”Apakah ini mimpi?” Kenan membuka tangannya ke masing-masing arah, dia membuka tangannya. Pena masih dipegang di tangan kanannya. Rasanya sangat sejuk dan itu adalah sebuah tempat yang sangat nyaman. Mimpi itu memang indah, tidur adalah cara terbaik untuk memghilangkan kepenatan dan kecemasan.
Mata Kenan sempat terpaku melihat wajah putih dan sangat cantik di depannya. Wanita itu terlihat sangat sederhana, wajahnya bagai pualam saat purnama. Benar-benar indah. Tapi, pakaiannya seperti pakaian seorang ... penyihir? Baju putih dan ada rompi di luarnya. Dia memakai gaun yang mirip dengan seorang penyihir.
”Tuan Roh! Aku mohon, kalahkan Iblis Roksan. Dia akan menghancurkan kami semua! Lindungi kami!” wanita cantik itu berkata lagi.
Kenan merasa heran, dia sendiri melihat sekeliling sekali lagi.
”Apakah ini, mimpi?” tanya Kenan.
”Tidak tuan Roh, ini adalah kenyataan. Saya memanggil anda dengan kekuatan penuh saya sebagai penyihir. Tolong kalahkan Iblis Roksan untuk melindungi kami!”
Kenan masih bingung, dia melihat wanita cantik yang terlihat khawatir tersebut. Ada dua orang di belakangnya yang berumur sekitar tiga puluh tahun. Keduanya terlihat terluka dan memegangi dada mereka.
”Apakah ini dunia fantasi?” tanya Kenan sekali lagi.
”Tidak tuan Roh, ini adalah bumi. Tolong kami, kalahkan Iblis Roksan.”
”Ib ..., Iblis Roksan! Di mana dia berada?” tanya Kenan.
”Di belakang anda, tuan Roh. Tolong, kalahkan dia!” Aeera terlihat semakin panik.
Kenan melihat kesungguhan di wajah wanita muda dan cantik itu. Jika tak bisa menjadi pahlawan di dunia nyata dan hanya menjadi pengecut. Maka, di dunia mimpi ini, dia harus menjadi pahlawan yang menyelamatkan gadis cantik. Itu akan sangat menyenangkan.
”Mana Iblis itu!” Kenan terlihat percaya diri. Dia berbalik ke belakang. Dia mendapatkan arahan dari Aeera untuk melihat ke belakang.
Monster besar dengan ukuran, seperti sebuah hotel tingkat empat. Itu Iblis? Kenan sempat kaget dan mundur tiga langkah karena makhluk besar bernama Iblis Roksan itu amat mengerikan dengan mata besar yang menyala merah. Benar-benar, mimpi saja seperti kenyataan.
”Wihhh! Mimpi yang sangat nyata! Bahkan monster besar itu seperti nyata. Mirip film Megamen! Pahlawan datang dan berubah! Sungguh luar biasa!” Kenan merasakan mimpinya kali ini nyata. Dia sangat senang. Dia merasa bisa bebas di dunia mimpi. Tidak lagi takut dan cemas!
Kenan bahkan berkacak pinggang, dia merasa sangat bahagia di sini. Dia melihat ke belakang, dua orang terlihat masih terluka dan di belakang jauh sana. Ada semacam bangunan yang tinggi. Seperti kastil atau kerajaan. Kenan berbalik lagi dan melihat Iblis besar yang melotot dengan matanya yang merah.
”Manusia! Apakah kamu mau mati! Kenapa kamu kegirangan ketika bertemu dengan Roksan, Iblis terkuat di benua Toman!” Roksan dengan suara yang besar dan menakutkan. Dia berteriak ke arah Kenan.
Kenan masih kagum, ”Benar-benar seperti nyata! Ini luar biasa! Baru kali ini, mimpiku terlihat nyata!” tangan Kenan mengepal kuat. Rasanya ada sesuatu di tangannya. Itu adalah pulpen? Kenapa di mimpi ada pulpen? Kenan pun melihat lagi puplen di tangannya. Ini pulpen yang tadi akan dia gunakan untuk menulis di kertas permintaan maaf untuk Ibunya? Kenapa terbawa dalam mimpi?
”Tuan Roh, aku adalah Aeera. Murid dari akademi sihir Cyprus. Saya yang memanggil anda ke sini. Dunia kami akan hancur, tolong kami kalahkan iblis Roksan sekarang juga!” Aeera yang cantik itu menangkupkan kedua telapak tangannya di depannya. Dia bahkan menjatuhkan kedua lututnya. Mirip di film laga romantis. Ah! Ini mimpi yang luar biasa.
Mimpi apa-apaan ini sebenarnya? Kenan benar-benar bingung, semuanya seperti nyata! Dan, tentu saja, gadis secantik itu? Wajahnya tidak kalah cantik dengan, Luna! Benar, Kenan jadi teringat wanita yang ditaksirnya selama tiga tahun di sekolah dulu. Sejak itu, dia tak pernah melihat seorang wanita sama sekali.
Kecuali ..., hanya mengurung diri di kamarnya.
Benar! Meskipun ini hanya mimpi. Jadikanlah mimpi ini, bahwa dia sebagai seorang pahlawan. Kenan yang kurus dan rambut panjang sebahu tersebut. Dia membusungkan dadanya dan terlihat sedikit bergaya. Biarlah hanya di dalam mimpi, dia akan menjadi seorang Hero, ha... ha... ha...
”Ha.. ha... ha...!” Kenan tertawa sekarang.
Dua orang di belakang Aeera yang merupakan guru sihirnya menjadi heran. Bagaimana bisa makhluk panggilan dengan tubuh kurus dan bentuk seperti manusia. Bisa apa dengan tubuh seperti itu dan bahkan wajahnya sangat suram. Kedua matanya seolah keluar, apakah makhluk panggilan Aeera ini merupakan makhluk yang tidak pernah tidur?
Belum pernah mereka melihat makhluk panggilan bentuknya sama seperti mereka, manusia. Tapi, manusia ini memiliki pakaian yang berbeda dari kebanyakan manusia. Tubuhnya kurus dan cekung, rambutnya acak-acakan dan dia memakai celana panjang. Keduanya menggelengkan kepalanya.
Benar-benar bakat yang payah dari Aeera. Dia adalah anak dari seorang pelayan kerajaan. Entah siapa ayahnya, Ibunya merawatnya dengan banyaknya hinaan. Saat serangan monster di kediaman Aeera yang tumbuh remaja, Ibunya meninggal demi melindungi puterinya. Pelayan yang lain Iba setelah Aeera sebatang kara. Mereka mengirimnya ke akademi sihir Crypton.
Belas kasihan para guru di akademi Crypton pun merawat Aeera. Namun, bakatnya memang rendah dalam sihir. Kecuali sebuah tongkat yang ditinggalkan khusus dari ibunya itu. Dan kini, dengan tongkat itu, dia memanggil makhluk panggilan yang aneh dan bahkan tak memiliki energi divine sama sekali, energi mana pun tidak ada.
Lalu, apa yang bisa dilakukan makhluk panggilan Aeera itu? Bahkan, makhluk panggilan itu hanya tertawa dan berkata mimpi dan mimpi. Benar-benar aneh!
”Sebenarnya, apa yang kamu imajinasikan saat melakukan panggilan pertamamu itu Aeera?” tanya Rebeca pada muridnya itu.
Aeera pun melihat gurunya itu, ”Aku tak pernah bisa melakukan sihir pemanggilan. Maka, aku berharap dapat memanggil makhluk panggilan terkuat di dunia ini. Jadi aku yakin, dia adalah makhluk panggilan terkuat!”
Kenan mendengarkan pembicaraan mereka berdua. Makhluk panggilan! Apakah mereka baru saja mengatakan bahwa dirinya adalah makhluk panggilan? Apakah ini seperti dalam cerita fantasi yang menyebutkan bahwa seseorang necromancer dapat memanggil makhluk?
Kenan mulai bingung dengan itu semua, semua ini nyata. Ini bukan mimpi! Kenan turun ke rumput, dia mencabut rumput itu dan melihatnya. Rumput itu nyata! Kenan menampar pipi kanannya.
Plak!
”Aduh, sakit!”
Mimpi yang benar-benar nyata. Luar biasa! Kenan masih memanggapnya sebagai mimpi.
”Tuan Roh, sekali lagi. Kalahkan Iblis Roksan itu! Aku membutuhkan bantuanmu!”
Kenan tak tega melihat permohonan gadis cantik itu, dia pun mendekati gadis itu dan mengangkat tangannya, membantunya berdiri.
”Aku akan mengalahkannya! Tentu saja, kamu tidak boleh berlutut pada siapapun, aku mohon!”
”Kalau begitu, tolong kalahkan dia! Dia akan membunuh kami semua!”
Seperti sebuah genderang perang yang dibunyikan, sayup-sayup Kenan dalam imajinasinya mendengar musik dari film kepahlawanan. Diiringi lagu yang hanya didengarnya, dia pun maju ke depan. Langkahnya dibuat tegak penuh percaya diri.
Di belakangnya, Aeera tersenyum dan berharap agar makhluk panggilannya menang. Kenan sendiri tidak enak dengan senyuman keyakinan itu. Dia sendiri melihat iblis besar dan tinggi itu. Bagaimana dia mengalahkan Iblis tersebut? Harusnya dia punya senjata! Tapi, senjata apa?
”Kalian membosankan. Matilah kalian semua!” Iblis Roksan mengamuk dan mengangkat tangan kanannya, dia bersiap dengan kekuatan tekanan yang luar biasa. Dia akan menghancurkan mereka semua.
Senjata! Senjata! Kenan hanya terpikirkan pulpen. Dia teringat sebuah film yang pernah ditontonnya dulu. Film yang sangat terkenal, Galaxy Wars. Benar, itu pedang yang bisa menjadi gagang dan bisa memunculkan senjata kosmik yang hebat.
Kenan melihat Pulpennya, ada tombol untuk mengeluarkan jarum penanya. Kenan memegangnya dengan tangan kanannya. Dia membali ujung pena ke atas.
Mimpi tetaplah mimpi, jika harus menjadi pahlawan, maka jadilah seorang pahlawan. Meski hanya di dunia mimpi!
Tangan kiri Kenan menekan bagian belakang pulpen dan sebuah pedang cahaya muncul dari ujung pena tersebut. Mirip seperti film Galaxy Wars. Ini luar biasa! Mimpi yang hebat!
Tangan Iblis Roksan mengarah pada mereka. Tekanan yang kuat dan Kenan dengan gagah berani, dia menganggap ini mimpi. Dia pasti bisa terbang! Kenan menerjang maju dengan pedang cahaya itu, dia melompat dengan tinggi.
Wuuusssshh! Luar biasa! Dia melompat tinggi.
Kenan melewati tangan besar Roksan yang mengarah ke bawah, dia menebas lengan raksasa itu hingga putus.
Hebat! Mimpi luar biasa! Kenan bersemangat dan dia menolak lengan yang masih ada. Dia mengarah ke kepala Iblis Roksan.
Lehernya! Ultimate dengan kekuatan terakhir. Seorang pahlawan datang dan membela keadilan.
Wuuusshhh! Bruuusshhh!
Kenan melewati leher Iblis Roksan dengan cepat, dia menebas leher itu dengan pedang bercahaya yang kini memanjang disertai energi besar. Kepala Iblis Roksan putus, dan Kenan melewati tubuh Iblis besar yang menakutkan itu.
”Ini luar biasa! Luar biasa! Mimpi yang hebat!” Kenan sangat bahagia, dia melompat terlalu jauh dan di depannya ada sebuah pohon.
Bruusshhh! Dia membentur pohon itu hingga pohon itu pecah!
”Aduh! Sakit juga ternyata!” Kenan bergulingan setelah pohon tumbang. Dan dia berhenti, dia langsung berdiri lagi. Dan melihat tubuh raksasa Iblis itu ambruk dan menciptakan suara gemuruh dan bumi yang bergetar.
Benar-benar hebat!
Rebeca dan Brandon bahkan membuka mulutnya begitu saja karena takjub. Mereka melihat keajaiban, bagaimana bisa makhluk panggilan sekuat itu? Mereka dibuat takjub tak percaya.
Aeera tersenyum melihat semua itu dan dia berlari ke arah Kenan yang berdiri dengan tegak, gagah berani. Aeera mencapainya.
”Terima kasih, tuan Roh. Siapa nama Anda?” senyuman Aeera begitu indah.
”Ehm..., ehm..., namaku Kalandra! Panggil saja aku Kalandra! Lalu, siapa namamu gadis?”
Aeera tersipu malu, ”Tuan Kalandra, namaku ..., Aeera. Terima kasih sudah datang. Jadi ..., aku akan memanggilmu lagi jika aku dalam kesulitan. Dan ... terima kasih!”
Mereka saling tersenyum. Aeera memegang tongkat kecilnya, ada permata di ujungnya. Dia mengarahkan tongkatnya ke depan.
”Kembalilah, wahai tuan Kalandra, ke tempatmu berasal!” Aeera memutar ujung tongkat kecilnya.
Kenan Kalandra, itulah nama Kenan. Dia memahami sesuatu sekarang, apakah ini bukan mimpi?
”Tung ... tunggu, Aeraa tung!”
Splash! Cahaya berpendar menyambar tubuh Kenan. Seperti ribuan cahaya yang menerangi.
Wuusshhh! Cahaya berpendar. Tubuh Kenan seolah disedot dari langit dan dia menghilang dalam cahaya dan dia tiba-tiba sudah berada di kamarnya dengan cahaya yang masih menyisa. Dia seperti seorang di sebuah panggung dan cahaya lampu yang terang sedang menyorotnya. Cahaya itu menghilang dan dia hampir jatuh. Tangan Kenan menahan tubuhnya di meja belajar di samping kamar tidurnya. Dimana ini? Apakah aku sudah bangun dari mimpi? Pikir Kenan. Tapi ..., itu bukanlah mimpi. Itu adalah kenyataan! Benar! Itu terlalu aneh jika mimpi. Gadis bernama Aeera itu, dia bahkan tak bisa dilupakan oleh Kenan. Itu adalah wajah yang sangat cantik dan lugu. Itu bukan mimpi. ”Panggil aku lagi, Aeera!” teriak Kenan, tak ada jawaban dan hanya ada kesunyian. ”Tolong panggil aku lagi, Aeera. Kumohon, panggil aku lagi! Aku tidak mau hidup di dunia ini lagi! Biarkan aku hidup di dunia mimpi itu lagi!” Kenan menjatuhkan lututnya di lantai. Dia benar-bener terpuruk, perasaan cemas, takut dan malu bercampur lag
”Tolong panggil aku lagi Aeera! Tolong panggil aku lagi, kumohon ...” sudah berapa kali Kenan mengatakan hal itu. Dia gemetaran, berpindah dari satu sisi di kamarnya ke sisi yang lain. Dia pindah dari pojok kamar, lalu pindah lagi di kursi, di kamar dan berputar berjalan kesana dan kemari. Dia melihat ke jendala, menunggu adanya halilintar menyambar. Dia bahkan sangat ingin agar halilintar itu segera datang. Tak peduli apapun! ”Apakah itu semua hanya mimpi?” Kenan memejamkan matanya, jika hanya mimpi. Kenapa terlalu nyata untuk dapat dikenang. Wajah itu, wajah yang sangat cantik dan lugu milik Aeera. Sebelumnya, Dinan berdoa pada Tuhan agar ada orang dari dimensi lain atau dunia manapun yang memanggilnya dan membawanya pergi dari dunianya. Tapi, sudah satu minggu, tidak ada lagi keajaiban mimpi itu. Tidak ada lagi tentang sihir panggilan! Apakah memang itu hanya mimpi? Internet! Kenan mencari tahu semua hal tentang sihir pemanggilan, bisa jadi dunia itu benar-benar nyata dan ada d
Wuusshh! Kenan mulai merasakan jiwa raganya disedot dari atas. Dan bagaikan percepatan yang luar biasa dan tanpa bisa diukur kecepatannya. Dia seperti kehilangan kesadaran dalam waktu yang sangat cepat. Dan dia sudah berada di suatu tempat dan dia mulai memulihkan kesadarannya. Seolah, serpihan jiwanya masih mulai terbentuk dan terkumpul. Di mana ini? ”Tuan Kalandra, tuan Kalandra!” sayup-sayup terdengar, namun semua seperti agak samar. Suara wanita, suara yang lembut. Dimana ini? Seolah dirinya sedang berenang di dalam air yang sangat tenang, sangat tenang dan seperti kulitnya bersentuhan dengan air yang menyejukkan. Air? Kenan menggoncangkan kepalanya, sedikit berat. Ini benaran di air? Kenan mulai sadar. Dia menampar wajahnya sendiri dengan telapak tangan kiri. Matanya membuka, di depannya seorang wanita sedang kesulitan bergerak dengan tangan dan kakinya. Itu adalah ..., Aeera? Dia sedang berusaha naik dari air ini. Dia tenggelam! Kenan sigap, dia melihat Aeera dan segera men
Tiga orang yang ditangkap Kenan adalah; Asin, Samuel dan Monica. Ketiganya kini berada di sendok besar yang mampu menampung mereka. Sihir milik Kenan mampu memperbesar sendok yang sebelumnya kecil. ”Apakah itu makhluk panggilanmu, Aeera?” Monica sedikit ragu, dia mulai tak lagi membully Aeera sejak kejadian sebelumnya. Saat, Aeera mengalahkan Iblis Roksan. Sebelumnya, para murid dari Akademi Cyprus hendak ke seberang perairan. Di sana, ada tempat manusia yang memproduksi tanaman dan juga material sihir. Tanaman digunakan untuk penyembuhan dan healing, sedangkan material sihir digunakan untuk memperkuat item sihir dan juga sarana meningkatkan kemampuan sihir mereka. Mereka semua harus naik level, sehingga membutuhkan healing dan juga item sihir sehingga kekuatan energi mereka meningkat. Ketika level mereka meningkat, maka kekuatan makhluk yang dipanggil akan semakin meningkat. Seberang dari perairan itu adalah kota York. Di sana, ada beberapa tempat manusia yang tersembunyi yang jug
Splash!Serpihan jiwa Kenan mulai menyatu kembali. Dia sudah muncul di kamarnya lagi, di depannya ada makanan dan sendok sudah hilang dari tangannya. Jadi, ini semua bukan mimpi! Ini adalah kenyataan yang sebenarnya.Kini, dia adalah Makhluk Panggilan yang akan dipanggil oleh penyihir cantik Aeera. Tiba-tiba senyuman Kenan megembang. Jika itu kenyataan, maka Tuhan menjawab permintaannya. Dia dipanggil oleh seseorang entah dari dunia dan dimensi mana. Kenan belum paham, dia akan menanyakan itu ketika dipanggil lagi oleh Aeera.Tapi sebelum itu, Kenan teringat sesuatu. Benar! Aeera tidak bisa memanggil dan mempertahankannya lama di dunia yang ditempati Aeera. Dia membutuhkan apa itu, Kenan mengingat sesuatu. Seperti ..., pertahanan atau sihir?Kenan segera membersihkan tangannya dengan air, mengambil lap. Meskipun jiwanya masih sedikit pusing karena baru saja berpindah dimensi. Dia memaksakan dirinya, dia melihat layar laptop dan menghidupkan internet.Kenan mencari tahu tentang semua t
Sepuluh murid sihir dari akademi Crypton sampai di daratan. Mereka semua selamat karena makhluk panggilan yang dipanggil oleh Aeera.”Aeera, siapa nama Makhluk panggilanmu itu?” tanya Monica, dia merasa bersalah selama ini selalu membully Aeera. Namun, Aeera bahkan menyelamatkannya dari monster Grotai. Monica sendiri heran, dia belum pernah melihat makhluk panggilan dengan bentuk seperti manusia. Belum pernah ada sama sekali.”Dia bernama Tuan Kalandra, dia memang hebat,” kata Aeera tanpa ragu lagi, dia selalu tersenyum ketika mengingat tuan Kalandra dan bagaimana dia penuh gaya mengalahkan para monster dan juga iblis.”Bagaimana kamu melakukannya, Aeera? Apakah kamu sudah mengenal makhluk panggilanmu itu sebelumnya?””Tidak Monica, aku sama sekali tidak mengenalnya. Mungkin saja, dia adalah seorang Immortal.”Imortal adalah lawan kata dari mortal. Mereka seperti makhluk yang punya umur panjang dan kekuatan besar. Di dalam dunia ini, ada ras monster dan iblis yang menguasai daratan. M
Kenan terus berusaha untuk belajar menguasai mana divine, hal itu membuatnya merasa tenang. Mungkin, itu seperti Yoga yang dilakukan banyak orang untuk membuat pikiran rileks sehingga menjadi lebih sehat. Beberapa orang mengatakan semedi dan menghisab energi di sekitarnya.Di semua tempat, ada penjelasan masing-masing soal hal tersebut. Kenan memulai pelatihan pernapasan, mencoba berpikir tenang.”Dasar sampah!””Memalukan!”Plak!”Injak dia!””Siksa dia!””Lucuti dia!””Permalukan dia!”Mata Kenan berkedut, ketenangannya terganggu. Dia teringat semua perundungan yang menimpanya dulu. Tubuhnya gemetaran, dia benar-benar tak tahan! Dia gemetaran, keringat mengalir di wajahnya.”TIDAAAAAAKKKK!”Teriak Kenan. Saat dia memulai ketenangan, mencoba untuk menghilangkan semua pikiran. Tiba-tiba semua penyiksaan dan dirinya dipermalukan terbayang.”Aku sudah tidak tahan hidup di dunia ini lagi!”Teriak Kenan, dan kedua tangannya terbuka mencakar lantai di bawahnya. Dia kesumat, sulit untuk ten
”Manusia! Bukan, kamu bukan dari dunia ini! Siapa kamu?” kata Cylorg menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Dia merasakan makhluk yang baru datang itu memiliki bau yang berbeda.Kenan maju ke depan, mendekati Cylorg yang kini mendarat di daratan. Tubuh Cylorg sangat besar. Kenan terus maju dan mengumpulkan energi di tangan kanannya, dia maju sambil tersenyum. Ini adalah sesuatu yang paling ditunggu olehnya, menjadi pahlawan di dimensi yang tak diketahui. Tak ada yang mengenalnya di sini, semua hanya tahu bahwa dirinya adalah makhluk yang kuat!Itu sudah cukup.”Apa kamu mau aku hancurkan rohmu!” teriak Cylorg karena merasa diremehkan.Kenan terus maju.”Aku tidak tahu siapa namamu, makhluk jelek. Namun, kamu memang berada di waktu yang tepat. Ada tempat yang bisa kugunakan untuk mengamuk! Aku sedang ingin mengamuk!””Sial! Maju semua!”Sembilan monster yang memiliki sayap menyala api, satu monster sudah dikalahkan. Sembilan monster itu menerjang ke arah Kenan.”Kalian ingin berm