"Tuan Muda Liu, apa yang kalian bicarakan di ruangan Joshua sore itu? Putraku saat ini terbaring di ICU tak sadarkan diri dengan diagnosa pecah pembuluh darah di otaknya. Tolong jujur saja!" desak Tuan Winston Cheng yang menemui Welson dan keluarga Liu di kediaman mereka di Chinatown. Tuan Besar Liu dan mama Welson Liu saling bertukar pandang tak mengerti kenapa bencana tersebut bisa menimpa Joshua Cheng selepas menemui putra sulung mereka. Kemudian karena Welson Liu enggan menjawab, maka Tuan Richard Liu menanggapi kolega terhormatnya tersebut, "Tuan Winston Cheng, mohon maaf. Kalau terkait kondisi kesehatan Joshua, itu pastinya banyak penyebabnya, kasihanilah putraku yang tidak tahu apa-apa. Bisa jadi mereka hanya bercanda atau bicara hal yang biasa-biasa saja, tetapi fisik Joshua stres dan kelelahan. Bukankah dia baru pulang dari Italia belum lama ini?"Ayah Joshua menghela napas dengan berat. Dia pun mengangguk-anggukkan kepalanya setuju dengan perkataan Tuan Richard Liu. Kemungk
Pasangan suami istri itu menaiki tangga private jet yang terparkir di Bandar Udara Pulau K. Mereka diikuti oleh Joel Yi dan enam orang pengawal pilihan yang sangat loyal kepada Jason Cheng. Tak seberapa lama pesawat berukuran sedang tersebut meluncur meninggalkan landasan menuju angkasa yang sedikit mendung sore itu."Eva, berhati-hatilah selama di perjalanan dan juga saat berada di New York. Sebentar lagi putra kita akan lahir. Terus terang aku tak tahu akan berapa lama kita harus berada di kota itu karena Joshua mengalami koma akibat serangan stroke yang dideritanya beberapa hari lalu," tutur Jason yang duduk bersebelahan dengan Eva Xin di kabin pesawat pribadi miliknya.Wanita itu sedikit terkejut mendengar kabar buruk tentang mantan kekasihnya yang juga tak lain adalah suami pertamanya. Eva turut merasa sedih sekalipun sudah tak ada lagi cinta tersisa di hatinya untuk Joshua Cheng. Kini yang bertahta dan menjadi raja atas jiwa raganya hanyalah Jason Cheng."Baiklah, aku pasti berh
"Mama, Papa, apa kabar?" sapa Jason ketika sampai di koridor depan ruang ICU tempat kakak kembarnya sedang dirawat.Nyonya Helena Cheng bergegas menghampiri putra kesayangannya lalu memeluk pria muda bertubuh tegap itu. "Anakku Sayang, kapan kamu tiba di New York? Pasti kamu lelah!" sambut wanita berumur itu dengan mata sembab yang nampaknya tak henti menangisi kakak kembar Jason."Aku baru saja mendarat di bandara lalu bergegas ke mari. Jangan pikirkan aku, Ma, aku masih muda, sehat, dan kuat. Bagaimana kabar Kak Joshua?" balas Jason dengan simpatik. Dia lalu memeluk papanya juga dan memberi salam hormat."Joshua baru melewati operasi bedah otak beberapa jam yang lalu. Dia masih terbaring tak sadarkan diri di ruang ICU. Tak ada yang boleh masuk ke dalam kecuali dokter dan perawat. Kau temanilah mama, ini sudah larut malam, Papa harus pulang karena besok pagi harus bekerja. Banyak urusan pekerjaan yang ditinggalkan oleh Joshua, jadi Papa sementara akan menanganinya," tutur Tuan Winsto
"Semuanya sudah siap dibawa dalam mobil, Joel?" tanya Jason ketika turun dengan lift menuju lantai lobi bersama Eva Xin.Asisten kepercayaan Jason Cheng tersebut segera menjawab, "Semua sesuai permintaan Anda, Master Jason. Semoga keluarga Xin berkenan menerima buah tangan dari Anda!" Joel Yi melirik ke arah istri bosnya.Eva Xin yang tidak tahu menahu apa yang disiapkan suaminya untuk dibawa menemui kedua orang tua dan saudara-saudarinya pun bertanya, "Apa yang kamu siapkan, Hubby? Tak perlu repot-repot, mereka bukan orang yang gila hormat. Itikad baikmu menemui keluarga Xin pun dipandang sangat baik.""Hanya hal sederhana, Eva. Tenanglah, aku tak akan memamerkan apa yang kumiliki untuk menyombongkan diriku di hadapan papa dan mama mertua!" jawab Jason dengan senyum kalem lalu dia menggandeng lengan istrinya dengan protektif melintasi koridor lobi Pink Lotus Residence Tower menuju pintu keluar di mana mobil sewaannya telah menunggu.Alphard hitam yang mewah itu meluncur menuju ke New
"Suamiku, apa kamu tak ingin beristirahat dulu sebelum kembali ke rumah sakit?" Eva Xin memeluk erat tubuh Jason di atas ranjang mereka di Pink Lotus Residence Tower. Pria itu mengecup bahu mulus istrinya, dia berusaha menepis segala kekuatiran yang membebani pikirannya. Pertemuan dengan keluarga besar Xin membuatnya lega. Kini pernikahannya mendapat dukungan penuh dari orang tua dan juga seluruh anggota keluarga Eva Xin."Tak perlu kamu pikirkan, nanti aku bisa tidur di kursi lorong ICU kalau mengantuk. Sekarang aku hanya ingin menyenangkanmu dan juga mengobati perasaan rindu karena sering kutinggalkan sendirian di apartment, Eva Darling!" jawab Jason. Dia membelai pipi wanita kesayangannya lalu mengecupi gunung kembar yang menggunduk penuh karena kehamilan. Betis mulus Eva meliliti pinggul Jason dan meresapi perasaan indah bak bunga bermekaran dalam hatinya. Mereka bergerak seirama saling memuaskan satu sama lain. Jason sangat perkasa, tetapi dia tak memaksakan hasratnya dan melak
"Nona Ang, kita sudah sampai di rumah sakit!" Sopir pribadi yang ditugaskan oleh Lucas Wang untuk mengantarkan wanita simpanan tuan mudanya menarik hand rem mobil sedan Mercedes Benz hitam itu di depan pintu lobi New York Presbyterian Hospital."Terima kasih, Pak Chan. Tunggu di parkiran saja ya, nanti kuhubungi kalau sudah selesai urusannya di dalam!" sahut Julia Ang lalu turun dari mobil dengan anggun layaknya seorang nona muda keluarga terpandang.Semenjak menjadi wanita piaraan Joshua Cheng memang dia lebih terawat. Uang berlimpah di rekening tabungannya, walk in closet penuh berisi barang branded untuk dikenakan dari ujung kepala hingga ujung kakinya, lusinan pelayan yang siap sedia membantu segala keperluannya di mansion house yang terletak di Queens. Bahkan, mobil pribadi lengkap dengan sopir. Julia Ang seolah tak memiliki satu hal pun untuk dikomplainkan ke pria yang telah membeli dirinya beberapa bulan yang lalu.'Seharusnya aku membuat diriku hamil ketika berhubungan dengan
Jason Cheng baru saja sampai di New York Presbyterian Hospital sore itu setelah mandi di apartment sewaannya bersama Eva Xin. Dia mengerutkan keningnya ketika melihat dokter, perawat, dan paramedis berlarian di koridor Poli ICU tempat kakak kembarnya dirawat.Mamanya berdiri dengan bercucuran air mata di depan kaca jendela kamar ICU Joshua. Dengan segera Jason bergegas menghampiri Nyonya Helena Cheng. "Mama, apa kakak sudah siuman?" tanya pria itu dengan jantung berdegup kencang.Wanita beruban dengan wajah berkerut di sana-sini itu menoleh ke arah Jason lalu memeluknya. "Kuharap Joshua akan baik-baik saja, dia baru saja sadar. Dokter sedang memeriksa kondisinya!" jawab Nyonya Helena Cheng gemetaran."Kumohon tenanglah, Ma. Kakak pasti akan baik-baik saja. Ada tim medis handal yang menanganinya," hibur Jason sekalipun dia sendiri gugup luar biasa. Dia tak pernah menyangka bahwa ini harinya dia akan bertemu kembali dengan Joshua. Akankah rahasianya terbongkar di hadapan keluarga Cheng?
"Jason, sekarang Joshua sudah siuman dari koma lantas apa yang akan kita lakukan? Aku tak ingin kembali kepadanya!" Eva Xin menangis terisak-isak di pelukan suami keduanya. Pagi itu Jason baru saja pulang setelah menyelesaikan giliran menjaga kakak kembarnya di rumah sakit. Dia nampak kusut dan belum mandi, istrinya nampak cemas karena telah mengetahui kondisi terkini Joshua. Maka Jason terlebih dahulu meluangkan waktunya menghibur Eva Xin."Sttt ... jangan menangis lagi, Darling. Apa pula yang kau tangisi?" Jason membelai kepala wanita berambut cokelat keemasan sebahu itu lalu mengecup pipinya. "Aku mana mungkin menyerahkan istriku yang nyata-nyata sudah dibatalkan pernikahannya oleh kakak kembarku. Tenanglah, semuanya sudah kupikirkan. Hal yang membuatku kuatir justru tentang kelahiran putra kita. Waktunya sungguh mendesak, apa masih belum ada tanda-tanda kontraksi akan melahirkan?" ujarnya."Sudah mulai kontraksi, Hubby. Aku pun dalam kondisi stres yang sulit kukendalikan, itu mer
Tahun-tahun hukuman pidana yang dijalani Welson Liu sama sekali tidak menyeramkan, sekalipun kehidupan dalam penjara itu keras dan menuntut kehati-hatian bersikap serta bertindak. Welson tahu kapan dia harus mengalah sekalipun ditindas penjahat yang menjadi penguasa penjara demi keselamatannya sendiri. Tak jarang dia dihajar hingga memar dan berdarah-darah oleh narapidana lain yang tidak menyukainya. Namun, sipir penjara baik dan menolongnya hingga lama kelamaan dia menjadi tahanan senior. Dia lebih dihargai oleh rekan-rekan satu penjara lain di Wyoming tersebut. Di sana Welson Liu belajar menjadi sosok preman sekalipun tadinya dia seorang tuan muda konglomerat."Welson Liu, ada yang membesukmu. Cepatlah keluar!" seru penjaga penjara di depan pintu sel tahanan sambil membuka kunci gembok.Wajah pria bercambang subur itu terhiasi oleh senyum bahagia. Ini adalah akhir pekan, dia sudah hapal bahwa istri dan anaknya pasti mengunjunginya di Wyoming Correctional Facility. Welson melangkah
"Vonis persidangan Tuan Welson Albertus Liu melawan negara dalam kasus percobaan pembunuhan Tuan Oliver Jason Cheng telah diputuskan yaitu sanksi pidana selama tujuh tahun di Wyoming Correctional Facility, Negara Bagian New York. Demikian putusan dari Hakim Ulysses Malcom!" "TOK TOK TOK!" Palu hakim diketok tiga kali mengakhiri kasus percobaan pembunuhan terhadap Jason Cheng yang merengut nyawa pengemudi mobil.Seisi ruang pengadilan negara bagian New York sontak riuh, pihak keluarga Liu merasakan kesedihan yang mendalam. Sedangkan, keluarga Cheng dan keluarga Xin merasa puas dengan hasil vonis sidang yang baru saja diputuskan oleh hakim.Awak media heboh meliput kasus yang menjadi pusat perhatian publik karena melibatkan dua grup konglomerasi terkaya di China Town. Lampu blitz kamera berkilat-kilat mengabadikan peristiwa tak terlupakan dalam sejarah kelam persaingan bisnis tycoon asal China yang berdarah tersebut.Brenda Yin sambil menggendong Shawn menghentikan rombongan polisi yan
"Ohh ... Mister Jason Cheng!" seru Suster Angelina Collins yang baru saja selesai menyuntikkan obat di pembuluh nadi pasien ICU itu.Jason merasakan sakit yang hebat di bagian kepalanya hingga seperti mau pecah saja, pandangannya masih berputar-putar melihat langit-langit putih di ruang perawatannya. Dia bergumam, "Ugh ... tolong, pusing—" Segera saja perawat berusia awal tiga puluh tahun itu berlari memanggil Dokter Russell Octario di ruangan praktiknya. Kemudian dokter asal Mexico itu bergegas masuk ke ruang ICU untuk memeriksa kondisi pasiennya yang tadinya tak sadar."Apa Anda bisa mendengar kata-kata saya, Sir?" tanya Dokter Russell sambil memeriksa fungsi organ vital Jason dengan stetoskop. "Ya, Dok. Kepala saya sakit sekali dan rasanya berputar-putar!" jawab Jason dengan lemas.Dokter Russell berkata, "Segalanya akan baik-baik saja, dengan kembali sadar, itu sudah sangat bagus. Kami tetap monitor kondisi Anda dan berikan perawatan intensif hingga nanti pulih. Tolong jangan ba
"APA?!" Joshua berteriak seakan tak percaya ketika Arthur Devlinski melaporkan kecelakaan yang menimpa Jason sekeluarga di jembatan tol layang saat berangkat ke Bandara John F. Kennedy tadi pagi."Temani aku ke rumah sakit sekarang, Lucas!" ujar Joshua kepada asisten pribadinya seraya bergegas keluar dari ruangan presdir mall. Jantungnya serasa dipukul kencang, ini kabar buruk yang tak terduga. Joshua diikuti oleh beberapa pengawalnya turun dengan lift. Sebuah mobil sedan telah menunggu di depan pintu lobi utama mall, sopir segera melajukan kendaraan ke rumah sakit. Di dalam mobilnya Joshua menghubungi kepala sekuriti rumah dan mall untuk memeriksa rekaman kamera CCTV di mana mobil yang dipakai Jason dan mengalami kecelakaan itu terparkir sejak kemarin. Tak ada yang nampak kebetulan karena sopir keluarga Cheng yang mengantarkan Jason sekeluarga itu telah melayani selama belasan tahun. Pria paruh baya itu sangat hati-hati bila menyetir mobil, pasti ada yang salah dengan mesin mobilny
"Jason, bisakah kau berkompetisi dengan sportif? Aku memintamu untuk menyalakan listrik mall waktu itu, kenapa masih saja ada gangguan listrik hingga hari ini?" cecar Welson Liu di kantor Jason Cheng.Mendengar protes Welson Liu, tentu saja Jason hanya bisa tertawa. Dia pun menjawab, "Kurasa itu sama sekali bukan karena perbuatanku, tak ada buktinya juga kalau aku yang mengakali aliran listrik mall Grup Liu Dao. Itu hanya sekadar asumsimu saja, Sir!" Joshua pun menimpali dengan kebingungan bercampur kesal di sebelah sofa adiknya, "Seharusnya kau tanyakan ke teknisi PLN, kenapa malah ke Jason? Dia bukan insinyur listrik, dia ini CEO!" Namun, Welson Liu berdecak kesal. "Kau tidak tahu apa-apa, Joshua. Diamlah!" Kemudian dia berkata lagi kepada Jason, "katakan apa syarat darimu agar mallku kembali normal!" "Maaf, aku tak butuh apa pun darimu, Tuan Muda Liu. Aku hanya mengurusi mall Grup Cheng Yi East Star dan nampaknya usahaku sudah cukup berhasil. Lusa aku akan kembali menyerahkan ma
"Master Welson, listrik di mall sudah menyala!" lapor Julius Ma dengan penuh semangat di kantor hotel bosnya.Welson Liu tertawa pongah mendengar berita baik itu, dia berpikir masalahnya telah berakhir. Dia lalu bangkit dari kursi presdir lalu bergegas meninggalkan ruangan untuk meninjau langsung situasi mall pasca delapan hari tutup.Sayangnya bagian sayur dan buah segar mengalami pembusukan akibat lama tanpa pendingin. Lantai juga kotor karena tak ada cleaning service yang bekerja dalam kondisi gelap gulita sepanjang hari."Julius, suruh bagian cleaning service membersihkan semua bagian dalam mall ini! Kita masih belum bisa buka dan menerima pengunjung dalam kondisi berantakan begini!" seru Welson Liu frustasi sembari berkacak pinggang."Tentu, Sir. Segera saya suruh mereka membereskan kekacauan mall!" sahut Julius Ma sigap. Dia segera menelepon kepala bagian kebersihan mall.Dalam waktu kurang dari 24 jam, semua lantai dan dinding mall telah bersih sempurna. Welson Liu pun menyuruh
"Selamat datang, Jason Cheng!" sambut Welson Liu dengan kedua tangan terbuka lalu memeluk tamu kehormatannya."Hmm ... tak usah berbasa basi, Tuan Muda Liu. Kau memiliki apa yang sedang aku cari, bukan? Serahkan kembali Ares kepadaku sebelum aku membawa kasus penculikan anak di bawah umur ini ke jalur hukum!" balas Jason dengan tatapan mata dingin berbahaya.Tawa Welson Liu bergema di ruangan CEO hotel bintang lima itu. Dia mengajak Jason duduk bersamanya di sofa berlapis kulit licin warna hitam. "Kenapa begitu keras kepadaku, Jason? Kita bisa membicarakan ini baik-baik, anakmu itu aman di tempatku. Dia sedang menghabiskan waktu bersama Bibi Brenda Yin!" bujuknya dengan persuasif."Brenda?" Alis Jason berkerut. Wanita itu pernah menjadi bibinya Ares karena menikah dengan Joshua dulu. "Hmm ... baiklah, apa maumu?" lanjut Jason tak ingin bertele-tele dan membuat istrinya cemas berkepanjangan."Nyalakan aliran listrik mallku, kamu pun sudah mendengar permintaanku kemarin, Jason!" jawab W
Brenda Yin yang disuruh menemani keponakannya oleh Welson Liu menunggui hingga Ares siuman dari efek Chloroform di salah satu kamar hotel milik pria itu. Sedangkan, pelayan remaja yang menemani Ares yaitu Lena Chia telah siuman dan duduk di sofa berhadapan dengannya."Bibi—" panggil Ares yang baru tersadar dan duduk di atas ranjang king size. Dia mengedarkan pandangan berkabutnya ke sekeliling ruangan luas nan mewah itu sembari mengucek-ngucek matanya.Kedua wanita berbeda usia itu bergegas menghampiri Ares. Karena takut kepada Brenda Yin, pelayan berusia remaja itu hanya terdiam dan duduk di tepi ranjang menunggu bocah yang diasuhnya bertanya."Lho, Bibi Brenda kok bisa ada di sini? Emm ... ini di mana ya?" tanya Ares polos seraya menatap wajah Brenda Yin yang agak kebingungan menghadapi bocah kecil itu."Ares Sayang, kita di hotel. Apa kamu lapar? Bibi Brenda pesankan makanan enak ya? Sebentar!" jawab wanita cantik itu dengan ramah. Dia tahu itu putra Jason Cheng dan wajah bocah itu
Kantor kerja pria itu telah pindah ke tempat managemen Hotel Honeymoon in New York. Situasi di Mall Golden Lotus masih gelap gulita seminggu ini. Para suplier membatalkan perjanjian promosi potongan harga besar, penyewa lapak di mall meneror setiap hari menuntut ganti rugi akibat bisnis mereka terhenti. Itu membuat Welson Liu mengambil sebuah langkah yang sedikit berbahaya untuk mengamankan bisnisnya agar tidak jatuh pailit."Apa kau sudah mengatur yang kuperintahkan kemarin, Julius?" tanya Welson Liu dari kursi kebesarannya. "Sudah, Master Welson. Saya sudah mengirim beberapa anak buah untuk mengawasi kediaman Cheng. Kita tunggu saja kesempatan itu tiba!" jawab Julius Ma yang selalu dapat diandalkan.Sementara itu beberapa bodyguard Welson mengintai di dalam mobil Land Rover yang terparkir tak jauh dari kediaman Cheng. Mereka menunggu target mereka keluar dari pintu gerbang untuk diculik.Kesabaran mereka membuahkan hasil, setelah jam makan siang bocah balita yang penuh semangat itu