Home / Thriller / Malapetaka Cinta Claire / Part 10 Cemburunya Randi

Share

Part 10 Cemburunya Randi

Author: Allena Sari
last update Last Updated: 2023-08-27 11:00:47

"Pokoknya hal begini jangan sampai terulang lagi. Didik tuh istri kamu, dibilang sama orang tua tuh susah banget....." Cela Airin di pagi hari yang masih awal untuk sekedar berinteraksi namun ia telah mengomeliku di depan Roger, Randi, dan asisten rumah tangganya.

"Memang Claire kenapa Ma?" Randi lantas bingung dengan serangan fajar ini. Aku pun sama sekali tidak menceritakan ke suamiku perihal masalah tadi malam. 

"Tuhkan bahkan hal yang krusial aja, dia bisa gak cerita sama suaminya. Istri seperti apa sih kamu?" Nadanya lebih tinggi lagi. 

Aku menunduk kala air mataku sudah tidak bisa ku bendung lagi. Dengan sigap, telapak tanganku mengusap pipiku, memastikan Airin tidak melihat jatuhnya air mataku.

Randi sontak menarik tanganku, membawaku ke area taman belakang. Duduk di tepi kolam renang mungkin untuk sekedar menanyakan peristiwa apa yang ia lewati kemarin.

"Kenapa kamu gak cerita apa-apa?" Ia nada bicaranya lebih tinggi daripada biasanya.

"Kamu aja pulang jam berapa? Gimana bisa aku cerita sementara jam sudah tengah malam..."

"Ya kan tetap aja, harusnya kamu bisa cerita apapun itu...." Ia tidak mau ngalah.

"Aku kemarin ketemu Rafael..."

"Rafael???" Suaranya bak 8 oktaf dengan matanya tajam ke arahku.

"Iya. Maaf, kemarin aku cuma penasaran aja kok arisannya bisa semewah itu."

"Terus kamu turun? Kan sudah dibilang Claire, ingat perjanjiannya, ingat perjanjiannya. Kamu tuh ya suka banget cari masalah!" Jelas banget Randi sedang memarahiku kini.

"Kamu belum sempat kasih aku kesempatan untuk bicara Ran...." Air mata sudah banjir dipipiku. Jujur, jika hanya omelan yang harus ku dengar setiap harinya dari ibu mertua, mungkin aku masih bisa terima karena sedari awal mereka memang tidak bisa atau bahkan tidak pernah bisa menerimaku. Tapi jika satu-satunya alasanku bertahan di keluarga ini sudah tidak memberikanku kesempatan berbicara ataupun percaya kepadaku, rasanya duniaku hancur seketika.

"Astaga!!!" Randi menahan kesalnya.

Ia beranjak dari tempat duduknya, berjalan sedikit dekat dengan kolam dan sesekali memegang kepalanya, sembari menghembuskan nafas yang cukup panjang.

"Claire, maafin aku. Aku khilaf..." Ia kembali mendekatiku.

Aku masih terisak nangis melihat perlakuan Randi terhadapku.

"Sayang, maafin aku...." Ia merangkulku mengusap air mata yang sudah membanjiri pipiku.

****

Berangkat ke kantor dengan kondisi mata sembab, kepala penuh pikiran, dan mental yang hancur sama sekali tidak pernah ada dalam rencanaku. Namun, hari ini terjadi secara tiba-tiba. Aku kacau, seolah semuanya tidak ada artinya lagi.

"Claire, kamu baik-baik aja?" Mba Asha menyentuhku yang sedang berjalan menuju lift.

"Eh.. Mba Asha..." Aku menorehkan senyum palsuku agar tidak ditanya lebih detail lagi oleh orang lain.

"Kamu gak apa-apa kan?" Sekali lagi ia menanyakan hal yang sama.

Meski berat banget mulutku ini mengucapkan gak apa-apa, namun aku ingin sekali bilang kalo duniaku hancur kepada Mba Asha.. Tetap saja itu gak mungkin terjadi.

"Gak apa-apa Mba. Ada apa?" Aku menutupi semuanya dengan senyuman palsuku, aku benci kondisi ini. 

"Mata sembab banget. Kalo ada masalah apapun dan butuh teman cerita, kabarin ya.." Ia pamit karena beda lokasi lift. Aku menjawabnya dengan senyuman tipis sembari menyentuh mataku yang aku rasa juga sudah begitu sembab sekarang.

***

"Claire, masuk ruangan saya ya..." Perintah Randi yang lewat didepanku dan langsung mengajakku ke ruangannya. 

Tanpa jawab apapun, aku langsung menuju ruangannya.

"Kenapa Pak?" Sembari menutup kembali pintu ruangan Randi yang tadi ku buka.

"Kamu kenal dengan Arsy?" 

Aku kaget mendengarnya. Kenapa bisa ia tiba-tiba menanyakan hal ini, apakah mungkin Arsy membongkar masa lalu kami. Apa yang diceritakan oleh Arsy. Pikiran ini ruwet memikirkan banyak kemungkinan yang bisa terjadi dari apa yang disampaikan oleh Randi kepadaku. 

"I...iya... Apa dia cerita?" Aku memastikan terlebih dahulu apa yang dikatakan oleh Arsy kepada suamiku.

"Kenapa gugup gitu? Kok kamu gak pernah cerita?" 

"Pak, ini di ruangan kerja, dan saya rasa urusan pribadi kita bahas di rumah saja, gimana?" Aku mencoba berpikir cepat saat ini. Ya harapanku dengan caraku yang seperti ini, aku bisa bertanya dahulu kepada Arsy sebelum menjawab detail apa yang dikatakan oleh suamiku.

"Gak bisa dijawab dulu aja sekarang?" Randi dengan karismanya yang begitu memikat ini tidak ingin diajak negosiasi.

"Tok tok tok. Permisi Pak.." Tiba-tiba suara ketukan pintu mencuri perhatian kami. 

"Akhirnya aku bisa selamat..." Batinku.

"Ya sudah nanti aja kita bahas. Kamu jangan pulang duluan ya, barengan aja...." 

Aku mengangguk pelan, dan langsung menuju yang tadi telah diketuk oleh seseorang dari luar.

"Ngapain kamu?" Terlihat wanita dengan rok mini dan membawa beberapa berkas ingin memasuki ruangan Randi. Wanita itu adalah Catherine.

"Ya mau kasih dokumen lah.." Ia langsung bergegas masuk.

Di sepanjang jalan menuju mejaku yang hanya beberapa langkah dari pintu Randi, aku berpikir kok tumben Catherine langsung memberikan dokumen kepada Randi. Ya biasanya kan melalui aku dulu, secara aku adalah sekretarisnya Randi. 

"Ada yang aneh dari gelagatnya...." Batin wanitaku berbicara.

***

"Claire, lagi istirahat kan?" Suara pria dari seberang sana tengah menanyakan posisiku.

"Iya, ada apa Ar? Dokumennya barusan sudah aku terima juga, kamu kirim pakai kurir kan ya. Mau periksa aja, ini ada 4 bundle dokumen, benar kan ya?" 

"Astaga kamu ini ya...." Ia menghelakan nafasnya.

"Ke.. kenapa? Ada yang salah?" tanggapku.

"Bukan bukan... Ya udah lupain aja. Iya ada empat bundle disitu. Nanti tolong fotokan aja kalo sudah kamu terima ya.,.." Balasnya lagi.

"Oke deh..." Jawabku singkat 

"Sebentar Claire..." Ia menghentikan arah tanganku yang ingin menutup sambungannya.

"Kenapa?" 

"Mau lunch bareng?" 

"Hmm nanti aku chat aja ya, aku lihat dulu jadwal Pak Randi seperti apa..." Responku, padahal dalam hati sudah ketar-ketir memikirkan apa yang akan Randi pikir jika tahu aku makan siang dengan Arsy.

"Ya udah, aku tunggu ya chatnya. Jangan lama-lama hahaha.." Sambungan telepon pun terputus.

***

[Kamu, diajak makan siang sama Arsy?] 11.50

Ting, notifikasi menyala dari layar utama ponselku yang sedang terkunci. Arah mataku sebenarnya selalu sadar jika ada notifikasi masuk, dan biasanya jika tidak begitu urgent cenderung aku abaikan terlebih dahulu. Namun, kali ini beda. Ini bisa menimbulkan kecurigaan atau bahkan kemarahan Randi. Dengan sigap, aku langsung mengambil ponselku dan mengetik kata demi kata jawaban kepadanya. 

[Kamu tau dari Arsy?] 11.51

[Iya, tapi masih aku hold on karena harus bilang kamu dulu kan...] 11.51

Aku menjawab dengan netral, agar rasa curiganya Randi tidak berlebihan.

[Hmmmm, dia minta izin sama aku untuk ngajak kamu lunch nih. Gimana?] 11.51

[Duh, aku nurut keputusan kamu aja. Lagian aku juga sama dia teman SMA doang kan...]11.52

[Ya sudah, pergi aja. Setelah jam makan siang selesai, kamu pulang ke kantor ya...] 11.52

Baru saja menutup ponsel setelah chat singkat dengan Randi, lagi-lagi Arsy menelponku.

"Claire, gue udah minta izin sama Randi buat ngajak kamu lunch. Aku jemput sekarang ya..." Pria ini dengan sumringahnya mengajakku lunch entah apa yang akan dia ungkapkan kali ini, semoga saja masih dibatas wajar.

Setelah selesai menelponnya, aku langsung bergegas menuju ke lantai dasar agar menunggu di lobi dan langsung pergi ya bisa dibilang agar lebih efektif aja waktunya. Sesampai ku di lobi, ternyata Randi sudah ada di depan meja resepsionis. 

"Kamu ngapain?" Aku menegurnya, sebab ia sedari tadi arah matanya ke arahku.

"Nungguin kamu..."

"M...maksudnya?"

"Ya kan mau dijemput sama Arsy, aku mau pastikan aja kalo kamu bener perginya sama Arsy...."

"Sayang, gak apa-apa?" Bisikku pelan sembari menatap matanya.

Related chapters

  • Malapetaka Cinta Claire   Part 11 Keputusan Arsy

    "Kenapa sih Claire kelihatannya canggung banget...." Tegur Arsy yang kini sudah berada dihadapanku tengah melihat buku menu."E..enggak kok. Sudah pesan?" Balasku."Udah tau mau pesan apa. Nih, kamu mau pesan apa?" Ia menyodorkan buku menunya kepadaku."Pasti sih vanilla milkshake ya...." Celetuknya dengan tertawa.Ia masih begitu jelas mengingat menu minuman favoritku ketika dinner bersammanya."Bener gak gue, Claire?" Ia memastikan, dan memang pria ini tipikal yang butuh validasi."Iya benar kok. Ya udah aku pesan vanilla milkshake sama spaghetti aja.." Aku mengembalikan buku menu tersebut kepada sang pelayan yang sedari tadi sudah berada di tengah kami."Saya ulangi ya Bu menu pesanannya. Ada milkshake vanilla dua, spaghetti satu, dan nasi goreng satu." Ucap pelayan memastikan apa yang kami order telah sesuai.Setelah aku dan Arsy kompak mengangguk pelan, wanita tersebut pamit untuk menyiapkan pesanan kami.

    Last Updated : 2023-08-28
  • Malapetaka Cinta Claire   Part 12 Mulai Terbongkar

    "Cle tunggu dulu. Kamu tuh ya kebiasaan suka mood swing gak jelas..." Randi mengejar dan menarik tanganku."Apalagi?" Tanpa sadar suaraku memang cukup tinggi kali ini menghadapinya."Ya kamu main pergi gitu aja. Aku kan cuma nanya..." Ia membela dirinya."Randi, untuk apa sih kita nikah kalo ujung-ujungnya kamu gak pernah kasih rasa percaya itu ke aku?""Maksud kamu? Aku gak mau kita masuk ke dalam rumah masih dengan kondisi marahan gini ya Cle..." Ia lagi-lagi coba mengancamku. Aku sadar pertengkaran kami ini disaksikan juga oleh satpam yang sedari tadi sedikit melirik ke arah kami. Cuma memang aku sudah gak sabar untuk meluapkan emosi.Aku diam, menatap tajam mata Randi lalu jalan perlahan ke arahnya."Ran, tolong kasih aku rasa percaya. Aku bukan lagi pacar kamu, aku sudah jadi istri kamu. Aku butuh kamu untuk percaya sama aku, aku sama Arsy ya cuma sebatas teman SMA aja gak lebih. Jadi tolong berhenti untuk berpikir

    Last Updated : 2023-08-29
  • Malapetaka Cinta Claire   Part 13 Cemburu

    "Aku mau ngobrol sama kamu malam ini..." Ia melindungi dirinya."Bukan, bukan masalah kamu baru bilangnya sekarang, tapi kok bisa mama duluan yang tau daripada aku?" Aku menegaskan kembali arah obrolanku yang sama sekali merasa tidak dihargai sebagai istri olehnya."Lah kan gak ada masalahnya juga. Udah deh jangan buat buat keributan yaaa...." Ia membantahku lagi dan beranjak pergi...****"Claire sama Cathrine tolong ke ruangan saya sekarang..." Rasanya semalaman suntuk Randi enggan berbicara kepadaku, entah karena dia badmood aku terus-terusan bermasalah dengan Airin atau memang ada yang sedang ia pikirkan, entahlah. Tiba-tiba pagi hari ini, jam delapan tepatnya ia memintaku dan Catherine untuk ke ruangannya jelas saja aku merasa sedikit awkward untuk menatap matanya."Baik Pak..." Ucap Catherine.Perempuan dengan rok diatas lutusnya itu dengan sigap memasuki ruangan Randi tanpa mengajakku. Ya memang santer kabar yang

    Last Updated : 2023-08-30
  • Malapetaka Cinta Claire   Part 14 Terpaksa Masak

    "Dengar ya kamu, jangan mentang-memtang suamimu pergi kamu mudah aja keluar masuk kamar seperti ini..."Belum ada 6 jam pasca keberangkatan Randi, ibu mertuaku sudah langsung menyeramahiku perkara aku langsung bergegas masuk kamar."Ada yang bisa aku bantu, Ma?" "Masak sana, bersih-bersih rumah. Pokoknya kamu jangan cuma makan tidur disini!" Ucapnya.Ia membentakku sehingga asisten rumah tangga yang tadi ada di belakang juga turut keluar."Nah ini Bi, coba diajarin cara bersih-bersih rumah." Tunjuk Airin kepadaku pada saat berbicara dengan asisten rumah tangga di sini."Malam ini, biar dia aja yang masak. Mau lihat apa sih yang buat Randi secinta ini sampai melawan orang tuanya..." Sindir Airin."Ma.. Maaaf tapi aku gak bisaa...." Aku menjawab pelan."Gak bisa? Apa? Kata kamu gak bisa?" "E... enggak Ma. Oke Ma, aku izin ke dapur dulu..." Alihku. Jelas saja harga diriku sudah tidak ada di rumah ini. Me

    Last Updated : 2023-08-31
  • Malapetaka Cinta Claire   Part 15 Pulang

    "Gak becus banget. Masak aja gak bisa. Apa sih kelebihan kamu di mata anak saya?" Airin membentak keras dan marah dengan kejamnya dihadapan suami dan Bi Asih selaku asisten rumah tangganya."Maaf ma....." Aku menunduk takut."Nyonya maaf, tadi saya yang lupa untuk ingatin non Claire angkat steaknya. Maaf Nyonya..." Bi Asih memelas iba kepada Airin."Ah sudah, sekarang kamu pesankan saya makan malam. Atau belikan saja langsung keluar sana...." Perintah Airin, entah itu untukku atau untuk Bi Asih dengan dentuman geprakan meja.Namun, dengan sigapnya aja aku langsung mengeluarkan ponselku dari saku rokku, membuka layanan makanan online, dan mencari steak yang mertuaku ini inginkan."Ma, sebentar ya sedang dipesan....." Ucapku pelan.***Setelah kejadian sadis makan malam tadi, aku tidak melanjutkan makan malamku. Ku biarkan Airin dan Roger untuk makan, sementara aku kembali ke kamar. Aku menangis sejadinya, meng

    Last Updated : 2023-09-01
  • Malapetaka Cinta Claire   Part 16 Rahasia Airin

    "Claire, kamu dimana?" "Ya di kantor, kenapa?" "Kamu jawabnya ketus banget. Ada apa sih dari tadi malam...." "Ya biasa, aku lagi gak dalam mood yang bagus sekarang. Ada apa?" Jelas saja rasanya aku ingin menuntaskan obrolan dengan Randi kali ini. "Arsy ke kamu?" "Oh iya itu. Dia tadi sempat nelfon aku sih mau ketemu sore ini. Ada apa ya? Katanya besok mau peresmian...." "Kamu sebetulnya ada apa sih dengan dia?" Terang saja ini membuatku bingung ada masalah apa lagi disana sampai aku diikut-ikutan olehnya . "Kenapa kamu bisa bertanya gitu? Aku lagi di kantor. Bisa gak kita ngobrolnya 30 menit lagi pas aku makan siang?" Aku memberikan penawaran terbaik untuk berbincang pribadi di luar jam kantor. Ya meskipun ia adalah atasanku langsung dan menjadi CEO di perusahaanku, tetap saja aku punya pekerjaan lain yang memberiku gaji disini. "Telfon aku 30 menit lagi...." Ia menutup telfonnya. "Ada apa sih ini? Arsy ngajak gue ketemu, dan dia berlagak aneh seperti ini..." **** "Mau i

    Last Updated : 2023-09-02
  • Malapetaka Cinta Claire   Part 16 Rahasia Airin

    "Claire, kamu dimana?""Ya di kantor, kenapa?" "Kamu jawabnya ketus banget. Ada apa sih dari tadi malam....""Ya biasa, aku lagi gak dalam mood yang bagus sekarang. Ada apa?" Jelas saja rasanya aku ingin menuntaskan obrolan dengan Randi kali ini."Arsy ke kamu?" "Oh iya itu. Dia tadi sempat nelfon aku sih mau ketemu sore ini. Ada apa ya? Katanya besok mau peresmian...." "Kamu sebetulnya ada apa sih dengan dia?" Terang saja ini membuatku bingung ada masalah apa lagi disana sampai aku diikut-ikutan olehnya ."Kenapa kamu bisa bertanya gitu? Aku lagi di kantor. Bisa gak kita ngobrolnya 30 menit lagi pas aku makan siang?" Aku memberikan penawaran terbaik untuk berbincang pribadi di luar jam kantor. Ya meskipun ia adalah atasanku langsung dan menjadi CEO di perusahaanku, tetap saja aku punya pekerjaan lain yang memberiku gaji disini."Telfon aku 30 menit lagi...." Ia menutup telfonnya."Ada apa sih ini? Arsy ngajak gue ketemu, dan dia berlagak aneh seperti ini..." ****"Mau istirahat d

    Last Updated : 2023-09-02
  • Malapetaka Cinta Claire   Part 17 Failed Dinner

    "Berantem hebat ya?" Asha seolah bisa membaca raut wajahku."Iya Mbak, biasalah..." Aku senyum tipis. Perasaanku amat tidak enak untuk menceritakan permasalahan ini dengannya, terlebih ia juga bagian dari keluarga Randi."Jujur, dulu selama ada di rumah suamiku ya sama kayak kamu juga. Apapun yang aku lakukan tuh gak disukain sama Airin, dia sebagai adik tapi ngatur, adu dombanya bukan main...." Asha menceritakan secara detail apa yang terjadi. Justru buatku diam tidak bergidik untuk menyimak apa yang terjadi."Ya menurutku, kamu akan terus seperti ini ya jika masih tinggal bersama Airin. Apalagi Randi putra tunggalnya, wah sudah pasti gak kebayang kamu makan hatinya gimana....." Ungkap Asha yang menaruh simpati kepadaku."Mbak......" Aku meneteskan air mataku, seolah ingin mengungkapkan semua yang aku rasakan setelah pernikahanku terjalin."Kamu bisa cerita kok sama aku. Karna kondisinya aku juga pernah ada diposisimu...." Asha coba menenang

    Last Updated : 2023-09-03

Latest chapter

  • Malapetaka Cinta Claire   Part 28 Fakta Kecelakaan Orang Tua

    Aku memasuki mobil Randi dengan penuh pertanyaan, mengapa tante Sophia menyebutkan tentang kematian orang tuaku, bukankah sudah jelas mereka kecelakaan? "Claire, pakai seatbeltnya. Kamu kenapa bengong gini?" Randi seolah memperhatikanku dari tadi."Eh maaf..." Tanganku langsung mencari sabuk pengaman itu dan langsung ku tancapkan di penutupnya."Kamu mikirin apa? Harusnya kamu senang dong karna kita mau keluar dari rumah sekarang...""Tante Sophia tadi menyebut tentang orang tuaku...." "Astaga Claire, udah ah jangan dipikirin. Lagian kematian orang tua kamu kan juga sudah lama, apalagi yang mau dibahas?" Randi di sisi yang berbeda dariku.Aku diam, mengabaikan komentarnya."Udah pokoknya kamu jangan mikirin apapun. Aku berjuang sejauh ini untuk kamu...." Tambahnya lagi.Ia mulai menancapkan mobil dari balik basement ini menuju gerbang tinggi yang menutupi rumah megahnya. "Den, maaf gak boleh keluar...." Cegah dua orang satpam yang berada di depan gerbang menghentikan laju mobil kam

  • Malapetaka Cinta Claire   Part 27 Keluar Rumah

    "Cle, kamu mau nurut sama aku gak kali ini?" Randi perlahan mendekatiku yang sedang kalut atas paksaan dan rampasan hidup yang dibuat oleh Airin."Mau apa lagi, Mas? Rasanya semua hal yang aku lakuin juga sia-sia. Mama kamu tetap ingin kita cerai. Dengan kamu narik aku kesini, cuma untuk ngulur waktu aja kan? Karena faktanya yang diinginkan mama kamu tuh tetap saja bukan aku...." Aku coba mewaraskan semua hal yang ada di hadapanku. Rasanya air mata pun sudah gak sanggup lagi menetes."Kali ini aja, sayang. Kamu mohon mohon sama mama buat batalin semua keinginannya. Aku juga bakal ngelakuin hal yang sama....""Mas......" Aku mendongakkan kepalaku, sorotan mata kami saling bertemu."Tolong kali ini aja.. Aku mau mempertahankan kita, Claire, dan aku harap kamu juga punya hasrat yang sama....""Gak ada jaminan hati mama terketuk, Mas. Semuanya bakal sia-sia aja...." Aku sudah sampai di titik nyerahku. Rasanya sekarang jika boleh langsung Randi menalakku, aku langsung menerimanya. Luka bat

  • Malapetaka Cinta Claire   Part 26 Harus Berpisah?

    "Aku udah gak sanggup Ran setiap hari berhadapan dengan berbagai ucapan dari mama kamu..." Aku terisak nangis, seolah semua hal yang ku lakukan selalu salah di matanya."Ya jangan nyerah dong. Katanya kamu cinta sama aku, umur pernikahan kita juga baru banget Cle. Tolong bertahanlah demi kita..." Randi menurunkan egonya."Gimana bisa" aku bertahan, aku tuh udah gak diterima sama keluarga kamu, dan gak akan mungkin diterima...." "Sejak awal juga kan kamu tau gimana kerasnya mereka. Tapi apa, komitmen kamu di awal kan bakal bisa hadapin mereka apapun yang terjadi, kan?" Randi coba menguatkan hatiku yang sudah terlanjur kecewa dan patah dengan perbuatan kedua orang tuanya. Mereka betul-betul menginjak harga diriku di depan koleganya."Kesehatan mental aku yang terganggu kalo terus ada di rumah ini Ran. Mereka selalu bandingin aku dengan Natalie. Siapa sih memangnya Natalie? Kamu sama sekali gak pernah bahas tentang perempuan itu...""Ya karna gak penting, untuk apa aku bahas, sayang?" R

  • Malapetaka Cinta Claire   Part 25 Pengakuan di depan Sosialita

    "Aku sudah coba untuk ngobrol dengan mama tapi dia terus menolak apa yang udah aku pertahankan Claire..." "Terus? Kamu nyerah?" Jujur aja aku sudah gak punya tenaga bahkan untuk bicara kepada Randi sedikitpun."Gak, aku gak nyerah. Aku lagi berusaha untuk ambil hati mama buat kamu. Kamu bisa bantu aku juga?" "Bantu yang kaya gimana lagi? Aku harus apalagi supaya dapat hati mama kamu Ran...." "Saranku sih kamu coba berhenti kerja dan full time di rumah supaya sering bagi waktu untuk mama dan papa..." Ucapnya tanpa peduli dengan pertimbangan apapun."Kamu gak salah?" Aku masih coba bertahan untuk tidak mengumbar amarahku di depannya. Aku masih melihat seberapa pantas aku diperjuangkan olehnya."Ya enggak dong sayang. Kita coba satu per satu caranya supaya kamu tuh bisa akrab sama mama. Bisa kan?" "Tapi aku gak tau harus apa kalo di rumah tuh Ran..." Aku mendengus kesal."Ya kamu pasti bisa lah, browsing dulu aja caranya gimana entar di rumah kan tinggal kamu terapin aja. Pasti deh m

  • Malapetaka Cinta Claire   Part 24 Gugatan Airin

    "Pa, coba bilangin deh sama si Randi anak kesayangan kamu itu..." Airin ngedumel tak henti-hentinya."Papa juga sudah susah bilanginnya, bahkan kamu juga tau dia masih berani nikahin wanita itu padahal aku lagi serangan..." Roger pun ikut dalam obrolan bersama Airin."Lagian, dia mau apalagi sih dari wanita itu? Cantik? Ya masih banyak wanita lain yang jauh lebih cantik. Pinter? Ya kalo dia pinter mah gak mungkin jadi bawahan gitu. Keturunan? Ya mana bisa hasilnya aja udah jelas-jelas dia mandul, gimana bisa punya keturunan. Yang ada nih ya Pa, kalo sampe orang lain tau udah kita bakal kena malu banget seumur hidup..." Airin terus memanas-manasin Roger. Sebab ia tau suaminya akan lebih cepat bertindak jika dikasih sumbu api dulu untuk meledakkan emosinya.Roger wajahnya sudah merah padam, gempalan di tangannya sudah jelas bahwa ia tidak ingin kejadian yang telah disebutin Airin menjadi kenyataan. Terlebih ia paling benci jika direndahkan oleh orang lain. Dia sangat membencinya."Tapi,

  • Malapetaka Cinta Claire   Part 23 Frustasi

    Tatapanku kosong, pikiranku entah campur aduk semuanya. Fokusku tidak lagi tentang orang-orang disekitarku."Claire, kenapa? Randi ada apa?" Tante Alexa yang kian melihat tubuhku terlunglai lemas di kursi roda tak kuasa menahan pertanyaannya pada suamiku.Randi masih mendorong kursi rodaku menggantikan suster. Aku sudah sampai di tepi tempat tidur."Sayang, ayo pindah ke tempat tidur..." Randi pindah posisi disebelahku persis. Aku sama sekali tidak berani menatap wajahnya, jelas saja ekspektasiku mengatakan ia kecewa sebesar-besarnya."Aku bisa sendiri!" Sedikit bentakan dengan penolakan untaian tangan Randi sudah menjadi jawaban atas kegundahanku saat ini.Aku kehilangan semuanya bahkan harapan tetap hidup.****"Randi bisa ngobrol keluar sebentar?" Aku mendengar jelas tante Alexa mengajak Randi untuk membicarakan kondisiku. Aku tidak bergeming, karna saat ini, aku hanya bisa nangis meratapi nasib yang gak tau akan muara kemana.Randi berjalan pelan meninggalkanku, begitu juga tante

  • Malapetaka Cinta Claire   Part 22 Mandul?

    "Ma, aku sudah sampe Jakarta nih...." Pria berkaos coklat ini menelfon ibundanya tepat disampingku sehingga jelas terdengar apa yang tengah mereka obrolin walaupun Randi tidak dalam mode loudspeaker dari ponselnya. "Iya ini, aku lagi nemenin Claire di rumah sakit, kan dia masuk rumah sakit Ma. Mama kesini ya..." Entah apa respon Airin, Randi langsung mematikan ponselnya. Matanya menatapku lagi dalam-dalam. "Sayang, aku minta kita periksa semuanya ya. Kamu tuh gak pernah loh drop kayak gini...." Ia membahas lagi dan membujukku agar mau untuk melakukan pemeriksaan secara penuh. "Mama mau datang?" Aku coba mengalihkan topik pembicaraan. "Katanya sih sekarang masih arisan di rumah temennya, mungkin nanti atau besok dia baru bisa datang. Kan kamu ada aku juga disini, ada tante Alexa sama tante Asha juga. Gak apa-apa kan?" Ia bertanya kepadaku yang padahal sudah jelas aku tahu kalo Airin tidak mungkin mau melihatku. "Sayang, pemeriksaan mau ya?" Ia tetap bisa memutar topik lagi. "Iya

  • Malapetaka Cinta Claire   Part 21 Permohonan Cle

    "Claire, Randi sudah tau?" Mba Asha yang sedari tadi menemaniku disini bersama tante Alexa pun ikut khawatir dengan kondisi, meskipun jelas ucapan dokter tadi menyatakan aku hanya karna kelelahan saja. "Sudah Mba. Duh si Arsy gak boleh tau nih, gimana caranya ya...." "Coba nanti aku ngobrol sama Arsy deh, dia gak boleh tau hubungan kamu sama Randi. Ya apapun itu alasannya, orang lain diluar keluarga inti kita gak boleh tau." Mba Asha menekankan kalimat yang sama berulang kali. Ia tau persis resiko yang akan aku tanggung jika saja pernikahanku terkuak ke publik. Ya, aku gak bisa apa-apa. Aku sedih pun rasanya sudah gak bisa, aku memilih jalan ini dan bagiku inilah konsekuensinya. "Sayang, sebenarnya ada apa sih? Kamu tuh dari kecil gak pernah yang namanya pingsan. Tante tau persis kondisi fisik kamu sekuat apa. Ini gak kayak kamu biasanya...." Setelah Asha pergi meninggalkanku untuk ngobrol bersama Arsy, inilah kesempatan tante Alexa untuk menanyakan secara detail apa yang sebenar

  • Malapetaka Cinta Claire   Part 20 Memihak Airin

    "A... aku dimana....." Mataku terbuka pelan, terlihat samar-samar beberapa orang tengah mengelilingiku. "Claire......" "Sayang, kamu gak apa-apa kan? Apa yang sakit?" Wanita paruh baya yang menjadi sosok ibu penggantiku ini terlihat sangat khawatir dengan kondisiku. "Tante, apa yang terjadi?" Suaraku masih begitu pelan, tenagaku seolah masih kosong. Aku mengamati sekitarku. Tidak hanya wajah tante Alexa saja yang hadir, tetapi juga Arsy dan Mba Asha turut menemaniku disini. Aku melihat juga tangan kiriku yang tengah terinfus dan sedikit darah keluar di dalam selangnya. Tali oksigen yang masih terpasang di hidungku jelas saja ini membuatku susah bicara. "Kamu jangan mikirin apa-apa dulu ya. Sekarang kamu harus sembuh dulu...." Alexa mengusap kepalaku beberapa kali. Aku masih terus bertanya di dalam hati, apa yang terjadi sama tubuh ini. Rasanya gak mungkin kalo hanya masalah nangis bisa sampai membuatku pingsan. Mungkin karn

DMCA.com Protection Status