"Baik. Ikut aku mengirim lukisan-lukisan itu." Athalia berdiri dari tempat duduknya, meraih tas tangannya lalu melangkah keluar dari ruangan kerjanya.
Di belakangnya Barbara yang sudah bekerja untuknya sejak awal galeri itu dibuka mengikuti langkahnya.
R Group merupakan pelanggan besar galeri Athalia, jadi Athalia selalu mengirimkan lukisan ke sana secara pribadi untuk menjaga hubungan baiknya dengan perusahaan itu.
Barbara menyetir untuk Athalia, setelah beberapa menit perjalanan mobil yang mereka tumpangi sampai di depan sebuah gedung dengan tiga puluh lima lantai yang terletak di jantung kota.
Athalia dan karyawannya masuk ke dalam perusahaan setelah dipindai oleh petugas keamanan perusahaan yang ketat. Tidak hanya Athalia dan karyawannya, lukisan yang mereka bawa juga diperiksa.
Setelah itu seorang staf memimpin Athalia dan asistennya menuju ke ruang konferensi. Wanita itu menawarkan minuman pada Athalia dengan ramah lalu meminta Athalia dan asistennya untuk duduk.
Setelah sataf wanita itu pergi, pintu kembali terbuka. Seorang wanita berusia tiga puluhan tahun masuk ke dalam ruangan. Wanita itu merupakan manajer R Group.
Athalia sudah mengenal wanita itu sejak pertama ia mengirimkan lukisan ke perusahaan.
Wanita ini pernah hadir di acara pameran karya Athalia dan beberapa pelukis lain yang tergabung di asosiasi yang sama dengan Athalia. Dari pameran itulah karya Athalia dipromosikan ke atasannya dan pada akhirnya Athalia mendapatkan kesempatan untuk mengisi beberapa ruangan di perusahaan dengan lukisan-lukisan yang berasal dari galerinya.
"Lama tidak bertemu, Athalia." Wanita itu menyapa Athalia dengan ramah.
"Benar, sudah cukup lama." Athalia membalas dengan senyuman terbaiknya.
Setelah saling menyapa, keduanya mulai membahas masalah pekerjaan. Di akhir percakapan, mereka berjabat tangan.
Athalia mendapatkan sebuah proyek lain dari manajer R Group. Baru-baru ini CEO memerintahkan untuk membuat sebuah galeri pribadi di perusahaan yang diperuntukan untuk karyawan perusahaan.
Dan semua lukisan akan dikirim dari D Art Gallery yang memiliki karya dengan berbagai aliran. Bukan tanpa alasan manajer mempercayakan semuanya pada Athalia, wanita itu telah melihat sendiri karya-karya Athalia yang luar biasa, begitu juga dengan rekan-rekan pelukis Athalia.
Bahkan CEO nya juga menyukai lukisan-lukisan yang menyimpan banyak cerita itu.
Athalia telah menyelesaikan pekerjaannya, sekarang ia dan asistennya berada di dalam sebuah lift bersama dengan manajer yang mengantarnya sampai ke lantai bawah.
Pintu lift terbuka. Saat Athalia sudah keluar dari lift, ia tidak sengaja melihat seorang pria yang kini juga menatap ke arahnya. Athalia tidak bisa mengalihkan pandangannya ke arah lain untuk beberapa detik. Apakah saat ini ia berada dalam dunia dongeng?
Itu adalah seorang pria yang tinggi dan ramping, rambutnya hitam legam dengan kulit seputih salju. Iris matanya berwarna abu-abu gelap. Hidungnya mancung, dengan rahang yang tegas.
Ternyata selama ini ia benar-benar buta. Ada pria lain yang lebih tampan dari Baskara. Athalia terpesona untuk beberapa saat.
"Athalia, beliau adalah CEO R Group, Pak Kanaka Rajendra." Manajer memberitahu Athalia. Selama ini Athalia hanya mengetahui nama CEO R Group, ia tidak pernah melihat sosok hebat yang telah membawa R Group menjadi perusahaan besar yang menguasai keuangan dunia.
Manajer tidak heran melihat Athalia yang tidak berkedip melihat atasannya, karena hampir semua wanita bereaksi seperti itu, termasuk dirinya. Namun, mereka hanya bisa menatap saja tanpa bisa mendekati karena atasannya alergi terhadap wanita.
Wanita mana pun yang mencoba mendekatinya pasti akan terlempar ke jalanan. Sayang sekali pria setampan itu tidak memiliki nafsu terhadap wanita.
Beberapa karyawan bergosip tentang atasan mereka bahwa pria itu penyuka sesama jenis, tapi hingga saat ini gosip itu belum terbukti, karena atasan mereka juga melemparkan pria yang mencoba mendekatinya.
"Atasan Anda terlihat luar biasa." Athalia memberikan pujian.
Manajer tersenyum kecil. "Anda bukan satu-satunya yang mengatakan itu. Faktanya beliau memang luar biasa."
Tiba-tiba pria yang sedang Athalia dan manajer R Group bicarakan melangkah ke arah tiga wanita yang berdiri tidak jauh dari lift. Baik manajer, Athalia dan asistennya merasa gugup, tapi ketiganya tetap bersikap tenang.
Lift khusus petinggi perusahaan jelas tidak berada di dekat mereka.
"Selamat pagi, Pak Kanaka." Manajer menyapa atasannya dengan sopan yang hanya dibalas dengan anggukan dari pria itu.
"Ini adalah Bu Denallie Athalia dan asistennya. Dia adalah pemilik D Art Gallery." Manajer memperkenalkan Athalia pada atasannya.
"Saya Denallie Athalia." Athalia mengulurkan tangannya dengan tenang.
Manajer ingin mengatakan sesuatu pada Athalia bahwa atasannya tidak suka menjabat tangan wanita, tapi ia kata-katanya hanya tertahan di kerongkongan.
Wanita itu sedikit terkejut saat melihat atasannya membalas jabat tangan Athalia. "Kanaka Rajendra." Pria itu menyebutkan nama lengkapnya, nama yang telah membuat banyak orang ketakutan hanya dengan mendengarnya saja.
"Senang berjumpa dengan Anda," seru Athalia.
"Ya," balas Kanaka. Tatapan pria ini menyiratkan sesuatu yang tidak bisa ditebak.
Athalia melepaskan tangannya dari tangan Kanaka. Ia merasa jiwanya akan terbakar jika ia bersentuhan lebih lama dengan Kanaka. Ini benar-benar sensasi yang menurut Athalia berbahaya untuk dirinya sendiri. Pesona Kanaka benar-benar mematikan.
Kanaka telah selesai memastikan sesuatu, ia lalu melangkah meninggalkan Athalia dan dua wanita yang ada di sana.
Asisten Kanaka tertinggal beberapa langkah, sebelum akhirnya pria itu menyusul atasannya. Ia masih belum bisa menerima apa yang terjadi barusan. Atasannya selalu menjaga jarak dari wanita, tapi kali ini atasannya menjabat tangan seorang wanita. Apakah kiamat sudah sangat dekat?
Di dalam lift, Kanaka berdiri dengan angkuh seperti biasanya. "Cari tahu semua tentang Denallie Athalia, waktumu hanya lima menit."
"Baik, Pak." Asisten Kanaka terbiasa dengan perintah dalam waktu singkat atasannya.
Setelah keluar dari lift, asisten Kanaka mulai bekerja, belum sampai lima menit ia sudah mengumpulkan semua tentang Denallie Athalia.
"Pak, ini data yang Anda minta." Yasa menyerahkan berkas pada Kanaka.
Kanaka meraih berkas itu dan memberi isyrat pada Yasa untuk meninggalkan ruangannya. Kanaka memang tidak pernah membiarkan Yasa berada lebih lama di dalam ruangannya. Alasannya adalah karena ia tidak ingin udara di dalam ruangannya tercemari dengan bau tubuh orang lain.
Hanya orangtua Kanaka yang bisa berada di ruang kerja Kanaka tanpa diusir oleh Kanaka meski sudah berjam-jam berkunjung.
Ia juga memerintahkan para pegawainya untuk tidak memakai wewangian dengan bau menyengat. Jika Kanaka sampai mencium bau itu, maka itulah hari terakhir pegawainya bekerja di perusahannya.
Kanaka memang memiliki kepribadian yang sulit untuk diterima oleh orang lain, tapi tidak ada yang bisa mengeluh pada Kanaka. Mereka semua hanya bisa mematuhi Kanaka.
Denallie Athalia, usia dua puluh tujuh tahun. Seorang lulusan jurusan seni rupa di salah satu kampus bergengsi luar negeri.
Mata Kanaka berhenti pada status Athalia yang merupakan istri dari seorang pengusaha yang bernama Baskara Aryasatya.
Ah, jadi ternyata malam itu ia tidur dengan istri orang. Sesuatu yang tidak pernah Kanaka duga sebelumnya. Ia bisa mendapatkan ribuan wanita lajang di luar sana, tapi kenyataannya ia tergoda oleh wanita yang merupakan istri orang lain.
Sangat wajar jika wanita itu tidak menghubunginya setelah malam panjang yang mereka lalui. Dan ya, wanita itu juga mungkin tidak mengingat dirinya, ia sudah memastikan tadi, dan jelas ia bisa merasakan Denallie Athalia tidak mengingatnya.
Kanaka merasa dia benar-benar gila karena begitu tertarik pada Athalia. Sebuah ketertarikan yang benar-benar tidak rasional.
Hari pertama ia bertemu dengan Athalia, dia memiliki perasaan aneh yang mendorongnya untuk menyentuh Athalia.
Selama ini ia sangat membenci wanita berada di dekatnya, tapi Athalia, ia bahkan tidak mendorong wanita itu ke lantai ketika menjatuhkan diri ke pangkuannya.
Ia tidak merasa jijik pada pertemuan antara kulitnya dengan kulit Athalia. Sejak ia kecil, ia selalu membenci wanita menyentuh dirinya. Ia bahkan tidak ragu untuk mematahkan tangan wanita yang masih lancang menyentuhnya setelah ia beri peringatan. Dan hal itu bertahan sampai sekarang.
Kanaka tidak pernah memiliki ketertarikan sesksual terhadap wanita, tapi bukan berarti ia penyuka sesama jenis karena ia juga tidak menyukai pria.
Namun, ketika ia bertemu dengan Athalia, percikan api bergejolak di dalam dirinya. Darahnya berdesir hebat.
Jantungnya berdetak saat ia melihat wajah cantik Athalia. Tidak, ia pikir itu buka hanya karena kecantikan Athalia semata. Ia telah melihat kecantikan seperti Athalia tidak terhitung jumlahnya. Kanaka merasa seperti ia telah menemukan hal yang telah ia lewatkan di dalam hidupnya.
Sebelumnya Kanaka tidak percaya cinta pada pandangan pertama, tapi setelah itu terjadi padanya, ia percaya bahwa hal semacam itu ada di dunia ini.
Ia tidak tergesa-gesa mencari tahu tentang Athalia, dengan semua kekuasaannya ia jelas mampu menemukan Athalia hanya dengan menggunakan rekaman kamera pengintai di club malam yang menampilkan sosok Athalia di sana.
Setelah ia melihat Athalia hari ini maka ia tidak akan pernah melepaskan Athalia. Istri orang? Persetan. Kanaka bisa merebut Athalia dari suaminya. Jika ia tidak bisa membuat Athalia berpaling dengan sukarela maka ia akan menggunakan cara lain, dan cara itu mungkin akan menekan Athalia ataupun suaminya.
Kanaka terbiasa mendapatkan apa yang ia inginkan dengan segala usahanya sendiri. Athalia pasti akan menjadi miliknya.
Kanaka kembali melanjutkan kegiatannya, membaca sampai habis detail tentang Athalia termasuk latar belakang Athalia yang hanya seorang wanita yang dibesarkan di sebuah panti asuhan.
Kanaka tidak peduli Athalia berasal dari keluarga mana. Ia tidak membutuhkan dukungan dari siapapun untuk usahanya. Ia juga memiliki cukup banyak uang untuk memanjakan Athalia seumur hidup wanita itu.
Namun, sebagai seorang penerus dari keluarga Rajendra, tidak akan mudah baginya membawa Athalia masuk ke dalam keluarga besarnya yang memiliki banyak aturan.
Akan terjadi ledakan besar di keluarganya, kakek dan neneknya jelas tidak akan menyerah dengan mudah atas pilihannya. Begitu juga dengan orangtuanya yang berharap ia menikah dengan wanita yang memiliki latar belakang keluarga yang baik. Hal itu demi kebaikan Kanaka sendiri agar memiliki wanita yang bisa membantunya dalam segala hal.
Sayangnya, itu bukan sesuatu yang menyulitkan bagi Kanaka. Ia memegang kendali di keluarganya. Kakek dan neneknya bisa menekan cucu mereka yang lain karena bergantung pada kekayaan keluarga Rajendra, tapi ia adalah Kanaka Rajendra, seseorang yang telah membawa R Group ke puncak kejayaan.
Tidak akan ada negosiasi antara ia dan kakek neneknya. Mereka semua pasti akan mengikuti kemauan dirinya atau mereka akan kehilangannya.
tbc
Athalia kedatangan tamu di kediamannya. Ia membuka pintu, wajah tidak senang langsung menyapanya. Dengan kasar orang yang bertamu masuk ke dalam rumah, mendorong Athalia ke samping agar tidak menghalangi jalannya."Apakah kau sangat menyukai posisimu di rumah ini sampai kau bahkan menerima suamimu memiliki wanita lain? Apa kau cukup punya harga diri?" Kalimat tajam itu mengarah ke Athalia disertai dengan tatapan penuh kebencian yang sudah Athalia terima selama bertahun-tahun."Apakah Mom datang ke sini hanya untuk mengatakan itu?" Athalia bertanya dengan nada dingin. Wanita ini telah bersikap sopan pada ibu mertuanya selama ia menikah dengan Baskara.Ia selalu memaafkannya meski wanita itu terus menyerangnya dengan kata-kata tajam serta tidak pernah bersikap baik padanya.Athalia pikir suatu hari nanti ibu mertuanya pasti akan menyukainya. Ia hanya perlu terus bersikap baik agar wanita itu melunak. Namun, tampaknya ia terlalu naif karena berpikir se
Ponsel Athalia berdering, itu panggilan dari nomor tidak dikenal. Kening Athalia berkerut, siapa orang yang menghubunginya tengah malam."Halo." Athalia memilih untuk menjawab panggilan itu. Mungkin saja itu sesuatu yang penting."Ah, Baskara. Lebih dalam... Ya, ya, seperti itu." Tubuh Athalia menegang. Ia jelas mengenal siapa pemilik suara itu. Shylla, apakah wanita tidak tahu malu itu menghubunginya hanya untuk memberitahu bahwa sekarang ia sedang bercinta dengan Baskara?Setelah itu Athalia mendengar suara erangan Baskara yang jelas ia hafal. Ia bercinta dengan pria itu selama tujuh tahun, tidak mungkin ia tidak mengenali suara itu.Athalia merasa sangat jijik dengan Shylla dan Baskara sekarang. Tidak menunggu lebih lama, ia memutuskan panggilan itu.Sepertinya Shylla dengan sengaja ingin menyakitinya, sayangnya Athalia harus mengecewakan Shylla karena ia tidak tersakiti sama sekali. Ia bahkan dengan sukarela menye
Kanaka membaringkan tubuh Athalia ke atas ranjang besar miliknya. Pria itu tidak membawa Athalia ke hotel melainkan ke kediamannya.Kanaka melepaskan sepatu yang Athalia kenakan, lalu ia membuka dress Athalia yang kotor. Di mobil Athalia memuntahkan isi perutnya hingga mengenai baju yang dipakainya juga mengotori mobil Kanaka.Biasanya Kanaka akan membenci hal-hal menjijikan seperti itu, tapi demi Athalia, ia bukan hanya bertahan dengan bau muntahan tidak sedap Athalia, tapi juga membersihkan tubuh Athalia.Mata Athalia terbuka, ia menatap Kanaka yang saat ini berada di depan wajahnya hanya dengan jarak kurang dari dua puluh senti meter.Kedua tangan Athalia bergerak, merangkul leher Kanaka. Menariknya mendekat lalu mencium bibir pria itu. Athalia tidak sadar sama sekali atas apa yang ia lakukan. Ia hanya melihat wajah tampan Kanaka dan sayang untuk melewatkannya.Kanaka yang sedang memegang handuk hangat menengkram handuk dengan kuat, ia tidak ing
Athalia tidak memikirkan apa yang Kanaka katakan padanya beberapa saat lalu. Ia anggap pria itu hanya bermain-main dengannya.Akal sehat Athalia mengatakan bahwa tidak mungkin Kanaka menyukainya dalam artian yang sebenarnya. Pria itu mungkin hanya ingin bermain-main saja dengannya.Terlebih Kanaka juga mengetahui bahwa ia memiliki suami. Seorang pria luar biasa seperti Kanaka tidak mungkin akan berhubungan dengan seseorang yang sudah menikah.Ada banyak wanita lajang di luar sana yang bisa dijadikan oleh Kanaka sebagai teman hidupnya.Pintu ruang kerja Athalia terbuka, wanita yang tengah sibuk menyusun daftar pekerjaannya untuk R Group mengalihkan pandangannya dari berkas di mejanya ke orang yang masuk ke dalam ruangannya."Lalunna, ke mana saja kau semalam?!" Athalia menatap sahabatnya galak. Ia benar-benar mengandalkan Lalunna semalam, tapi yang terjadi ia terbangun tanpa busana di ranjang milik Kanaka.Lalunna tersenyum tanpa rasa bersala
Baskara menerima pemberitahuan dari ponselnya bahwa kartu yang ia berikan pada Athalia digunakan. Kening Baskara sedikit berkerut ketika ia melihat jumlah yang dihabiskan oleh Athalia untuk belanja di butik langganan Athalia.Apa saja yang Athalia beli dengan uang belasan juta dolar. Baskara tidak mempermasalahkan berapa uang yang dihabiskan oleh Athalia, ia hanya heran karena tidak biasanya Athalia akan berbelanja sebanyak itu.Gaya hidup Athalia sangat hemat, Baskara bahkan pernah mengeluh tentang ini pada Athalia. Baskara mencari uang untuk memanjakan Athalia, jadi ia ingin istrinya menghabiskan lebih banyak uang agar ia bisa bekerja lebih semangat untuk memenuhi keinginan Athalia.Akan tetapi, Athalia bukan orang seperti itu. Sejak kecil Athalia sudah tahu betapa kerasnya hidup. Athalia menghargai setiap sen yang didapatkannya. Itulah kenapa Athalia hanya membeli barang-barang yang ia butuhkan, bukan ia inginkan.Banyak orang menyebut Athalia wanita m
Shylla mendatangi kediaman orangtua Baskara, wanita ini hendak mengadu tentang bagaimana Athalia menghabiskan puluhan juta dolar untuk set perhiasan. Shylla tidak akan mungkin membiarkan Athalia lolos begitu saja setelah wanita itu menghinanya."Sayang, kau datang." Ibu Baskara tersenyum cerah melihat menantu keduanya yang sudah ia anggap sebagai satu-satunya menantu yang ia miliki. Sayang sekali ia belum bisa mengakui Shylla di depan banyak orang."Aku kebetulan berada di sekitar sini, jadi aku memutuskan untuk mengunjungi Mommy." Shylla bersuara lembut. Wanita ini tidak perlu melakukan banyak hal untuk mendapatkan hati ibu Baskara karena Shylla sudah memenuhi kriteria menantu idaman keluarga Baskara."Ah, seperti itu. Ayo duduklah. Kau datang di saat yang tepat. Mommy juga sendirian di rumah ini. Daddymu sedang ke luar kota untuk pekerjaan, sedangkan dua adikmu melakukan kegiatan mereka masing-masing dengan teman-teman mereka."Shylla duduk di sebelah i
Ponsel Athalia yang terletak di meja berdering. Ia meliriknya dengan malas, di sana tertera panggilan dari suaminya. Jika saja tidak diingatkan oleh panggilan itu, ia akan lupa bahwa ia memiliki suami.Sudah tiga hari sejak pertemuan terakhir Athalia dengan Baskara. Tentu saja bajingan itu lebih memilih untuk tinggal dengan Shylla daripada dengannya. Tidak, Athalia tidak berharap sama sekali Baskara akan menghabiskan waktu dengannya.Demi Tuhan, Athalia merasa begitu muak dengan Baskara. Tiga hari lalu ia semakin kehilangan rasa terhadap Baskara. Pria itu tampak sangat memikirkan perasaan Shylla, tapi mengabaikan perasaannya.Apakah itu bentuk cinta Baskara padanya? Sangat menggelikan. Athalia yakin, jika ia tidak memiliki bukti maka sepenuhnya Baskara akan percaya bahwa ia adalah seorang wanita berdarah dingin yang ingin membunuh janin dalam kandungan Shylla.Athalia memilih untuk mengabaikan panggilan itu. Hidupnya sudah cukup damai beberapa hari ini ta
Sinar matahari membangunkan Athalia. Wanita itu merasa tubuhnya seperti habis dipukuli oleh banyak orang. Kanaka benar-benar tidak memiliki belas kasihan, terus menerus menyatukan tubuh dengannya seperti tenaga pria itu tidak berkurang sama sekali.Athalia sudah bercinta dengan Baskara bertahun-tahun lamanya, tapi harus ia akui bahwa kehebatan Baskara di atas ranjang tidak bisa disamakan dengan kehebatan Kanaka. Jika Lalunna tidak memberitahunya bahwa Kanaka tidak pernah mengizinkan wanita mana pun menyentuhnya, maka ia akan menilai pria yang begitu mahir di atas ranjang itu telah tidur dengan banyak wanita."Kau sudah bangun, Athalia?" Suara berat Kanaka terdengar di telinga Athalia. Wanita yang masih terbaring di atas ranjang itu segera melihat ke arah Kanaka yang mengenakan setelan kerja berwarna abu-abu.Athalia terpesona sejenak. Semakin sering Athalia melihat Kanaka, ia merasa Kanaka semakin tampan dan seksi. Pesonanya benar-benar mematikan.
Pesta pernikahan Athalia dan Kanaka telah selesai dilaksanakan, saat ini Athalia sudah berada di kamar pengantinnya dengan Kanaka. Athalia meninggalkan acara lebih cepat karena tubuhnya saat ini sedang tidak dalam kondisi yang baik.Kehamilan Athalia benar-benar membuat keluarga Kanaka merestui hubungannya dengan Kanaka mengabaikan segala masa lalu Athalia yang cukup buruk.Setelah kembali dari bandara beberapa hari lalu, Kanaka membatalkan pernikahan dengan Keinarra. Namun, pria itu menggunakan cara yang lebih halus agar tidak lebih mempermalukan Keinarra dan keluarganya.Kanaka juga memberikan kompensasi yang cukup besar untuk pembatalan pernikahan itu. Ia berjanji di masa depan ia akan memberi dukungan untuk keluarga Keinarra.Awalnya keluarga Keinarra tidak terima, tapi seberapa pun keras mereka ingin pernikahan tetap dilanjutkan, jika Kanaka menolak maka selamanya tidak akan ada pernikahan antara Kanakan dan Keinarra.Orangtua Kanaka juga sama
Hari ini adalah hari pernikahan Kanaka dan Keinarra, hari ini juga Athalia akan pindah ke luar kota dan menetap di sana bersama dengan ayahnya. Athalia tidak ingin melihat pernikahan Kanaka, jadi ia memutuskan untuk pergi di hari yang sama. Hanya tersisa satu jam lagi sebelum acara pernikahan Kanaka dimulai, Athalia sudah membulatkan tekadnya bahwa ia puas dengan akhir mereka saat ini. Namun, di sisi lain, saat ini Baskara yang telah banyak menyakiti Athalia ingin melakukan sesuatu untuk Athalia. Mungkin hal yang ia lakukan tidak akan sebanding dengan luka yang ia berikan pada Athalia, tapi setidaknya itu juga mungkin akan menjadi awal mula kebahagiaan sejati Athalia. Baskara sudah mengikuti ke mana Kanaka pergi hari ini, pria itu masih bekerja padahal satu jam lagi acara pernikahan akan berlangsung. “Kanaka!” Baskara menghadang langkah Kanaka. Asisten Kanaka bergerak cepat untuk menyingkirkan Baskara. “Kanaka, ada hal yang har
Hari-hari berlalu, terhitung sudah dua bulan Athalia dan Kanaka tidak berhubungan. Mereka menderita, tapi tidak saling mencari.Hidup Kanaka ia habiskan hanya untuk bekerja. Ia menjadi lebih sulit untuk ditemui oleh orang-orang di sekitarnya.Ketika Athalia memiliki pekerjaan di perusahaan Kanaka, keduanya bersikap seolah tak saling mengenal Kanaka hanya akan melewati Athalia tanpa menyapa sedikit pun.Sementara Athalia, wanita itu hanya terus menambal hatinya yang terkoyak. Semakin lama ia semakin menderita. Hidupnya tidak baik-baik saja ketika Kanaka tidak ada di dekatnya. Namun, ia bisa apa? Ia tidak pantas bersama Kanaka.“Athalia, apa yang sedang kau lamunkan?” Lalunna bertanya pada Athalia. Wanita ini sesekali menemani Athalia. Ia juga tahu bahwa akhirnya hubungan Athalia dan Kanaka kandas.Lalunna menyayangkan hal itu, tapi jika Athalia benar-benar tidak bisa mencintai Kanaka, maka tidak ada yang bisa dilakukan. Sesuatu yang dipa
Hasil tes DNA janin Shylla telah keluar. Di sana dinyatakan bahwa janin itu benar-benar miliki Daniel. Shylla merasa sangat lega. Untung saja kandungannya tidak keguguran, jika tidak bagaimana mungkin ia bisa mendapat sejumlah uang untuk melanjutkan hidupnya.Setelah menerima hasil tes DNA, Shylla beristirahat dengan tenang. Saat ini ia perlu menjaga kandungannya sampai lahir. Shylla memerintahkan pelayan untuk membelikannya banyak makanan bergizi. Selain itu ia juga meminta pelayan untuk membelikannya semua keperluan, pakaian, perhiasan dan lainnya.Dengan janin yang ada di perutnya, Shylla yakin ayah dari janinnya akan mengikuti semua keinginannya.Sementara itu di tempat lain, seorang wanita tengah membaca salinan hasil tes DNA. Wajah wanita itu tampak mengerikan. “Jalang sialan! Apa wanita itu bermimpi janinnya akan bisa merebut posisi putraku?” Wanita itu bersuara sinis. “Lihat bagaimana aku akan mengirimnya ke neraka!”&ldquo
Athalia saat ini sedang melukis Abimana, sesuai dengan yang telah dijadwalkan.“Nona Athalia, bagaimana jika ayahmu masih hidup dan tidak seperti yang dikatakan oleh ibumu?” Abimana bicara setelah ia diam untuk waktu yang lama.Athalia berhenti melukis sejenak. “Itu tidak akan mengubah apapun. Saya telah tumbuh tanpa seorang ayah, ada atau tidak adanya saat ini tidak berpengaruh untuk saya.”Akan lebih baik jika ayahnya benar-benar telah tiada, daripada masih hidup. Athalia tidak ingin menderita pukulan karena fakta bahwa ayahnya meninggalkannya atau mungkin tidak menginginkannya.Hati Abimana sakit setelah mendengar jawaban Athalia, tapi apa yang Athalia katakan memang benar. Ia tidak ada ketika Athalia sedang tumbuh. Namun, itu bukan keinginannya. Keadaan yang membuat ia tidak bisa mengasihi Athalia.“Aku adalah ayahmu, Athalia.” Abimana bersuara lagi, dan pada akhirnya membuat Athalia benar-benar berhenti melu
Kanaka datang ke kediaman orangtuanya setelah ia mengantar Athalia dan Barbara kembali ke galeri. Kanaka harus menghadapi kemarahan keluarganya sekarang.“Kakek, Nenek, Ayah, Ibu.” Kanaka menyapa keluarganya yang sedang menghabiskan waktu bersama di sore hari.“Jika kedatanganmu ke sini hanya untuk memberitahu seberapa besar kau mencintai wanita itu, maka tidak perlu dikatakan.”Kakek Kanaka menatap cucunya tegas.“Kakek, tolong hargai pilihanku.” Kanaka berkata dengan tenang.“Kau ingin kami menghargai pilihanmu, apa kau pernah menghargai pilihan kami?” Ayah Kanaka kini yang bicara. “Apa kau bahkan pernah berpikir bagaimana perasaan kami ketika kau menjalin hubungan dengan wanita itu? Ayah yakin kau pasti tahu bagaimana reaksi kami, tapi kau tetap maju.”“Ayah, jangan membuatku berdiri di tengah-tengah. Aku sangat menyayangi kalian, tapi aku tidak bisa melepaskan Athalia. Aku t
Hari ini merupakan hari terakhir Athalia dan Kanaka berada di London. Setelah pekerjaan mereka beres, Kanaka membawa Athalia untuk berkencan. Keduanya pergi ke sebuah taman di pusat kota London.Kanaka berhenti sejenak memikirkan tentang penolakan keluarganya terhadap Athalia. Ia akan mencari jalan tengahnya nanti.Athalia dan Kanaka mengenakan pakaian tebal karena cuaca saat ini sedang dingin.Kanaka meraih tangan Athalia, ia mengenggamnya lalu memasukannya ke dalam saku jaketnya. Setelah itu mereka mulai melangkah di sepanjang jalan taman yang luas itu.Di taman itu terdapat banyak pengunjung, entah itu pasangan atau keluarga kecil. Mereka tampak menikmati suasana tenang di tempat itu.Mata Athalia beralih ke penjual es krim di tempat itu. Entah kenapa ia merasa sangat menginginkan es krim itu.“Kau mau?” tanya Kanaka. Pria itu tampak mengerti apa yang dipikirkan oleh Athalia saat ini.“Ya, mereka tampak leza
Ponsel Kanaka berdering. Ia segera menjawab panggilan dari kakeknya.“Halo, Kakek.” Kanaka menyapa kakeknya.“Kegilaan macam apa yang sedang kau lakukan, Kanaka? Dari semua wanita, kau memilih wanita yang tidak bisa melahirkan seorang anak! Segera putuskan hubunganmu dengan wanita itu!” Kakek Kanaka membalas sapaan Kanaka dengan kemarahan.Kanaka sudah tahu, cepat atau lambat keluarganya pasti akan mengetahui tentang hubungannya dengan Athalia.“Kakek, aku akan membicarakan ini denganmu setelah menyelesaikan pekerjaanku di London.” Kanaka tidak ingin membicarakan tentang hal ini di telepon. Ia lebih baik menjelaskan secara tatap muka.“Tidak akan ada pembicaraan lagi. Segera tinggalkan wanita itu atau kau akan melihat kakekmu mati!” Pria itu memberi ancaman serius. Ia benar-benar tidak mengerti kenapa cucunya menyukai wanita seperti Athalia. Status janda janda saja sudah buruk untuk
Acara pameran tengah berlangsung, sebuah ruangan besar disulap menjadi sebuah galeri raksasa di mana ada ratusan lukisa yang terpajang di dinding.Athalia berdiri di dekat lukisan yang ia pamerkan. Di sebelahnya ada Barbara yang menemani.Beberapa orang mendatangi lukisan Athalia, mereka menanyakan makna dari lukisan Athalia, dan Athalia menjelaskannya dengan antusias. Tiga lukisan Athalia sudah laku terjual, hanya tersisa beberapa lagi.Di pameran yang diadakan setiap satu tahun sekali ini terdapat banyak pelukis yang ikut berpartisipasi. Mereka meletakan karya terbaik mereka agar menarik minat pembeli.Uang yang didapatkan dari acara pameran tersebut akan disumbangkan pada beberapa lembaga sosial yang berhubungan dengan pendidikan anak kurang mampu.Pada tahun lalu, Athalia berhasil menjual seluruh karyanya dan menghasilkan satu juta dolar. Athalia berharap tahun ini ia seluruh karyanya juga habis terjual.Waktu berlalu, Athalia kini sedan