Share

52. Tolong berjanjilah

Penulis: Rossy Dildara
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-15 09:00:33

"Ayah .... Ayah tau enggak, tadi dijalan ada-"

"Baik, kita langsung mulai ya, Pak." Bapak berpeci hitam memotong ucapan Kenzie, terlihat seperti seorang penghulu. "Karena saya juga harus menikahkan orang lain di tempat lain," tambahnya dengan suara yang tenang namun penuh wibawa, menciptakan suasana khidmat dan penuh kehormatan.

"Iya, Pak." Kak Calvin mengangguk cepat, segera menurunkan Kenzie dan membawanya kepada Papa yang baru saja duduk. Kemudian dia duduk di depan meja persegi panjang, di hadapan Pak Penghulu.

"Silakan pengantin perempuannya ... mari duduk, Nona," tawar Pak Penghulu dengan suara lembut namun tegas. Aku mengangguk, lalu duduk di samping Kak Calvin.

"Bismillahirrahmanirrahim ...." Suara do'a yang diucapkan Pak Ustad yang duduk di samping Pak Penghulu memenuhi ruangan. Masjid mendadak hening, dan semua orang tampak begitu khusyu mencermati setiap lantunan do'a yang dipanjatkan.

Jantungku berdetak semakin kencang saat pr
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Aishwa Maira
chapter dibawah g ku baca udah ku tebak bklan ada drama jd maaf ku skip dulu
goodnovel comment avatar
Aishwa Maira
drama biasa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   53. Percobaan bu*nuh diri

    "Bunda ... di mana Ayah? Kok belum pulang??" desis Kenzie dengan wajah penuh kekhawatiran, matanya terus memandangi pintu rumah yang belum terbuka untuk kedatangan Ayahnya.Hari sudah menjelang siang, matahari bersinar terang memancarkan kehangatan ke dalam ruangan. Aroma makanan yang sedap mulai tercium di udara, mengundang selera untuk segera menikmati hidangan yang telah tersaji di atas meja makan.Aku dan Kenzie duduk di meja makan dengan penuh harap, menantikan kehadiran Kak Calvin. Niat kami ingin makan siang bersama, karena ini juga hari pertama dimana aku kembali menjadi istri Kak Calvin.Namun, sejak tadi, Kak Calvin belum juga pulang. Rasa cemas dan cemburu mulai menyelinap ke dalam hatiku saat menyadari bahwa kepergiannya hanya untuk bertemu dengan Nona Agnes."Sebentar ... Bunda coba telepon Ayah ya, Nak." Aku meraih ponsel di atas meja dengan gemetar, mencoba menghubungi Kak Calvin. Namun, keterbatasan pulsa dan kuota internet membuat

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   54. Malam pengantin kita

    Sesak rasanya mendengar kabar sedemikian tragis, hati ini terasa hancur melihat penderitaan yang dialami Nona Agnes. Namun, kenyataannya semua ini terjadi akibat ulahnya sendiri.Jadi bukankah di sini aku juga menjadi korban? Aku bukan orang yang jahat 'kan? Karena aku memang tidak berniat merebut calon suaminya, meskipun aku sempat memintanya untuk rujuk.Akh, rasanya sulit untuk menjelaskan perasaan ini. Tapi aku tidak pernah ingin bergembira atas penderitaan orang lain. Kak Calvin juga dengan jelas menyatakan penolakannya saat itu."Kasihan sekali Nona Agnes, Kak. Tapi kenapa dia sampai nekat melakukan hal itu? Apakah semua ini terjadi karena kita menikah?" tanyaku dengan suara penuh empati.Saat melihat Kak Calvin yang sedang dilanda kesedihan, aku ikut merasakan pedihnya hatinya. Aku sadar betapa besar cintanya kepada Nona Agnes, namun sepertinya takdir memiliki rencana lain.Namun, di sisi lain, ada rasa cemburu dan kekesalan yang memenuhi hatiku. Aku merasa egois, Kak. Bahkan d

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   55. Apakah itu pengaruh bayi?

    "Eh, tidak! Tidak! Lupakan saja, Kak!" Wajahku memerah, merasa panik sendiri. Bagaimana jika Kak Calvin menolakku? Pasti sakit rasanya, jadi lebih baik aku memberikan alasan lain. "Bukan itu maksudku kok. Tapi, ah mending kita tidur saja, Kak, aku juga mengantuk. Selamat malam."Aku merasa kehabisan kata-kata. Segera aku menarik selimut untuk menutup wajahku, lalu berbalik ke arah tembok dan mulai memejamkan mata. Suasana kamar terasa hening, hanya suara napas pelan yang terdengar.Aku benar-benar merasa sudah gila, rasa cintaku kepada Kak Calvin membuatku kehilangan rasa malu. Pasti setelah ini, Kak Calvin menjadi ilfil kepadaku. Tanganku gemetar saat mencoba menenangkan diri, namun jantungku masih berdegup kencang.***Keesokan harinya.(POV Calvin)Mataku perlahan terbuka, merasakan sentuhan lembut dipipiku. Ternyata, sentuhan itu berasal dari Kenzie.Bocah menggemaskan itu terlihat tersenyum manis kepadaku, begitu ceria, segar, dan wangi seperti habis mandi. Apalagi dengan keadaan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   56. Bunda manja

    Semoga saja memang karena itu dan aku berharap semuanya baik-baik saja.Setelah mandi, kulihat stelan jas berwarna biru navy sudah tersusun rapi di atas tempat tidur. Kasur pun terlihat sudah rapi, sepertinya tadi Viona juga sekaligus membereskannya.Dan ternyata Viona tidak hanya menyiapkan stelan jas, tetapi juga dasi, gesper, kemeja, dan celana dalam. Kaos kaki dan sepatu pun ada, hanya saja tidak di atas kasur, melainkan di bawahnya.Aku tersenyum memandangi benda-benda tersebut. Hatiku terasa hangat, aku merasa bahagia.Mungkin inilah gambaran memiliki istri yang perhatian dan penuh cinta pada kita. Meskipun tindakan Viona hanya karena kehamilan, tapi aku sangat menghargai dan merasa senang saat mengalaminya.Jika boleh berharap, aku berharap sikap Viona akan selalu lembut seperti ini, meskipun tidak ada cinta yang sebenarnya terpendam untukku.Belum dilahirkan pun, adiknya Kenzie sudah sangat menyayangiku dengan tulus seper

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   57. Rencana bulan madu

    "Siapa yang meneleponmu?" tanyaku saat Viona kembali masuk ke dalam mobil.Apakah aku terlihat begitu kepo di sini? Tapi jujur, aku memang penasaran. Lagipula, Viona sudah menjadi istriku, rasanya wajar jika seorang suami bertanya hal seperti ini dan menginginkan istrinya untuk saling terbuka.Aku juga berharap, Viona sekarang bisa saling terbuka terhadapku, karena aku sendiri sejauh ini tidak pernah menyembunyikan hal apapun kepadanya."Papa, Kak," jawab Viona sambil tersenyum. Aku langsung menghela napas, merasa lega. "Papa bilang dia kangen sama Kenzie, dan minta buat nanti malam supaya Kenzie menginap. Boleh enggak, Kak, kira-kira?""Lho, tentu boleh dong. Nggak perlu juga minta izin kepadaku, Vio." Aneh sekali rasanya Papa ini, Kenzie 'kan cucunya. Kenapa juga harus bertanya seperti itu, karena tidak mungkin juga aku melarang. "Atau nanti malam ... kita bertiga saja sekalian menginap di rumah Papa?" tawarku."Enggak usah, Kak." Viona

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   58. Aku merasakan gagal

    Aakhhh mikir apa aku ini??Tolong buang jauh-jauh pikiran kotor itu! Karena hal seperti itu tidak mungkin akan terjadi lagi di antara kami.Sekarang aku harus fokus ke Kenzie dan bayi yang ada dalam kandungan Viona saja, karena hanya mereka berdualah yang menjadi alasan untuk kami rujuk.Aku juga sudah berjanji kepada Ayah, untuk tidak mencintai Viona dan aku pun sudah tidak berharap akan dicintai olehnya.***Setelah tiga puluh menit perjalanan, akhirnya kami berdua tiba di rumah sakit.Sebelumnya, aku sempat singgah ke toko buah untuk membelikan Agnes parsel buah. Tentu saja, tidak mungkin aku datang menjenguk orang sakit dengan tangan kosong, bukan? Bahkan, aku sempat berpikir untuk juga membelikan sebuket bunga mawar untuk Agnes.Tapi, kemudian aku teringat bahwa Viona alergi bunga. Aku khawatir jika memaksakan membelinya dan membawanya dalam mobil, itu bisa membahayakan Viona. Aku sungguh tidak ingin terjadi ha

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   59. Jangan pernah temui Nona Agnes lagi

    (POV Viona)"Apa kau berpikir, setelah berhasil menikah dengan Calvin kau menjadi lebih unggul daripada Agnes?"Pertanyaan dari Pak Erick membuat dahiku berkerut. Dia menatapku dengan tajam dan sengit. Aku terdiam, tak percaya dengan ucapannya. Tapi apa maksudnya? Unggul katanya? Dia pikir ini sebuah kompetisi apa?"Kau sungguh tidak tau diri Viona, bagaimana bisa kau begitu tega merebut calon suami dari bosmu? Apakah tidak ada pria lain di dunia ini lagi, atau kau memang sudah tak laku?" Nada bicaranya semakin meninggi, penuh amarah."Apa maksud Bapak bicara seperti itu?" Jelas-jelas Pak Erick ini sedang menghinaku, tapi penghinaannya sungguh tidak berdasar. "Apa yang terjadi karena Nona Agnes, dan aku tidak percaya kalau Bapak tidak tau. Bapak pasti tau rencana ini dari awal.""Kau benar, aku memang tau dan itulah rencanaku. Tapi berani sekali, kau yang menjadi masa lalu Calvin menggagalkan semua rencanaku dan Agnes. Akan kupastikan kau

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   1. Membantu menjebak

    "Aaahhh ... Aahhh." Di ruangan yang ber-AC dengan pencahayaan yang minim, aku mendesaah kuat dengan hati yang berdesir saat tubuhku berhasil dimasuki oleh seseorang yang dulu pernah menjadi suamiku. Awalnya aku menolak, tetapi Kak Calvin terus memaksaku, dan akhirnya aku terhanyut dalam permainannya. Selama masa pernikahan kami, kami hanya sekali berhubungan badan, dan aku bahkan tidak ingat bagaimana rasanya. Akan tetapi, dengan keanehan yang ada, kali ini aku merasakan kenikmatan yang begitu luar biasa. Ya Allah... aku memohon ampun-Mu, semua ini adalah kesalahan dan dosaku. Seharusnya dari awal aku tidak menuruti permintaan yang konyol dari bosku. Namun, di sisi lain, aku juga takut kehilangan pekerjaan. Mungkin, besok aku akan benar-benar dipecat jika Nona Agnes mengetahui kalau aku dan Kak Calvin telah memadu kasih semalam penuh. *** POV Viona (Flashback On) "Halo ... iya, Pa?" tanyaku dari pada sambungan telepon. Papaku yang bernama Tatang menelepon. "Bundaa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-17

Bab terbaru

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   59. Jangan pernah temui Nona Agnes lagi

    (POV Viona)"Apa kau berpikir, setelah berhasil menikah dengan Calvin kau menjadi lebih unggul daripada Agnes?"Pertanyaan dari Pak Erick membuat dahiku berkerut. Dia menatapku dengan tajam dan sengit. Aku terdiam, tak percaya dengan ucapannya. Tapi apa maksudnya? Unggul katanya? Dia pikir ini sebuah kompetisi apa?"Kau sungguh tidak tau diri Viona, bagaimana bisa kau begitu tega merebut calon suami dari bosmu? Apakah tidak ada pria lain di dunia ini lagi, atau kau memang sudah tak laku?" Nada bicaranya semakin meninggi, penuh amarah."Apa maksud Bapak bicara seperti itu?" Jelas-jelas Pak Erick ini sedang menghinaku, tapi penghinaannya sungguh tidak berdasar. "Apa yang terjadi karena Nona Agnes, dan aku tidak percaya kalau Bapak tidak tau. Bapak pasti tau rencana ini dari awal.""Kau benar, aku memang tau dan itulah rencanaku. Tapi berani sekali, kau yang menjadi masa lalu Calvin menggagalkan semua rencanaku dan Agnes. Akan kupastikan kau

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   58. Aku merasakan gagal

    Aakhhh mikir apa aku ini??Tolong buang jauh-jauh pikiran kotor itu! Karena hal seperti itu tidak mungkin akan terjadi lagi di antara kami.Sekarang aku harus fokus ke Kenzie dan bayi yang ada dalam kandungan Viona saja, karena hanya mereka berdualah yang menjadi alasan untuk kami rujuk.Aku juga sudah berjanji kepada Ayah, untuk tidak mencintai Viona dan aku pun sudah tidak berharap akan dicintai olehnya.***Setelah tiga puluh menit perjalanan, akhirnya kami berdua tiba di rumah sakit.Sebelumnya, aku sempat singgah ke toko buah untuk membelikan Agnes parsel buah. Tentu saja, tidak mungkin aku datang menjenguk orang sakit dengan tangan kosong, bukan? Bahkan, aku sempat berpikir untuk juga membelikan sebuket bunga mawar untuk Agnes.Tapi, kemudian aku teringat bahwa Viona alergi bunga. Aku khawatir jika memaksakan membelinya dan membawanya dalam mobil, itu bisa membahayakan Viona. Aku sungguh tidak ingin terjadi ha

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   57. Rencana bulan madu

    "Siapa yang meneleponmu?" tanyaku saat Viona kembali masuk ke dalam mobil.Apakah aku terlihat begitu kepo di sini? Tapi jujur, aku memang penasaran. Lagipula, Viona sudah menjadi istriku, rasanya wajar jika seorang suami bertanya hal seperti ini dan menginginkan istrinya untuk saling terbuka.Aku juga berharap, Viona sekarang bisa saling terbuka terhadapku, karena aku sendiri sejauh ini tidak pernah menyembunyikan hal apapun kepadanya."Papa, Kak," jawab Viona sambil tersenyum. Aku langsung menghela napas, merasa lega. "Papa bilang dia kangen sama Kenzie, dan minta buat nanti malam supaya Kenzie menginap. Boleh enggak, Kak, kira-kira?""Lho, tentu boleh dong. Nggak perlu juga minta izin kepadaku, Vio." Aneh sekali rasanya Papa ini, Kenzie 'kan cucunya. Kenapa juga harus bertanya seperti itu, karena tidak mungkin juga aku melarang. "Atau nanti malam ... kita bertiga saja sekalian menginap di rumah Papa?" tawarku."Enggak usah, Kak." Viona

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   56. Bunda manja

    Semoga saja memang karena itu dan aku berharap semuanya baik-baik saja.Setelah mandi, kulihat stelan jas berwarna biru navy sudah tersusun rapi di atas tempat tidur. Kasur pun terlihat sudah rapi, sepertinya tadi Viona juga sekaligus membereskannya.Dan ternyata Viona tidak hanya menyiapkan stelan jas, tetapi juga dasi, gesper, kemeja, dan celana dalam. Kaos kaki dan sepatu pun ada, hanya saja tidak di atas kasur, melainkan di bawahnya.Aku tersenyum memandangi benda-benda tersebut. Hatiku terasa hangat, aku merasa bahagia.Mungkin inilah gambaran memiliki istri yang perhatian dan penuh cinta pada kita. Meskipun tindakan Viona hanya karena kehamilan, tapi aku sangat menghargai dan merasa senang saat mengalaminya.Jika boleh berharap, aku berharap sikap Viona akan selalu lembut seperti ini, meskipun tidak ada cinta yang sebenarnya terpendam untukku.Belum dilahirkan pun, adiknya Kenzie sudah sangat menyayangiku dengan tulus seper

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   55. Apakah itu pengaruh bayi?

    "Eh, tidak! Tidak! Lupakan saja, Kak!" Wajahku memerah, merasa panik sendiri. Bagaimana jika Kak Calvin menolakku? Pasti sakit rasanya, jadi lebih baik aku memberikan alasan lain. "Bukan itu maksudku kok. Tapi, ah mending kita tidur saja, Kak, aku juga mengantuk. Selamat malam."Aku merasa kehabisan kata-kata. Segera aku menarik selimut untuk menutup wajahku, lalu berbalik ke arah tembok dan mulai memejamkan mata. Suasana kamar terasa hening, hanya suara napas pelan yang terdengar.Aku benar-benar merasa sudah gila, rasa cintaku kepada Kak Calvin membuatku kehilangan rasa malu. Pasti setelah ini, Kak Calvin menjadi ilfil kepadaku. Tanganku gemetar saat mencoba menenangkan diri, namun jantungku masih berdegup kencang.***Keesokan harinya.(POV Calvin)Mataku perlahan terbuka, merasakan sentuhan lembut dipipiku. Ternyata, sentuhan itu berasal dari Kenzie.Bocah menggemaskan itu terlihat tersenyum manis kepadaku, begitu ceria, segar, dan wangi seperti habis mandi. Apalagi dengan keadaan

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   54. Malam pengantin kita

    Sesak rasanya mendengar kabar sedemikian tragis, hati ini terasa hancur melihat penderitaan yang dialami Nona Agnes. Namun, kenyataannya semua ini terjadi akibat ulahnya sendiri.Jadi bukankah di sini aku juga menjadi korban? Aku bukan orang yang jahat 'kan? Karena aku memang tidak berniat merebut calon suaminya, meskipun aku sempat memintanya untuk rujuk.Akh, rasanya sulit untuk menjelaskan perasaan ini. Tapi aku tidak pernah ingin bergembira atas penderitaan orang lain. Kak Calvin juga dengan jelas menyatakan penolakannya saat itu."Kasihan sekali Nona Agnes, Kak. Tapi kenapa dia sampai nekat melakukan hal itu? Apakah semua ini terjadi karena kita menikah?" tanyaku dengan suara penuh empati.Saat melihat Kak Calvin yang sedang dilanda kesedihan, aku ikut merasakan pedihnya hatinya. Aku sadar betapa besar cintanya kepada Nona Agnes, namun sepertinya takdir memiliki rencana lain.Namun, di sisi lain, ada rasa cemburu dan kekesalan yang memenuhi hatiku. Aku merasa egois, Kak. Bahkan d

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   53. Percobaan bu*nuh diri

    "Bunda ... di mana Ayah? Kok belum pulang??" desis Kenzie dengan wajah penuh kekhawatiran, matanya terus memandangi pintu rumah yang belum terbuka untuk kedatangan Ayahnya.Hari sudah menjelang siang, matahari bersinar terang memancarkan kehangatan ke dalam ruangan. Aroma makanan yang sedap mulai tercium di udara, mengundang selera untuk segera menikmati hidangan yang telah tersaji di atas meja makan.Aku dan Kenzie duduk di meja makan dengan penuh harap, menantikan kehadiran Kak Calvin. Niat kami ingin makan siang bersama, karena ini juga hari pertama dimana aku kembali menjadi istri Kak Calvin.Namun, sejak tadi, Kak Calvin belum juga pulang. Rasa cemas dan cemburu mulai menyelinap ke dalam hatiku saat menyadari bahwa kepergiannya hanya untuk bertemu dengan Nona Agnes."Sebentar ... Bunda coba telepon Ayah ya, Nak." Aku meraih ponsel di atas meja dengan gemetar, mencoba menghubungi Kak Calvin. Namun, keterbatasan pulsa dan kuota internet membuat

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   52. Tolong berjanjilah

    "Ayah .... Ayah tau enggak, tadi dijalan ada-""Baik, kita langsung mulai ya, Pak." Bapak berpeci hitam memotong ucapan Kenzie, terlihat seperti seorang penghulu. "Karena saya juga harus menikahkan orang lain di tempat lain," tambahnya dengan suara yang tenang namun penuh wibawa, menciptakan suasana khidmat dan penuh kehormatan."Iya, Pak." Kak Calvin mengangguk cepat, segera menurunkan Kenzie dan membawanya kepada Papa yang baru saja duduk. Kemudian dia duduk di depan meja persegi panjang, di hadapan Pak Penghulu."Silakan pengantin perempuannya ... mari duduk, Nona," tawar Pak Penghulu dengan suara lembut namun tegas. Aku mengangguk, lalu duduk di samping Kak Calvin."Bismillahirrahmanirrahim ...." Suara do'a yang diucapkan Pak Ustad yang duduk di samping Pak Penghulu memenuhi ruangan. Masjid mendadak hening, dan semua orang tampak begitu khusyu mencermati setiap lantunan do'a yang dipanjatkan.Jantungku berdetak semakin kencang saat pr

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   51. Jangan dibuka!

    "Jangan dibuka, Pak!" larang Papa, bahkan Isa pun terlihat tidak berniat untuk membuka pintu.Prangggg!!Aku sontak terkejut saat sebuah kaca mobil berhasil dipecahkan oleh salah satu pria berbadan besar itu tepat pada jendela di mana Isa duduk. Suara pecahan kaca yang tajam memecah keheningan di dalam mobil.Beruntung, Isa sempat menutupi wajahnya dengan tangan, karena jika tidak, wajahnya bisa terluka.Namun, sekarang tangannya malah berdarah karena serpihan kaca itu. Ekspresi terkejut dan ketakutan tergambar jelas di wajahnya."Ayaahhh!!" Kenzie berteriak, tampak terkejut sekaligus panik. Tubuhnya gemetar, dan Papa segera memeluk erat tubuhnya, mencoba menenangkan cucunya yang ketakutan."Siapa kalian? Kenapa kasar sekali, hah?" bentak Papa, terlihat emosi. Matanya memancarkan kemarahan yang sulit ditahan."Aku sudah meminta kalian untuk keluar, tapi kenapa kalian tidak mau keluar juga, hah??" Salah satu pria itu berb

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status