HAPPY READINGTigran menguba posisi tubuh Naomi, ia membiarkan Naomi bersandar di sofa, bibirnya turun ke bawah, ia menarik boxer yang dikenakan Naomi. Ia menatap Naomi mengenakan g-string berwarna hitam transparant, ia menariknya hingga ke bawah.Tigran membuka tungkai kaki, ia membenamkan wajahnya di sana. Ia lalu melakukan ms v licking dan sucking. Lidah Tigran menyusuri dinding miss v. Ia mengikuti alur, dengan lembut dan perlahan ia menghisap dan menusuk lidahnya. Ia mendengar lenguhan tidak beraturan dari bibir Naomi. Ia menekan lidah menghisap secara dalam. Desahan itu semakin kuat, karena kenikmatan yang luar biasa.Naomi merasakan intinya berdenyut dengan hebat, ia tidak ingin Tigran berhenti melakukannya. Ia tahu bahwa, ia sudah lama tidak di sentuh seperti ini, kini ia merasakan lagi rasanya sangat luar biasa. Tigran tidak berhenti memainkan lidahnya, dia menghisap dan menekan kuat, membuatnya berteriak lagi.Bibir Tigran kini berganti dengan dua jari, dengan sangat lemb
HAPPY READINGMau ke mall juga ia persilahkan, karena di garasi sudah disediakan motor. Jarak mall dan rumah juga tidak terlalu jauh, bibi bisa naik grab dan ojek online. Tidak jarang ia juga memberi bibi uang jajan untuk weekend seperti ini.“Masak apa bi?” Tanya Naomi.“Tadi bibi masak nasi kuning bu, pakek magic com. Nasinya udah mateng, ayam goreng juga udah di meja, mie bihun sama sambel juga udah tersedia. Tinggal buat sambel goreng tempe tering aja yang belum.”“Tumben banget bibi mau masak nasi kuning,” ucap Naomi.“Pingin bu.”“Kamu nggak keluar hari ini bi?” Tanya Naomi memperhatikan bibi.“Enggak deh bu, males. Ngabisin duit kalau ke mall,” ucap bibi.Naomi tertawa, “Yaudah di rumah aja, lagian mall juga gitu-gitu aja, kan.”“Iya, bu bener. Bingung juga mau beli apa lagi. Masak sendiri juga lebih enak bu dari pada belanja.”Naomi tersenyum, “Kayla udah sarapan bi?” Tanya Naomi memandang putrinya dari kejauhan.“Iya, sudah bu. Tadi sarapan sereal, sama minta buah semangka sa
HAPPY READINGBibi yang menatap pak Tigran hadir di tengah-tengah rumah ini, ia lalu membuat kopi. Naomi sebenarnya bingung akan melakukan apa, hadirnya Tigran di tengah-tengah rumah ini ia menjadi hilang arah.“Kamu sudah breakfast?” Tanya Naomi, ia memandnag Tigran duduk di sofa bersama Kayla.“Sudah tadi di rumah.”“Bibi buat nasi kuning, kamu mau nggak?”Tigran memandang iris mata bening Naomi, ia menyungging senyum dan mengangguk, ia padahal sudah sarapan tadi rumah. Sang pemilik rumah sudah menawarkan kepadanya, membuatnya tidak enak jika menolak.“Iya, boleh. Tapi jangan banyak-banyak, saya sudah breakfast.”Tigran menatap Naomi sudah berada di meja makan. Bibi menyeduh kopi untuk Tigran dan di bawanya ke ruang keluarga. Tigran mengelus rambut Kayla.“Kayla sudah breakfast?”“Sudah pi.”“Papi nemenin mami breakfast dulu ya, sayang,” ucap Tigran kepada Kayla.Kayla mengangguk, “Iya, pi.”Tigran beranjak dari sofa, ia melangkah mendekati Naomi yang ada di meja makan. Sedangkan Ka
HAPPY READINGNaomi menahan getaran tubuhnya ketika, ketika jemari Tigran mengeksplor miss v nya secara lembut. Lalu pria itu lalu menyikap dress nya ke atas, lidahnya menyelusuri dinding miss v nya dengan sangat lembut. Jilatan pertama bagaikan dikerubungi ratusan semut, semakin intens semakin membuatnya ketagihan.Jujur ia menyukainya, Tigran benar-benar lihai menemukan titik rangsangan sampai ia rela membiarkan pria itu menyentuhnya lagi, dan mengingkannya lagi. Ini merupakan kenikmatan yang surgawi tekanan lidah itu menekan klitorisnya. Rasanya enak bercampur geli namun nikmat luar biasa.Naomi memegang meja, lidah Tigran terus bermain, menjilat, menekan dan menghisap. Ia tidak tahu berama lama Tigran bermain di bawahnya, rasanya tidak ingin berhenti. Naomi menehan desahannya. Tigran benar-benar tahu di mana titik rangsangnya. Rasanya sangat luar biasa, ia ingin Tigran melakukannya lagi lebih dalam.Kurang dari lima menit jari-jari kakinya menekuk tegang, tangannya memegang erat,
HAPPY READING“Kayla meminta apa yang dia mau kepada saya. Saya tetap tidak menurutinya, saya justru menjelaskan, “Kamu tahu nggak kenapa? Karena kamu tadi mukul mami.” Saya kasih paham kepadanya.”“Sungguh menjadi orang tua itu nggak mudah. Saya lebih baik membentuk anak diusia dini seperti ini, karena ketika besar ia bisa diarahkan.”“Saya bersyukur, sekarang Kayla bisa mengontrol emosinya. Ketika bermain di playground seperti ini, atau ke manapun. Ketika saya bilang, “Ayo pulang,” dia berlari, “Sayang mami,” no drama anymore.”“Saya memang banyak membaca literature parenting. Enggak semua permintaan anak harus diturutin, biarkan saja dia nangis. Nangisnya anak nggak lama kok, nggak buat dia pingsan juga. Mentok juga sesugukan terus muntah. Kalau sudah capek sendiri dan berhenti nangis. Tapi tetap di awasi.”“Kamu orang tua yang hebat menurut saya. Kalau saya ada di situ, saya berbalik memarahi kamu menganggap kamu tega dengan anak saya,” ucap Tigran.“Karena saya tidak tahu ap
HAPPY READINGSepanjang perjalanan pulang, Kayla sudah tertidur di mobil. Beberapa menit kemudian akhirnya mereka tiba di rumah. Tigran menggendong tubuh Kayla masuk ke dalam. Naomi membuka pintu kamar Kayla dan Tigran membaringkan tubuh Kayla ke tempat tidur. Naomi menghidupkan AC dan horden itu ia tutup setengah.“Pakaian kamu masih kotor,” ucap Naomi, mereka keluar dari kamar Kayla.“Enggak apa-apa kok, lagian sudah di bersihkan.”“Tapi masih kotor,” ucap Naomi.Naomi mencoba mengingat, “Pakaian kamu masih ada sama saya. Mau pakek pakaian yang saya pinjam nggak? Sudah di cuci dan distrika sama bibi kemarin.”“Iya, boleh.”“Pakaian kamu ada di kamar saya. Sebentar saya ambilkan.”Naomi melangkah masuk ke dalam kamarnya, namun Tigran mengikuti langkahnya dari belakang. Padahal ia berharap kalau Tigran tetap stay di luar. Ia melirik Tigran yang kini sudah bersamanya di dalam kamar.Tigran mengedarkan pandangannya kesegala penjuru area kamar Naomi. Kamarnya di dominasi warna putih, ba
HAPPY READING***Malam harinya, Naomi sudah berjanji dengan Kafka, bahwa hari ini ia akan pergi ke undangan pernikahan. Sebenarnya ia tidak kuasa untuk menolak permintaan itu. Sejujurnya ia lebih nyaman bersama Tigran dibanding dengan Kafka. Mungkin karena Kafka belum ia kenal seluk beluknya.Naomi memandang penampilannya di cermin, ia mengenakan one shoulder dress berwarna merah. Rambut panjangnya ia biarkan terurai. Ia sudah mengoles make up pada wajahnya. Setelah rapi, ia mengambil handbag Hermes berwarna hitam di lemari.Ponselnya bergetar, ia mengambil ponsel itu di atas meja, ia memandang nama “Kafka Calling” ia menggeser tombol hijau pada layar, ia letakan ponsel itu di telinga.“Iya, Kaf,” ucap Naomi, ia menaruh parfume dan lipstiknya di dalam tas.“Saya sudah sampai di titik rumah kamu. Pagarnya tertutup,” ucap Kafka, ia memandang pintu pagar rumah pertingkat itu tertutup rapat, di tambah suasana komplek yang sepi.“Ini saya lagi mau samper kamu,” ucap Naomi.Naomi mematikan
HAPPY READING“Boleh saya gandeng kamu?” Tanya Kafka kepada Naomi.Naomi mengangguk, “Iya, boleh,” ucap Naomi.Naomi dan Kafka masuk ke dalam, mereka menatap ballroom ini di sulap menjadi elagan dan mewah. Seluruh ruangan dihiasi dengan nuansa mawar putih yang elegan. Ia yakin yang di undang dalam pernikahan ini tentu saja para pejabat, pengusaha dan orang-orang penting di Jakarta.Ia memandang ada beberapa pejabat negara juga turut hadir di pesta ini. Naomi menatap ke arah panggung, ia melihat pengantin wanita mengenakan A-line dress wedding, di mana gaun itu membentuk tubuh si wanita, tubuhnya nampak jenjang.Pengantin wanita sangat cantik, pantas saja bos nya bisa jatuh cinta sekretarisnya, sekretarisnya saja secantik itu. Padahal wedding dress itu sangat polos, tidak ada satupun payet di tubuhnya. Tapi tidak mengurangi kecantikannya. Ia melihat ke arah panggung hiburan, ada artis papan attas yang bernyanyi di sana.“Bagaimana pestanya?” Tanya Kafka menatap Naomi, mereka mencari ku