Wajah Athalia terlihat kaget ketika ia menemukan dirinya terbangun di kamar hotel tanpa mengenakan sehelai pakaian pun. Jejak-jejak percintaan terlihat jelas di tubuhnya.
Athalia merutuki dirinya sendiri, bagaimana ia bisa berakhir di tempat ini dalam keadaan yang hina seperti sekarang. Ia bahkan tidak mengingat dengan siapa ia tidur semalam.
Athalia melihat ke sekelilingnya, tidak ada orang lain di tempat itu selain dirinya sendiri. Namun, ia menemukan secarik kertas di atas nakas. Athalia meraihnya, lalu membaca tulisan yang ada di sana.
Hubungi aku jika kau memiliki pertanyaan tentang yang terjadi semalam.
Terdapat nomor ponsel di kertas itu. Athalia segera merobek dan membuangnya ke tempat sampah. Apa lagi yang perlu ia pertanyakan, yang terjadi semalam adalah kesalahan. Athalia tidak akan menuntut pertanggung jawaban dari pria itu. Ia tahu dengan jelas bahwa dirinya yang melemparkan diri pada pria yang tidak bisa ia ingat wajahnya.
Athalia hanya akan melupakan apa yang terjadi hari ini. Ia tahu bahwa apa yang ia lakukan tidak benar, tapi ia tidak menyesalinya sama sekali. Jika suaminya bisa melakukan hal menjijikan, lalu kenapa ia tidak? Untuk apa mempertahankan kesetiaan pada pria pengkhianat seperti suaminya.
Memungut pakaiannya, Athalia lalu pergi ke kamar mandi. Ia membersihkan dirinya, tidak merasa jijik sedikit pun pada tubuhnya.
Setelahnya Athalia mengenakan pakaiannya lalu meninggalkan kamar hotel. Athalia tidak kembali ke kediamannya, ia segera pergi ke galeri seni miliknya yang ia bangun dengan menggunakan seluruh tabungannya di masa muda.
Beberapa staf yang ada di galerinya menyapa Athalia yang
dibalas dengan anggukan kecil wanita itu. Athalia biasanya akan tersenyum pada mereka, tapi saat ini suasana hatinya masih buruk. Ia bahkan ingin menghancurkan dunia di tangannya jika saja ia bisa melakukan itu.
Kurang dari sepuluh menit Athalia sampai di galerinya, ruang kerjanya terbuka. Baskara masuk ke dalam sana dengan wajah tidak senang.
"Ke mana saja kau semalam, Athalia?" Pria itu bertanya marah. Ia telah menunggu Athalia sepanjang malam, tapi istrinya itu tidak kunjung kembali. Ia juga sudah mengirimkan orang untuk mencari keberadaan Athalia di beberapa tempat yang mungkin didatangi oleh Athalia. Namun, Athalia tidak ada di sana.
"Apa pentingnya bagimu aku ada di mana semalam?" seru Athalia acuh tak acuh. Wanita ini telah kehilangan kehangatannya, dahulu ia telah merawat suaminya dengan baik. Bersuara lembut yang menyenangkan. Tatapannya hangat dan penuh cinta. Namun, setelah kemarin, semuanya berubah.
"Kau istriku, Athalia. Aku berhak tahu kau pergi ke mana semalam. Selain itu, kau juga tidak bisa meninggalkanku begitu saja. Masalah yang terjadi bisa dibicarakan baik-baik." Baskara tidak menyukai sikap Athalia yang ia pikir kekanakan. Seharusnya Athalia menerima semua keputusannya, itu juga menguntungkan Athalia. Mereka masih bisa bersama meski tidak memiliki anak.
Athalia mendengus sinis. Suami bajingannya benar-benar tidak tahu malu. Masih bisa berkata seperti itu setelah semua yang pria itu lakukan padanya? Ia pikir Baskara perlu dihajar biar pria itu tahu betapa sakit hatinya saat ini.
"Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, Baskara. Enyah dari sini!" Athalia tidak ingin melihat wajah Baskara. Ia pernah mencintai pria ini setengah mati, tapi kini ia membenci Baskara dengan sepenuh hatinya.
Satu kesalahan fatal yang dilakukan oleh Baskara menghancurkan segalanya. Kepercayaannya, kebahagiaannya, kebanggaannya, dan hatinya.
"Athalia, kau tidak seperti Athalia yang aku kenal." Baskara merasa kecewa. Pria ini sangat berharap Athalia akan mendukung keputusannya. Ia tahu bahwa Athalia tersakiti, tapi ini semua demi kebaikan mereka.
Ia tidak harus menceraikan Athalia karena ia akan segera memiliki keturunan dari Shylla. Satu-satunya yang harus dilakukan di sini adalah Athalia menerima Shylla sebagai istri keduanya.
"Apa yang kau harapkan dariku setelah aku tahu kebusukanmu, Baskara? Kau ingin aku memasang senyum hangat padamu dan menerima Shylla dengan tangan terbuka?" Athalia menatap Baskara tajam. "Aku tidak seidiot itu, Baskara."
"Kau terlalu membesarkan masalah, Athalia. Kau seharusnya mengerti bahwa yang aku lakukan adalah yang terbaik untuk kita."
"Omong kosong! Kau melakukannya karena kau hanya memikirkan dirimu sendiri! Kau bajingan tidak tahu malu, Baskara! Aku benar-benar konyol berpikir bahwa kau laki-laki setia. Aku bahkan menganggap kau suami terbaik di dunia. Aku benar-benar telah ditipu oleh sandiwaramu selama ini!" Selama ini Athalia selalu menjaga nada suaranya terhadap Baskara, tidak pernah sekali pun ia meninggikan suaranya. Ia bahkan tidak pernah mengeluarkan kata-kata kasar. Namun, kali ini ia tidak memiliki alasan lagi untuk menjaga semua itu.
Memaki Baskara membuat hatinya merasa lebih baik. Ia benar-benar muak dengan sikap Baskara. Disakiti oleh orang yang paling Athalia percaya membuatnya begitu terluka.
"Jika kau tidak memiliki kekurangan maka aku tidak akan mencari wanita lain di luar sana, Athalia. Berkacalah, semua ini terjadi karena kau tidak sempurna!"
Athalia tertawa sumbang karena ucapan Baskara. "Kau hanya mencari pembenaran atas tindakan hinamu, Baskara. Sekarang kau sudah mendapatkan apa yang kau cari. Jadi, ceraikan aku sesegera mungkin. Aku tidak sudi lagi menjadi istrimu!"
"ATHALIA!" Suara Baskara menggelegar. Wajahnya kini terlihat semakin gelap. Pria ini benar-benar benci mendengar kata cerai yang keluar dari mulut Athalia.
Athalia tidak takut sama sekali pada Baskara. Kemarahan Baskara lebih baik daripada sandiwara manis pria itu padanya akhir-akhir ini.
"Aku akan segera mengemas pakaianku dari kediamanmu. Kau bisa membawa Shylla ke sana. Aku berharap kau dan wanita jalangmu itu hidup bahagia!" Athalia berkata serius. Ia tidak akan menarik kata-katanya. Ia akan menyerahkan Baskara sepenuhnya pada Shylla. Pria pengkhianat dan wanita murahan, keduanya memang ditakdirkan untuk berpasangan satu sama lain.
"Aku tidak akan pernah menceraikanmu, Athalia. Tidak akan pernah. Dan kau tidak diizinkan meninggalkan rumah. Aku tidak segan menghancurkan siapapun di sekelilingmu jika kau berani melakukannya!" Baskara kali ini menggunakan metode kejam untuk membuat Athalia tetap di sisinya. Ia benar-benar akan melakukan apa yang ia katakan jika Athalia berani meninggalkannya.
Athalia mendengus sinis. "Kau sangat berkulit tebal, Baskara."
"Kau tahu aku tidak akan pernah melepaskan apa yang sudah menjadi milikku, Athalia. Dan kau adalah milikku, sampai kapanpun kau tetap milikku."
Athalia tidak akan membuang tenaganya lagi dengan bicara pada Baskara. Pria di depannya jelas tidak mengerti bahasa manusia. "Pergi dari sini, aku tidak memiliki cukup banyak energi untuk bertengkar denganmu, Baskara."
Baskara tidak membalas kata-kata Athalia untuk beberapa saat, sebelum akhirnya pria itu membalik tubuhnya dan meninggalkan Athalia.
Beberapa pegawai yang berada di dekat ruang kerja Athalia tidak sengaja menguping pembicaraan bos mereka dan suaminya. Mereka kembali berpura-pura bekerja ketika Baskara melewati mereka.
Selama ini mereka berpikir bahwa Baskara dan Athalia merupakan pasangan paling harmonis yang pernah mereka ketahui. Namun, siapa yang menyangka jika akan ada skandal besar di rumah tangga atasan mereka itu.
Yang lebih mengejutkan lagi adalah mereka mengenal Baskara sebagai sosok yang setia dan lembut, tapi kali ini mereka mengetahui bahwa Baskara sama saja seperti kebanyakan pria lainnya. Pengkhianat dan bermuka dua.
Sekarang mereka mengerti kenapa ekspresi wajah atasan mereka terlihat buruk kali ini, itu karena atasan mereka mengetahui tentang perselingkuhan suaminya.
Ya, tentu saja tidak akan ada wanita yang bisa menangani rasa sakit dari perselingkuhan itu. Terlebih selama ini rumah tangga keduanya sangat tenang dan harmonis.
Ponsel Athalia berdering. Ia melihat ke layar benda canggih miliknya dan menjawab panggilan itu. "Halo?"
"Ke mana saja kau, Athalia? Aku menghubungimu beberapa kali tadi malam, tapi kau tidak menjawab panggilanku. Dan yang terburuk ponselmu mati!" suara ocehan terdengar dari ponsel Athalia. "Apa yang terjadi di antara kau dan Baskara? Kenapa kau meninggalkan rumah?"
Athalia tidak ingin menyembunyikan apapun dari wanita yang menelponnya karena cepat atau lambat kebenarannya pasti akan terungkap. Wanita itu adalah sahabat baiknya. Mereka telah tumbuh bersama. Makan bersama, tidur bersama, sekolah bersama hingga melakukan banyak hal konyol bersama.
"Aku belum sarapan. Datang ke A Cafe, temani aku makan."
"Athalia, kau sebaiknya bercerita dengan benar padaku nanti."
"Aku akan melakukannya.."
"Baiklah, aku segera pergi ke sana."
"Ya, hati-hati."
Sahabat Athalia mencibir Athalia, bukan ia yang seharusnya dikahwatirkan, tapi Athalia sendiri.
Setelah menerima panggilan, Athalia meninggalkan galeri miliknya dan pergi ke cafe. Ia menunggu kurang dari lima menit, dan sahabatnya sudah melangkah ke arahnya.
"Kau sudah sarapan?" tanya Athalia pada Lalunna.
"Sudah," jawab Lalunna. "Sekarang katakan apa yang terjadi? Aku tidak pernah melihat kau tidak masuk akal seperti semalam. Apa yang telah dilakukan oleh Baskara padamu?" Lalunna sangat memahami Athalia. Sahabatnya itu wanita yang tenang dan berperilaku baik. Jika sampai terjadi pertengkaran itu artinya Baskara sudah melakukan sesuatu yang tidak bisa ditoleransi oleh Athalia lagi.
"Baskara selingkuh." Athalia mengatakannya dengan nada pahit. "Dia membawa wanita simpanannya ke rumah kemarin. Dan ingin wanita itu tinggal bersama kami. Wanita itu sedang mengandung anak Baskara, dan Baskara telah menikahinya enam bulan lalu."
"Apa?" Lalunna tidak berharap Baskara akan melakukan kesalahan sebesar ini pada Athalia. Mendengar apa yang dikatakan oleh Athalia, hati Lalunna begitu sakit.
Bagaimana bisa Baskara begitu tidak berperasaan pada Athalia. Setelah berselingkuh Baskara juga membawa simpanannya ke kediamannya dengan Athalia.
"Aku akan membunuh bajingan itu!" Lalunna mengepalkan tangannya kuat. Wajahnya terlihat marah sekarang.
"Tidak perlu mengotori tanganmu, Lalunna. Baskara bahkan tidak pantas berurusan denganmu." Athalia tidak ingin Lalunna melakukan sesuatu yang tidak penting.
"Tapi aku tidak bisa diam saja melihat kau disakiti seperti ini, Athalia. Dia mengatakan bahwa dia hanya akan bersamamu dalam hidup ini, lalu kenapa sekarang dia bersama dengan wanita lain? Baskara benar-benar bajingan tidak tahu malu. Bagaimana bisa dia mengkhianati istri sebaik dirimu."
"Aku tidak bisa memberikannya keturunan, Lunna. Kau tahu dengan jelas kekuranganku itu. Dan itulah alasan kenapa Baskara mencari wanita lain." Athalia tidak merasa rendah diri dengan kekurangan yang ia miliki. Ia menerima takdir yang digariskan oleh Tuhan untuknya. Hanya saja, saat ini Baskara menjadikan kekurangannya sebagai alasan untuk berselingkuh. Athalia sangat tidak tahan. Kenapa ia yang harus disalahkan atas tindakan Baskara?
Hati Lalunna semakin sakit sekarang. Seperti ada ribuan paku yang menancap di dadanya. "Lalu, apa yang akan kau lakukan sekarang?" Lalunna tidak bisa menolong Athalia untuk hal yang satu ini.
Memiliki anak atau tidak merupakan hak prerogatif Tuhan. Tidak akan ada manusia yang bisa mengubahnya.
"Aku ingin bercerai dari Baskara."
"Tapi kau sangat mencintainya, Athalia. Apa kau akan baik-baik saja tanpa Baskara di sisimu?" Lalunna tahu bagaimana Athalia mencintai Baskara, ia takut sahabatnya akan hancur jika berpisah dari Baskara.
"Tidak ada alasan bagiku untuk mempertahankan cintaku pada Baskara, Lunna. Berpisah adalah cara terbaik agar aku bisa melanjutkan hidupku dengan benar." Athalia tidak ingin dihadapkan dengan kenyatan bahwa ia berbagi suami dengan wanita lain terus menerus. Itu hanya akan menyakiti hati dan jiwanya, menggerogoti hatinya sampai mati.
Athalia tidak ingin hal mengerikan itu terjadi padanya. Ia yakin akan baik-baik saja tanpa Baskara di hidupnya.
"Aku rasa bukan kau yang harus mundur dalam hal ini, Athalia. Jika kau bercerai dengan Baskara, maka wanita simpanan Baskara akan menang. Dia berhasil merusak rumah tanggamu."
"Aku tidak akan bertengkar dengan seorang jalang hanya demi laki-laki pengkhianat, Lunna. Aku tidak ingin melakukan sesuatu yang sia-sia."
Lalunna tidak bisa mengukur betapa hancur Athalia saat ini, tapi ia tahu Athalia wanita yang kuat. Athalia pasti bisa melewati semuanya. Jika Athalia sudah bertekad untuk bercerai, maka itu adalah pilihan terbaik bagi Athalia.
"Kalau begitu bercerailah. Aku akan mendukung setiap langkahmu."
"Baskara tidak ingin menceraikanku."
"Apa sebenarnya yang diinginkan oleh bajingan itu! Dia sudah memiliki simpanan yang mengandung anaknya, tapi dia tidak ingin melepaskanmu. Apakah dia ingin memiliki dua wanita sekaligus sebagai istrinya? Betapa rakusnya bajingan itu!" Lalunna merupakan wanita yang kasar dalam bicara. Ia tidak selembut Athalia. Apa yang ada di dalam hatinya akan ia keluarkan tanpa memikirkan perasaan orang lain.
Itulah kenapa Athalia suka berteman dengan Lalunna, karena Lalunna tidak bermuka dua. Wanita ini selalu menunjukan dirinya yang sebenarnya.
Pelayan datang dengan membawa sarapan yang sudah dipesan oleh Athalia. Pembicaraan Athalia dengan Lalunna terhenti sejenak kemudian berlanjut lagi setelah pelayan selesai meletakan pesanannya di meja.
"Aku pasti akan bercerai dari Baskara bagaimana pun caranya," kata Athalia pasti. Ia bahkan tidak segan untuk melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan Baskara padanya agar Baskara menceraikannya.
Pria mana yang akan menerima istrinya tidur dengan pria lain.
Athalia selalu berjalan di jalan yang benar selama ia hidup, itu semua ia lakukan agar tidak ada orang yang mencelanya di kemudian hari. Itu semua juga ia lakukan demi Baskara, agar ia tidak mempermalukan Baskara. Namun, kali ini ia tidak akan segan untuk melangkah dari jalurnya demi mencapai tujuannya.
Ia harus bercerai dari Baskara. Harus.
tbc
Di kediaman orangtua Baskara, saat ini kebahagiaan tengah menyelimuti tempat itu karena Baskara sudah memberitahukan tentang hubungannya dengan Shylla. Dan mengatakan saat ini Shylla tengah mengandung.Selama ini orangtua Baskara tidak begitu menyukai Athalia. Bukan hanya karena Athalia tidak sepadan dengan Baskara, tapi juga karena Athalia tidak bisa memberikan Baskara keturunan.Berkali-kali mereka mendesak Athalia untuk menceraikan Athalia, tapi Baskara selalu menolak. Mereka tidak tahu sihir apa yang sudah digunakan Athalia pada putra mereka hingga putra mereka begitu tidak ingin kehilangan Athalia.Beruntung saat ini Baskara sudah terbuka mata dan pikirannya hingga putra mereka kini membawa wanita lain. Mereka sangat mendukung Baskara melakukan hal ini. Setidaknya mereka bisa mengakhiri nasib sial yang menimpa putra mereka.Ditambah lagi mereka cukup mengenal asal-usul Shylla yang juga berasal dari kalangan atas. Ini akan sangat baik untuk pengaruh b
"Bu Athalia, beberapa lukisan yang akan dikirim ke R Group telah dikemas dan dimasukan ke dalam mobil." Barbara, asisten Athalia melapor pada Athalia."Baik. Ikut aku mengirim lukisan-lukisan itu." Athalia berdiri dari tempat duduknya, meraih tas tangannya lalu melangkah keluar dari ruangan kerjanya.Di belakangnya Barbara yang sudah bekerja untuknya sejak awal galeri itu dibuka mengikuti langkahnya.R Group merupakan pelanggan besar galeri Athalia, jadi Athalia selalu mengirimkan lukisan ke sana secara pribadi untuk menjaga hubungan baiknya dengan perusahaan itu.Barbara menyetir untuk Athalia, setelah beberapa menit perjalanan mobil yang mereka tumpangi sampai di depan sebuah gedung dengan tiga puluh lima lantai yang terletak di jantung kota.Athalia dan karyawannya masuk ke dalam perusahaan setelah dipindai oleh petugas keamanan perusahaan yang ketat. Tidak hanya Athalia dan karyawannya, lukisan yang mereka bawa juga diperiksa.Sete
Athalia kedatangan tamu di kediamannya. Ia membuka pintu, wajah tidak senang langsung menyapanya. Dengan kasar orang yang bertamu masuk ke dalam rumah, mendorong Athalia ke samping agar tidak menghalangi jalannya."Apakah kau sangat menyukai posisimu di rumah ini sampai kau bahkan menerima suamimu memiliki wanita lain? Apa kau cukup punya harga diri?" Kalimat tajam itu mengarah ke Athalia disertai dengan tatapan penuh kebencian yang sudah Athalia terima selama bertahun-tahun."Apakah Mom datang ke sini hanya untuk mengatakan itu?" Athalia bertanya dengan nada dingin. Wanita ini telah bersikap sopan pada ibu mertuanya selama ia menikah dengan Baskara.Ia selalu memaafkannya meski wanita itu terus menyerangnya dengan kata-kata tajam serta tidak pernah bersikap baik padanya.Athalia pikir suatu hari nanti ibu mertuanya pasti akan menyukainya. Ia hanya perlu terus bersikap baik agar wanita itu melunak. Namun, tampaknya ia terlalu naif karena berpikir se
Ponsel Athalia berdering, itu panggilan dari nomor tidak dikenal. Kening Athalia berkerut, siapa orang yang menghubunginya tengah malam."Halo." Athalia memilih untuk menjawab panggilan itu. Mungkin saja itu sesuatu yang penting."Ah, Baskara. Lebih dalam... Ya, ya, seperti itu." Tubuh Athalia menegang. Ia jelas mengenal siapa pemilik suara itu. Shylla, apakah wanita tidak tahu malu itu menghubunginya hanya untuk memberitahu bahwa sekarang ia sedang bercinta dengan Baskara?Setelah itu Athalia mendengar suara erangan Baskara yang jelas ia hafal. Ia bercinta dengan pria itu selama tujuh tahun, tidak mungkin ia tidak mengenali suara itu.Athalia merasa sangat jijik dengan Shylla dan Baskara sekarang. Tidak menunggu lebih lama, ia memutuskan panggilan itu.Sepertinya Shylla dengan sengaja ingin menyakitinya, sayangnya Athalia harus mengecewakan Shylla karena ia tidak tersakiti sama sekali. Ia bahkan dengan sukarela menye
Kanaka membaringkan tubuh Athalia ke atas ranjang besar miliknya. Pria itu tidak membawa Athalia ke hotel melainkan ke kediamannya.Kanaka melepaskan sepatu yang Athalia kenakan, lalu ia membuka dress Athalia yang kotor. Di mobil Athalia memuntahkan isi perutnya hingga mengenai baju yang dipakainya juga mengotori mobil Kanaka.Biasanya Kanaka akan membenci hal-hal menjijikan seperti itu, tapi demi Athalia, ia bukan hanya bertahan dengan bau muntahan tidak sedap Athalia, tapi juga membersihkan tubuh Athalia.Mata Athalia terbuka, ia menatap Kanaka yang saat ini berada di depan wajahnya hanya dengan jarak kurang dari dua puluh senti meter.Kedua tangan Athalia bergerak, merangkul leher Kanaka. Menariknya mendekat lalu mencium bibir pria itu. Athalia tidak sadar sama sekali atas apa yang ia lakukan. Ia hanya melihat wajah tampan Kanaka dan sayang untuk melewatkannya.Kanaka yang sedang memegang handuk hangat menengkram handuk dengan kuat, ia tidak ing
Athalia tidak memikirkan apa yang Kanaka katakan padanya beberapa saat lalu. Ia anggap pria itu hanya bermain-main dengannya.Akal sehat Athalia mengatakan bahwa tidak mungkin Kanaka menyukainya dalam artian yang sebenarnya. Pria itu mungkin hanya ingin bermain-main saja dengannya.Terlebih Kanaka juga mengetahui bahwa ia memiliki suami. Seorang pria luar biasa seperti Kanaka tidak mungkin akan berhubungan dengan seseorang yang sudah menikah.Ada banyak wanita lajang di luar sana yang bisa dijadikan oleh Kanaka sebagai teman hidupnya.Pintu ruang kerja Athalia terbuka, wanita yang tengah sibuk menyusun daftar pekerjaannya untuk R Group mengalihkan pandangannya dari berkas di mejanya ke orang yang masuk ke dalam ruangannya."Lalunna, ke mana saja kau semalam?!" Athalia menatap sahabatnya galak. Ia benar-benar mengandalkan Lalunna semalam, tapi yang terjadi ia terbangun tanpa busana di ranjang milik Kanaka.Lalunna tersenyum tanpa rasa bersala
Baskara menerima pemberitahuan dari ponselnya bahwa kartu yang ia berikan pada Athalia digunakan. Kening Baskara sedikit berkerut ketika ia melihat jumlah yang dihabiskan oleh Athalia untuk belanja di butik langganan Athalia.Apa saja yang Athalia beli dengan uang belasan juta dolar. Baskara tidak mempermasalahkan berapa uang yang dihabiskan oleh Athalia, ia hanya heran karena tidak biasanya Athalia akan berbelanja sebanyak itu.Gaya hidup Athalia sangat hemat, Baskara bahkan pernah mengeluh tentang ini pada Athalia. Baskara mencari uang untuk memanjakan Athalia, jadi ia ingin istrinya menghabiskan lebih banyak uang agar ia bisa bekerja lebih semangat untuk memenuhi keinginan Athalia.Akan tetapi, Athalia bukan orang seperti itu. Sejak kecil Athalia sudah tahu betapa kerasnya hidup. Athalia menghargai setiap sen yang didapatkannya. Itulah kenapa Athalia hanya membeli barang-barang yang ia butuhkan, bukan ia inginkan.Banyak orang menyebut Athalia wanita m
Shylla mendatangi kediaman orangtua Baskara, wanita ini hendak mengadu tentang bagaimana Athalia menghabiskan puluhan juta dolar untuk set perhiasan. Shylla tidak akan mungkin membiarkan Athalia lolos begitu saja setelah wanita itu menghinanya."Sayang, kau datang." Ibu Baskara tersenyum cerah melihat menantu keduanya yang sudah ia anggap sebagai satu-satunya menantu yang ia miliki. Sayang sekali ia belum bisa mengakui Shylla di depan banyak orang."Aku kebetulan berada di sekitar sini, jadi aku memutuskan untuk mengunjungi Mommy." Shylla bersuara lembut. Wanita ini tidak perlu melakukan banyak hal untuk mendapatkan hati ibu Baskara karena Shylla sudah memenuhi kriteria menantu idaman keluarga Baskara."Ah, seperti itu. Ayo duduklah. Kau datang di saat yang tepat. Mommy juga sendirian di rumah ini. Daddymu sedang ke luar kota untuk pekerjaan, sedangkan dua adikmu melakukan kegiatan mereka masing-masing dengan teman-teman mereka."Shylla duduk di sebelah i
Pesta pernikahan Athalia dan Kanaka telah selesai dilaksanakan, saat ini Athalia sudah berada di kamar pengantinnya dengan Kanaka. Athalia meninggalkan acara lebih cepat karena tubuhnya saat ini sedang tidak dalam kondisi yang baik.Kehamilan Athalia benar-benar membuat keluarga Kanaka merestui hubungannya dengan Kanaka mengabaikan segala masa lalu Athalia yang cukup buruk.Setelah kembali dari bandara beberapa hari lalu, Kanaka membatalkan pernikahan dengan Keinarra. Namun, pria itu menggunakan cara yang lebih halus agar tidak lebih mempermalukan Keinarra dan keluarganya.Kanaka juga memberikan kompensasi yang cukup besar untuk pembatalan pernikahan itu. Ia berjanji di masa depan ia akan memberi dukungan untuk keluarga Keinarra.Awalnya keluarga Keinarra tidak terima, tapi seberapa pun keras mereka ingin pernikahan tetap dilanjutkan, jika Kanaka menolak maka selamanya tidak akan ada pernikahan antara Kanakan dan Keinarra.Orangtua Kanaka juga sama
Hari ini adalah hari pernikahan Kanaka dan Keinarra, hari ini juga Athalia akan pindah ke luar kota dan menetap di sana bersama dengan ayahnya. Athalia tidak ingin melihat pernikahan Kanaka, jadi ia memutuskan untuk pergi di hari yang sama. Hanya tersisa satu jam lagi sebelum acara pernikahan Kanaka dimulai, Athalia sudah membulatkan tekadnya bahwa ia puas dengan akhir mereka saat ini. Namun, di sisi lain, saat ini Baskara yang telah banyak menyakiti Athalia ingin melakukan sesuatu untuk Athalia. Mungkin hal yang ia lakukan tidak akan sebanding dengan luka yang ia berikan pada Athalia, tapi setidaknya itu juga mungkin akan menjadi awal mula kebahagiaan sejati Athalia. Baskara sudah mengikuti ke mana Kanaka pergi hari ini, pria itu masih bekerja padahal satu jam lagi acara pernikahan akan berlangsung. “Kanaka!” Baskara menghadang langkah Kanaka. Asisten Kanaka bergerak cepat untuk menyingkirkan Baskara. “Kanaka, ada hal yang har
Hari-hari berlalu, terhitung sudah dua bulan Athalia dan Kanaka tidak berhubungan. Mereka menderita, tapi tidak saling mencari.Hidup Kanaka ia habiskan hanya untuk bekerja. Ia menjadi lebih sulit untuk ditemui oleh orang-orang di sekitarnya.Ketika Athalia memiliki pekerjaan di perusahaan Kanaka, keduanya bersikap seolah tak saling mengenal Kanaka hanya akan melewati Athalia tanpa menyapa sedikit pun.Sementara Athalia, wanita itu hanya terus menambal hatinya yang terkoyak. Semakin lama ia semakin menderita. Hidupnya tidak baik-baik saja ketika Kanaka tidak ada di dekatnya. Namun, ia bisa apa? Ia tidak pantas bersama Kanaka.“Athalia, apa yang sedang kau lamunkan?” Lalunna bertanya pada Athalia. Wanita ini sesekali menemani Athalia. Ia juga tahu bahwa akhirnya hubungan Athalia dan Kanaka kandas.Lalunna menyayangkan hal itu, tapi jika Athalia benar-benar tidak bisa mencintai Kanaka, maka tidak ada yang bisa dilakukan. Sesuatu yang dipa
Hasil tes DNA janin Shylla telah keluar. Di sana dinyatakan bahwa janin itu benar-benar miliki Daniel. Shylla merasa sangat lega. Untung saja kandungannya tidak keguguran, jika tidak bagaimana mungkin ia bisa mendapat sejumlah uang untuk melanjutkan hidupnya.Setelah menerima hasil tes DNA, Shylla beristirahat dengan tenang. Saat ini ia perlu menjaga kandungannya sampai lahir. Shylla memerintahkan pelayan untuk membelikannya banyak makanan bergizi. Selain itu ia juga meminta pelayan untuk membelikannya semua keperluan, pakaian, perhiasan dan lainnya.Dengan janin yang ada di perutnya, Shylla yakin ayah dari janinnya akan mengikuti semua keinginannya.Sementara itu di tempat lain, seorang wanita tengah membaca salinan hasil tes DNA. Wajah wanita itu tampak mengerikan. “Jalang sialan! Apa wanita itu bermimpi janinnya akan bisa merebut posisi putraku?” Wanita itu bersuara sinis. “Lihat bagaimana aku akan mengirimnya ke neraka!”&ldquo
Athalia saat ini sedang melukis Abimana, sesuai dengan yang telah dijadwalkan.“Nona Athalia, bagaimana jika ayahmu masih hidup dan tidak seperti yang dikatakan oleh ibumu?” Abimana bicara setelah ia diam untuk waktu yang lama.Athalia berhenti melukis sejenak. “Itu tidak akan mengubah apapun. Saya telah tumbuh tanpa seorang ayah, ada atau tidak adanya saat ini tidak berpengaruh untuk saya.”Akan lebih baik jika ayahnya benar-benar telah tiada, daripada masih hidup. Athalia tidak ingin menderita pukulan karena fakta bahwa ayahnya meninggalkannya atau mungkin tidak menginginkannya.Hati Abimana sakit setelah mendengar jawaban Athalia, tapi apa yang Athalia katakan memang benar. Ia tidak ada ketika Athalia sedang tumbuh. Namun, itu bukan keinginannya. Keadaan yang membuat ia tidak bisa mengasihi Athalia.“Aku adalah ayahmu, Athalia.” Abimana bersuara lagi, dan pada akhirnya membuat Athalia benar-benar berhenti melu
Kanaka datang ke kediaman orangtuanya setelah ia mengantar Athalia dan Barbara kembali ke galeri. Kanaka harus menghadapi kemarahan keluarganya sekarang.“Kakek, Nenek, Ayah, Ibu.” Kanaka menyapa keluarganya yang sedang menghabiskan waktu bersama di sore hari.“Jika kedatanganmu ke sini hanya untuk memberitahu seberapa besar kau mencintai wanita itu, maka tidak perlu dikatakan.”Kakek Kanaka menatap cucunya tegas.“Kakek, tolong hargai pilihanku.” Kanaka berkata dengan tenang.“Kau ingin kami menghargai pilihanmu, apa kau pernah menghargai pilihan kami?” Ayah Kanaka kini yang bicara. “Apa kau bahkan pernah berpikir bagaimana perasaan kami ketika kau menjalin hubungan dengan wanita itu? Ayah yakin kau pasti tahu bagaimana reaksi kami, tapi kau tetap maju.”“Ayah, jangan membuatku berdiri di tengah-tengah. Aku sangat menyayangi kalian, tapi aku tidak bisa melepaskan Athalia. Aku t
Hari ini merupakan hari terakhir Athalia dan Kanaka berada di London. Setelah pekerjaan mereka beres, Kanaka membawa Athalia untuk berkencan. Keduanya pergi ke sebuah taman di pusat kota London.Kanaka berhenti sejenak memikirkan tentang penolakan keluarganya terhadap Athalia. Ia akan mencari jalan tengahnya nanti.Athalia dan Kanaka mengenakan pakaian tebal karena cuaca saat ini sedang dingin.Kanaka meraih tangan Athalia, ia mengenggamnya lalu memasukannya ke dalam saku jaketnya. Setelah itu mereka mulai melangkah di sepanjang jalan taman yang luas itu.Di taman itu terdapat banyak pengunjung, entah itu pasangan atau keluarga kecil. Mereka tampak menikmati suasana tenang di tempat itu.Mata Athalia beralih ke penjual es krim di tempat itu. Entah kenapa ia merasa sangat menginginkan es krim itu.“Kau mau?” tanya Kanaka. Pria itu tampak mengerti apa yang dipikirkan oleh Athalia saat ini.“Ya, mereka tampak leza
Ponsel Kanaka berdering. Ia segera menjawab panggilan dari kakeknya.“Halo, Kakek.” Kanaka menyapa kakeknya.“Kegilaan macam apa yang sedang kau lakukan, Kanaka? Dari semua wanita, kau memilih wanita yang tidak bisa melahirkan seorang anak! Segera putuskan hubunganmu dengan wanita itu!” Kakek Kanaka membalas sapaan Kanaka dengan kemarahan.Kanaka sudah tahu, cepat atau lambat keluarganya pasti akan mengetahui tentang hubungannya dengan Athalia.“Kakek, aku akan membicarakan ini denganmu setelah menyelesaikan pekerjaanku di London.” Kanaka tidak ingin membicarakan tentang hal ini di telepon. Ia lebih baik menjelaskan secara tatap muka.“Tidak akan ada pembicaraan lagi. Segera tinggalkan wanita itu atau kau akan melihat kakekmu mati!” Pria itu memberi ancaman serius. Ia benar-benar tidak mengerti kenapa cucunya menyukai wanita seperti Athalia. Status janda janda saja sudah buruk untuk
Acara pameran tengah berlangsung, sebuah ruangan besar disulap menjadi sebuah galeri raksasa di mana ada ratusan lukisa yang terpajang di dinding.Athalia berdiri di dekat lukisan yang ia pamerkan. Di sebelahnya ada Barbara yang menemani.Beberapa orang mendatangi lukisan Athalia, mereka menanyakan makna dari lukisan Athalia, dan Athalia menjelaskannya dengan antusias. Tiga lukisan Athalia sudah laku terjual, hanya tersisa beberapa lagi.Di pameran yang diadakan setiap satu tahun sekali ini terdapat banyak pelukis yang ikut berpartisipasi. Mereka meletakan karya terbaik mereka agar menarik minat pembeli.Uang yang didapatkan dari acara pameran tersebut akan disumbangkan pada beberapa lembaga sosial yang berhubungan dengan pendidikan anak kurang mampu.Pada tahun lalu, Athalia berhasil menjual seluruh karyanya dan menghasilkan satu juta dolar. Athalia berharap tahun ini ia seluruh karyanya juga habis terjual.Waktu berlalu, Athalia kini sedan