Home / Pernikahan / Malam Tak Terlupakan Bersama Pamanmu! / 42. Ranjang, Kopi, dan ... Toasted Bread!

Share

42. Ranjang, Kopi, dan ... Toasted Bread!

Author: Chani yoh
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Kamu ... tidak ingin mengatakan sesuatu?” Hayden bertanya ketika dia telah di depan pintu unit apartemen Darline dan wanita itu masuk setelah mengucapkan tiga deret ucapan.

“Hmm? Bukannya tadi sudah aku mengatakan terima kasih?”

“Hmm, tapi bukan itu yang kuharapkan,” kata Hayden dengan sebelah tangannya bersandar di kusen pintu dan tubuhnya ikut bersender di sana.

Mendengar itu, sebelah alis Darline menaik. “Hmmm? Jadi apa yang ingin Mas dengar? Selamat tidur dan sampai jumpa?”

“Argh! Itu justru hal yang tidak ingin kudengar darimu.”

“Lalu? Maunya dengar apa?”

“Hmm, begini. Tidur-nya sudah benar. Tapi depannya bukan ‘selamat’.” Hayden terkekeh mendengar teka tekinya sendiri.

Apalagi saat wajah Darline berpikir keras. Sebenarnya dia kesal juga kenapa dia jadi menggunakan teka teki untuk hal se-sepele itu. Harusnya dia katakan saja terus terang.

Apalagi dengan pengalamannya yang selama ini tidak pernah menutup diri pada wanita, mengatakan keinginan untuk tidur bersama itu bukan hal sul
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Malam Tak Terlupakan Bersama Pamanmu!   43. Menjenguk Rumah Mangkrak

    “Nggak ada ceritanya bos nebeng sama karyawannya, Mas,” kilah Darline walaupun akhirnya dia melebarkan juga daun pintu dan mempersilahkan Hayden masuk.“Ada dong! Ini sekarang kita buktinya!”“Itu kan karena Mas memaksa.”“Mana ada aku memaksamu! Kamu melebarkan pintu dengan sendirinya lho. Tidak ada pemaksaan.” Hayden tampak menjengkelkan jika sudah bermode tengil seperti ini.Sudah pasti, Darline tak bisa memrotesnya lagi. Dia pun akhirnya hanya menjawab pendek, “Iye, iye, lah!” dengan nada suara seperti Upin Ipin.Seperti tadi, tanpa disuruh duduk, Hayden sudah langsung menuju dapur dan melihat secangkir kopi yang sedang dinikmati Darline.Diangkatnya hanya untuk dia hirup aromanya. Kedua matanya terpejam begitu menikmati aroma kopi yang disesapnya.“Sepertinya lezat. Hmmm.”Tanpa diduga-duga, Hayden meminum dari cangkir Darline, membuat kedua mata Darline membelalak.“Lho, Mas, kenapa diminum? Itu punyaku!”“Eh, iya ya. Habis enak banget. Jadi lupa diri.” Hayden tersenyum tanpa do

  • Malam Tak Terlupakan Bersama Pamanmu!   44. Bonjour, Mon Cher ...

    Darline terduduk lesu ketika mereka kembali ke mobil.Satu-satunya properti yang dia harapkan dapat direbutnya dari Willson kini ternyata sudah dijual tanpa dia ketahui dan tanpa sedikit pun rupiah yang diberikan padanya.Padahal, pembangunan rumah ini menggunakan uang warisannya. Hanya tanah saja yang merupakan milik Willson.Namun, di atas semua itu, sudah seharusnya Willson memberitahukannya ketika hendak menjual rumah itu.“Maaf, Sayang, tapi aku rasa Willson sudah membohongimu selama ini.” Hayden akhirnya bersuara setelah membiarkan Darline diam dan merenungi semuanya.Hanya deru mesin mobil yang begitu halus yang melingkupi mereka sedari tadi.Dengan hati berat dan pahit yang menyeruak dari hati hingga ke lidahnya, Darline mengangguk.Tidak ada hal lain yang mungkin kecuali bahwa Willson memang sudah menipunya dengan mengatakan bahwa pembangunan rumah mangkrak, padahal dia terus membangunnya. Setelah selesai, dia men

  • Malam Tak Terlupakan Bersama Pamanmu!   45. Rancangan Laura Bella

    Pertemuan dengan pengacara yang dipersiapkan Hayden menjadi pintu bagi Darline untuk segera mengakhiri status pernikahannya dengan Willson. Sore itu, Darline diperkenalkan pada Pak Harison sang pengacara. Mereka membahas banyak hal. Dan dari percakapan itu juga, Darline jadi mengetahui bahwa Hayden sudah mempersiapkan semuanya. Data-data yang dibutuhkan dalam ajuan gugatan cerai, semua diambil Hayden dari data kantor. Surat undangan menghadiri sidang perceraian pun sudah berada di tangan Pak Harison sehingga Darline hanya perlu menghadiri persidangan dan membeberkan alasannya untuk bercerai dari Willson. “Jika ternyata Bu Darline dan Pak Willson memiliki rumah bersama, maka hasil penjualan rumah haruslah dibagi,” kata Pak Harison dengan mantap. “Bisahkah pembagian dibuat lebih adil? Willson seharusnya hanya berhak mendapatkan seharga tanahnya saja. Sedangkan bangunan rumah semua menggunakan uang warisan Darline.” Hayden menimbrung dengan antusias. Pak Harison mengangguk mantap.

  • Malam Tak Terlupakan Bersama Pamanmu!   46. Tuntutan Tak Terduga

    Willson memasuki ruang persidangan dengan raut wajah yang tegang. Dia benar-benar murka pada Darline.Ini adalah hal paling memuakkan yang Darline lakukan semasa berstatus istrinya!“Kalau memang dia menggugat cerai, itu bagus, Willson! Turuti saja apa maunya. Dengan begitu proses perceraian kalian berjalan lancar. Turuti saja, KECUALI ...” Laura Bella memberi penekanan pada kata ‘kecuali’ ketika dia menyampaikan pada Willson di pagi hari itu, selagi Willson bersiap menghadiri persidangan.Demi menghadiri persidangan ini, Willson terpaksa mengambil cuti dan mereka juga terpaksa menginap di Jakarta malam sebelumnya agar bisa hadir tepat waktu.Laura Bella tidak akan mendampingi willson selama sidang, tentu saja. Namun, dia menyempatkan diri menyampaikan peringatannya.“KECUALI ... jika Darline meminta pembagian harta gono gini. Jangan setujui!”Willson menghela napasnya yang terasa seratus kali lebih berat saat dia menganggukkan kepala, mengiyakan perintah Laura Bella.“Tentu saja, Say

  • Malam Tak Terlupakan Bersama Pamanmu!   47. Hasil Persidangan

    Langkah kaki Willson terasa lunglai ketika sidang selesai. Keinginan dan harapannya telah terkabulkan karena gugatan cerai Darline dikabulkan persidangan. Hanya saja apa yang menjadi keputusan sidang, yang harus Willson patuhi itulah yang membuat langkah kakinya lunglai. ‘Darline sialan! Bagaimana mungkin dia bisa seluwes itu sekarang?’ pikir Willson sambil menahan gelegak kemarahannya. Masih terngiang jelas di kepalanya saat Pak Harison menunjukkan bukti berupa rekening koran miliknya. Pak Harison menyoroti khusus di masa satu sampai dua tahun lalu. Dan tercatat jelas di sana, ada transferan dana dari rekening deposito yang awalnya milik ayah Darline ke rekening miliknya, dengan jumlah 80 persen dari jumlah warisan yang diterima Darline. Dari sanalah maka Willson tak bisa mengelak lagi saat dia dituding menggunakan uang warisan Darline untuk membangun rumah yang telah dia jual itu. “Ada sanggahan lagi, Saudara Willson? Atau Anda bisa memberikan bukti lain bahwa dana untuk pemba

  • Malam Tak Terlupakan Bersama Pamanmu!   48. Celebration and ... Kissing?

    “Cheers!”Seruan Hayden mengagetkan Darline.Baru saja dia dipanggil untuk menghadap di ruang Mr. CEO, Hayden malah menyambutnya dengan segelas wine di tangan.Ingin Darline memrotes, tapi Pak Harison ada di sana.“Selamat, Bu Darline. Sidang telah mengabulkan semua tuntutan kita. Berkas resminya akan keluar minggu depan. Status Anda resmi berubah sejak saat itu.”Darline tersenyum seraya menyambut jabatan tangan Pak Harison.“Terima kasih banyak, Pak. Anda sudah banyak memberikan bantuan pada saya.”Pak Harison pun tersenyum lalu ingatannya kembali ke Willson saat di persidangan beberapa hari lalu dan dia pun terkekeh.“Bu Darline harus melihat sendiri betapa setress-nya wajah Pak Willson. Terutama saat dia dengan terpaksa mengakui hubungan gelapnya dengan Laura Bella, lalu detik berikutnya saya menyampaikan tentang pembangunan rumah yang mangkrak.Sepertinya dia tak menduga sama sekali jika kita akan mengungkit tentang rumah itu.”“Iya, Pak Harison. Saya memang sengaja tidak mengata

  • Malam Tak Terlupakan Bersama Pamanmu!   49. Geramnya Willson, Kesalnya Laura Bella!

    Darline menunduk, menghindari tatapan Hayden yang menanti jawabannya.Dia sungguh tidak tahu harus menjawab apa. Satu sisi hatinya merasa nyaman dengan Hayden, tapi dia tahu tidaklah etis jika dia langsung berada dalam pelukan Hayden di saat statusnya baru saja resmi bercerai.Karenanya Darline menggeleng.“Aku rasa, kita jangan terburu-buru, Mas.”Hayden terlihat kecewa, karena itulah Darline cepat melanjutkan, “Aku tidak mau kita menjadi bahan gosip, Mas. Pikirkan status dan jabatanmu. Kita bisa dianggap melakukan hubungan terlarang.”Hayden terlihat tak terima dengan kata-kata Darline, tapi belum suaranya keluar, pintu sudah diketuk dan terdengar gerakan membuka pintu beserta suara dari luar.“Selamat siang, Pak!”Cekrek ... cekrek ...Pintu terkunci dan tidak berhasil dibuka.Sedangkan suara tadi adalah suara Bu Alma.Darline panik seketika itu juga sedangkan Hayden tampak t

  • Malam Tak Terlupakan Bersama Pamanmu!   50. You Turn Me On!

    “Darl, malam ini kita lembur lho!” ucap Hayden ketika sore itu Darline datang membawakan esspresonya yang hitam pekat dan tanpa gula sama sekali.Aroma ruangan CEO langsung berubah harum penuh aroma kopi.“Lembur? Lembur ngapain, Mas? Ada meeting ya? Kok sekretaris Mas ini nggak tau sama sekali ya?” tanya Darline seraya memberikan sarkasme kecil pada Hayden.Hubungan Darline dan Hayden semakin dekat sejak berkas perceraian telah resmi keluar. Meskipun Hayden lebih banyak menahan diri dan tidak lagi mendesak-desak Darline untuk segera menjadi kekasihnya.Hayden menyadari apa yang Darline katakan sebelum ini ada benarnya. Wanita itu baru bercerai dan jika tiba-tiba sudah menjalin hubungan dengannya, akan timbul gosip tak sedap dalam kantor ini.Sekalipun sebenarnya mudah saja untuk meredam gosip itu, Hayden memilih untuk tidak membebani mental Darline dengan ketakutan akan gosip dan tekanan-tekanan lainnya.Jadi, sekalipun dekat, saat ini mereka lebih intens sebagai atasan dan bawahan s

Latest chapter

  • Malam Tak Terlupakan Bersama Pamanmu!   DNJ - We Are Family

    Di hari H, mereka serombongan melakukan perjalanan udara dan saat tiba di bandara Soekarno Hatta, Hayden dan Darline menjemput bersama.Perut Darline sudah terlihat buncit meski tubuhnya masih langsing seperti dulu.Melihat Heaven yang terlebih dahulu keluar dari exit door, Hayden melambaikan tangannya.Heaven memimpin rombongan menghampiri Hayden.Satu demi satu mereka berpelukan.Hanya saat tiba giliran Darline, Oma Jenny merasa canggung, tapi akhirnya dia memeluk lebih dulu.“Maafkan Mom yang dulu sempat menuduh kamu mandul, Sayang. Maafkan ya.” Oma Jenny berbisik di telinga Darline.Tentu saja dia malu jika Hayden mendengar permintaan maafnya.Ketika pelukan mereka terurai, Darline tersenyum pada ibu suaminya itu. “Nggak pa-pa, Mom. Itu juga kesalahan kami, lupa memberitahu Mom tentang kehamilan ini.”Mendengar itu, Hayden langsung menimbrung, “Iya, Mom. Aku yang lupa. Terlalu banyak pekerjaan.”“Ya, ya, sekarang istrimu sudah mengandung, kau harus kurangi kerjamu, jaga dia baik-b

  • Malam Tak Terlupakan Bersama Pamanmu!   DNJ - Penyesalan Hailley & Oma

    Hailley pulang dengan hati hancur. Sehabis dari apartemen baru mommy-nya, dia nongkrong di dermaga dengan ditemani Mike.Driver dimintanya menjemput di sore hari dengan alasan dia memiliki pelajaran tambahan.Jadi, Hailley nongkrong hingga sore, ditemani Mike. Meski begitu, gadis itu tidak banyak curhat pada Mike.Mereka hanya duduk diam, merenung sendiri-sendiri. Angin kencang menerpa wajah Hailley membuat gadis itu kembali teringat kata-kata ibunya sebelum dia disuruh pulang sesegera mungkin.“Hailley, dengarkan Mommy. Mommy terpaksa melakukan ini semua! Mommy tidak punya uang lagi. Untuk kembali pada daddy-mu itu tidak mungkin. Kita sudah berakhir lama sekali. Itupun juga karena mommy yang salah sudah meninggalkan daddy-mu.Lalu ada pria ini, yang melamar mommy. Dia bisa menunjang hidup mommy. Hanya saja, dia hanya bersedia menerima seorang istri, tidak dengan anak-anaknya. Jadi, karena inilah, Mommy terpaksa memintamu tinggal bersama Daddy-mu.”“Ck! Sudah kuduga! Mommy tega! Kau m

  • Malam Tak Terlupakan Bersama Pamanmu!   DNJ - Mencari Mommy

    Hailley semakin sakit hati.Kenapa ibunya menikah tapi tidak memberitahunya?Dan benarkah perkiraan oma-nya tadi?“Tidak! Aku harus mencaritahu!”Hailley menekan nomor Mike dan menghubunginya.Suara di ujung sana menjawab, “Hei, kenapa telpon malam-malam begini? Hpku perlu dicas.”“Aku hanya ingin menanyakan alamat apartemen tempat ibumu bekerja. Bisa berikan padaku?”“Maksudmu, tempat tinggal baru ibumu?”“Iya.”Hailley teramat sesak rasanya ektika menjawab pertanyaan Mike. Dia sendiri tak pernah menyangka akan menanyakan alamat ibunya pada orang lain.Di sisi lain, hati kecil Hailley masih tak percaya.Setelah Mike mengirimkannya alamat, Hailley memaksa diri untuk tidur, meski itu sulit sekali. Di benaknya sudah terukir rencananya untuk esok hari. ***Hailley memang berangkat ke sekolah dengan mobil dari Opa. Tiba di sekolah, dia turun dan menunggu di gerbang dalam, sampai mobil pergi, Hailley pun keluar lagi.Tapi tepukan di bahunya membuatnya terkejut. Saat dia men

  • Malam Tak Terlupakan Bersama Pamanmu!   DNJ - Dia Benar Ashley

    Sudah berminggu-minggu berlalu dengan Hailley dibawa pulang Oma ke Singapura.Sekalipun terasa melegakan karena tidak ada lagi tekanan dari gadis itu, tetap saja rumah yang sempat dihuni 3 orang, lalu berkurang satu, terasa sepi.Sedikit banyak Darline juga merindukan Hailley. Andai Hailley tidak bermasalah, dia pasti dengan senang hati menjadi ibu sambungnya.“Hei, perutmu seperti tidak bulat.”Suara Hayden tiba-tiba membuyarkan lamunan Darline ketika malam itu mereka menonton TV bersama sambil berpelukan.“Eh, iya ya, Mas. Terasa seperti kram. Oh, ini baby nya lagi bergerak kali. Kayak ada yang mendorong dari dalam.”Hayden gegas bangun untuk melihat apa yang terjadi.Di bagian bawah perut Darline terlihat sesuatu yang kecil tercetak di permukaan perut.Benar kata Darline, baby sepertinya sedang mendorong dari dalam. “Sepertinya dia pegal, jadi sekarang sedang stretching,” canda Hayden sambil memeragakan stretching ala baby yang di bayangkannya sendiri. Darline sampai tertawa dibuat

  • Malam Tak Terlupakan Bersama Pamanmu!   DNJ - Kehidupan Bak Puteri Raja

    “Halo, Mom, ada apa yang terjadi?” Hayden tidak merasa perlu berbasa basi lagi. Dia langsung menunjukkan bahwa dia sudah mengetahui semuanya. “Oh, berarti kamu sudah tahu bahwa Mom membawa Hailley ke Singapura?” “Iya, Darline baru saja menelpon.” “Oh, bagus kalau begitu. Mom mengambil keputusan ini karena istri kamu itu tidak terlihat keinginannya untuk mengurus cucuku. Dia seringkali menindas Hailley!” “Menindas bagaimana, Mom? Setahuku justru Darline sudah sangat bersabar dalam menghadapi Hailley. Sikap Hailley sering kasar. Bukan saja pada Darline, tapi pada siapa saja. Tapi Darline dengan sabar mendidiknya. Dia memang tidak mengabulkan semua keingingan Hailley, tapi aku tahu Darline melakukan semua itu untuk kebaikan Hailley.” “Omong kosong, Hayden! Itu sih hanya akal-akalannya saja agar kau tidak mengira dia menindas Hailley. Mana mungkin dia bisa seperti itu karena Hailley kan bukan darah dagingnya. Maka dari itu, mom membawa Hailley pulang ke Singapura. Mom tidak rela ji

  • Malam Tak Terlupakan Bersama Pamanmu!   DNJ - Mengadu ke Oma

    Brak!!!Hailley bangkit dari duduknya dengan mendorong kursi sekuat tenaga.Gadis itu tak jadi makan dan kembali ke kamarnya.Tiba di kamar, Hailley mengeluarkan ponsel dan mengirim pesan pada Hayden.[Daddy, aku nggak mau tinggal sama-sama istrimu lagi! Dia keterlaluan! Dia sering mengejekku! Dia itu nggak pantas jadi istri daddy. Lebih nggak pantas lagi jadi penggantinya mommy!Aku benci dia! Kalau daddy benaran sayang padaku, kalau daddy benaran ingin menjadi ayah yang baik untukku, daddy harus meninggalkannya! Aku nggak mau tinggal di sini lagi, selama dia masih di sini!!!]Setelah mengirim pesan, Hailley terduduk dengan wajah cemberut. Kedua matanya basah akan air mata dengan pinggiran matanya menjadi merah.Dia benar-benar marah dan membenci Darline.Diliriknya lagi ponsel di tangan. Kenapa daddy nggak balas-balas, sih?Hailley semakin kesal.Tepat saat dia melempar ponsel itu, balasan dari ayahnya masuk.[Maafkan istriku kalau dia sering mengejekmu. Tapi aku yakin Darline hanya

  • Malam Tak Terlupakan Bersama Pamanmu!   DNJ - Darline Juga Bisa Membalas

    “Hailley! Kenapa kamu harus sekasar itu pada seseorang? Dia hanya bertanya!”Bukannya menyesali, tapi Hailley malah menjawab acuh, “Apaan sih, Dad? Ngapain dia tanya-tanya? Kenal juga nggak!”“Hailley, dia bertanya karena melihat wajahmu seperti kurang sehat.”Saat Darline menjelaskan, Hailley bertambah murka. Daddy yang menegur saja dia tak terima, apalagi saat Darline yang menegur. Tidak mungkin dia bisa terima.“Mana ada kurang sehat? Mukaku beginilah! Dia saja yang caper! Cari-cari perhatian! Cuih!”Tak enak pertanyaannya ditanggapi seperti itu, pelayan tadi pun berkata, “Maaf, Nona. Saya tidak sengaja.”“Tidak sengaja, tidak sengaja! Tugasmu itu hanya melayani customer, ngapain pake-”“HAILLEY!”Hayden benar-benar murka. Perilaku Hailley tidak bisa dia tolerir lagi. Sekalipun Hailley adalah putrinya, tapi dia tidak bisa menerima sikap kurang ajar seperti itu.Apalagi Hailley meremehkan pelayan.“Kalau kamu tidak bisa berkata yang baik, maka lebih baik kamu diam!”“Daddy! Aku ngga

  • Malam Tak Terlupakan Bersama Pamanmu!   DNJ - Dua Sikap

    “Kamu beneran nggak mau ikut Oma ke Singapura? Di sana kamu tinggal sama Oma, nemenin Oma lho, Hailley.”Oma Jenny tak mengira jika Hailley akan menolak ajakannya.Dia jadi bersedih.“Iya, Oma. Aku di sini aja dulu. Sudah daftar sekolah juga.”“Oh, ya sudah. Baiklah. Oma akan datang lagi bulan depan. Kamu baik-baik di sini ya?”“Iya, Oma.”“Kalau istri daddy-mu itu menindasmu, laporkan pada oma. Akan oma adukan pada daddy-mu,” bisik Oma Jenny saat sedang menyusun isi kopernya.Hailley mengangguk dengan hatinya membatin sengit, ‘Tentu saja, Oma. Aku nggak mungkin sebodoh itu membiarkan dia menindasku. Malahan aku yang akan menindasnya. Tapi di belakang Daddy tentunya!Karena mommy sudah beratus-ratus kali mengingatkanku untuk menjaga sikap di depan Daddy. Tapi mommy tak pernah memintaku bersikap baik pada istrinya daddy.So, kalau aku nggak bersikap baik pada Darline, aku nggak bisa disebut melanggar perintah mommy juga, kan?’Hailley tersenyum licik pada dirinya sendiri.Pada akhirnya,

  • Malam Tak Terlupakan Bersama Pamanmu!   DNJ - Harus Tetap Bersama Daddy!

    “Astaga, Mas! Apa di rumah kurang?”Pertanyaan polos Darline membuat Hayden terkekeh. Setelah itu, mereka selesai bertelpon dengan Hayden meminta Darline lekas berganti pakaian.Dia sendiri langsung menekan nomor ibunya untuk memberitahu perihal jamuan makan malam yang akan dia hadiri bersama Darline.Tidak butuh waktu lama, panggilannya dijawab sang ibu.“Ya, Hayden? Ada apa menelpon di jam begini?” sambut ibunya dengan suara teramat lembut.“Ini, Mom, aku ada jamuan makan malam dan akan mengajak Darline. Mom menemani Hailley dulu di rumah, tidak apa-apa kan?”“Oh, iya, tentu. Bagus juga kamu mengajak Darline keluar. Seharian ini dia di rumah tidak mengerjakan apa-apa. Bahkan dia juga tidak masak makan malam.”Niat ibunya untuk mengadu, tidak mendapatkan perhatian dari Hayden.“Ya, nanti mom delivery saja. Atau mau aku yang pesankan?”“Ah, nggak usah. Biar Mom minta Hailley saja yang pesankan. Dia pintar menggunakan aplikasi online.”“Oh, oke, Mom. Begitu juga bagus.”Selesai menelpo

DMCA.com Protection Status