Home / Romansa / Malam Penuh Gairah Bersamamu / Bab 4. Ketika Kebenaran Menyakiti

Share

Bab 4. Ketika Kebenaran Menyakiti

Author: Dewiluna
last update Last Updated: 2025-03-21 13:45:50

“Ayo kita duduk di sana!”

Restoran itu ramai. Aroma pasta yang baru matang bercampur dengan wangi keju dan saus krim menguar di udara.

Tania duduk di sudut ruangan bersama Lia, Keisha, dan beberapa rekan kerja lainnya. Rachel, manajer mereka akan menyusul karena masih ada beberapa hal yang harus diselesaikan.

“Sekarang bisa katakan padaku apa yang kalian maksud dengan tukang selingkuh?”

Tania begitu penasaran. Sejak siang tadi, ia ingin bertanya. Namun, Rachel memotong pembicaraan mereka.

“Kita belum pesen!” Lia berusaha mengalihkan pembicaraan. Dia menyenggol Keisha, meminta bantuan.

“Bener!” Keisha mengangguk.

Kedua teman Tania sekarang sibuk melihat buku menu. Mereka membiarkan Tania menghela dan terpaksa menuruti kemauan mereka.

“Selamat!” Seruan keras membuat Tania menoleh.

Di sudut restoran yang lain, dia melihat kerumunan yang tidak asing.

Gilang sedang tertawa bersama sekelompok orang. Senyumnya lebar, ekspresinya penuh kebanggaan.

“Ck! Kenapa dia di sini juga, sih?!” Keisha mengomel.

Di sampingnya, Lia hanya bisa mengelus dada. Temannya ini terkadang tidak kenal situasi dan terus saja bicara seenaknya.

“Baiklah, aku merasa sudah cukup bersabar!” Tania meletakkan buku menu di depannya kasar.

Ditatapnya Lia dan Keisha bergantian. “Bicara,” ucapnya menuntut.

Kedua temannya mengkerut di tempat. Akhirnya, satu-persatu mulai membuka mulut.

Keisha menghela berat. "Gilang itu bukan cuma sekali selingkuh, Tan. Udah lama banget dia punya hubungan sama Bu Marcella. Sudah sejak sebelum kamu masuk Grand Velora."

Tania tersentak. ‘Sejak sebelum aku masuk?’ batinnya berteriak tak percaya.

“Iya,” sahut Lia. “Makanya kita kaget pas pertama kali kamu bilang kalau Gilang pacarmu ….”

Tania seketika menunduk. Belum pernah selama hidupnya dia merasa semalu ini.

“Kamu juga ngebanggain Gilang. Kamu bilang karena Gilang kamu bisa diterima di Grand Velora. Dia yang bawa kamu masuk jadi pegawai magang,” sambung Keisha.

Tania mengeluh dalam hati. Jadi enam bulan yang lalu, saat dia masuk pertama kali ke Grand Velora, tatapan yang diberikan rekan kerjanya ini bukan tatapan kebencian, melainkan pandangan iba.

“Gimana kita bisa kasih tau kamu?” Lia berucap serba salah. “Kamu juga kan bilang kalau kalian udah bertunangan dan mau menikah tahun depan.”

Keisha mengangguk. “Kita enggak mau jadi orang yang buat rencana pernikahan kamu gagal.”

Tania memegang pelipisnya yang terasa nyeri sekarang. Dia tidak menyangka. Menjalin hubungan bertahun-tahun dengan Gilang, tapi dia masih tidak mengenal kekasihnya sendiri.

“Sorry, Tan,” ucap Lia dan Keisha bersamaan.

Tania mengepalkan tangan di bawah meja. Semua orang tahu? Semua orang melihat? Dan tidak ada satu pun yang memberitahunya?

“Kita juga udah tau gosip Gilang yang diangkat jadi Front Office Manager dari kemarin, tapi kamu kayaknya lagi enggak mau diganggu.”

Lia membuat senyum terpaksa. “Kita juga enggak tau kalau mereka ngerayain di sini.”

Pandangan mereka tertuju ke meja Gilang. Tania melihat sebuah kue besar di sana.

Gilang menerimanya dari seorang wanita. Wanita yang sama yang dia dapati ada di dalam kamar sedang bercumbu dengan kekasihnya kemarin.

“Mereka benar-benar enggak tau malu!” Keisha mendesis kesal. Lia pun ikut memaki bersama sang teman.

“Bu Marcella memang udah dari lama deket sama Gilang. Dia enggak peduli sama statusnya.”

Tania melirik ke arah yang ditunjuk oleh Lia. Di sebelah Marcella, ada seorang pria.

Pria berpakaian rapi dengan jas yang licin duduk di samping Marcella. Tania, sungguh merasa tidak asing dengan pria itu.

“Itu Pak Romi, suami Bu Marcella.” Lia seolah tahu apa yang Tania tanyakan dalam benaknya.

‘Jadi Gilang berselingkuh dengan wanita bersuami?’

Berselingkuh dengan istri orang. Gilang bukan hanya lelaki tak berotak, tapi juga tak bermoral.

Tania tak tahu lagi apa yang lebih buruk dari ini.

“Bu Marcella itu pelukis terkenal. Dia sponsor penyumbang lukisan di Grand Velora.”

Keisha menggeleng kecewa. “Padahal hidupnya sudah sempurna, tapi dia malah mencari masalah dengan berselingkuh.”

Tania tidak mengerti. Lia dan Keisha mengenal Marcella. Keduanya bahkan sudah mengetahui perselingkuhan itu sejak lama, tapi kenapa?

“Kenapa kalian tidak melaporkan perselingkuhan itu?”

Tidak adil untuk suami Marcella, dan tidak adil juga untuk Tania. Ketidakadilan seperti itu, kenapa tidak ada yang membicarakannya?

Lia dan Keisha saling pandang. Terlihat keduanya bingung menjawab pertanyaan Tania.

Karena tak kunjung mendapatkan jawaban, Tania mengulang pertanyaannya lagi. "Kenapa enggak ada yang melapor?" desisnya.

Senyap. Hanya dentingan piring dan sendok di restoran yang terdengar.

"Karena itu Marcella," bisik Lia, pelan. "Istri Pak Romi, General Manager kita."

Kepala Tania terasa berputar.

Jadi Marcella bukan hanya selingkuhan Gilang—dia juga istri GM Grand Velora?!

Matanya kembali menatap pasangan itu. Gilang tampak begitu santai, tertawa tanpa beban. Seolah tidak ada yang salah dengan perbuatannya.

“Salah-salah, kita yang dipecat, Tania.” Lia mengeluh. “Aku enggak mau dipecat.”

“Cari pekerjaan itu sulit. Apalagi di hotel bintang lima seperti Grand Velora,” sambung Keisha.

Tania mengepalkan tangan. Dia tak bisa menyalahkan kedua teman-temannya. Bisa apa pegawai bawahan melawan para atasan?

"Kalau begitu, aku yang akan melaporkannya."

Lia tersedak. "Apa?"

Keisha menegang. "Tania, jangan gegabah! Itu—"

"Aku sudah muak," potong Tania tegas. "Aku akan menemui Pak Romi sekarang juga."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 5. Direktur di Meja Makan

    “Tidak masalah kalau aku dipecat.” Tania tidak peduli. Tujuan awalnya bekerja di Grand Velora adalah untuk mendapatkan uang yang akan dipakai sebagai biaya pernikahan. Sekarang, Tania sudah tidak ingin menikah. Siapa juga yang mau menikah dengan seorang lelaki hidung belang? Pastinya bukan Tania! “Tania!” Tania baru saja berdiri, tangannya mengepal, niatnya sudah bulat untuk mendatangi Romi dan mengungkap segalanya. Namun, langkahnya terhenti ketika mendengar suara yang begitu ia kenal. “Maaf, saya datang terlambat!” Rachel melambaikan tangan dari pintu restoran, tersenyum lebar sambil berjalan mendekat. Bersamanya, ada seorang pria yang membuat napas Tania tercekat—Rafael. Direktur baru Grand Velora–juga pria yang semalam tidur dengannya. “Kenapa … dia ada di sini?” Sekelebat ingatan menghantam pikirannya. Sentuhan panas, desahan samar, dan tatapan tajam Rafael di atas ranjang. Bahkan tadi pagi Rafael sudah memanggilnya secara pribadi ke ruang direktur. Kenapa sekarang pr

    Last Updated : 2025-03-21
  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 6. Hadiah yang Mengusik

    “Kenapa Tania?” Rachel menegur Tania yang sejak tadi menunduk di bawah meja. “Kamu lihat apa?” Rachel ikut menyusul menunduk. Sang manajer yang memang duduk di samping Tania menggantikan Rafael, jadi penasaran. “Tidak ada apa-apa, Bu Rachel,” sahut Tania cepat. Ia memasukkan kembali kotak hadiah ke dalam paper bag dan duduk tegak di kursinya. “Kita sudah siap memesan makanan. Kamu mau pesan apa?” Tanya Rachel. Saat itu, Tania tidak bisa berpikir banyak. Ia hanya meraih buku menu, dan memesan apa pun yang dilihatnya pertama kali. Pikiran Tania penuh dengan dugaan kotak hadiah yang baru saja ia lihat. Kotak hadiah itu, ia mengingatnya. Itu adalah kotak yang sama dengan kotak yang ia lihat di atas meja sang direktur. Kotak hadiah berwarna hitam dengan pita emas. Bahkan ukurannya pun sama persis. Tania sangat yakin. ‘Tapi kenapa Bu Rachel yang memberikannya?’ Tania hanya bisa bertanya dalam hati. ‘Apakah hadiah itu titipan? Atau kebetulan saja kotaknya sama?’ Tak mau ter

    Last Updated : 2025-03-21
  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 7. Kebohongan di atas Kebohongan

    Botak Penjilat: Tania, cepat balas pesanku! “Hahaha!” Tania menghapus sudut matanya yang berair karena tertawa. “Nama yang aku berikan cocok sekali.” Ia berhenti setelah puas. Tatapannya kembali tertuju pada layar ponsel. “Apa maksudnya coba mengirim pesan seperti ini?” Dahinya sampai berkerut tujuh lipatan saat membaca isi pesan dari Gilang sekali lagi. ‘Kenapa tiba-tiba Gilang menanyakan tentang Rafael?’ “Padahal sebelum ini kamu berselingkuh, tapi tidak berniat menjelaskan sama sekali. Maumu apa?!” Jari Tania bergerak mengetikkan pesan balasan. Ia terdiam sesaat kemudian. “Kenapa aku harus membalas pesan darinya?” Tania merutuk penuh kemarahan. Untuk apa? Tania merasa tidak memiliki kewajiban untuk membalas pesan Gilang. Ia mematikan kembali layar ponselnya, lalu menyimpan benda pipih itu di dalam tas. ‘Aku tak mau lagi berhubungan dengan Gilang!’ Taksi yang mengantar Tania berhenti perlahan. Rupanya ia sudah sampai di tujuan. “Terima kasih, Pak,” ucap Tania s

    Last Updated : 2025-03-21
  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 8

    “Siapa pacar barumu?”Tania menghela napas kasar. Sudah sejak semalam ia ditanya oleh kedua orang tuanya.“Jangan berbohong, Tania.” Anggi terus mendesak, membuat Tania jengah sendiri. “Ibu enggak akan percaya sampai kamu bawa pacar barumu itu ke rumah kita!” Daripada terus berdebat, Tania memilih untuk melarikan diri. Kebetulan dia dapat shift pagi hari ini. “Aku sudah terlambat, Bu. Nanti saja kita bicara lagi.”Tania berpamitan tanpa menunggu jawaban. Ia buru-buru mengambil tasnya dan keluar rumah.Namun, meskipun sudah berhasil menghindari interogasi orang tuanya, pikirannya tetap dipenuhi masalah yang sama.‘Kenapa aku malah bilang sudah punya pacar?’Tania memukul keningnya sendiri saat berjalan menuju halte. Ia tidak berpikir panjang semalam. Sekarang, ucapannya malah berbalik menyerangnya.“Pacar baru?” gumamnya seraya berdecak frustrasi. “Aku bahkan belum bisa lepas dari bayangan Gilang.”Bus akhirnya tiba halte. Perjalanan menuju hotel terasa panjang. Meski begitu, Tania

    Last Updated : 2025-03-28
  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 9

    “Kenapa?”Lia mendapati Tania cemberut saat kembali ke ruang staff. “Enggak apa-apa,” jawab Tania malas. “Harusnya aku menuruti saranmu untuk tidak terlalu rajin!”Hari masih pagi dan Tania sudah bertemu Rafael. Direktur barunya itu bahkan memberikannya perintah yang tidak bisa dibantah. “Eh, ngomong-ngomong … Keisha masuk shift malam, kan?” Tania memikirkan sebuah rencana. “Kira-kira dia mau tukeran sama aku enggak, ya?” Belum-belum, Tania sudah ingin melarikan diri. Ia sungguh tak ingin melihat wajah Rafael lagi. “Kayaknya iya. Kenapa mau tukeran? Kamu sakit?” Lia bertanya khawatir. “Bilang aja ke Bu Rachel, pasti dikasih.”Tania mundur perlahan. Ia ingat jika Rafael juga dekat dengan Rachel. Rasanya itu bukan ide yang bagus. “Enggak jadi,” sela Tania cepat. Tangannya menunjuk ke pintu keluar. “Aku mau ke toilet dulu, ya.”Lebih baik melarikan diri sementara. Tania tak ingin ditanya lagi. Di toilet, Tania merapikan make up. Ia mencoba memasang senyum di wajah meski sedang sa

    Last Updated : 2025-03-29
  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 10

    “Satu ….” Tania berbisik pelan. “Satu juta kali!” Teriaknya keras kemudian.“Lebih baik aku tidur sejuta kali dengannya daripada denganmu!”Tania mendorong Gilang kasar, membuat pria itu sempat terhuyung sesaat. “Sudah kuduga,” cibir Gilang, sinis. “Kamu tidak mungkin sepolos itu.”Tuduhan Gilang jadi semakin menggila. Pria itu menggunakan imajinasinya yang berlebihan.“Kamu berpura-pura suci di depanku. Padahal kamu sering tidur dengan lelaki lain. Nyatanya kamu perempuan murahan.”“Harusnya aku mengajakmu tidur bersama sejak–Plak!Tangan Tania terangkat. Ia tidak bisa menahan diri. Gilang sudah sangat sangat keterlaluan. Sudut mata Tania terasa panas. Dadanya nyeri dengan rasa sakit yang menusuk. Tujuh tahun bukan waktu yang sebentar untuk menjalin hubungan. Bahkan, Tania mencintai Gilang setulus hatinya. Bisa-bisanya ….“Apa-apaan?!” Gilang menangkap tangan Tania yang sebelum in

    Last Updated : 2025-03-30
  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 11

    “Bapak mencari saya?” Tanya Tania saat ia masuk ke dalam ruang direktur. Entah kenapa Tania jadi sering sekali masuk ke ruangan ini. “Duduk,” ucap Rafael tanpa melihat wajah Tania.Rafael masih sibuk di kursi kebesarannya. Kedua netranya fokus pada dokumen yang ada di tangan. Jarinya sesekali menekan tombol keyboard laptop yang ada di atas meja direktur.Tania melirik ke kanan kiri. Rafael menyuruhnya duduk, dan tempat duduk terdekat adalah sofa di depan Tania. “Baik, Pak,” jawab Tania dengan suara pelan. Tania tak ingin mengganggu. Ia sendiri heran kenapa Rafael memintanya menghadap jika pria itu sendiri sedang sibuk. Entah waktu berjalan berapa lama, tapi Rafael hanya mendiamkannya di sana. Membuat Tania merasa tercekik dalam keheningan. Apa harusnya ia pura-pura pingsan saja agar bisa keluar cepat dari ruangan ini?“Maaf, Pak Direktur,” ucap Tania pada akhirnya. Ia tidak bisa bersabar lagi.

    Last Updated : 2025-03-31
  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 12

    “Ini manis,” ucap Tania seraya mengangkat tinggi gelas yang kini sudah kosong. Rafael memicing. Tania menghabiskan isi gelas itu dalam sekali teguk. “Aku harus coba yang lain juga.”Tak butuh waktu lama sampai Tania mencapai batasnya. Rafael jadi harus beranjak dari kursi, menghampiri Tania yang sekarang sudah menutup mata karena terlalu mabuk. “Kenapa kamu tidak belajar dari kesalahan yang lalu?” Rafael mengambil tempat duduk di sebelah Tania. Ia membiarkan Tania bergerak dan bersandar di sisinya. Tidak beda seperti saat mereka bertemu di bar malam itu. “Mau tidur?” Tanya Rafael lembut. Tangannya menyusuri rambut panjang Tania, membelainya pelan. Saat itu, Tania tidak menyahut, hanya menggumam dengan kata-kata yang tidak jelas. Kedua mata Tania tertutup, tapi kesadarannya belum pergi sepenuhnya. “Mau,” sahut Tania. “Aku mau tidur sama Pak Rafael sejuta kali.”Rafael mengusap wajahnya kasar. Kenapa Tania bisa memberikan jawaban seperti itu?“Kenapa?” Rafael berbisik pelan. “Ke

    Last Updated : 2025-04-02

Latest chapter

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 36

    “Terima kasih, Pak,” ucap Tasya dan Fera bersamaan.Saat itu Tania merasa tersinggung. Kenapa yang diberi ucapan terima kasih adalah Gilang? Padahal jelas itu adalah hadiah untuknya.“Terima kasih sudah bantu bukakan, Pak!” Tania mengambil alih kotak hadiahnya dari tangan Gilang. “Saya mau simpan ini dulu,” ucap Tania sambil lalu. Ia melangkah cepat ke ruang staf, menyimpan hadiahnya di dalam loker miliknya. Tania kembali ke belakang meja resepsionis tanpa mengucapkan apa pun. Ia mengabaikan Gilang yang terus saja mengatakan tentang indahnya berbagi dengan rekan kerja. Selama beberapa jam Tania bertahan, sampai akhirnya Gilang pergi. Sekarang, Tania tinggal menghadapi dua orang.“Kita istirahat duluan!” Seru Fera, sambil berlalu dengan Tasya di sisinya. Tania hanya menghela saat melihat kedua rekan kerjanya berlalu. Ia mengambil kesempatan itu untuk beristirahat sebentar. Inginnya pulang, tapi Tania masih harus bekerja empat jam lagi.“Kamu sendirian?” Rafael berdiri di depan Ta

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 35

    “Kak!” “Apaan, sih?!” Tania membentak kesal. Tyo, adiknya, datang mengganggu. “Kakak di sini ngapain?” Tanya Tyo, masih dalam seragamnya. Tania cemberut. Pagi tadi, karena terlalu suntuk, Tania jadi ikut ayah dan ibunya di kedai. Siang dan malam ia sudah mencoba mengingat kejadian di malam panasnya bersama Rafael. Namun, sampai Tania botak, ia tidak mengingat jika dirinya pernah mengambil foto. Entah siapa yang mengambil foto jahanam itu. “Mata kamu ke mana?” Balas Tania sewot. “Lagi bantuin ayah sama ibu, lah!” Ia kebagian tugas membuat sambal. Tania mengangkat cabai yang sedang ia siangi di tangannya. “Mata Kakak yang ke mana!” Tyo menunjuk tempat sampah yang ada di kaki Tania. “Itu cabenya Kakak buang, batangnya malah disimpen!”Tyo mengangkat tempat sampah yang ada di lantai. Ia sengaja menempelkan tempat sampah itu di depan wajah Tania.“Liat, Kak!” Tyo berseru sambil melotot, sengaja meledek Tania. “Liat pakai mata!”Tania yang kesal, memberikan jurus andalannya pada Ty

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 34

    Rafael menggaruk telinganya yang tidak gatal. “Apa saya salah mendengar?” Ia bertanya, sinis. “Apa yang bisa saya dapatkan dari seorang pegawai seperti kamu, Tania?” Rafael menatap tajam ke arah Tania. Satu jarinya terangkat kemudian. Ia menatap Tania lekat-lekat. “Sebutkan satu saja … hal yang kamu miliki, tapi saya tidak.”Tania terdiam. Mau dipikir sampai jungkir balik juga memang tidak ada. Tentu saja Rafael memiliki semua hal yang Tania punya. “Tapi itu mencurigakan, Pak.” Tania masih penasaran. “Kalau bukan Pak Direktur, lalu siapa?”“Pikirkan di tempat lain.” Rafael menunjuk ke arah pintu, meminta Tania keluar. “Saya banyak pekerjaan.”Tania masih tidak bergerak. Ia merasa Rafael yang mengambil foto itu. Pasti Rafael!“Pak! Saya yakin–”Rafael menyela. “Saya yakin sejak awal kamu tau siapa yang harusnya bertanggung jawab.”Ia menggeleng pelan. “Dan itu bukan saya.”Sekali lagi Rafael mengingatkan Tania tentang apa yang terjadi di malam panas mereka.“Kamu yang menghampiri s

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 33

    “Pak Direktur sudah menunggu di dalam.” Sekretaris membukakan pintu untuk Tania. Ia segera menutupnya kembali setelah Tania masuk.Tania melangkah meski menyimpan rasa takut di hatinya. Di depan sana, Rafael sudah menunggu di kursi kebesarannya, seperti biasa.‘Apa aku akan dipecat? Diminta membayar ganti rugi? Dituntut atas pencemaran nama baik?’Semua pikiran itu melintas dalam benak Tania, dan permintaan maaf adalah hal yang pertama akan ia lakukan.“Maaf, Pak Direktur,” ucap Tania setelah kedua kakinya berhenti di depan meja Rafael. Ia menunduk dalam. “Saya benar-benar minta maaf. Saya tidak tau siapa yang menyebarkan–”Rafael mengangkat tangan. Ia tidak berniat membiarkan Tania bicara lebih banyak. Tania tertegun saat Rafael melemparkan sebuah dokumen padanya. “Apa … ini, Pak?” Tania ragu-ragu mengulurkan tangan. Namun, ia yakin jika dokumen yang Rafael berikan adalah untuknya. Tania meraih dokumen tersebut. Dia membalikkan kertas putih itu perlahan, lalu membaca isinya. K

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 32

    “Hei!” Tania tersentak saat rekan kerja barunya membentak memanggil.“Kamu udah masukin data tamu yang check in hari ini?” Tasya bertanya sinis. Tania tidak ambil pusing dengan sikap Tasya yang menyebalkan. Ia sedang suntuk memikirkan apa yang terjadi kemarin.Setelah Rafael masuk ke dalam ruangan staf, pria itu tidak mengucapkan apa pun. Rafael hanya membanting pintu lalu pergi. Namun, diamnya Rafael malah membuat Tania semakin takut. Padahal wajah Rafael terlihat sangat kesal kemarin. “Kenapa malah melamun?!” Tasya menyenggol Tania keras, membuat Tania hampir terjatuh. “Kamu bisa kerja yang bener, enggak sih?!” Tania menghela pelan. Ia mencoba sabar. Diladeninya ucapan Tasya yang menusuk itu. “Sudah,” jawab Tania. “Aku sudah masukkan semua datanya di sini.”Tangan Tania menggerakkan kursor di komputer. Ia melotot saat mendapati data yang sudah ia masukkan malah menghilang.“Loh?” Tania memandang bingung. Ia yakin sudah mengerjakannya tadi.Tania bukan tipe orang yang berantak

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 31

    “Bukankah kalian harusnya bekerja?” Rafael bertanya dengan nada suara dingin menusuk. Saat itu juga, Tania langsung mengambil langkah mundur, menjauh dari Gilang. “Maaf, Pak Direktur.” Tania menunduk sopan. Ia langsung mengambil langkah mundur, meninggalkan Gilang dan Rafael. Gilang menatap penuh selidik. Ia tak bisa menutup kecurigaannya pada Rafael. Sudah sejak lama Gilang merasakannya, dan ia yakin Tania memiliki hubungan dengan direktur baru itu! “Kamu kenapa masih di sini?” Rafael menunjuk tidak senang. “Manajer Front Office meninggalkan tempat kerjanya berjam-jam. Entah, saya bisa mentolerir hal ini atau tidak.” Ucapan Rafael langsung membuat Gilang membungkuk 90 derajat. Ia memohon maaf dengan sangat lantang. “Maafkan saya, Pak. Saya hanya mengkhawatirkan keadaan staf saya!” Gilang terus saja membuat alasan. “Saya ingin memastikan semuanya berjalan lancar. Sebagai manajer, saya–” “Pergi,” sela Rafael, singkat. “Kembali ke tempatmu!” Bentakan Rafael membuat Gilan

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab. 30

    “Sebentar lagi, Pak,” jawab Romi. Romi berusaha menutupi keterkejutannya untuk kesekian kali. Rafael terus saja datang secara tiba-tiba jika ada hal yang berkaitan dengan Tania. Kemarin, direktur itu menatapnya penuh permusuhan. Romi terus bertanya-tanya, tentang dosa apa yang kiranya telah ia lakukan. “Tania akan bersiap-siap sebentar. Set pertama akan dilakukan di lorong lantai VIP, setelah itu di dalam kamar suite, dan terakhir di lobi.”Romi menjelaskan. Ia menemani Rafael, sementara Tania dibimbing oleh sekretaris Romi untuk diberi polesan make up oleh tim. Gilang, saat itu, sibuk mencoba masuk ke dalam percakapan Rafael dan Romi. Sayang sekali, ia tidak berhasil.“Wah, kamu cantik sekali!” Seru Gilang pada Tania. Sepertinya pria itu sudah menyerah berusaha menyusup masuk di antara Romi dan Rafael. Gilang jadi memilih untuk mengganggu Tania. “Harusnya kamu setiap hari seperti ini,” ucap Gilang tanpa malu.Tania menoleh kesal. Ingin rasanya ia menyumpal mulut Gilang dengan t

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 29

    ‘Apakah ini tentang video itu?’ Batin Tania. Percakapan mereka terpotong tadi. Mungkin saja Romi akan mengajaknya bertemu dua mata untuk membicarakan rencana selanjutnya. “Mulai besok kamu bisa bekerja di front office.”“Apa?” Lia berseru tak percaya.Sementara Tania, masih memandang dengan wajah kebingungan. “Saya?” Tania menunjuk dirinya sendiri. “Kenapa?”Tania kira ini masih masalah perselingkuhan, tapi kenapa jadi front office?“Kamu diminta mengambil seragam resepsionis ke HRD,” sambung Rachel. Lia memekik. Ia menatap Tania bangga untuk kesekian kalinya. “Tania, kamu keren banget! Dari anak magang sekarang jadi resepsionis!”Tania malah terdiam. Ia masih memproses semua kenyataan ini. Namun, sorakan Lia dan dukungan Rachel membuat Tania akhirnya melangkah. Di ruang HRD, Tania mendapatkan seragam juga jadwal shift yang baru.“Terima kasih, Bu,” ucap Tania kepada man

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 28

    “Lihat ini, Pak.” Tania tidak menunggu. Ia langsung menyerahkan handphone miliknya pada Romi. Sebuah video berputar, dengan Marcella, istri Romi, dan Gilang sebagai pemeran utamanya. Ekspresi wajah Romi berubah seketika. Tania bisa melihat jika atasannya itu gelisah. “Dari mana kamu mendapatkannya?” Romi bertanya sesaat setelah video selesai. Pria itu menatap Tania dengan wajah penuh selidik.“Saya yang merekamnya sendiri, Pak,” jawab Tania.“Saya sengaja melakukannya, karena Gilang adalah pacar saya. Dulu.”Tania menghela sesaat. Ia balas menatap Romi tanpa menunjukkan keraguan sedikit pun. “Saya juga dikhianati seperti Bapak,” sambung Tania. Ia terdiam, menunggu tanggapan lain dari Romi.“Kamu sudah menunjukkan rekaman itu pada siapa saja? Selain pada saya?”Tania menggeleng pelan. “Saya belum menunjukkannya pada siapa-siapa,” jawab Tania jujur. Romi mengangguk mengerti. Ia mengembalikan handphone milik Tania. “Kalau begitu, jangan katakan pada siapa pun.”Tania langsung me

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status