"Salam hormat, Paman Jason!" Seruan riuh disertai hormat pai dari keponakan-keponakan Eva Xin kepada suaminya sedikit membuat pria itu terkejut."Hai, kalian semua. Apa kabar? Ini serahkan bingkisan ini kepada nenek kalian!" jawab Jason Cheng berusaha ramah kepada remaja dan anak-anak dari keluarga besar istrinya itu. Dia tak mengerti kenapa disambut seperti publik figur terkenal saja.Salah seorang keponakan Eva yang bernama Michael Xin pun berkata, "Paman, bolehkah aku berfoto bersamamu? Aku akan memamerkannya ke teman-teman dekatku!""Ehh ... apa teman-temanmu akan mengenaliku, Mike?" tanya Jason menaikkan sebelah alisnya dengan ragu-ragu."Tentu saja, Paman Jason. Anda itu sering muncul di majalah bisnis internasional dan juga artikel ekonomi yang ada di internet. Teman-temanku tak percaya bahwa Anda adalah pamanku sampai aku bisa memperlihatkan foto kita berdua, ayolah kumohon!" tutur Michael Xin memelas.Akhirnya Jason pun mengiyakan permintaan keponakannya dan setelahnya kepona
"ASTAGA!" seru Jason ketika masuk ke dalam rumahnya. Beberapa orang pelayan rumah tergeletak tak sadarkan diri di lantai ruang tamu. "Periksa, ada apa dengan mereka!" titahnya.Segera para pengawal Jason dan Joel Yi memeriksa apa yang membuat para pelayan itu bergelimpangan serta memeriksa denyut nadi mereka. Kemudian Joel Yi berkata, "Ada dua yang tewas, Master Jason. Tiga orang masih bernapas. Sepertinya mereka dipagut ular berbisa, ada bekas sepasang lubang gigitan yang rapi di kulit!""Oohh ... Eva, jangan masuk ke dalam rumah!" sergah Jason ketika melihat istrinya mendekat ke arahnya bersama Ares. Dia pun berkata, "Malam ini lebih baik kita menginap di hotel saja, di rumah tak aman!"Eva Xin meraih lengan suaminya lalu menatap ke arah lantai ruang tamu. "Ada apa dengan mereka, Hubby?""Mereka digigit ular berbisa, dua orang tewas. Aku yakin ini bukan sekadar kebetulan saja. Sepertinya yang menjadi target adalah kita sebagai pemilik rumah!" jawab Jason menganalisa situasi. Joel Y
"Mister Liam Venison, saya dan istri menyukai rumah ini karena menghadap langsung ke arah Teluk Harapan. Kami akan membeli vila milik Anda. Jadi berapa harganya? Notaris kepercayaan saya akan menyelesaikan transaksi jual beli properti Anda ini!" ujar Jason seusai melihat-lihat sebuah townhouse tiga lantai bergaya baroq di tenggara pusat ibu kota Pulau K. Daerah itu disebut Kota Kepala Naga karena memang bentuknya yang menjorok ke arah laut mirip dengan moncong naga dilihat dari angkasa. Rumah berkonsep villa itu tak kalah mewah dari rumah lama milik Jason di ibu kota. Nilai lebihnya adalah tempatnya tenang seperti suasana di pedesaan yang minim hiruk pikuk aktivitas perekonomian."Satu setengah juta dolar, Master Jason. Harga yang pantas untuk sebuah villa bagus, bukan?" balas Tuan Liam Venison dengan optimis."Ahh ... jangan begitu, Sir. Saya ingin menawar satu juta dua ratus ribu dolar. Kalau Anda setuju maka kita akan selesaikan transaksinya, bagaimana?" tawar Jason dengan jeli, d
Joshua pulang larut malam kali ini karena ada meeting penting dengan beberapa suplier mall Grup Cheng Yi East Star di kantornya. Dia ingin tidur saja di kediaman Cheng dan memutuskan untuk tidak mengunjungi Julia Ang di mansion house yang ada di Queens. Mereka toh telah sepanjang hari bekerja bersama di kantor.Ketika dia memasuki kamar tidur, aroma parfum feminin yang seperti bunga-bunga segar menyapa indera penciumannya. Joshua mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan mencari rekan sekamarnya. Ternyata wanita cantik itu sedang merias wajahnya di depan cermin, gaun seksi warna merah coral membalut ketat tubuh ramping berlekuknya yang membulat di tempat yang tepat.Telapak tangan lebar itu mendarat di bahu terbuka Brenda Yin hingga membuat wanita itu melonjak kecil karena terkejut. "Kau berdandan cantik sekali malam ini, mau bertemu siapa, Nona Yin?" tanya Joshua penasaran.Tatapan mata mereka bertemu di pantulan bayangan cermin dan saling melempar senyum sinis perang dingin tak
'Master Jason, ninja-ninja itu kembali ke rumah lama Anda. Mereka berlima masuk menyelinap dan sedang melepas ular-ular berbisa yang baru!' Isi pesan singkat yang dikirim oleh Komandan Ekin Lau ke nomor ponsel Jason.Pria itu baru saja menyelesaikan pergumulan panas di ranjang bersama istrinya yang kini tengah terlelap dalam dekapannya. Jason membaca pesan itu lalu menghela napas perlahan agar Eva tak terbangun. Dia pun membalas pesan dari Komandan Ekin Lau, 'Semoga pihak kepolisian berhasil meringkus ninja-ninja itu. Anda sebaiknya memaksa mereka buka mulut siapa dalang yang mengirim ninja-ninja ke rumah saya, Komandan!'Lama tak ada balasan pesan lagi. Ternyata di dalam rumah mewah milik Jason Cheng terjadi pertarungan sengit. Para ninja asal Jepang yang melepaskan ular-ular dari kandang khusus tadi ingin melarikan diri setelah tahu mereka dijebak oleh polisi."DOR DOR DOR!" Komandan Ekin Lau memberi tembakan peringatan kepada mereka dan berseru, "Menyerahlah kalian kalau tidak kami
"Fujiro, Nobu, kalian harus menyelesaikan tugas yang kuberikan untuk melenyapkan Jason Cheng!" ujar Kentaro Kawaguchi melalui jaringan telepon antar negara."Baik, Tuan Besar Kawaguchi. Kami akan tuntaskan pekerjaan kami!" jawab Fujiro Matsuka. Dia menghela napas seusai sambungan telepon itu usai lalu berkata kepada Nobu Sagata, "Apa kau punya rencana jitu untuk melenyapkan target kita, Kakak Senior?"Nobu bangkit dari atas drum kayu yang tadi dia duduki lalu menenggak sekaleng bir dingin yang tadi dia beli di sebuah kios kelontong yang ada di pelabuhan. Dari jendela kapal nelayan yang mereka jadikan sebagai markas sekaligus tempat tinggal sementara di Pulau K, pria berusia 40 tahun itu mendengkus kesal sembari menatap kesibukan buruh kasar di dermaga."Fujiro, entahlah ... kurasa misi kita kali ini tak mudah. Terkadang aku memiliki firasat bahwa pria yang harus kita lenyapkan nyawanya itu dilindungi oleh kaisar langit. Bila belum waktunya dia mati, apa kita bisa memaksakan takdir unt
"Eva Darling, aku berangkat kerja dulu ya. Kamu boleh bekerja di restoranmu atau libur juga tak masalah. Sampai jumpa nanti sore ya!" pamit Jason seraya mengecup kening istri tercintanya di teras depan rumah baru mereka.Namun, sebelum suaminya beranjak naik ke mobil, Eva menyerahkan kotak bekal dan thumbler tempat minum untuk Jason. "Kupikir ada baiknya bila aku menyiapkan makan dan minum untukmu dari rumah yang jelas aman karena aku sendiri yang membuatnya," ujar Eva Xin dengan senyum tulus. Jason merasa ada benarnya ide istrinya yang juga menunjukkan perhatian istimewa untuk dirinya. "Terima kasih, Sayang. Kau paling mengerti kebutuhanku. Memang bahaya mengintai di mana-mana, kau juga jaga diri baik-baik saat jauh dariku!" balas pria itu sambil menenteng tas bekal berwarna merah dengan tulisan panjang usia di bagian tengahnya.Kemudian Jason pun berangkat bekerja ke kantornya diantarkan oleh sopir pribadinya Pak Lee Young Jin. Kepala pengawalnya duduk di samping bangku pengemudi d
"Hey kalian, nyalakan emergency LED lamp lebih banyak dan carikan aku kursi!" titah Joshua Cheng dengan gaya sok berkuasa. Beberapa anak buahnya yang berjabatan rendah dan juga berjabatan menengah mulai merasa gerah dengan tingkahnya. Mereka semua lapar dan lelah karena sedari pukul 03.00 hingga pukul 10.00 berusaha membereskan kekacauan di mall Grup Cheng Yi East Star. Itu pun tak ada yang mengurusi sarapan mereka. Semua panik karena kondisi gedung bertingkat delapan itu kacau balau dari lantai basement hingga lantai delapan. Lantai becek tergenang air dari pancuran pemadam kebakaran yang terpasang di langit-langit tiap lantai yang berjumlah ratusan. Kondisi listrik pun mati tanpa jelas sebabnya. Teknisi listrik telah dipanggil nyaris selusin, tapi tak satu pun menemukan adanya konsleting."Ini kursi yang tersedia di lantai ini, Tuan Muda!" ujar salah seorang karyawan sekuriti mall. Dia mengangkat sebuah bangku kayu yang ada di salah satu stand penjualan snack yang ada di lantai lo