"Mama, Papa, apa kabar?" sapa Jason ketika sampai di koridor depan ruang ICU tempat kakak kembarnya sedang dirawat.Nyonya Helena Cheng bergegas menghampiri putra kesayangannya lalu memeluk pria muda bertubuh tegap itu. "Anakku Sayang, kapan kamu tiba di New York? Pasti kamu lelah!" sambut wanita berumur itu dengan mata sembab yang nampaknya tak henti menangisi kakak kembar Jason."Aku baru saja mendarat di bandara lalu bergegas ke mari. Jangan pikirkan aku, Ma, aku masih muda, sehat, dan kuat. Bagaimana kabar Kak Joshua?" balas Jason dengan simpatik. Dia lalu memeluk papanya juga dan memberi salam hormat."Joshua baru melewati operasi bedah otak beberapa jam yang lalu. Dia masih terbaring tak sadarkan diri di ruang ICU. Tak ada yang boleh masuk ke dalam kecuali dokter dan perawat. Kau temanilah mama, ini sudah larut malam, Papa harus pulang karena besok pagi harus bekerja. Banyak urusan pekerjaan yang ditinggalkan oleh Joshua, jadi Papa sementara akan menanganinya," tutur Tuan Winsto
"Semuanya sudah siap dibawa dalam mobil, Joel?" tanya Jason ketika turun dengan lift menuju lantai lobi bersama Eva Xin.Asisten kepercayaan Jason Cheng tersebut segera menjawab, "Semua sesuai permintaan Anda, Master Jason. Semoga keluarga Xin berkenan menerima buah tangan dari Anda!" Joel Yi melirik ke arah istri bosnya.Eva Xin yang tidak tahu menahu apa yang disiapkan suaminya untuk dibawa menemui kedua orang tua dan saudara-saudarinya pun bertanya, "Apa yang kamu siapkan, Hubby? Tak perlu repot-repot, mereka bukan orang yang gila hormat. Itikad baikmu menemui keluarga Xin pun dipandang sangat baik.""Hanya hal sederhana, Eva. Tenanglah, aku tak akan memamerkan apa yang kumiliki untuk menyombongkan diriku di hadapan papa dan mama mertua!" jawab Jason dengan senyum kalem lalu dia menggandeng lengan istrinya dengan protektif melintasi koridor lobi Pink Lotus Residence Tower menuju pintu keluar di mana mobil sewaannya telah menunggu.Alphard hitam yang mewah itu meluncur menuju ke New
"Suamiku, apa kamu tak ingin beristirahat dulu sebelum kembali ke rumah sakit?" Eva Xin memeluk erat tubuh Jason di atas ranjang mereka di Pink Lotus Residence Tower. Pria itu mengecup bahu mulus istrinya, dia berusaha menepis segala kekuatiran yang membebani pikirannya. Pertemuan dengan keluarga besar Xin membuatnya lega. Kini pernikahannya mendapat dukungan penuh dari orang tua dan juga seluruh anggota keluarga Eva Xin."Tak perlu kamu pikirkan, nanti aku bisa tidur di kursi lorong ICU kalau mengantuk. Sekarang aku hanya ingin menyenangkanmu dan juga mengobati perasaan rindu karena sering kutinggalkan sendirian di apartment, Eva Darling!" jawab Jason. Dia membelai pipi wanita kesayangannya lalu mengecupi gunung kembar yang menggunduk penuh karena kehamilan. Betis mulus Eva meliliti pinggul Jason dan meresapi perasaan indah bak bunga bermekaran dalam hatinya. Mereka bergerak seirama saling memuaskan satu sama lain. Jason sangat perkasa, tetapi dia tak memaksakan hasratnya dan melak
"Nona Ang, kita sudah sampai di rumah sakit!" Sopir pribadi yang ditugaskan oleh Lucas Wang untuk mengantarkan wanita simpanan tuan mudanya menarik hand rem mobil sedan Mercedes Benz hitam itu di depan pintu lobi New York Presbyterian Hospital."Terima kasih, Pak Chan. Tunggu di parkiran saja ya, nanti kuhubungi kalau sudah selesai urusannya di dalam!" sahut Julia Ang lalu turun dari mobil dengan anggun layaknya seorang nona muda keluarga terpandang.Semenjak menjadi wanita piaraan Joshua Cheng memang dia lebih terawat. Uang berlimpah di rekening tabungannya, walk in closet penuh berisi barang branded untuk dikenakan dari ujung kepala hingga ujung kakinya, lusinan pelayan yang siap sedia membantu segala keperluannya di mansion house yang terletak di Queens. Bahkan, mobil pribadi lengkap dengan sopir. Julia Ang seolah tak memiliki satu hal pun untuk dikomplainkan ke pria yang telah membeli dirinya beberapa bulan yang lalu.'Seharusnya aku membuat diriku hamil ketika berhubungan dengan
Jason Cheng baru saja sampai di New York Presbyterian Hospital sore itu setelah mandi di apartment sewaannya bersama Eva Xin. Dia mengerutkan keningnya ketika melihat dokter, perawat, dan paramedis berlarian di koridor Poli ICU tempat kakak kembarnya dirawat.Mamanya berdiri dengan bercucuran air mata di depan kaca jendela kamar ICU Joshua. Dengan segera Jason bergegas menghampiri Nyonya Helena Cheng. "Mama, apa kakak sudah siuman?" tanya pria itu dengan jantung berdegup kencang.Wanita beruban dengan wajah berkerut di sana-sini itu menoleh ke arah Jason lalu memeluknya. "Kuharap Joshua akan baik-baik saja, dia baru saja sadar. Dokter sedang memeriksa kondisinya!" jawab Nyonya Helena Cheng gemetaran."Kumohon tenanglah, Ma. Kakak pasti akan baik-baik saja. Ada tim medis handal yang menanganinya," hibur Jason sekalipun dia sendiri gugup luar biasa. Dia tak pernah menyangka bahwa ini harinya dia akan bertemu kembali dengan Joshua. Akankah rahasianya terbongkar di hadapan keluarga Cheng?
"Jason, sekarang Joshua sudah siuman dari koma lantas apa yang akan kita lakukan? Aku tak ingin kembali kepadanya!" Eva Xin menangis terisak-isak di pelukan suami keduanya. Pagi itu Jason baru saja pulang setelah menyelesaikan giliran menjaga kakak kembarnya di rumah sakit. Dia nampak kusut dan belum mandi, istrinya nampak cemas karena telah mengetahui kondisi terkini Joshua. Maka Jason terlebih dahulu meluangkan waktunya menghibur Eva Xin."Sttt ... jangan menangis lagi, Darling. Apa pula yang kau tangisi?" Jason membelai kepala wanita berambut cokelat keemasan sebahu itu lalu mengecup pipinya. "Aku mana mungkin menyerahkan istriku yang nyata-nyata sudah dibatalkan pernikahannya oleh kakak kembarku. Tenanglah, semuanya sudah kupikirkan. Hal yang membuatku kuatir justru tentang kelahiran putra kita. Waktunya sungguh mendesak, apa masih belum ada tanda-tanda kontraksi akan melahirkan?" ujarnya."Sudah mulai kontraksi, Hubby. Aku pun dalam kondisi stres yang sulit kukendalikan, itu mer
"Eva, aku akan naik ke poli ICU sekarang. Kamu istirahatlah di sini, hubungi nomorku seandainya kamu butuh sesuatu. Joel Yi juga menemanimu di lorong poli Maternity, dia bisa kau andalkan juga!" pesan Jason Cheng sambil menggenggam tangan kanan istrinya yang terbaring di tempat tidur pasien bersalin.Wanita itu menghela napas berusaha menenangkan diri karena dia berada di rumah sakit yang sama dengan Joshua Cheng dan hanya berbeda poli saja. Eva pun berkata, "Kuharap segalanya akan baik-baik saja hingga aku melahirkan putra kita, Hubby. Aku takut keluarga Cheng tahu dan murka karena hubungan kita yang bersumber dari kesalah pahaman pada awalnya!""Hmm ... aku pun gelisah ... ini situasi yang rumit sekalipun Joshua telah menanda tangani surat pembatalan pernikahan denganmu. Apa dia akan mengikhlaskan kamu menjadi istriku? Setahuku dia pria paling egois yang pernah kukenal," sahut Jason tak nyaman. Dia lalu mengecup kening istrinya dan berpamitan, "Sampai jumpa besok pagi, Darling. Aku
"Oughh, sepertinya aku akan melahirkan sekarang!" ucap Eva Xin sendirian di kamar bersalin nyaris tengah malam itu. Dia meraih tombol panggilan untuk perawat jaga poli Maternity.Dengan tergesa-gesa perawat bergegas masuk ke ruangan perawatan Eva Xin. Dia memeriksa kondisi pasien disaksikan oleh Joel Yi dan ketiga rekannya dari ambang pintu kamar."Nyonya Eva Xin, Anda sudah pecah ketuban. Tolong tunggu hingga pembukaan rahim lengkap. Kami akan hubungi dokter yang akan membantu Anda melahirkan!" tutur Claire Dobson, perawat yang memeriksa kondisi Eva Xin.Dengan sigap Joel Yi segera menelepon bosnya untuk memberi kabar baik tersebut. Namun, sayang panggilan teleponnya ditolak berulang kali oleh Jason Cheng. Dia pun berinisiatif untuk mengirim pesan saja agar tuan mudanya membaca itu nanti saat senggang. Di lantai lobi, ayah dan anak itu masih adu otot memperdebatkan hak mendapatkan Eva Xin. Ada kekecewaan dalam hati Jason akibat pilih kasih yang dilakukan oleh ayahnya. Dilihat dari s