Beranda / Rumah Tangga / Maafkan Aku Telah Mendua / Bab 86 Lagi-lagi Sebuah Kekalahan

Share

Bab 86 Lagi-lagi Sebuah Kekalahan

Penulis: Aira Tsuraya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-10 13:00:00

“SIALAN!! Berengsek!!” maki Wulan.

Aina hanya tersenyum mendengarnya. Tidak dia duga ucapannya barusan membuat Wulan marah. Dia kesal dengan madunya. Hari masih pagi, tapi sudah membuat ulah. Mungkin Wulan pikir, Aina akan diam saja dan tidak membalas, tapi dia salah besar.

Tanpa menambahkan kata-kata lagi, Wulan langsung mengakhiri panggilannya. Dia melempar ponselnya ke sofa kemudian menyusul menghempaskan tubuhnya di sana.

“Sialan!! Dia pikir, dia bisa menyaingiku. Tidak, Aina. Kamu salah besar. Aku akan membuat Fakhri hanya melihat ke arahku. Bukan kamu!!” geram Wulan.

Wajah wanita cantik itu merah padam karena emosi dan hal ini benar-benar merusak moodnya pagi ini. Fakhri yang baru saja bangun dan keluar dari kamar tampak bingung melihat ulah Wulan. Ia mengernyitkan alis sambil berjalan menghampiri Wulan.

“Kamu kenapa?” tanya Fakhri dengan polosnya.

Wulan tidak menjawab malah melengos. Ia masih kesal

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
madul
fakhri hrs tegas jgn ksh celah buat wulan yg smkin egois dan licik. lnutt kak
goodnovel comment avatar
Nunyelis
wz gk tw mw komen apa aina yg nerimo, wulan yg licik .... entahlah
goodnovel comment avatar
Dyah Wiryastini
Paling si Fachry ga tega dirayu Wulan.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 87 Siasat Licik Wulan

    “Kamu ingin aku berbohong?” sergah Wulan.Fakhri diam, mematikan laptopnya kemudian bangkit dan berjalan menuju Wulan. Ia duduk di sampingnya kemudian meraih tangan Wulan dan mencium punggung tangannya berulang kali. Wulan hanya terdiam, hatinya sudah meradang saat Fakhri menolak permintaannya. Namun, berangsur luluh ketika pria tampan itu merayunya.“Hanya sekali, kan. Selanjutnya aku tidak akan memintamu berbohong,” pinta Fakhri.Wulan belum berkomentar, tapi kepalanya perlahan mengangguk seakan mengiyakan permintaan Fakhri. Wulan memang sudah memberi seluruh hati dan tubuhnya untuk Fakhri. Jadi mana mungkin dia menolak permintaan Fakhri kali ini. Fakhri sontak tersenyum sambil mendekatkan wajah dan mengecup kening Wulan.“Sudah, yuk!! Kita pulang.”Wulan menurut. Tak lama mereka sudah berjalan beriringan keluar kantor. Mungkin kali ini Wulan akan menuruti permintaan Fakhri. Namun, dia punya rencana sendiri unt

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 88 Drama atau Fakta?

    “Ke Wulan malam ini? Memangnya ada apa, Mas?” tanya Aina.Ia penasaran mengapa tiba-tiba Fakhri ingin pergi. Kenapa juga isi pesan Wulan itu kini terbukti? Apa jangan-jangan Wulan sudah merencanakan hal ini?Fakhri tampak serba salah. Mata coklatnya kini menatap Aina dengan fokus. Ada banyak penyesalan di sana dan Aina bisa melihat dengan jelas.“Aku baru dapat telepon kalau Wulan terjatuh di kamar mandi dan pendarahan. Aku takut terjadi sesuatu dengan bayinya, Aina.”Aina terhenyak mendengar penjelasan dari Fakhri. Ia tahu Wulan sedang hamil muda dan hal yang baru saja dikatakan Fakhri itu sangat membahayakan kandungannya. Aina tidak bisa marah ataupun melarang Fakhri. Taruhannya adalah nyawa kali ini.Refleks kepala Aina mengangguk dengan mata yang terus fokus menatap Fakhri. Fakhri tersenyum lega sambil berhambur memeluk Aina. Aina hanya terdiam dalam dekapan suaminya. Sungguh dia tidak mau pria ini pergi, tapi di luar sa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 89 Wulan yang Malang

    “Wulan keguguran, Aina. Dia harus menjalani operasi kuretasi saat ini,” jelas Fakhri.Aina terdiam. Bibirnya terkatup rapat tak bisa berkata apa-apa. Entah apa yang dirasanya kali ini. Aina tidak pernah mengalami hal tersebut. Namun, dia tahu bagaimana rasanya menjadi seorang ibu dan sangat menyakitkan jika harus kehilangan calon bayi.“Aku … aku harus menemaninya beberapa hari ini. Maafkan aku, Aina … ,” imbuh Fakhri.Aina mengangguk sambil menarik napas panjang. Saat ini Wulan memang lebih membutuhkan Fakhri dan dia akan berbesar hati.“Iya, Mas. Gak papa. Aku paham, kok. Wulan pasti sangat kehilangan. Sampaikan salamku untuknya, ya.”Fakhri mengangguk kemudian sudah mengakhiri panggilannya. Aina tampak terdiam sambil menyimpan ponselnya. Ia tidak tahu apa yang sebenarnya menimpa Wulan semalam. Bisa jadi Wulan jatuh dengan sangat keras sehingga membuatnya keguguran.“Ada apa, Aina? Ap

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 90 Amarah Ibu Mertua

    “Mas … ,” lirih Wulan.Fakhri tersenyum kemudian mengulurkan tangan meraih tangan Wulan dan mengecupnya beberapa kali. Wulan mengerjapkan mata sambil membalas senyuman Fakhri.“Kamu sudah siuman?” tanya Fakhri.Wulan tidak menjawab hanya mengangguk sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruang rawat inap ini.“Mas, aku minta maaf. Aku tidak menjaga si Kecil dengan baik hingga ---”Wulan tidak meneruskan kalimatnya saat telunjuk Fakhri sudah menempel di depan bibirnya. Pria tampan itu tersenyum sambil menggelengkan kepala.“Gak papa. Yang penting kamu baik-baik saja. Itu sudah cukup bagiku.”Sebuah senyuman sontak merekah di wajah putih bak porselen milik Wulan. Fakhri hanya diam trenyuh menatapnya. Wulan sudah tahu jika dia keguguran dan harus melakukan operasi kuretasi, tapi dia tidak tahu jika rahimnya mengalami kelainan serta kesulitan hamil lagi.“Harus

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 91 Merasa Tersakiti

    “Fakhri!! Kenapa kamu mencegahnya? Biar Mama hajar perempuan munafik ini!” seru Bu Vita.Fakhri hanya diam sambil berdiri menghalangi Bu Vita menyentuh Aina. Fakhri baru saja kembali membeli makanan. Ia sangat terkejut saat mendengar adu mulut antara Aina dan ibu mertuanya. Untung saja Fakhri segera masuk sehingga ia bisa mencegah Bu Vita menampar Aina.Aina terdiam menunduk sambil berdiri berlindung di belakang Fakhri. Ia sangat ketakutan tadi dan bersyukur Fakhri segera datang.“FAKHRI!!!” Bu Vita meninggikan suaranya dan terlihat kesal menatap menantunya.“Dia juga istri saya, Ma. Saya berhak melindunginya. Dalam hal ini, saya yang paling bersalah. Jadi kalau Mama mau mukul. Pukul saja saya!!”Ucapan Fakhri membuat Bu Vita terdiam. Perlahan ia menurunkan tangannya dan berjalan menjauh dari Aina dan Fakhri. Fakhri menghela napas panjang kemudian membalikkan badan. Ia tersenyum sambil menatap Aina.&ldquo

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 92 Ketahuan

    “Aku naik taxi online saja, Damar. Tidak perlu diantar,” pinta Aina.Mereka baru saja usai menghadiri acara yang diselenggarakan Pak Ramli. Kali ini Aina menolak keinginan Damar mengantarnya pulang. Ia trauma berinteraksi dengan pria itu. Selalu ada saja masalah usai interaksinya dengan Damar dan Aina tidak mau menambah beban pikirannya lagi.Damar berdecak sambil melipat tangan dan menatap Aina tajam.“Aina, ini sudah larut, hampir tengah malam. Kalau terjadi sesuatu padamu di tengah jalan, gimana? Bisa-bisa Fakhri marah ke aku dan ujung-ujungnya minta kamu berhenti kerja.”Aina terdiam, menelan ludah sambil menundukkan kepala. Hingga kini Damar belum tahu kalau Aina berencana resign besok senin. Ia memang sengaja tidak memberitahu dulu. Aina takut, Damar akan mencegahnya.“Sudah jangan menolakku. Aku janji, tidak akan melakukan hal yang aneh-aneh. Kalau perlu kamu duduk di bangku belakang saja.”Aina men

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 93 Amarah Dua Pria

    “Tidak ada yang perlu dijelaskan, karena tidak ada apa-apa di antara kami,” jawab Damar.Aina hanya diam tapi kepalanya sudah mengangguk mengiyakan jawaban Damar. Namun, sepertinya Fakhri tidak percaya dengan ucapan Damar. Ia berjalan mendekat kemudian berdiri tak berjarak di depan Damar.“Sudah kuduga kalau dari dulu kamu paling pintar buat alasan, Damar!!!”Damar terdiam, tapi jakunnya naik turun menelan saliva dengan mata yang menatap tajam.“Kalian pikir aku bodoh dan percaya begitu saja? Apa kalian lupa kalau aku memasang CCTV di rumah ini dan kejadian di foto itu aku sinkronkan dengan rekaman CCTV.”Seketika wajah Aina terlihat tegang. Inilah yang paling ia takutkan sedari kemarin. Ia benci Damar dan terlebih benci pada dirinya. Harusnya dia menghindar sejauh mungkin dari pria itu tidak sebaliknya. Berlindung padanya bahkan mencari sesuap nasi di perusahaannya.Andai saja Fakhri tidak memberinya huku

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 94 Malam Penuh Luka

    “Bi Isa!! Mang Samin!!!” seru Aina. Ia sudah berlarian ke belakang rumah untuk mencari asisten rumah tangganya, tapi sepertinya baik Bi Isa maupun Mang Samin tidak menampakkan batang hidungnya. Tanpa sepengetahuan Aina, Fakhri memang sudah menyuruh dua asisten rumah tangganya itu pulang kampung. Fakhri sengaja menunggu Aina untuk mendapatkan penjelasan. Tidak disangka dia malah melihat istrinya sedang digendong Damar. “Fakhri, kamu gila!! CUKUP!!!” ujar Damar. Ia tampak terengah dengan tampang berantakan dan beberapa luka di wajah serta tubuhnya. Hal yang sama juga ditunjukkan Fakhri. Pria tampan itu sama kacaunya dengan keadaan Damar. Bahkan matanya sedang menunjukkan luka. “Jadi kamu sudah menyerah?” Damar tersenyum menyeringai sambil menyeka keringat di dahinya. “Aku tidak akan menyerah untuk mendapatkan Aina. Silakan, ceraikan dia malam ini supaya aku bisa menikah dengannya besok.” Tentu saja Fakhri semakin geram mendengar ucapan Damar. Tangannya kembali mengepal lalu dengan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13

Bab terbaru

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bonus Bab

    “Saudari Wulan Ariani terbukti bersalah telah melakukan penggelapan uang perusahaan … .” Hari ini adalah hari pembacaan keputusan sidang untuk Wulan. Semua bukti yang terkumpul untuk kejahatan yang dilakukan Wulan sama sekali tidak disangkal dan Wulan mengakuinya. Bahkan dia juga mengaku telah menukar bayi Fakhri dan Aina serta menjebak Aina dengan memberi minuman obat perangsang. Fakhri yang ikut hadir di sana hanya diam mendengarkan. Sesekali ia melirik Wulan yang duduk di kursi pesakitan. Wulan sudah jauh berbeda. Wajahnya tidak secantik dulu, rambut indahnya juga tampak ditata dengan asal apalagi kini tubuhnya semakin kurus tidak seksi seperti dulu. Kalau boleh jujur, Fakhri kasihan melihatnya. Aina yang duduk di samping Fakhri hanya diam. Ia sadar siapa yang sedang diperhatikan suaminya saat ini. Aina tidak berkomentar dan terus memperhatikan Fakhri. “Kamu mau menemuinya?” Tiba-tiba Aina bertanya usai pembacaan keputusan berakhir. Fakhri menghela napas dan melihat Aina.

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Extra Bab

    “Udah, Mas. Mau sampai berapa kali kamu melakukannya?” dumel Aina.Ia berkata sambil menyingkirkan wajah Fakhri yang menempel di dadanya. Fakhri terkekeh sambil terus mendaratkan beberapa kecupan di sana. Ia sama sekali tidak mau melepas pelukannya ke Aina.“Memangnya kamu lupa, kalau Ibu bersama Zafran dan Ryan minta oleh-oleh adik. Makanya aku berusaha mewujudkannya.”Aina berdecak, sambil menyelipkan rambut ke belakang telinga. Fakhri sudah mengangkat kepalanya dan kini duduk bersandar di samping Aina.“Iya, aku tahu. Namun, ini sudah sore, Mas. Kita bahkan melewatkan makan pagi dan makan siang. Aku laper.”Fakhri mengulum senyum saat melihat ekspresi Aina. Kalau mau jujur dia juga sudah merasa lapar. Namun, rasanya Fakhri tidak mau kehilangan satu momen pun dengan Aina.“Ya sudah, aku pesan makanan dulu.”Fakhri membalikkan tubuhnya dan bersiap meraih telepon yang ada di nakas. Namun

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 325 Happy End

    BRAK!!!Pintu kamar tertutup dan Fakhri hanya diam melongo berdiri di depannya. Matanya mengerjap berulang saat menyadari jika dirinya sudah berada di luar kamar.“Fakhri!! Kamu ngapain di sini?” seru Bu Rahma.Wanita paruh baya itu terkejut saat melihat putranya berdiri di depan pintu kamar dengan ekspresi wajah bingung. Fakhri menoleh sambil menghela napas panjang.“Istriku baru saja disabotase Zafran dan Ryan, Bu.”Sontak Bu Rahma terkekeh mendengar aduannya.“Sudah, biarin saja. Toh, kamu tadi siang sudah melakukannya. Lagian besok kalian sudah berangkat untuk honeymoon. Jadi biarkan anak-anak bersama bundanya malam ini.”Fakhri menghela napas panjang sambil menganggukkan kepala. Untung saja, tadi siang dia sudah melakukan pemanasan tiga ronde dengan Aina, kalau tidak pasti sangat kesal malam ini.“Apa mau ditemani Ibu tidur, Fakhri?” Tiba-tiba Bu Rahma bersuara dengan menggod

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 324 Rebutan Bunda

    “Fakhri!! Kamu ke mana aja? Dari tadi Ibu telepon gak diangkat!” Suara Bu Rahma langsung terdengar di telinga Fakhri.Fakhri menguap lebar sambil mengucek matanya. Usai ijab kabul di KUA, harusnya Fakhri bersama Aina merayakan resepsi dan tasyakuran di rumah Bu Rahma. Namun, Fakhri malah sengaja mengajak Aina pulang ke rumah baru mereka dan menikmati malam pernikahan lebih awal.“Aku ngantuk, Bu,” jawab Fakhri sambil menguap.“Ngantuk? Memangnya kamu di mana? Kenapa juga Pak Udin gak balik ke rumah?”Pak Udin adalah sopir Fakhri yang baru dan kebetulan tadi Fakhri menyuruhnya untuk istirahat. Sepertinya Pak Udin menurut perintahnya.“Banyak tamu mencari kamu dan Aina. Mereka pengen ketemu, Fakhri.”Fakhri menghela napas panjang. Dari awal, Fakhri dan Aina memang tidak mau melakukan perayaan. Toh, ini bukan pernikahan pertama mereka. Hanya Bu Rahma saja yang telah mengundang para tamu hingga mer

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 323 Hari Bahagia

    Rabu pagi, satu minggu kemudian tampak kesibukan di rumah Bu Rahma. Wanita paruh baya itu tampak berjalan mondar mandir dari ruang tamu ke kamar Fakhri. Wajahnya terlihat gelisah saat melihat pintu kamar Fakhri masih tertutup rapat.“Ryan, Zafran, coba periksa ayahmu!! Kenapa dari tadi belum keluar? Nenek takut kita datang terlambat ke KUA,” ujar Bu Rahma.Hari ini memang hari pernikahan Fakhri. Sesuai permintaan Aina, mereka akan melakukan jiab kabul di kantor KUA. Setelahnya akan mengadakan tasyakuran dan resepsi sederhana di rumah Bu Rahma.Sebenarnya Bu Rahma ingin merayakan pernikahan kedua putranya ini dengan meriah, tapi Aina dan Fakhri menolaknya. Mereka tidak mau lelah, bahkan sehari setelahnya akan melakukan perjalanan keluar negeri untuk honeymoon.“Iya, Nek!!” Ryan dan Zafran menjawab berbarengan.Mereka berjalan beriringan menuju kamar Fakhri. Baru saja Ryan hendak mengentuk pintu kamar Fakhri, tiba-tiba handel

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 322 Penebusan Wulan

    “TUNGGU!!! STOP!!! Jangan bilang kamu mau mencabut gugatanmu ke Wulan!!” sahut Robby.Rini yang mendengar ucapan Robby tampak terkejut. Hal yang sama juga ditunjukkan Fakhri, sayangnya Robby tidak bisa melihat reaksinya kali ini.“HEH??? Mencabut gugatan ke Wulan? Siapa juga yang mau mencabut gugatan?” ucap Fakhri.Sontak helaan napas panjang keluar dengan kasar dari bibir Robby, bahkan pria bermata sipit itu sudah mengurut dadanya.“Lalu kamu mau minta tolong apa tadi?”Fakhri mendengkus sambil melirik interaksi Aina bersama Zafran dan Ryan di ruangannya.“Aku mau minta tolong kamu percepat pernikahanku.”Kini berganti Robby yang terkejut, mata sipitnya melebar usai mendengar permintaan Fakhri.“Bukannya tinggal dua minggu lagi. Kenapa mau dipercepat lagi?”Fakhri tersenyum sambil menyembunyikan wajahnya. Ia berdiri dan menjauh dari Aina serta kedua putranya. F

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 321 Keyakinan Rini

    “Sayang … kok kamu ngomong gitu?” tanya Fakhri.Aina tidak menjawab, malah kini yang berganti menundukkan kepala. Dia paham hanya wanita kedua yang datang ke hati Fakhri. Meski pada akhirnya Fakhri lebih memilihnya, tapi setidaknya ada kenangan indah antara Fakhri dan Wulan.“Aku sama sekali gak bermaksud akan membahas ke arah sana. Aku sudah tidak mencintainya. Aku hanya sekedar memberitahumu mengenai keadaan Wulan.” Fakhri menambahkan kalimatnya dan terkesan sedang membuat pembelaan.Aina menghela napas panjang sambil mengangkat kepalanya. Matanya bertemu dengan netra coklat Fakhri dan terdiam untuk beberapa saat.“Aku juga sama sekali gak masalah jika kamu mengenang momen dengannya. Dia cinta pertamamu, bagaimanapun ada kenangan indah antara kamu dan dia. Bisa jadi itu yang membuatmu melankolis seperti ini.”Suara Aina terdengar datar, tidak tertangkap dia sedang sedih apalagi cemburu. Hanya saja Fakhri

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 320 Penyesalan Wulan

    “Sialan!! Bangsat!! Jadi kamu yang menyebabkan kecelakaanku?” sergah Wulan.Damar tersenyum sambil berdiri menjauh dari sisi brankar. Wajah Wulan sudah merah padam dengan bunyi gigi yang saling beradu belum lagi tangannya yang sudah mengepal seakan hendak melayangkan sebuah pukulan ke Damar.“Kalau iya, kenapa? Kamu ingin membalasku, Wulan?”Tidak ada jawaban dari Wulan. Ia duduk bersandar ke bantal dengan dada kembang kempis mengolah amarah dan wajah yang semakin merah.“Bukankah kamu juga yang telah menabrakku tempo hari hingga membuatku tak berdaya.”Wulan membisu dan buru-buru memalingkan wajah.“Aku rasa kita sudah impas, Wulan. Aku akan mencabut gugatanku dan melupakan semua. Sayangnya, kamu tidak bisa melakukan hal yang sama seperti aku.”Wulan belum menjawab, tapi wajahnya sudah meredup bahkan tatapan matanya tampak sayu. Dengan sendu Wulan menatap kaki kanannya yang kini dibabat

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 319 Kunjungan Sahabat

    “APA!!! Mama mau bunuh diri?” seru Devi.Amar yang duduk di sebelah Devi tampak terkejut. Tanpa banyak bertanya, ia langsung menjalankan mobilnya meninggalkan rumah Fakhri lebih dulu. Fakhri yang berada di dalam mobil mengabaikannya. Bisa jadi Amar dan Devi punya kepentingan lain yang harus dilakukan.Selang beberapa saat Devi dan Amar sudah tiba di rumah sakit tempat Bu Vita dirawat. Wanita paruh baya itu tampak tergolek lemah di atas brankar dengan kedua pergelangan tangannya di babat perban.Devi baru saja dijelaskan oleh perawat yang bertugas jika Bu Vita berusaha mengakhiri hidupnya dengan menyayat pergelangan tangan menggunakan pecahan cermin di kamarnya. Bu Vita shock saat tahu kenyataan tentang Wulan.“Memangnya siapa yang memberitahu keadaan Kak Wulan ke Mama? Bukannya hanya kita yang diberitahu dokter,” gumam Devi.Ia seolah sedang berbicara pada dirinya sendiri. Amar yang berdiri di sebelahnya hanya diam sambil menatap Bu Vita dengan iba.“Sebenarnya beberapa saat yang lalu,

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status