bergema di seluruh ruangan berhenti ketika Rizal melangkah naik ke atas panggung. Semua tamu undangan yang hadir berkumpul sambil menatap ke arah panggung. Mereka semua tahu kalau acara puncak malam ini sudah tiba. Nixon berdiri di atas panggung di samping ayahnya dengan penuh hormat sambil terus memperhatikan ayahnya berbicara. Walaupun saat ini dirinyalah yang memimpin Agustine Group dan menjadi seorang pebisnis yang terkenal di dalam dan luar negeri layaknya Dylan. Namun, dia tidak berusaha menarik perhatian orang-orang dari ayahnya. “Saya berterima kasih kepada kalian semua yang sudah hadir dalam acara perayaan hari jadi Agustine Group kami. Terima kasih atas bantuan kalian semua selama beberapa tahun terakhir. Kami bisa berada di posisi kami saat ini pastinya karena dukungan dan bantuan kalian semua. Sekarang, mari kita bersulang!” seru Rizal sambil mengangkat gelas y
Suasana di dalam ruang acara kembali sunyi setelah mereka semua mendengar perkataan Rizal. Mereka merasa seperti baru saja disambar petir dan gempa yang sangat dahsyat.Di sisi lain, tepatnya di layar besar yang berada di berbagai gedung di penjuru kota terlihat menayangkan wajah Lydia yang menjadi berita besar di seluruh kota hari ini. Semua orang yang ada di seluruh kota pastinya akan mengetahui tentang berita menggemparkan ini jika mereka melihat ke layar elektronik besar yang ada di seluruh penjuru kota. Keluarga Agustine ingin memberitahu kepada semua orang betapa berartinya seorang Lydia yang tidak akan bisa ditukar dengan harta sebesar apa pun. Semua orang benar-benar dibuat tercengang dengan kenyataan ini, terlebih lagi Sugiono yang duduk di bagian terdepan dari panggung. Wajahnya berubah gelap dan kaget dengan apa yang baru saja dia dengar. Begitu pun dengan Dylan yang terlihat sangat kaget dan penuh kebingungan. Erika dan Monika juga tidak terlihat gembira seperti sebelumn
Lydia hanya mengerutkan mulutnya tanpa mengatakan apa pun lagi dari mulutnya. Semua orang pasti sudah tahu apa yang akan dia katakan tanpa perlu dia lontarkan lagi. Semua rumor fitnah itu adalah ulah keluarga Tansen yang berusaha untuk menindas orang yang mereka tidak suka. Orang biasa pastinya dan tidak memiliki kekuatan yang sepadan dengan keluarga Tansen pastinya tidak akan bisa membela mereka dalam keadaan seperti ini. Keluarga Tansen bisa mematikan orang lain secara sosial dengan kekuatan yang mereka miliki. Namun, Lydia bukanlah orang jahat yang ingin menyembunyikan semua kebusukan keluarga Tansen dari publik. Oleh karena itu, dia memanfaatkan kesempatan ini untuk menunjukkan kepada publik betapa buruknya keluarga Tansen. Sugiono masih berdiri di tempatnya dengan raut wajah panik sekaligus terkejut di saat yang bersamaan. Tatapan penuh penyesalan juga tidak bisa terlepas dari tatapan matanya saat ini. Lydia ternyata adalah pewaris dari Agustine Group!Pantas saja, keluarga Ta
Di saat yang bersamaan, foto-foto tentang kejadian di acara hari jadi Agustine Group sudah tersebar di internet. Foto Lydia yang sedang mengumumkan identitasnya secara langsung terpajang di layar elektronik besar yang berada di gedung Mutiara. “Sebuah kisah yang sungguh luar biasa! Seorang anak konglomerat menikah dengan menyembunyikan identitas aslinya. Dia langsung bertransformasi kembali menjadi seorang perempuan kaya raya setelah bercerai.” “Keluarga Tansen sungguh busuk. Mereka pikir bisa dengan mudahnya menindas mantan menantu mereka. Mereka nggak malu apa ya sudah memperlakukan mantan menantunya dengan buruk begitu?""Serangan balik Lydia benar-benar keren!”“Lydia benar-benar keren. Aku suka banget sama dia!”“Semua gedung yang ada di jalan yang aku lalui pasti memajang foto Lydia. Para selebriti yang biasanya terpampang di papan iklan saja nggak ada apa-apanya kalau dibandingin sama Lydia. Aku benar-benar sudah melihat sebuah sejarah yang pastinya nggak akan bisa terjadi la