MADU KUJADIKAN BABUPart 13Sampai akhirnya dia pun pergi dengan langkah dihentak-hentakan."Iiih amit-amit. Kalian emanya betah miara pembantu kayak dia? Songong dan nggak sopan begitu." Ibu mertua bergidig.Lagi, aku hanya bisa cekikikan puas dalam hati."Intan, kamu udah hamil belum?" Pertanyaan Ibu mertua membuatku yang tengah terkikik tiba-tiba terbatuk.Uhuk uhuk uhuk."Kamu kenapa?""Emm belum, Bu.""Buruan dong hamil, jangan kalah sama yang belakangan nikah, adiknya si Iwan udah positif, makanya sekarang dia sama suaminya lagi babymoon."Aku nyengir saja. Huh andai aku bisa memberitahu ibu mertuaku bagaimana kondisi rumah tanggaku dengan Mas Iwan sekarang, jangankan untuk bisa punya anak, tidur bareng saja aku tak sudi.Selama setahun terakhir ini Mas Iwan tidur di kamar si madu babu, dia hanya akan pergi ke kamarku saat ganti baju atau numpang mandi saja. Dan kalau pun Mas Iwan harus tidur di kamarku, maka dia akan kusuruh tidur di karpet. Entah kenapa, meski dia masih sah be
MADU KUJADIKAN BABUPart 14 AKlek!Dalam sekali tekanan, pintu terbuka oleh ibu mertua. Di sana nampaklah si madu babu tengah tiduran santai sambil mendengarkan musik memakai headset."Kumenangiiiisss membayangkan betapa keejamnya dirimu atas dirikuuu ... kau du-"Brak!Si madu babu ditarik kasar oleh ibu mertua ke lantai. Sontak saja dia menjerit kesakitan sambil buru-buru melepaskan headsetnya."Ash aawww, Nyonya. Ada apa?" tanyanya dengan wajah meringis menahan sakit."Bagus ya kamu! Enak banget hidup kami, bangkrut udah semua majikan andai semua majikan punya babu kayak kamu!" sentak Ibu mertua.Mulut si madu babu mengatup-ngatup, "Ny-Nyonya sebenarnya ini ada apa? Kenapa Nyonya tarik saya dan marah-marah begini?" tanyanya tergagap-gagap.Mata ibu melotot, menampakan wajah yang makin terbakar emosi."Kenapa kata kamu?! Dasar gak tahu malu! Kamu lihat itu anak saya, majikanmu itu lagi nyuci piring sama gelas di dapur. Itu 'kan tugas kamu, kenapa dia yang harus ngerjain? Sementara
MADU KUJADIKAN BABU Part 14 BDia mengerling, "ya itu 'kan karena kemaren mertuamu itu belum dateng Mabk, andai dia gak ada sekarangpun aku ogah minta duit sama kamu, duit segitu cuma cukup buat beli garem.""Loh ya udah kalau ngerasa duitku gak bakal cukup buat apa-apa, ngapain juga kamu minta? Karena ada mertuaku atau enggak, aku gak akan pernah ngelebihin uang belanja, paham?" tegasku."Mbak, tolonglah. Gak usah rese, aku males. Sini gocap, buruan, aku mau ke pasar, keburu si nenek tua itu bangun ribet entar. Kamu mau aku masak pagi-pagi 'kan?" paksanya."Nggak! Tuh kalau mau 20 ribu." Kulemparkan duit 20 ribu yang sudah kuremas-remas sampai berbetuk bulat itu ke lantai.Dia melotot dengan rahang mengeras."Kenapa kamu? Ambil, ambil kalau butuh, gak usah banyak protes ya. Pokoknya aku gak mau tahu duit 20 ribu itu harus cukup buat seharian kami makan enak," tandasku sebelum akhirnya pergi ke kamar mandi."Dasar Nenek Lampir, awas saja kau," dengusnya sambil berlalu keluar.Pukul 6
MADU KUJADIKAN BABUPart 15 AAku ngikik. Si madu babu lalu buru-buru pergi dengan wajah kesal. Haha rasain, mamam tuh ikan goreng sambel terasi sendirian. Siapa suruh pelit."Ini kamu belanja sendiri apa si Nia yang belanja Tan?" tanya Ibu mertua di sela sarapan kami."Si Nia yang belanja Bu, Intan cuma masak yang dia belanjain aja.""Oh baguslah, kirain belanja aja kamu mesti jalan sendiri ke depan, biarinlah itu kan kerjaannya pembantu.""Iya, Bu. Enggak kok Intan gak pernah belanja sayur lagi sejak ada si Nia tapi ini habis sarapan mungkin mau karena tadi pagi si Nia malah lupa nggak beli ikan katanya," balasku panjang lebar.Ibu berdecak, "gimana sih itu pembantu, masa beli ikan aja lupa. Kerjaannya emang udah gak bener dia.""Maklumlah, Bu. Banyak dosa kali dia," sindirku pada Mas Iwan. Dia hanya menarik napas panjang.Setelah sarapan ibu mertua mengantarkan anaknya berangkat kerja, lalu duduk di kursi teras, sementara aku pamit keluar untuk nyari ikan."Bentar ya Bu, Intan car
MADU KUJADIKAN BABU Part 15 BAku gegas ke kamar tamu untuk menemui ibu mertua setelah menaruh ayam dan ikan di dapur.Tok tok tok.Tak dibuka.Tok tok tok."Buuu. Ibu tidur ya?""Hmm iya, gak usah ganggu," sahutnya pelan, seperti orang yang sedang tidur pada umumnya.Baiklah, karena ibu mertua lagi tidur aku pun urung menemuinya. Tadinya aku mau nanya, ini si Nia kapan bersih-bersihnya sampai bisa sekinclong gini. Ah aku jadi curiga dia punya alat kebersihan pasti nih, semacam vacum cleaner atau apa gitu di kamarnya. Karena logika aja, masa iya rumah selalu tiba-tiba kinclong gini dalam waktu singkat. Tadi aku pergi ke pasar si madu babu itu belum nyuci, belum nyapu halaman, belum cuci piring bekas sarapan, belum setrika baju dan lainnya, lah sekarang masa iya cucian udah bertengger semua di jemuran, setrikaan juga udah beres dan halaman pun udah bersih kayak di istana Presiden.Ah sayang aku gak bisa masuk ke kamarnya sekarang buat kepoin kira-kira alat apa yang dia punya buat ban
MADU KUJADIKAN BABUPart 16Gegas aku menghampirinya."Ibu, ada apa?""Lihat itu Intan, coba kamu lihat itu di dalam kamar pembantumu," kata Ibu sambil bergidig.Aku baru akan mendorong pintu kamar si madu babu saat dia menolaknya."Apa sih, jangan. Enak aja maen masuk ke kamar orang."Mataku menyipit, jadi penasaran. Sebenarnya ada apa sih? Sekuat tenaga akhirnya kudorong daun pintu kamarnya si madu babu dengan kencang, dia sampai ikut terdorong ke belakang pintu."Tuh kamu lihat sendiri kan Intan. Ih jorok banget," kata Ibu mertua lagi.Pantas saja ibu mertua ngomong begitu, ternyata di kamarnya si madu babu memang banyak sampah bekas makanan ringan, tak terlalu banyak banget sih tapi aku yakin mata ibu mertuaku sangat terganggu melihat sampah-sampah itu.Gak heran kalau beliau sampai teriak-teriak marahin si madu babu. Aku tahu ibu mertuaku itu tipe orang yang harus bersih banget sampai gak boleh ada debu atau sampah sebiji pun di dekatnya. "Nia, apa-apaan sih, kamu bersihin do
MADU KUJADIKAN BABUBab 17Aku menggeleng lagi, "biarin aja Bu, gak usah diganggu.""Ish kamu nih, tegas dong. Itu laki kamu lagi ada di dalem sama wanita lain, gimana sih malah suruh biarin. Gedor ayo." Ibu mertua mendesak.Akhirnya tangan ini kuangkat juga dan cepat menggedor pintu kamar itu dengan kencang.Dor dor dor."Siapa itu Ni?" Suara Mas Iwan terdengar panik di dalam."Kamu sih, awas ah aku mau buka pintu." Tak lama si madu babu membuka pintu. Dan dia langsung menelan ludah dengan mata melebar ketika mendapati kami ada di hadapannya."Ny-Nyo-"Ucapannya terpotong saat Mas Iwan juga muncul di balik pintu."Ibu?" gumamnya dengan wajah yang mendadak pias.Sementara ibu mertua mematung, beliau tampak sesak napas dan tak percaya ketika melihat Mas Iwan ada di dalam kamar si madu babu dengan keadaan hanya memakai box*r saja."Sedang apa kamu ada di dalam kamar pembantu?""Bu, itu anu ... anu ... anu Bu, Iwan ....""Jadi ini alasan kamu kemarin bantuin pekerjaannya si Nia? Karena
MADU KUJADIKAN BABUPart 18 A"Karena itu adalah satu-satu cara agar Intan bisa memberi wanita itu pelajaran, Bu. Intan membiarkan mereka menikah, Intan membiarkan wanita itu tinggal di rumah Intan bukan karena Intan pasrah apalagi menyerah, Intan melakukan semua itu karena Intan punya rencana yang tak pernah wanita itu pikirkan. Setahun terakhir dia hidup di rumah Intan, lihat apa yang terjadi? Intan bahkan merasa jauh lebih baik, semua pekerjaan rumah dia yang kerjakan, kebutuhan Mas Iwan dia yang siapkan, masak, bahkan belanja pun menjadi tugasnya. Iya Bu, Intan memang sengaja menjadikannya babu di rumah Intan, babu gratisan lebih tepatnya, supaya wanita itu merasakan bagaimana akibatnya setelah dia berani mengacau dan merusak rumah tangga orang," ujarku panjang lebar.Ibu menatapku lekat, "tapi selama itu apa kamu yakin kamu kuat Intan? Wanita mana yang tahan melihat suaminya bersama wanita lain? Sedangkan Iwan tidur di kamar perempuan tak punya harga diri itu setiap hari.""Intan