Julia Ang berlari-lari di belakang paramedis yang berjalan cepat mendorong brankar di mana Joshua Cheng terbaring tak sadarkan diri. Mereka melewati lorong menuju ruang ICU pasca dokter IGD meminta pasien dirawat intensif terkait kondisinya.Jantung wanita itu berdegup kencang karena cemas presdir Grup Cheng Yi East Star dalam kondisi kritis pasca menemui Tuan Muda Welson Liu. Dia tak mengetahui apa topik yang diperbincangkan dua tuan muda konglomerat itu tadi di dalam ruangan Joshua. Nampaknya suami gelapnya itu pun tersulut emosinya karena ada vas bunga yang pecah berkeping-keping di lantai dekat pintu masuk. "Maaf, pasien dilarang untuk dibesuk sementara, Nona!" sergah perawat jaga ICU kepada Julia Ang sebelum menutup pintu kamar perawatan Joshua dengan rapat. Hanya melalui jendela kaca pantau saja Julia Ang bisa melihat Joshua dari kejauhan. Berbagai macam kabel dipasang di tubuh pria itu untuk menjaga keberadaan nyawanya tetap berada dalam raga. Menurut diagnosa dokter IGD, Jos
"Tuan Muda Liu, apa yang kalian bicarakan di ruangan Joshua sore itu? Putraku saat ini terbaring di ICU tak sadarkan diri dengan diagnosa pecah pembuluh darah di otaknya. Tolong jujur saja!" desak Tuan Winston Cheng yang menemui Welson dan keluarga Liu di kediaman mereka di Chinatown. Tuan Besar Liu dan mama Welson Liu saling bertukar pandang tak mengerti kenapa bencana tersebut bisa menimpa Joshua Cheng selepas menemui putra sulung mereka. Kemudian karena Welson Liu enggan menjawab, maka Tuan Richard Liu menanggapi kolega terhormatnya tersebut, "Tuan Winston Cheng, mohon maaf. Kalau terkait kondisi kesehatan Joshua, itu pastinya banyak penyebabnya, kasihanilah putraku yang tidak tahu apa-apa. Bisa jadi mereka hanya bercanda atau bicara hal yang biasa-biasa saja, tetapi fisik Joshua stres dan kelelahan. Bukankah dia baru pulang dari Italia belum lama ini?"Ayah Joshua menghela napas dengan berat. Dia pun mengangguk-anggukkan kepalanya setuju dengan perkataan Tuan Richard Liu. Kemungk
Pasangan suami istri itu menaiki tangga private jet yang terparkir di Bandar Udara Pulau K. Mereka diikuti oleh Joel Yi dan enam orang pengawal pilihan yang sangat loyal kepada Jason Cheng. Tak seberapa lama pesawat berukuran sedang tersebut meluncur meninggalkan landasan menuju angkasa yang sedikit mendung sore itu."Eva, berhati-hatilah selama di perjalanan dan juga saat berada di New York. Sebentar lagi putra kita akan lahir. Terus terang aku tak tahu akan berapa lama kita harus berada di kota itu karena Joshua mengalami koma akibat serangan stroke yang dideritanya beberapa hari lalu," tutur Jason yang duduk bersebelahan dengan Eva Xin di kabin pesawat pribadi miliknya.Wanita itu sedikit terkejut mendengar kabar buruk tentang mantan kekasihnya yang juga tak lain adalah suami pertamanya. Eva turut merasa sedih sekalipun sudah tak ada lagi cinta tersisa di hatinya untuk Joshua Cheng. Kini yang bertahta dan menjadi raja atas jiwa raganya hanyalah Jason Cheng."Baiklah, aku pasti berh
"Mama, Papa, apa kabar?" sapa Jason ketika sampai di koridor depan ruang ICU tempat kakak kembarnya sedang dirawat.Nyonya Helena Cheng bergegas menghampiri putra kesayangannya lalu memeluk pria muda bertubuh tegap itu. "Anakku Sayang, kapan kamu tiba di New York? Pasti kamu lelah!" sambut wanita berumur itu dengan mata sembab yang nampaknya tak henti menangisi kakak kembar Jason."Aku baru saja mendarat di bandara lalu bergegas ke mari. Jangan pikirkan aku, Ma, aku masih muda, sehat, dan kuat. Bagaimana kabar Kak Joshua?" balas Jason dengan simpatik. Dia lalu memeluk papanya juga dan memberi salam hormat."Joshua baru melewati operasi bedah otak beberapa jam yang lalu. Dia masih terbaring tak sadarkan diri di ruang ICU. Tak ada yang boleh masuk ke dalam kecuali dokter dan perawat. Kau temanilah mama, ini sudah larut malam, Papa harus pulang karena besok pagi harus bekerja. Banyak urusan pekerjaan yang ditinggalkan oleh Joshua, jadi Papa sementara akan menanganinya," tutur Tuan Winsto
"Semuanya sudah siap dibawa dalam mobil, Joel?" tanya Jason ketika turun dengan lift menuju lantai lobi bersama Eva Xin.Asisten kepercayaan Jason Cheng tersebut segera menjawab, "Semua sesuai permintaan Anda, Master Jason. Semoga keluarga Xin berkenan menerima buah tangan dari Anda!" Joel Yi melirik ke arah istri bosnya.Eva Xin yang tidak tahu menahu apa yang disiapkan suaminya untuk dibawa menemui kedua orang tua dan saudara-saudarinya pun bertanya, "Apa yang kamu siapkan, Hubby? Tak perlu repot-repot, mereka bukan orang yang gila hormat. Itikad baikmu menemui keluarga Xin pun dipandang sangat baik.""Hanya hal sederhana, Eva. Tenanglah, aku tak akan memamerkan apa yang kumiliki untuk menyombongkan diriku di hadapan papa dan mama mertua!" jawab Jason dengan senyum kalem lalu dia menggandeng lengan istrinya dengan protektif melintasi koridor lobi Pink Lotus Residence Tower menuju pintu keluar di mana mobil sewaannya telah menunggu.Alphard hitam yang mewah itu meluncur menuju ke New
"Suamiku, apa kamu tak ingin beristirahat dulu sebelum kembali ke rumah sakit?" Eva Xin memeluk erat tubuh Jason di atas ranjang mereka di Pink Lotus Residence Tower. Pria itu mengecup bahu mulus istrinya, dia berusaha menepis segala kekuatiran yang membebani pikirannya. Pertemuan dengan keluarga besar Xin membuatnya lega. Kini pernikahannya mendapat dukungan penuh dari orang tua dan juga seluruh anggota keluarga Eva Xin."Tak perlu kamu pikirkan, nanti aku bisa tidur di kursi lorong ICU kalau mengantuk. Sekarang aku hanya ingin menyenangkanmu dan juga mengobati perasaan rindu karena sering kutinggalkan sendirian di apartment, Eva Darling!" jawab Jason. Dia membelai pipi wanita kesayangannya lalu mengecupi gunung kembar yang menggunduk penuh karena kehamilan. Betis mulus Eva meliliti pinggul Jason dan meresapi perasaan indah bak bunga bermekaran dalam hatinya. Mereka bergerak seirama saling memuaskan satu sama lain. Jason sangat perkasa, tetapi dia tak memaksakan hasratnya dan melak
"Nona Ang, kita sudah sampai di rumah sakit!" Sopir pribadi yang ditugaskan oleh Lucas Wang untuk mengantarkan wanita simpanan tuan mudanya menarik hand rem mobil sedan Mercedes Benz hitam itu di depan pintu lobi New York Presbyterian Hospital."Terima kasih, Pak Chan. Tunggu di parkiran saja ya, nanti kuhubungi kalau sudah selesai urusannya di dalam!" sahut Julia Ang lalu turun dari mobil dengan anggun layaknya seorang nona muda keluarga terpandang.Semenjak menjadi wanita piaraan Joshua Cheng memang dia lebih terawat. Uang berlimpah di rekening tabungannya, walk in closet penuh berisi barang branded untuk dikenakan dari ujung kepala hingga ujung kakinya, lusinan pelayan yang siap sedia membantu segala keperluannya di mansion house yang terletak di Queens. Bahkan, mobil pribadi lengkap dengan sopir. Julia Ang seolah tak memiliki satu hal pun untuk dikomplainkan ke pria yang telah membeli dirinya beberapa bulan yang lalu.'Seharusnya aku membuat diriku hamil ketika berhubungan dengan
Jason Cheng baru saja sampai di New York Presbyterian Hospital sore itu setelah mandi di apartment sewaannya bersama Eva Xin. Dia mengerutkan keningnya ketika melihat dokter, perawat, dan paramedis berlarian di koridor Poli ICU tempat kakak kembarnya dirawat.Mamanya berdiri dengan bercucuran air mata di depan kaca jendela kamar ICU Joshua. Dengan segera Jason bergegas menghampiri Nyonya Helena Cheng. "Mama, apa kakak sudah siuman?" tanya pria itu dengan jantung berdegup kencang.Wanita beruban dengan wajah berkerut di sana-sini itu menoleh ke arah Jason lalu memeluknya. "Kuharap Joshua akan baik-baik saja, dia baru saja sadar. Dokter sedang memeriksa kondisinya!" jawab Nyonya Helena Cheng gemetaran."Kumohon tenanglah, Ma. Kakak pasti akan baik-baik saja. Ada tim medis handal yang menanganinya," hibur Jason sekalipun dia sendiri gugup luar biasa. Dia tak pernah menyangka bahwa ini harinya dia akan bertemu kembali dengan Joshua. Akankah rahasianya terbongkar di hadapan keluarga Cheng?