Beranda / Romansa / Mantan Istri CEO Dingin / 74. Kau baik-baik saja?

Share

74. Kau baik-baik saja?

Penulis: missingty
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Shane menatap tajam Helena. Ia tak suka apa yang diucapkan mantan istrinya barusan, andaikata bukan Helena yang mengatakan hal itu, Shane pasti sudah memberi pelajaran pada siapapun yang menyamakan dirinya dengan Athena Ariana, wanita yang baru saja menodai kepercayaannya itu.

Namun, Shane paham kenapa Helena merasa seperti itu. ‘Aku sudah terlalu lama percaya buta dengan apa pun yang dikatakan Athena, hingga melukai Helena.’

“Kau bisa beranggapan sesukamu, Helena. Bukankah kau selalu berpikir buruk tentangku.” Shane langsung berjalan melewati Helena. Lelaki itu duduk di kursi yang bersisian dengan jendela besar menghadap sekolah Primrose.

Helena ingin membantah perkataan Shane. ‘Siapa yang selalu berpikiran buruk tentangnya! Bukannya dia yang selalu berpikir buruk tentangku?’ Dengan langkah lebar Helena mengikuti arah langkah Shane tadi berlalu. “Aku tidak pernah berpikir seperti itu, Shane,” ucap Helena ketika mendatangi meja lelaki itu.

“Lantas?” Shane menaikkan sebelah alisny
missingty

Halo, makasi sudah membaca sejauh ini. Maaf ya updatenya sering molor

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
unmv
terus jatuh cinta lagi sama "mantan istri ceo dingin"
goodnovel comment avatar
unmv
pertama kali jatuh cinta sama novel kakak "dipaksa menikah dengan pangeran kejam"
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Mantan Istri CEO Dingin   75. Penyesalan

    Dada Shane yang tadi terasa dingin seperti batu es, langsung meleleh seakan di siram oleh air hangat akibat ucapan Helena. Manik coklat hazelnut pria itu masih memandang redup pada mantan istrinya. 'Kau akhirnya memanggilku ya?' Shane tertawa pelan yang mana hal itu malah membuat Helena semakin bingung. "Kau, benar-benar bisa membacaku ya?" "Hah? Maksudnya?" Helena tampak semakin bingung. Shane menggelengkan kepalanya, sambil masih tertawa kecil. "Tidak, aku tidak apa-apa." Helena menatap Shane tampak khawatir tapi kemudian ia melangkahkan kaki hendak kembali ke dapur. 'Ini bukan urusanmu, Helena,' tegur wanita itu pada dirinya sendiri, mengembalikan kesadarannya. Namun belum sempat Helena beranjak, pergelangan tangannya ditarik oleh Shane. "Jangan kemana-mana, temani aku Helena." Helena langsung bersikap antipati terhadap permintaan Shane. Helena merasa harus menghindari Shane sebisa mungkin. “Tapi aku-.” Wanita cantik bermanik hijau zamrud itu menggantung kalimatnya, sibuk men

  • Mantan Istri CEO Dingin   76. Temani aku

    Helena terkejut saat Shane mengatakan hal itu. ‘Apa ia tahu siapa yang ku maksud? Ia pasti mengira aku bersedih untuk pria lain, kekasihku yang lain yang ia sangka ayah Pim.’ Rahang Shane mengeras, ia seakan marah pada seseorang, tapi nyatanya ia sedang sangat marah pada dirinya sendiri. "Dan seharusnya aku memperlakukanmu lebih baik lagi hari itu." Helena kembali terkejut saat Shane tahu persis kapan waktu yang dimaksud oleh dirinya. "Hari ini, walau tak sebanding dengan apa yang kau rasakan saat itu, tapi aku sekarang tahu rasanya tak memiliki siapapun saat membutuhkan seseorang, Helena. Dan aku sangat buruk memperlakukanmu malam itu." Wajah Helena memerah ia tahu apa yang dimaksud Shane tentang 'malam itu'. Malam saat mereka pertama dan terakhir kalinya bercinta. Helena semakin tak nyaman dengan pembicaraan ini, ia takut pertahanannya runtuh, ia takut ingin memiliki lelaki yang diam diam masih dicintainya. "Kurasa aku harus menyiapkan hidangan lain dan-." Shane menahan tanga

  • Mantan Istri CEO Dingin   77. Datang Kembali

    “Hah?” gumam Barbara. “Kita pakai saja kamera selfie, Tuan. Kebetulan kamera depan ponselku sangat bagus.” Shane menatap Barbara dengan jengah, sambil menaikkan sebelah alisnya ia kembali mengulang kalimat perintahnya yang tadi. “Suruh Helena yang memotret kita.” Barbara sedikit ketakutan dan tersenyum canggung sambil berbalik ia memanggil Helena yang berada di dapur. “Helena! Kemari! Cepat fotokan kami!” Shane tak suka dengan gaya Barbara yang memerintah Helena, terlebih cafe ini sebenarnya khusus dibuat untuk mantan istrinya itu. Tapi melihat Helena yang akhirnya keluar dengan terburu-buru mengikuti perintah Barbara, lelaki tampan itu hanya bisa memendam rasa kesalnya. “Oke, tunggu sebentar.” Helena mengelap tangannya di apron yang ia kenakan kemudian mengambil ponsel milik Barbara. Barbara menempelkan diri pada lengan Shane, sengaja membuat dadanya yang besar semakin menekan lengan berotot milik lelaki tampan itu. Barbara tersenyum lebar, tak peduli pada wajah dingin Shane yang

  • Mantan Istri CEO Dingin   78. Pelanggan Tetap

    Helena menggeleng kencang. “Tidak bukan begitu! Kau salah paham, Barbara.” Senyuman licik muncul di wajah wanita berambut hijau neon itu. “Apa perlu aku memberitahukannya, Helena?” “Kau salah paham Barbara. Aku dan Shane tak punya hubungan seperti itu, dan Pim bukanlah anak Shane.” Helena menelan salivanya dengan gugup karena kebohongan yang ia tutupi. “Hmm.” Barbara tersenyum yang membuat wajahnya semakin licik. “Kalau begitu siapa ayah Pim, Helena. Aku tak percaya kalau ia telah meninggal, kau bahkan tak pernah menceritakan sedikit pun tentang pria itu.” Barbara memiringkan kepalanya sambil melihat Helena. “Siapa nama ayah, Pim?” Helena ingin memberitahu nama karangan pria yang dahulu pernah ia beritahukan pada Shane, tapi ia sendiri bahkan lupa siapa nama pria yang tak sengaja terucap dahulu. Sebelum akhirnya wanita itu menyerah sambil memutar bola matanya. “Itu urusan pribadiku, Barbara.” Wanita berambut panjang itu terlihat jengah. “Dan kau tak punya hak untuk mencampurinya.”

  • Mantan Istri CEO Dingin   79. Alasan

    Jantung Helena langsung berdetak kencang, ia takut akan kenyataan itu diketahui semua orang, ia takut pandangan orang-orang lain lagi tentang dirinya ketika tahu kalau Helena memiliki hubungan dengan pria paling berkuasa, Shane Digory. “Bukan begitu, Jeremy! Pria ini- maksudku Shane- eh Tuan Digory.” Helena berputar dengan cepat melihat ke arah pintu masuk cafe, tapi yang ia dapati hanya… Angin, tak ada seorang pun yang masuk ke dalam cafe. Hanya mereka berdua. Helena balik menatap Shane dengan kesal karena telah ditipu. Lelaki yang baru saja menipunya tengah tertawa yang membuat dirinya berkali-kali lipat lebih tampan. Tapi Helena benar-benar sedang kesal dan tak sempat untuk mengagumi ketampanan pria itu seperti biasanya ia lakukan. Shane berhenti tertawa melihat ekspresi Helena yang sebentar lagi akan meledak. “Duduk dan temani aku,” perintahnya dengan tenang. “Maka rahasiamu akan aman.” Helena duduk dengan bersungut-sungut di depan Shane. “Apa aku sekarang harus menyuapimu?”

  • Mantan Istri CEO Dingin   80. Sahabat

    Helena langsung tertohok dengan pernyataan itu. “Kau tak punya hak, Shane.” Helena langsung membantah pernyataan Shane Digory. “Ini adalah hal yang pribadi antara aku dan anakku, dan ayahnya.” Shane menatap teduh Helena. “Aku hanya ingin melindungimu,” ucap lelaki itu lembut. “Aku tahu aku terlambat, tapi aku tak ingin mengabaikanmu lagi, Helena. Hal yang selalu aku sesali beberapa tahun terakhir ini karena pernah melakukannya padamu.” Helena kehilangan kata-katanya. Ia tahu dirinya tak akan bisa selamat dari tatapan iris coklat hazelnut yang membuatnya semakin tenggelam ke dalam perasaanya pada pria itu. Shane melihat arloji edisi terbatas yang melingkar di pergelangan tangannya. “Aku akan kembali lagi nanti karena ada urusan yang harus aku selesaikan Helena.” Pria itu kemudian berdiri dan mengusak rambut Helena. “Aku ingin berteman lagi denganmu, seperti sebelum semua ini terjadi. Aku mohon jangan abaikan aku, seperti kau mengusirku saat aku memberimu roti manis isi coklat wakt

  • Mantan Istri CEO Dingin   81. Kesepian

    “Oh ya, Brian tampaknya kau tak cocok lagi menggunakan jas putih itu. Mulai sekarang aku yang menata penampilanmu." Shane mulai memberikan ancaman pada Brian Scoot. Sanksi atas perbuatannya selama ini. "Aku sedang memikirkan kau lebih cocok memakai seragam hitam putih atau setelan suit kaku." Shane mengancam Brian Scoot dengan pilihan antara penjara atau kematian. Brian Scoot langsung memucat, ia paham dari makna yang tersirat dalam ucapan Shane. Tak lama dua orang pria dengan tubuh kekar masuk ke dalam ruang direktur utama. Mereka menunduk hormat pada Shane Digory sambil menunggu perintah. "Singkirkan sampah ini." Kedua pria itu langsung menarik lengan Brian Scoot setelah mendengar perintah dari bos besar mereka, Shane Digory. Brian Scoot meronta sambil berteriak meminta dilepaskan. "Apa maksudmu Shane? Apa salahku! Aku selalu menganggapmu sahabat, kenapa kau melakukan ini padaku?!" Shane melihat ke layar monitornya, memberikan beberapa perintah lain pada anak buahnya via pesan

  • Mantan Istri CEO Dingin   82. Seseorang

    Helena mengangguk pelan dengan senyum tipis di bibirnya.Shane memajukan jari kelingkingnya ke depan wajah Helena. “Janji, jangan kau ingkari.”Mantan istrinya itu sontak tertawa lebar sambil menepis tangan Shane. “Kau seperti anak-anak, Shane. Jangan kekanak-kanakan, kita sudah terlalu tua untuk perjanjian jari kelingking.” Manik hijau zamrud Helena menyipit. “Kau persis seperti, Pim saja.”“Aku begitu mirip dengannya ya?”Tawa Helena langsung lenyap. Keceriaannya yang tadi muncul sesaat langsung menguap menjadi ketakutan. 'Apa yang akan Shane lakukan jika tahu Pim anaknya dan apa yang Athena juga lakukan jika tahu aku memiliki anak dari kekasihnya.'"Tidak." Hanya itu jawaban singkat yang keluar dari bibir Helena, dengan ekspresi dingin wajahnya. "Kau sudah selesai makan? Sepertinya sebentar lagi Barbara dan Jeremy akan segera datang."Shane mengerang tanda kecewa. "Sepertinya ini untuk pertama kalinya aku senang pegawai yang bekerja denganku datang sangat terlambat."Helena tersenyu

Bab terbaru

  • Mantan Istri CEO Dingin   Epilog

    “Tes… Tes… satu, dua, tiga, tes, tes. Pim di sini.” Pim ketuk-ketuk dulu microphone ini ya. Kedengaran tidak? Pim mau cerita, ini ada kaitannya sama mainan baru, Pim. Kemarin Shane kasih ini diam-diam ke Pim ini. “Kamera buat ngerekam. Jadi sekarang Pim akan buat Vlog tentang keseharian Pim!” Pim semangat banget bicara di depan kamera. Sebentar, coba Pim ketok-ketok dulu kamera ini. Sudah jalan belum ya? Oh oke sudah baik. Mari kita rekaman lagi. “Hai selamat datang di Pim Vlog.” Sebentar Pim mikir dulu mau bilang apa lagi. “Okeh, terus apa lagi ya? Oh ya! Di Pim Vlog akan menceritakan-.” Cerita apa ya? Pim mau cerita apa ya? Mama nikah sama Shane? Rumah baru? Kamar baru? Boneka baru yang banyak? Tinggal di kota besar terus kemarin lewat toko kue yang warnanya merah muda. Duh mana duluan ya yang Pim ceritakan? Coba minta usulan Mama ah! “Mama, Mama!” Pim berlari-lari kecil ke dapur. Pasti Mama lagi di dapur. Kata Mama mau buat makan malam sih tadi. “Kenapa, Sayang?” Mama nany

  • Mantan Istri CEO Dingin   130. TAMAT.

    Helena menautkan keningnya. “Tapi masih banyak masakan yang harus aku buat lagi pula bukankah banyak waiters di depan?” Jam makan siang baru saja dimulai, pesanan silih berganti tak henti-henti masuk ke dalam dapur. Helena juga turut sibuk menyiapkan hidangan untuk para pelanggan. Jeremy menggeleng kencang. “Tolong, hanya kau yang bisa melakukannya.” Helena menoleh ke arah pegawai lain yang berada di dalam dapur. Wajah semua orang tampak tidak keberatan, bahkan salah satu chef senior berkata, “tolong bantu Tuan Jeremy saja Nyonya Helena. Disini biar aku yang mengatasi.” Helena menangguk dan mengikuti Jeremy keluar dapur. “Memangnya ada apa, Jeremy?” tanya wanita berambut panjang itu masih bingung. “Itu, Tuan Besar Shane Digory. Ia -seperti biasa- ingin dilayani olehmu,” jelas Jeremy dengan senyuman lebar. Helena langsung terlihat kesal. Ia mengira terjadi sesuatu yang begitu darurat. Tapi bagi Jeremy dan semua pegawai lain, kehadiran Shane Digory adalah sesuatu yang darurat d

  • Mantan Istri CEO Dingin   129. Tamu Penting

    “Nyonya Helena!” sambut Jeremy dengan nada riang sambil membuka pintu cafe. Ia memakai kemeja merah muda dan celana bahan berwarna coklat kopi yang senada dengan keseluruhan warna bangunan di belakangnya. “Aku sudah menunggumu dari tadi.” Helena masih terpaku di tempatnya dan tak memperdulikan kedatangan Jeremy. Lelaki itu akhirnya mengikuti arah pandang wanita itu. “Nama yang norak ya?” Jeremy kemudian menyemburkan tawanya setelah mengatakan hal itu, tak lama sampai ia sadar Helena menatapnya tajam. “Ah, maafkan aku Nyonya Hel, tolong jangan laporkan pada suamimu. Aku masih harus mengumpulkan uang untuk membiayai pernikahanku dengan Barbara.” Helena langsung tertawa pelan. “Kalau begitu cepatlah kalian menikah agar kau lebih sadar.” “Tapi kulihat Tuan Shane semakin tak waras karena menikah Lihat aku tak menyangka ia akan memilih nama senorak itu. Dan kurasa hanya itu kekurangan cafe ini, semua sangat sempurna, dari bangunan, suasana, rasa masakan, promosi, dan para pengunjung sa

  • Mantan Istri CEO Dingin   128. Shane Mati

    Lelaki tampan itu akhirnya mengekori kembaran dengan ukuran mininya itu menunggu di meja makan. Helena kemudian menggulung rambutnya ke atas dan mulai memasak sekaligus merapikan keadaan dapur yang berantakan. Shane tak bisa melepaskan tatapannya pada sosok wanita itu. Helena terlihat sangat luar biasa saat ini. ‘Cara ia menjepitkan rambutnya begitu seksi.’. “Ckck. Kau harus ingat ini, Shane.” Primrose merapatkan tubuhnya pada pria tinggi besar itu. “Jangan pernah membuang-buang makanan. Terakhir kali aku melakukannya, Mama membuatku menulis tulisan ‘aku menyesal’ sebanyak tiga lembar halaman folio dan Mama tak banyak bicara selama tiga hari.” Shane langsung menghela napasnya dengan berat. “Jadi aku melakukan kesalah lagi?” Ketimbang hukuman menulis tiga lembar halam folio, Shane lebih sedih ucapan Primrose yang mengatakan kalau Helena makin irit bicara selama tiga hari. ‘Aku ingin mendengar wanita itu bercerita padaku.’ Helena menghentikan obrolan ayah dan anak itu saat menghi

  • Mantan Istri CEO Dingin   127. Masakan Shane

    “Shane,” panggil Helena. Seketika laki-laki itu menoleh dengan wajah sangat terkejut, bahkan sutil di tangannya ikut terjatuh. “Kau sudah bangun, Helena?” Shane terlihat gugup sambil berusaha menyembunyikan ponselnya yang ia taruh di atas meja counter dapur. “Apa aku terlalu ribut hingga kau terbangun?” Helena memiringkan kepalanya, tapi tubuh besar Shane sudah menutupi layar ponselnya. ‘Seorang wanita ya? Kenapa aku berpikir setelah Athena ia tak memiliki wanita lain? Tunggu, kenapa aku harus peduli? Apa karena ia mengungkapkan rasa sukanya denganku kemarin jadi aku berharap lebih?’ “Helena…,” panggil Shane mengembalikan kesadaran wanita itu dari lamunannya. “Tunggu saja di ruang baca. Apa kau butuh sesuatu di dapur? Aku akan mengantarkanmu.” Helena langsung tersadar penyebab dia buru-buru ke dapur karena ada bau gosong yang sekarang mulai perlahan menghilang karena alat penghisap asap yang berada di atas kompor. “Tidak, aku hanya mencium bau masakan tadi-.” “Kau sudah lapar?” Sh

  • Mantan Istri CEO Dingin   126. Video Call dengan Wanita Lain

    “Hah!” Helena bergumam terkejut. “Apa maksudmu?” “Apa kau tidak tahu, aku sudah dipindah-tugaskan ke cabang Digory Valley cafe itu. Begitu juga Barbara.” Helena menelan salivanya. ‘Ini pasti semua ulah Shane. Selain memindahkan sekolah Pim ke sini, ia bahkan memindahkan penempatan kerja orang tua sahabat-sahabat Pim, hingga mereka juga ikut pindah sekolah ke Digory Valley bersama dengan Pim. Astaga, pria itu benar-benar berniat kami berada di sini. “Baiklah aku akan ke cafe Shiny yang berada di Digory Valley untuk bekerja besok.” Jeremy tertawa. “Maksudmu bekerja sebagai owner dan mengawasi kami kan?” “Hentikan candaanmu. Aku masih anak buahmu, Jeremy,” bantah Helena serius. Selang beberapa lama panggilan ponsel itu Helena akhiri. Jeremy masih tak serius menganggapnya akan kembali bekerja -benar-benar bekerja sebagai waiters. ‘Aku dan Shane Digory tak ada kaitannya. Sama seperti dahulu, pernikahan ini sama seperti dahulu, kan?’ Ketika malam hari, Helena mendapat panggilan dari

  • Mantan Istri CEO Dingin   125. Mau Adik

    Helena masih tak bereaksi apa pun, ekspresinya terlihat dingin di mata Shane. “Kau tak percaya ya?” Shane tak menunggu jawaban Helena, ia langsung melanjutkan perkataannya. “Aku pun tak percaya, aku tak percaya telah jatuh cinta padamu sejak hari itu. Hari terakhir kita bertemu. Dan sejak hari itu aku selalu menunggumu, Helena.” Helena tertawa sinis dengan pelan. Aku mengambil apa yang kau berikan padaku, Shane. “Jangan buat kesalahan yg sama dua kali, Shane. Kita pernah berumah tangga dan itu gagal, atau lebih tepatnya hancur berantakan dengan sangat parah. Apa bedanya dengan sekarang?” “Saat itu aku bahkan tak berusaha sama sekali.” Shane membalas perkataan Helena dengan penuh tekad. “Sekarang berbeda Helena. Aku akan berusaha, aku akan merubah apa yang terjadi dulu.” Helena mengangkat alisnya. Luka yang ia dapat dari laki-laki di hadapannya sudah terlalu dalam. “Percuma jika hanya salah satu saja yang berusaha. Karena kurasa aku tak sanggup berusaha lagi bersamamu.” Shane sad

  • Mantan Istri CEO Dingin   124. Menungguku?

    Helena awalnya berpikir kalau Shane sudah lama tak menempati bangunan ini, tapi tak ada setitik debu pun di setiap furniture yang ada. ‘Kukira ia tak tinggal disini, karena setahuku Athena tak suka bangunan tua bergaya klasik seperti rumah ini. Apa ia bisa membujuk Athena dan akhirnya tinggal berdua di sini?’ Helena melangkah menuju rak buku yang memenuhi dinding ruang tengah rumah itu. ‘Bahkan urutan buku yang ku susun tak berubah.’ Seulas senyum muncul di wajah wanita cantik itu. “Beberapa pembantu menyusun kembali urutan bukunya, tapi tak ada yang seperti kau lakukan hingga membuatku nyaman membacanya kembali,” celetuk Shane yang tiba-tiba sudah berdiri di belakang Helena. “Kau tinggal di rumah ini?” Helena tak dapat menutupi rasa penasarannya. Shane tersenyum. “Ya, terutama setelah tahun-tahun awal kita bercerai,” jawab Shane sambil perlahan berjalan mendekat ke arah Helena. “Aku berpikir kau akan kembali setelah pergi begitu saja tanpa berkata apa pun hari itu, hari dimana ki

  • Mantan Istri CEO Dingin   123. Rumah Kita

    Jasper tersenyum. “Betul, Tuan.” Shane tak pernah menceritakan apa pun isi hatinya pada orang lain. Tapi kali ini berbeda, lelaki itu tak tahu harus berbuat apa pada Helena. “Apa yang harus kulakukan, Jasper?” Jasper terkejut, majikannya itu tak pernah bingung dalam menentukan sikap tapi kali ini ia benar-benar terlihat putus asa. “Apa ini berkaitan dengan Nyonya Helena?” “Ya,” jawab Shane terdengar pelan. “Ketika tadi pagi saya menemuinya, Nyonya juga terlihat tak kalah terlukanya dengan Anda, Tuan Shane.” Shane langsung menegakkan punggungnya, karena terkejut sekaligus tertarik dengan informasi yang Jasper sampaikan. “Kenapa? Bukankah ia membenciku- ah ya tentu saja aku pantas dibenci olehnya. Ia tak mungkin memaafkanku atas apa yang telah aku lakukan padanya kan?” Jasper menoleh ke arah Tuannya. “Anda akan membiarkan hal ini berjalan seperti ini, Tuan?” Shane tersenyum menangkap maksud Jasper. “Tidak. Tentu saja tidak!” Tapi pundak Shane langsung turun kembali. “Tapi aku t

DMCA.com Protection Status