Share

Bab 15

Wajah Livy sudah memerah, seolah-olah seluruh tubuhnya sedang terbakar. Matanya mulai berkaca-kaca. Bibirnya yang tipis dan lembut digigit hingga makin merah. Livy terlihat begitu polos dan menggoda, meskipun dia sendiri tidak menyadarinya.

"Aku ... aku yang akan memulai," gumam Livy yang akhirnya memberanikan diri. Kata-katanya keluar dengan sangat pelan.

Livy begitu malu hingga rasanya ingin bersembunyi. Namun dengan dagu yang masih dicengkeram oleh pria itu, dia sama sekali tak bisa menghindar.

Livy sebenarnya tidak tahu bagaimana "berterima kasih" kepada Preston. Hanya saja melihat tatapan pria itu yang penuh keinginan, dia tiba-tiba saja mengucapkan kalimat itu tanpa berpikir panjang.

Sekarang, jelas Livy tidak punya jalan keluar lagi. Apalagi, selain menunjukkan rasa terima kasihnya dengan cara ini, dia sepertinya tidak punya pilihan lain. Bagaimanapun, Preston tidak kekurangan apa-apa.

"Oke." Suara rendah Preston yang serak terdengar lebih menggoda dalam suasana remang-remang.

S
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status