Home / Thriller / Malapetaka Cinta Claire / Part 2 Pernikahan dengan Syarat

Share

Part 2 Pernikahan dengan Syarat

Author: Allena Sari
last update Last Updated: 2022-12-17 13:37:06

“Kan Tante juga tahu, aku menjalin hubungan sama Randi bukan baru-baru ini aja, melainkan sedari jaman kuliah. Aku juga sudah berusaha untuk memberi pengertian kepadanya tentang status sosial kami, namun nyatanya ia terus memberiku kekuatan dan keyakinan agar kami bisa menerjang restu orang tuanya.” Terangku dengan mata yang mulai terbayang kaca-kaca.

“Aku paham sayang. Randi juga anak yang baik untuk kamu dan keluarga ini. Tapi, dengan gap sosial yang begitu jauh pasti akan susah kalian bersama, Cle. Aku juga sama sekali gak melarang kamu untuk menjalin kasih dengannya, namun cinta yang kamu punya untuknya hanya membuatmu sakit aja, sayang.” Tante yang tadi duduk berhadapan denganku, kini berpindah berada di sebelahku dan mengusap bahuku seolah menenangkan.

“Aku sudah gak tau harus melakukan apa, Te......” Air mataku yang tak tertahan airnya tumpah sembari mengingat bagaimana perlakuan kedua orang tua Randi yang begitu kasar terhadapku.

“Tadi Randi mengajakku bertemu kedua orang tuanya di ruangan kantornya. Meski sudah pertemuan yang kelima kali, nyatanya mereka masih enggan membukakan hati dan memberiku kesempatan..” Isak tangisku tak terbendung.

Tante terus mengusap bahuku, membiarkanku cerita mengalir tanpa jeda. Sebab ia sudah tahu aku hanya butuh didengar tanpa diberi tanggapan.

“Randi terus berusaha meyakini kedua orang tuanya, hingga di titik emosinya ia memilih pergi bersamaku. Mendengar hal tersebut, ayahnya kena serangan jantung dan sekarang masih berada di ruangan ICU....” Aku menyeka air mata yang terus bercucuran di pelipis pipiku.

“Aku cuma berharap dan berandai jika saja papa dan mamaku masih hidup mungkin kini tidak mungkin aku dipandang rendah oleh siapapun, mungkin aku akan setara dengan Randi dan keluarganya sehingga tidak perlu ada pengorbanan apapun dalam perjalanan cinta kami. Kenapa nasibku begitu menyakitkan, Te? Kenapa?” Emosiku yang sudah tidak terkendali kala mengingat betapa keji perlakuan kedua orang tuanya kepadaku selama ini, namun aku tak jua menyerah demi mengedepankan cintaku bersama anaknya.

Dari ekor mataku terlihat Alexa ikut juga menangis sembari terus mengusap bahuku yang saat ini sangat sangat patah. Tidak hanya diriku yang berkorban jatuh pada perjuangan cinta ini, tapi yang buatku amat kesal adalah cintaku ini juga membawa petaka untuk ayah Randi yang sedang kritis di rumah sakit.

“Jika cinta tidak bisa ku miliki seutuhnya, lantas mengapa aku dibiarkan jatuh cinta sedalam ini?” Batinku.

***

Pagi ini aku memulai rutinitas seperti biasa, terlebih tanggung jawabku sebagai sekretaris di kantor Randi jujur saat ini merasa tidak nyaman ku lakukan karena pertikaian kemarin tentu saja seantero kantor akan menyindirku. Bahkan mulai dari pintu masuk kantor sudah banyak karyawan yang bertanya tentang kejadian kemarin, dan semakin memojokkanku seolah menjadi wanita tidak tahu malu berpacaran dengan ceo perusahaan besar negeri ini. 

“Clee, sadar diri kali ya. Jangan terlalu dipaksa buat nikah sama Pak Randi. Lo gak sadar beda levelnya?” Sindir Catherine bersama teman satu gengnya yang sengaja menghampiriku di depan meja sekretaris ini.

Aku mematung dan hanya menatap mereka. 

“Kenapa lo diam aja? Udah sadar kan kalau lo sama Pak Randi itu gak akan bisa bersatu. Ya lagian nih Cle, kami sebagai teman yang baik mau ingatin aja, keluarga kaya Pak Roger pasti mau menikahkan putra tunggalnya dengan putri pewaris tahta juga. Jadi, gak mungkin memberikan restu pada budak-budak seperti kita. Lebih sadar kenyataan yuk, Cle..” Tawa Arabela.

Enntah perasaanku pilu mendengar hinaan ini, tapi di satu sisi aku tidak bisa menentang apapun, sebab apa yang mereka katakan ada benarnya. Gak mungkin Roger dan Airin memihakku sampai kapanpun.

Trap.. trap.. trap…

Langkah cepat dengan hentakan yang cukup terdengar dari sepatu pantofel berkulit ratusan juta kian menghampiriku ditengah perudungan ini. Aku menoleh ke arahnya, dan benar saja Randi datang dengan postur idealnya dari kejauhan pula ia sudah tersenyum ke arahku.

“Pagi. Ngapain kalian pagi-pagi di depan Claire?” Randi memancarkan senyumnya kepada karyawan di kantor ini ya bisa dibilang sudah menjadi kebiasaannya.

“E..enggak Pak. Kami permisi dulu…” Ucap Catherine yang langsung pamitan.

“Cle, bisa ke ruanganku dulu?” Ia menoleh cepat ke arahku.

“Iya Pak, sekalian saya bawa dokumen yang perlu approval dari Anda.” Balasku. Meskipun status kami adalah kekasih namun hal ini hanya berlaku selama di luar kantor, sementara di dalam kantor aku tetaplah sebagai sekretaris, dan ia adalah CEO.

Di dalam ruangan yang langsung berhadapan dengan gedung pencakar langit ibukota, ia menyodorkan lembaran dokumen yang dibalut oleh amplop coklat dan telah ia buka.

“Kamu baca dulu, lalu tandatangan ya.” Perintahnya.

Gak banyak bertanya, langsung saja ku ambil lembaran kertas tersebut. Dari judulnya saja sudah membuatku terkaget-kaget.

“Maksudnya apa ini?” Sedikit ku tinggikan nada bicaraku.

“Clee, cuma ini satu-satunya jalan cinta kita. Jika kamu sudah menandatanganinya, kita bisa langsung menikah. Percaya sama aku Cle, semua akan baik-baik saja.” Ia mendekati dirinya kepadaku, menyentuh bahuku dengan tatapan yang amat tajam seolah sangat meyakiniku untuk membubuhi tandatangan pada halaman akhir dokumen perjanjian pra-nikah konglomerat ini. 

***

Seminggu setelah kejadian penandatanganan surat perjanjian di kantor...

“Saya terima nikah dan kawinnya Adinda Claire Rafita binti Almarhum Kaisar dengan mas kawin uang seribu dollar dibayar tunai.” 

“Bagaimana saksi-saksi?” Tanya seorang penghulu yang membantu dalam proses pernikahanku dan Randi.

“Sah...” Sorak Kayla dan Tante Alexa yang tersenyum sumringah kala mendengar kalimat ikrar pernikahanku dengan Randi berjalan dengan lancar.

“Selamat Mba Claire dan Mas Randi kini sudah sah menjadi pasangan suami istri...” Senyum penghulu yang telah selesai dan berhasil menikahkan kami.

Kini agenda pernikahan berlanjut pada sungkeman dengan kedua orang tua masing-masing. Berhubung kedua orang tuaku sudah tiada sehingga proses restu pun digantikan dengan Tante Alexa sebagai wali tunggalku saat ini.

Randi berdiri dan menjuntaikan tangannya kepadaku, lalu ku sambut tangan kanannya tersebut untuk selanjutnya berjalan menuju kedua orang tua Randi. Dari arah mataku terlihat mama dan papanya yang sudah anteng duduk di atas bangku dengan modifikasi bunga-bunga khas pernikahan. 

“Kenapa berhenti, sayang?” Tanyanya menoleh ke arahku, sebab aku menghentikan langkahku.

Aku menggelengkan kepala sembari melirik ke arah mamanya yang sangat jelas sinis kepadaku. 

Randi seolah tahu apa maksudku lalu melangkahkan kakinya mendekati pelipis pipiku.

“Tenang aja Sayang, semua akan baik-baik aja.” Bisiknya.

Setelah mendengar kata-katanya yang menguatkanku, aku kembali ditarik oleh Randi menuju kedua orang tuanya. Randi mulai berpangku dan mencium tangan mamanya, sementara sang mama memeluknya dengan kuat dan tampak ia menumpahkan pula air matanya. Lalu, Randi menuju papanya yang baru saja sembuh dan kini harus menghadiri pernikahan anaknya dengan menggunakan kursi roda. 

“Penuhi apa yang sudah kita sepakati ya Nak.” Terdengar suara papanya sampai ditelingaku.

“Ma, mohon restuin aku sama Randi.” Aku meraih tangan ibu mertuaku ini yang sama sekali ia pun tidak menoleh ke arahku, bahkan tangannya pun kaku enggan berjabat denganku. Bagi orang asing, sudah jelas keluarga aku dan Randi sudah terlihat kacau sedari awal. Parahnya dalam surat perjanjian yang diberikan oleh papanya, salah satu poin yang harus ku penuhi adalah tinggal di dalam rumah mewah tersebut bersama mereka. 

Setelah Randi selesai bersungkeman dengan kedua orang tuanya, kini giliranku yang berjabat tangan dan meminta restu dari ayahnya.

“Penuhi janjimu, jangan kau langgar satupun jika masih ingin aman hidupmu!” Bisik pelan papanya yang benar saja sangat membuatku takut berada ditengah-tengah mereka.

Related chapters

  • Malapetaka Cinta Claire   Part 3 Hari Pertama Pernikahan

    Deg……“Nyawaku terancam?” Gejolak batin penuh dengan pertanyaan kala Roger berkata demikian kepadaku. Namun dalam hatiku selalu yakin mereka pada akhirnya mereka akan baik kepadaku, akan luluh kepadaku, serta akan bersikap sayang kepadaku sebab hanya aku menantu perempuan satu-satunya yang mereka miliki.Lalu, acara sungkeman ini berlanjut kepada Tante Alexa yang sedari tadi telah tersenyum bahagia menyaksikan acara pernikahanku bersama pria yang selama ini ada di hidupku, Randi.Ia langsung merangkul kami berdua seraya berkata,“Randi, Claire selamat atas pernikahan kalian ya. Gue bangga banget sama kalian sampai di titik ini. Semoga pernikahan kalian bahagia, walaupun jalannya terjal, badai atau apapun nanti tetap sama-sama ya. Randi, tolong jagain keponakan tante yang cantik ini ya, dia kesayangan papinya jadi jangan pernah sakiti dan sia-siakan Claire.” Pinta Alexa sembari meneteskan air matanya.“Thank you Te, pasti akan aku jaga sebaik mungkin kok Clairenya. Claire juga tuh Te

    Last Updated : 2022-12-17
  • Malapetaka Cinta Claire   Part 4 Pantangan Keluarga Roger?

    “Di, di kondisi saat ini dan kamu masih mengingatkanku tentang poin perjanjian itu?” Tegasku yang sedikit berontak dengan apa yang sudah ia katakan.“Claire, kamu sudah menyetujuinya kan?” Tanyanya singkat sembari mengambil tanganku yang masih gemetaran.“Tapi di bawah masih kacau, gak apa-apa aku aja yang ambil sendiri..” Ucapku yang masih mengontrol emosiku dengan membantah apa yang diperintahkan Randi.“Ya sudah tapi jangan sampai ketahuan mama atau papa ya, kamu lewat pintu belakang saja mutar.” Sarannya.Setelah Randi menyetujui saranku, aku berjalan menuju halaman belakang merogohkan tanganku pada saku rok yang ku kenakan. Mulai ku buka layar ponsel ini dan menuju aplikasi makanan online. Satu per satu menu ku buka dan ku masukkan ke dalam keranjang makanan.“Udah jadi pesan makanannya?” Dari arah belakangku terdengar suara pria yang beberapa detik kemudian merangkulku.“Ini sedang pesan Mas, kamu mau makan apa?” Aku menoleh ke belakang sembari melihatnya yang tengah tersenyum

    Last Updated : 2022-12-17
  • Malapetaka Cinta Claire   Part 5 Kesalahan Claire

    “Kamu gak pernah cerita ya sama aku tentang keluarga kamu secara keseluruhan gini.” Isak tangisku pecah.“Claire maaf, aku pun gak kepikiran juga perihal ayam bakar buat mereka semarah itu.”“Tapi harusnya kamu bisa cerita, bisa bilang apa yang gak pernah kamu makan, apa yang gak mereka suka, harusnya kamu bilang!” Teriakku di dalam kamar pengantin yang tanpa ada hiasan apapun.“Oke oke, tenang dulu. Oke, aku salah.” “Gitu aja?” “Kamu makan dulu ya, aku ambilin piringnya sebentar.” Randi berusaha membujukku.“Udah gak perlu. Kamu bisa keluar sebentar gak Di?” Pintaku.“Kenapa? Ini juga kamarku, kan?”“Aku butuh waktu sendiri dulu.” Desakku.“Oke, aku keluar dulu. Claire tolong jangan berpikir terlalu jauh ya.” Ia mengingatkan kembali sebab ia amat paham bagaimana aku bisa berpikir yang berlebihan.Ia keluar dari dalam kamar, diikuti oleh diriku yang mau langsung mengunci kamarnya ini. Setelahnya aku kembali ke atas ranjang yang tanpa hiasan apapun untuk mencirikan adanya pengantin b

    Last Updated : 2022-12-17
  • Malapetaka Cinta Claire   Part 6 Investor Baru

    "Claire jelas saja menoleh ke arah samping kanan tempat dimana beberapa lift terletak disana."Samar-samar pria itu datang dan menghampiriku. Pria itu tinggi, dengan tubuh proporsional dan kemeja navynya serta sinar matanya yang sangat familiar diingatanku."Lo ngapain disini?" Sekali lagi ia menorehkan senyumannya kepadaku."Eehh... Lo Arsy?" Aku coba mereka ulang ingatanku yang sebenarnya juga gak mungkin aku lupakan, karena ia sempat tertulis dalam catatan harianku dulu."Hahaha iya ini gue Cle. Siapa lagi kalo bukan gue? Gue gak ada kembarannya, tenang aja..." Ia membalasku dengan tertawa."Hahahaa gak nyangka aja bisa ketemu lo disini Ar. Gue pikir lo gak akan balik ke Indonesia lagi setelah betah di Norway sana.." Celetukku sembari memegang laptop tempat semua data yang mau dipresentasikan tersimpan."Panjang ceritanya, entar aja kita agendakan buat ngobrol lagi. Gue ada meeting nih.." Ia pamit dan melangkah pergi tepat dihadapanku dengan meninggalkan senyuman yang masih sama se

    Last Updated : 2023-08-24
  • Malapetaka Cinta Claire   Part 7 Identitas Rahasia

    "Mas, sudah pulang, Ma?" Aku coba mencairkan suasana dan sangat berusaha untuk akrab dengan mertuaku ini."Ya sudah, kamu darimana aja jam segini kok baru pulang...." Ia masih terus sibuk mengusap vas bunganya dan sesekali menatap sinis ke arahku yang masih berdiri di depan pintu."Maaf Ma, tadi nunggu taksinya lumayan lama. Aku permisi naik ke kamar dulu ya Ma..." Pamitku, memastikan nada bicaraku sudah amat rendah.Ia hanya mendiamkanku, dan aku langsung saja bergegas untuk menaikkan satu per satu anak tangga. Tepat di ujung sana dekat balkon itu adalah kamar suamiku, Randi."Kok lama banget sayang? Macet?" Randi yang baru saja habis mandi, masih dengan handuknya lantas langsung menegurku."Udah selesai mandinya? Pakek baju dulu gih sana.." Aku membalikkan badanku, masih canggung rasanya melihat Randi dengan dada terbuka seperti itu."Aku nanya duluan..." "Macet juga, tapi lebih parahnya karena taksi yang ku order terlambat datangnya." Aku masih dengan membalikkan tubuhku dari waja

    Last Updated : 2023-08-24
  • Malapetaka Cinta Claire   Part 8 Modus Arsy

    "Kamu mau bareng aja gak sama aku, sayang?" Randi tengah mengunyah roti dengan selai nanas membuka obrolan di meja makan pukul 6 pagi. "Ya jangan. Entar kalo ada yang lihat dia gimana..." Celetuk Airin."Iya jangan deh, mending kamu pakai taksi online aja.." Tambah Roger.Aku seolah tidak perlu lagi menjawab atas pertanyaan Randi, karena sudah diwakilkan oleh mertuaku yang sangat ingin menutupi identitasku sebagai menantunya."Are you ok, baby?" Randi mengangkat daguku yang sedari tadi tidak berani menatap wajahnya atau bahkan sekitar.Mataku membalas dengan menatapnya."I.. iya gak apa-apa sayang. Lebih baik gitu aja..." Tambahku. Lalu, aku melanjutkan menu sarapan yang sudah ada di depan mataku."Ingat ya, hari ini ada arisan. Kamu pulangnya jangan lebih dari jam 6 deh. Kalo ternyata lebih dari jam 6, mending kamu nginep di hotel aja. Paham?" Tinggal dengan keluarga Randi yang baru dua hari saja sudah penuh tekanan lahir batin, gak kebayang bagaimana jadinya jika aku harus hidup d

    Last Updated : 2023-08-25
  • Malapetaka Cinta Claire   Part 9 Pesta Konglomerat

    Tepat pukul 17.58 aku sampai di depan gerbang rumah mewah konglomerat yang kini sudah menjadi rumahku juga."Non, cepat masuk ya, daritadi ibu sudah ngomel-ngomel...." Ucap satpam yang masih belum kuketahui juga namanya karena di rumah ini beneran interaksiku sangat dibatasi."I...iya Pak, terima kasih..." Aku langsung bergegas lari agar bisa cepat masuk ke dalam rumah."Assalamualaikum...." Aku perlahan membuka pintu kayu dengan ornamen ukiran kayu sebagai penghiasnya."Mepet banget ya, untung gak sampai terlambat. Sana naik ke atas kamu!" Mama mertuaku sudah mengenakan setelan blouse biru dengan rok setengah lututnya. Sementara Roger mengenakan setelan kemeja batik yang sudah jelas dari kelihatannya saja terlihat mahal."Aku perlu bantu-bantu, Ma?" "Gak perlu. Masuk aja ke dalam kamar, gak usah keluar-keluar. Paham?" Perintahnya.Aku mengangguk pelan, dan berjalan melintasi satu per satu anak tangga hingga sampai di depan kamarku."Huft cukup lega sudah sampai sini...." Batinku yan

    Last Updated : 2023-08-26
  • Malapetaka Cinta Claire   Part 10 Cemburunya Randi

    "Pokoknya hal begini jangan sampai terulang lagi. Didik tuh istri kamu, dibilang sama orang tua tuh susah banget....." Cela Airin di pagi hari yang masih awal untuk sekedar berinteraksi namun ia telah mengomeliku di depan Roger, Randi, dan asisten rumah tangganya."Memang Claire kenapa Ma?" Randi lantas bingung dengan serangan fajar ini. Aku pun sama sekali tidak menceritakan ke suamiku perihal masalah tadi malam."Tuhkan bahkan hal yang krusial aja, dia bisa gak cerita sama suaminya. Istri seperti apa sih kamu?" Nadanya lebih tinggi lagi.Aku menunduk kala air mataku sudah tidak bisa ku bendung lagi. Dengan sigap, telapak tanganku mengusap pipiku, memastikan Airin tidak melihat jatuhnya air mataku.Randi sontak menarik tanganku, membawaku ke area taman belakang. Duduk di tepi kolam renang mungkin untuk sekedar menanyakan peristiwa apa yang ia lewati kemarin."Kenapa kamu gak cerita apa-apa?" Ia nada bicaranya lebih tinggi daripada bias

    Last Updated : 2023-08-27

Latest chapter

  • Malapetaka Cinta Claire   Part 28 Fakta Kecelakaan Orang Tua

    Aku memasuki mobil Randi dengan penuh pertanyaan, mengapa tante Sophia menyebutkan tentang kematian orang tuaku, bukankah sudah jelas mereka kecelakaan? "Claire, pakai seatbeltnya. Kamu kenapa bengong gini?" Randi seolah memperhatikanku dari tadi."Eh maaf..." Tanganku langsung mencari sabuk pengaman itu dan langsung ku tancapkan di penutupnya."Kamu mikirin apa? Harusnya kamu senang dong karna kita mau keluar dari rumah sekarang...""Tante Sophia tadi menyebut tentang orang tuaku...." "Astaga Claire, udah ah jangan dipikirin. Lagian kematian orang tua kamu kan juga sudah lama, apalagi yang mau dibahas?" Randi di sisi yang berbeda dariku.Aku diam, mengabaikan komentarnya."Udah pokoknya kamu jangan mikirin apapun. Aku berjuang sejauh ini untuk kamu...." Tambahnya lagi.Ia mulai menancapkan mobil dari balik basement ini menuju gerbang tinggi yang menutupi rumah megahnya. "Den, maaf gak boleh keluar...." Cegah dua orang satpam yang berada di depan gerbang menghentikan laju mobil kam

  • Malapetaka Cinta Claire   Part 27 Keluar Rumah

    "Cle, kamu mau nurut sama aku gak kali ini?" Randi perlahan mendekatiku yang sedang kalut atas paksaan dan rampasan hidup yang dibuat oleh Airin."Mau apa lagi, Mas? Rasanya semua hal yang aku lakuin juga sia-sia. Mama kamu tetap ingin kita cerai. Dengan kamu narik aku kesini, cuma untuk ngulur waktu aja kan? Karena faktanya yang diinginkan mama kamu tuh tetap saja bukan aku...." Aku coba mewaraskan semua hal yang ada di hadapanku. Rasanya air mata pun sudah gak sanggup lagi menetes."Kali ini aja, sayang. Kamu mohon mohon sama mama buat batalin semua keinginannya. Aku juga bakal ngelakuin hal yang sama....""Mas......" Aku mendongakkan kepalaku, sorotan mata kami saling bertemu."Tolong kali ini aja.. Aku mau mempertahankan kita, Claire, dan aku harap kamu juga punya hasrat yang sama....""Gak ada jaminan hati mama terketuk, Mas. Semuanya bakal sia-sia aja...." Aku sudah sampai di titik nyerahku. Rasanya sekarang jika boleh langsung Randi menalakku, aku langsung menerimanya. Luka bat

  • Malapetaka Cinta Claire   Part 26 Harus Berpisah?

    "Aku udah gak sanggup Ran setiap hari berhadapan dengan berbagai ucapan dari mama kamu..." Aku terisak nangis, seolah semua hal yang ku lakukan selalu salah di matanya."Ya jangan nyerah dong. Katanya kamu cinta sama aku, umur pernikahan kita juga baru banget Cle. Tolong bertahanlah demi kita..." Randi menurunkan egonya."Gimana bisa" aku bertahan, aku tuh udah gak diterima sama keluarga kamu, dan gak akan mungkin diterima...." "Sejak awal juga kan kamu tau gimana kerasnya mereka. Tapi apa, komitmen kamu di awal kan bakal bisa hadapin mereka apapun yang terjadi, kan?" Randi coba menguatkan hatiku yang sudah terlanjur kecewa dan patah dengan perbuatan kedua orang tuanya. Mereka betul-betul menginjak harga diriku di depan koleganya."Kesehatan mental aku yang terganggu kalo terus ada di rumah ini Ran. Mereka selalu bandingin aku dengan Natalie. Siapa sih memangnya Natalie? Kamu sama sekali gak pernah bahas tentang perempuan itu...""Ya karna gak penting, untuk apa aku bahas, sayang?" R

  • Malapetaka Cinta Claire   Part 25 Pengakuan di depan Sosialita

    "Aku sudah coba untuk ngobrol dengan mama tapi dia terus menolak apa yang udah aku pertahankan Claire..." "Terus? Kamu nyerah?" Jujur aja aku sudah gak punya tenaga bahkan untuk bicara kepada Randi sedikitpun."Gak, aku gak nyerah. Aku lagi berusaha untuk ambil hati mama buat kamu. Kamu bisa bantu aku juga?" "Bantu yang kaya gimana lagi? Aku harus apalagi supaya dapat hati mama kamu Ran...." "Saranku sih kamu coba berhenti kerja dan full time di rumah supaya sering bagi waktu untuk mama dan papa..." Ucapnya tanpa peduli dengan pertimbangan apapun."Kamu gak salah?" Aku masih coba bertahan untuk tidak mengumbar amarahku di depannya. Aku masih melihat seberapa pantas aku diperjuangkan olehnya."Ya enggak dong sayang. Kita coba satu per satu caranya supaya kamu tuh bisa akrab sama mama. Bisa kan?" "Tapi aku gak tau harus apa kalo di rumah tuh Ran..." Aku mendengus kesal."Ya kamu pasti bisa lah, browsing dulu aja caranya gimana entar di rumah kan tinggal kamu terapin aja. Pasti deh m

  • Malapetaka Cinta Claire   Part 24 Gugatan Airin

    "Pa, coba bilangin deh sama si Randi anak kesayangan kamu itu..." Airin ngedumel tak henti-hentinya."Papa juga sudah susah bilanginnya, bahkan kamu juga tau dia masih berani nikahin wanita itu padahal aku lagi serangan..." Roger pun ikut dalam obrolan bersama Airin."Lagian, dia mau apalagi sih dari wanita itu? Cantik? Ya masih banyak wanita lain yang jauh lebih cantik. Pinter? Ya kalo dia pinter mah gak mungkin jadi bawahan gitu. Keturunan? Ya mana bisa hasilnya aja udah jelas-jelas dia mandul, gimana bisa punya keturunan. Yang ada nih ya Pa, kalo sampe orang lain tau udah kita bakal kena malu banget seumur hidup..." Airin terus memanas-manasin Roger. Sebab ia tau suaminya akan lebih cepat bertindak jika dikasih sumbu api dulu untuk meledakkan emosinya.Roger wajahnya sudah merah padam, gempalan di tangannya sudah jelas bahwa ia tidak ingin kejadian yang telah disebutin Airin menjadi kenyataan. Terlebih ia paling benci jika direndahkan oleh orang lain. Dia sangat membencinya."Tapi,

  • Malapetaka Cinta Claire   Part 23 Frustasi

    Tatapanku kosong, pikiranku entah campur aduk semuanya. Fokusku tidak lagi tentang orang-orang disekitarku."Claire, kenapa? Randi ada apa?" Tante Alexa yang kian melihat tubuhku terlunglai lemas di kursi roda tak kuasa menahan pertanyaannya pada suamiku.Randi masih mendorong kursi rodaku menggantikan suster. Aku sudah sampai di tepi tempat tidur."Sayang, ayo pindah ke tempat tidur..." Randi pindah posisi disebelahku persis. Aku sama sekali tidak berani menatap wajahnya, jelas saja ekspektasiku mengatakan ia kecewa sebesar-besarnya."Aku bisa sendiri!" Sedikit bentakan dengan penolakan untaian tangan Randi sudah menjadi jawaban atas kegundahanku saat ini.Aku kehilangan semuanya bahkan harapan tetap hidup.****"Randi bisa ngobrol keluar sebentar?" Aku mendengar jelas tante Alexa mengajak Randi untuk membicarakan kondisiku. Aku tidak bergeming, karna saat ini, aku hanya bisa nangis meratapi nasib yang gak tau akan muara kemana.Randi berjalan pelan meninggalkanku, begitu juga tante

  • Malapetaka Cinta Claire   Part 22 Mandul?

    "Ma, aku sudah sampe Jakarta nih...." Pria berkaos coklat ini menelfon ibundanya tepat disampingku sehingga jelas terdengar apa yang tengah mereka obrolin walaupun Randi tidak dalam mode loudspeaker dari ponselnya. "Iya ini, aku lagi nemenin Claire di rumah sakit, kan dia masuk rumah sakit Ma. Mama kesini ya..." Entah apa respon Airin, Randi langsung mematikan ponselnya. Matanya menatapku lagi dalam-dalam. "Sayang, aku minta kita periksa semuanya ya. Kamu tuh gak pernah loh drop kayak gini...." Ia membahas lagi dan membujukku agar mau untuk melakukan pemeriksaan secara penuh. "Mama mau datang?" Aku coba mengalihkan topik pembicaraan. "Katanya sih sekarang masih arisan di rumah temennya, mungkin nanti atau besok dia baru bisa datang. Kan kamu ada aku juga disini, ada tante Alexa sama tante Asha juga. Gak apa-apa kan?" Ia bertanya kepadaku yang padahal sudah jelas aku tahu kalo Airin tidak mungkin mau melihatku. "Sayang, pemeriksaan mau ya?" Ia tetap bisa memutar topik lagi. "Iya

  • Malapetaka Cinta Claire   Part 21 Permohonan Cle

    "Claire, Randi sudah tau?" Mba Asha yang sedari tadi menemaniku disini bersama tante Alexa pun ikut khawatir dengan kondisi, meskipun jelas ucapan dokter tadi menyatakan aku hanya karna kelelahan saja. "Sudah Mba. Duh si Arsy gak boleh tau nih, gimana caranya ya...." "Coba nanti aku ngobrol sama Arsy deh, dia gak boleh tau hubungan kamu sama Randi. Ya apapun itu alasannya, orang lain diluar keluarga inti kita gak boleh tau." Mba Asha menekankan kalimat yang sama berulang kali. Ia tau persis resiko yang akan aku tanggung jika saja pernikahanku terkuak ke publik. Ya, aku gak bisa apa-apa. Aku sedih pun rasanya sudah gak bisa, aku memilih jalan ini dan bagiku inilah konsekuensinya. "Sayang, sebenarnya ada apa sih? Kamu tuh dari kecil gak pernah yang namanya pingsan. Tante tau persis kondisi fisik kamu sekuat apa. Ini gak kayak kamu biasanya...." Setelah Asha pergi meninggalkanku untuk ngobrol bersama Arsy, inilah kesempatan tante Alexa untuk menanyakan secara detail apa yang sebenar

  • Malapetaka Cinta Claire   Part 20 Memihak Airin

    "A... aku dimana....." Mataku terbuka pelan, terlihat samar-samar beberapa orang tengah mengelilingiku. "Claire......" "Sayang, kamu gak apa-apa kan? Apa yang sakit?" Wanita paruh baya yang menjadi sosok ibu penggantiku ini terlihat sangat khawatir dengan kondisiku. "Tante, apa yang terjadi?" Suaraku masih begitu pelan, tenagaku seolah masih kosong. Aku mengamati sekitarku. Tidak hanya wajah tante Alexa saja yang hadir, tetapi juga Arsy dan Mba Asha turut menemaniku disini. Aku melihat juga tangan kiriku yang tengah terinfus dan sedikit darah keluar di dalam selangnya. Tali oksigen yang masih terpasang di hidungku jelas saja ini membuatku susah bicara. "Kamu jangan mikirin apa-apa dulu ya. Sekarang kamu harus sembuh dulu...." Alexa mengusap kepalaku beberapa kali. Aku masih terus bertanya di dalam hati, apa yang terjadi sama tubuh ini. Rasanya gak mungkin kalo hanya masalah nangis bisa sampai membuatku pingsan. Mungkin karn

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status