Share

Bab 61

Proses pemakaman Pak Rahman berjalan lancar dan penuh khidmat. Suasana itu terasa begitu memilukan sekaligus mencekam. Beberapa pelayat sudah pada bubar, meninggalkan Nazwa, Reza, keluarga, kerabat dan beberapa tetangga yang masih berbaik hati menenangkan Nazwa yang sedang berkabung.

"Bu Nazwa yang sabar, ya," ucap salah satu tetangganya sambil merangkul bahunya. Nazwa masih setia berjongkok menatap nama di batu nisan itu. "Almarhum Pak Rahman pasti sudah tenang di sana. Semoga Bu Nazwa diberi kekuatan menghadapi cobaan ini dari Allah."

Nazwa melirik sekilas. "Terima kasih, Bu," balasnya.

Tak urung air mata itu keluar juga seberapa kuat pun dia menahan diri agar tidak menangis. Nazwa masih tak percaya orang tuanya satu-satunya kini pergi meninggalkannya. Memang benar tidak ada yang bisa menentang kehendak Allah.

"Kalau begitu saya permisi duluan, Bu." Ibu itu izin pamit undur diri.

Nazwa mengangguk-angguk. "Silakan. Makasih sudah berbela sungkawa."

"Bapak. Nazwa masih pengin di s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status