Home / Rumah Tangga / Maafkan Aku Telah Mendua / Bab 89 Wulan yang Malang

Share

Bab 89 Wulan yang Malang

Author: Aira Tsuraya
last update Last Updated: 2025-01-11 13:00:03

“Wulan keguguran, Aina. Dia harus menjalani operasi kuretasi saat ini,” jelas Fakhri.

Aina terdiam. Bibirnya terkatup rapat tak bisa berkata apa-apa. Entah apa yang dirasanya kali ini. Aina tidak pernah mengalami hal tersebut. Namun, dia tahu bagaimana rasanya menjadi seorang ibu dan sangat menyakitkan jika harus kehilangan calon bayi.

“Aku … aku harus menemaninya beberapa hari ini. Maafkan aku, Aina … ,” imbuh Fakhri.

Aina mengangguk sambil menarik napas panjang. Saat ini Wulan memang lebih membutuhkan Fakhri dan dia akan berbesar hati.

“Iya, Mas. Gak papa. Aku paham, kok. Wulan pasti sangat kehilangan. Sampaikan salamku untuknya, ya.”

Fakhri mengangguk kemudian sudah mengakhiri panggilannya. Aina tampak terdiam sambil menyimpan ponselnya. Ia tidak tahu apa yang sebenarnya menimpa Wulan semalam. Bisa jadi Wulan jatuh dengan sangat keras sehingga membuatnya keguguran.

“Ada apa, Aina? Ap

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Marshanty Salim
huhuhu ada kelainan rahimnya.alien kali
goodnovel comment avatar
Persada Mulia
sll wanita yg jd korban, knp aina dibikin jd wanita lemah hy cinta ke fahri laki2 plin plan, duh Thor jgn begitu amat karakter aina dibuat , lbh mentingin cintanya ke fahri drpd trs trg siapa ayah zafran sbnrnya baik ke zafran, fakhri dan damar, kshn zafran jd korban keegoisan aina yg buta cinta
goodnovel comment avatar
Tth Im
Ni laki model apaan? kesana janji,,,kesini janji. Mending cerein Aini aja lah Fachri biar Aini sama Damar
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 90 Amarah Ibu Mertua

    “Mas … ,” lirih Wulan.Fakhri tersenyum kemudian mengulurkan tangan meraih tangan Wulan dan mengecupnya beberapa kali. Wulan mengerjapkan mata sambil membalas senyuman Fakhri.“Kamu sudah siuman?” tanya Fakhri.Wulan tidak menjawab hanya mengangguk sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruang rawat inap ini.“Mas, aku minta maaf. Aku tidak menjaga si Kecil dengan baik hingga ---”Wulan tidak meneruskan kalimatnya saat telunjuk Fakhri sudah menempel di depan bibirnya. Pria tampan itu tersenyum sambil menggelengkan kepala.“Gak papa. Yang penting kamu baik-baik saja. Itu sudah cukup bagiku.”Sebuah senyuman sontak merekah di wajah putih bak porselen milik Wulan. Fakhri hanya diam trenyuh menatapnya. Wulan sudah tahu jika dia keguguran dan harus melakukan operasi kuretasi, tapi dia tidak tahu jika rahimnya mengalami kelainan serta kesulitan hamil lagi.“Harus

    Last Updated : 2025-01-12
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 91 Merasa Tersakiti

    “Fakhri!! Kenapa kamu mencegahnya? Biar Mama hajar perempuan munafik ini!” seru Bu Vita.Fakhri hanya diam sambil berdiri menghalangi Bu Vita menyentuh Aina. Fakhri baru saja kembali membeli makanan. Ia sangat terkejut saat mendengar adu mulut antara Aina dan ibu mertuanya. Untung saja Fakhri segera masuk sehingga ia bisa mencegah Bu Vita menampar Aina.Aina terdiam menunduk sambil berdiri berlindung di belakang Fakhri. Ia sangat ketakutan tadi dan bersyukur Fakhri segera datang.“FAKHRI!!!” Bu Vita meninggikan suaranya dan terlihat kesal menatap menantunya.“Dia juga istri saya, Ma. Saya berhak melindunginya. Dalam hal ini, saya yang paling bersalah. Jadi kalau Mama mau mukul. Pukul saja saya!!”Ucapan Fakhri membuat Bu Vita terdiam. Perlahan ia menurunkan tangannya dan berjalan menjauh dari Aina dan Fakhri. Fakhri menghela napas panjang kemudian membalikkan badan. Ia tersenyum sambil menatap Aina.&ldquo

    Last Updated : 2025-01-12
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 92 Ketahuan

    “Aku naik taxi online saja, Damar. Tidak perlu diantar,” pinta Aina.Mereka baru saja usai menghadiri acara yang diselenggarakan Pak Ramli. Kali ini Aina menolak keinginan Damar mengantarnya pulang. Ia trauma berinteraksi dengan pria itu. Selalu ada saja masalah usai interaksinya dengan Damar dan Aina tidak mau menambah beban pikirannya lagi.Damar berdecak sambil melipat tangan dan menatap Aina tajam.“Aina, ini sudah larut, hampir tengah malam. Kalau terjadi sesuatu padamu di tengah jalan, gimana? Bisa-bisa Fakhri marah ke aku dan ujung-ujungnya minta kamu berhenti kerja.”Aina terdiam, menelan ludah sambil menundukkan kepala. Hingga kini Damar belum tahu kalau Aina berencana resign besok senin. Ia memang sengaja tidak memberitahu dulu. Aina takut, Damar akan mencegahnya.“Sudah jangan menolakku. Aku janji, tidak akan melakukan hal yang aneh-aneh. Kalau perlu kamu duduk di bangku belakang saja.”Aina men

    Last Updated : 2025-01-12
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 93 Amarah Dua Pria

    “Tidak ada yang perlu dijelaskan, karena tidak ada apa-apa di antara kami,” jawab Damar.Aina hanya diam tapi kepalanya sudah mengangguk mengiyakan jawaban Damar. Namun, sepertinya Fakhri tidak percaya dengan ucapan Damar. Ia berjalan mendekat kemudian berdiri tak berjarak di depan Damar.“Sudah kuduga kalau dari dulu kamu paling pintar buat alasan, Damar!!!”Damar terdiam, tapi jakunnya naik turun menelan saliva dengan mata yang menatap tajam.“Kalian pikir aku bodoh dan percaya begitu saja? Apa kalian lupa kalau aku memasang CCTV di rumah ini dan kejadian di foto itu aku sinkronkan dengan rekaman CCTV.”Seketika wajah Aina terlihat tegang. Inilah yang paling ia takutkan sedari kemarin. Ia benci Damar dan terlebih benci pada dirinya. Harusnya dia menghindar sejauh mungkin dari pria itu tidak sebaliknya. Berlindung padanya bahkan mencari sesuap nasi di perusahaannya.Andai saja Fakhri tidak memberinya huku

    Last Updated : 2025-01-13
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 94 Malam Penuh Luka

    “Bi Isa!! Mang Samin!!!” seru Aina. Ia sudah berlarian ke belakang rumah untuk mencari asisten rumah tangganya, tapi sepertinya baik Bi Isa maupun Mang Samin tidak menampakkan batang hidungnya. Tanpa sepengetahuan Aina, Fakhri memang sudah menyuruh dua asisten rumah tangganya itu pulang kampung. Fakhri sengaja menunggu Aina untuk mendapatkan penjelasan. Tidak disangka dia malah melihat istrinya sedang digendong Damar. “Fakhri, kamu gila!! CUKUP!!!” ujar Damar. Ia tampak terengah dengan tampang berantakan dan beberapa luka di wajah serta tubuhnya. Hal yang sama juga ditunjukkan Fakhri. Pria tampan itu sama kacaunya dengan keadaan Damar. Bahkan matanya sedang menunjukkan luka. “Jadi kamu sudah menyerah?” Damar tersenyum menyeringai sambil menyeka keringat di dahinya. “Aku tidak akan menyerah untuk mendapatkan Aina. Silakan, ceraikan dia malam ini supaya aku bisa menikah dengannya besok.” Tentu saja Fakhri semakin geram mendengar ucapan Damar. Tangannya kembali mengepal lalu dengan

    Last Updated : 2025-01-13
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 95 Berakhir Sudah

    “Keluarga Bu Aina!” seru seorang perawat.Damar celinggukan mencari Fakhri, tapi pria itu sudah menghilang. Padahal sesaat tadi, Damar melihatnya sedang asyik menerima telepon. Damar yakin Fakhri terpaksa pulang karena panggilan Wulan. Lagi-lagi Fakhri mengecewakan Aina.Damar menghela napas kemudian bangkit dari duduknya menghampiri perawat tersebut.“Saya, Sus!!” jawab Damar.“Baik, mari ikut saya, Pak!!”Damar mengangguk kemudian sudah mengekor langkah perawat tersebut. Ia sudah masuk ke ruangan dokter. Ada wanita paruh baya sedang duduk menunggunya.“Bapak suaminya?” tanya dokter tersebut.Damar tampak ragu menjawab, tapi kalau dia tidak mengaku. Damar takut terjadi sesuatu pada Aina.“Eng … saya kakaknya, Dok. Suaminya sedang keluar.”Akhirnya Damar memilih aman saja. Biasanya hubungan kerabat sama pentingnya dengan hubungan pernikahan dalam memutusk

    Last Updated : 2025-01-13
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 96 Aku Ingin Sendiri

    Lima hari Aina dirawat di rumah sakit dan hari ini adalah hari kepulangannya. Sama seperti sebelumnya hanya Damar yang menemaninya. Zafran memang belum pulang dari liburannya sementara Bi Isa dan Mang Samin masih berada di desa belum kembali.“Kamu gak papa sendirian di rumah?” tanya Damar.Mereka sudah tiba di rumah. Damar baru saja membimbing Aina masuk hingga ke ruang tamu. Aina hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala.“Gak papa. Aku sudah lebih baik, kok.”Damar menghela napas sambil menatap Aina dengan lembut. Entah apa rasa hatinya, tapi dia sangat sayang pada wanita cantik di depannya. Rasanya tak rela jika melihat wajahnya terus muram.“Apa Fakhri sudah bisa kamu hubungi?” Kembali Damar bertanya.Aina tersenyum kemudian menggeleng.“Tidak, Damar. Aku tidak mau menghubunginya.”Damar tampak terkejut, alisnya mengernyit menatap Aina penuh tanya.“Kenapa? Dia

    Last Updated : 2025-01-14
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 97 Melepas atau Mempertahankan

    “DAMAR!!! Kamu sembunyikan Aina dimana?” seru Fakhri.Pria tampan berambut gondrong itu langsung menerobos masuk ruangan Damar sambil berseru keras. Untung tamu Damar baru saja pulang sehingga hanya tinggal dia seorang di sana. Damar terkejut melihat kedatangan Fakhri.“Apa maksudmu, Fakhri?” Damar malah balik bertanya.“Udah, jangan pura-pura. Cepat katakan padaku!! Kamu sembunyikan Aina di mana?”Damar terdiam menatap Fakhri dengan bingung. Ia menghela napas panjang kemudian menggelengkan kepala.“Aku tidak tahu. Dia juga sudah resign mulai bulan ini.”“APA!!!”Mata Fakhri membola menatap Damar penuh curiga. Damar mendengkus sambil melipat tangannya di depan dada. Ia duduk bersandar di kursi sembari menatap Fakhri dengan datar.“Terserah kamu mau percaya atau tidak, tapi aku memang tidak tahu dia di mana.”“Udah jangan banyak alasan. Katakan

    Last Updated : 2025-01-14

Latest chapter

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 269 Belum Selesai

    “Aina!!” seru Fakhri.Fakhri sangat terkejut saat Aina tiba-tiba keluar dan langsung menyambar ponselnya. Tidak hanya itu malah Aina kini sudah mendengar apa yang seharusnya tidak dia dengar.“MAS!!! Bener apa yang dikatakan Robby? Bener kalau anak kita sudah meninggal? Bener, Mas?” tanya Aina.Wanita cantik itu kini bertanya dengan mata berair ke Fakhri. Fakhri hanya diam, ia tidak menjawab malah menyambar ponselnya dari tangan Aina.“Rob, nanti saja kita bicara lagi.” Fakhri mengakhiri panggilannya.Di seberang sana Robby tampak linglung. Ia serba salah dan bingung harus bagaimana, padahal dia hanya ingin memberi informasi ke Fakhri. Namun, malah runyam seperti ini.“Mas … kenapa diam saja? Kenapa gak dijawab pertanyaanku?” Aina kembali bertanya bahkan kini sudah menarik lengan Fakhri.Fakhri menghela napas panjang. Ia belum bisa menjawab apalagi ada Zafran yang sudah mengintip perdebatan mereka dari jendela. Rini bergegas keluar, m

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 268 Terlalu Cepat

    “Kamu yakin dengan penemuanmu ini, Kres?” tanya Robby.Dia ingin sekali lagi menyakinkan informasi yang baru diterima ini. Robby tidak mau informasi yang ia berikan ke Fakhri mentah dan tidak akurat.Terdengar decakan suara Kresna di seberang sana, mungkin jika mereka bertemu muka pasti akan terlihat jelas kekesalan Kresna saat ini.“Kamu pikir aku ngarang cerita, gitu?”Robby langsung tersenyum mendengarnya. Ia tahu kredibilitas Kresna dan kinerjanya selama ini. Dia akan benar-benar mencari informasi yang diminta dengan akurat.“Ya sudah kalau memang informasinya sudah akurat. Memangnya kamu dapat dari mana informasi itu?”Kresna tersenyum lebar sambil menganggukkan kepala.“Aku berhasil bertemu dengan petugas pemberkasan di rumah sakit itu. Meski sedikit alot, akhirnya dia bersedia menunjukkan rekam medis pasien tersebut.”Robby terdiam sesaat sambil menganggukkan kepala berulan

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 267 Kita Nikah, Yuk!!

    “Zafran,” batin Aina.Ia buru-buru membuka mata, mengurai pagutan mereka dan sangat terkejut saat melihat Fakhri sudah berada di atas tubuhnya dengan pakaian tidak lengkap. Tidak hanya itu, Aina juga tersentak kaget saat tangan Fakhri sudah masuk ke balik bajunya bahkan tengah bermain dengan gunung kembarnya.Fakhri terdiam. Dengan gugup, ia bangkit dari tubuh Aina sambil merapikan baju. Sama halnya dengan Fakhri, Aina tampak kikuk. Ia bangkit sambil mengancingkan bagian atas gaunnya yang sudah dibuka Fakhri. Tak dia hiraukan rambutnya yang tampak berantakan kali ini.Aina berjalan menuju pintu dan membukanya.“Eng … Ayah sedang mandi, Zafran. Sebentar lagi selesai.” Aina terpaksa berbohong.Zafran tersenyum, menganggukkan kepala sambil berlalu pergi. Aina kembali menutup pintu dan berjalan menuju kasur. Ia melihat Fakhri sudah terlihat rapi dan duduk terdiam di tepi kasur.“Maaf, Aina. Aku ---”Fakhri tidak meneruskan kalimatnya, tapi malah mendongak menatap Aina. Mata mereka bertemu

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 266 Hampir Saja

    “Reza? Ada hubungan apa dia dengan Wulan?” tanya Fakhri.Baru tadi pagi Fakhri bertemu Reza dan sekarang dia sudah mendapat kabar jika Reza membantu memindahkan Wulan ke rumah sakit pusat kota.Robby tidak menjawab hanya mengendikkan bahu sambil mengaduk es jeruknya.“Entahlah …, tapi katanya mereka sempat pacaran usai kamu putus dengan Wulan. Bisa jadi Reza sengaja datang untuk menolongnya. Bagaimanapun dia masih mencintai Wulan.”Fakhri tersenyum hambar sambil menggelengkan kepala. Melihat reaksi Fakhri, membuat Robby penasaran.“Kenapa reaksimu seperti itu? Kamu tidak terlihat terkejut dengan kehadiran Reza.”Fakhri berdecak. “Aku baru saja bertemu dengannya tadi pagi, bahkan dia menawarkan sebuah kerja sama denganku. Kelihatannya kerja samanya menguntungkan dan aku putuskan untuk bergabung dengannya.”Robby terperangah kaget mendengar penjelasan Fakhri.“Gila!! Di

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 265 Info Dari Robby

    “Semua baik-baik saja kan, Mas?” tanya Aina.Fakhri melihat Aina sedang mendongak menatapnya. Mereka sudah berdiri di depan lift yang masih tertutup saat ini. Kemudian sebuah senyuman terukir dengan indah di raut tampan Fakhri.“Iya, baik-baik saja, kok.”Aina tersenyum lega kemudian sudah melenggang masuk ke dalam lift yang baru saja terbuka. Fakhri mengikuti dan sama seperti tadi, pria tampan itu terus merangkul bahu Aina. Tak lama mereka sudah berjalan keluar kantor menuju mobil Fakhri. Sepanjang perjalanan senyum lebar terus terlihat di wajah keduanya.Tanpa sadar ada yang sedang memperhatikan gerak gerik mereka dari dalam mobil. Seorang pria berwajah manis berkulit sawo matang menatap penuh cemburu dari balik kacamata hitamnya.“Siapa sebenarnya wanita itu?” gumam pria itu yang tak lain Reza, “apa dia mantan istrinya Fakhri?”Reza terdiam dengan jari yang mengetuk dagu. Matanya masih menatap jauh ke depan memperhatikan mobil Fakhri yang mulai berjalan meninggalkan gedung perkanto

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 264 Rival Masa Lalu

    “Reza Nugraha? Kamu Reza Nugraha yang itu?” gumam Fakhri.Reza tersenyum masam sambil menganggukkan kepala. Ia langsung duduk di kursi depan meja Fakhri, sementara Susi sudah berlalu pergi dari ruangan Fakhri.“Jadi pada akhirnya kamu bisa sukses juga. Aku pikir selamanya kamu jadi pecundang,” imbuh Fakhri.Reza tertawa, menautkan kedua tangannya dengan mata yang tajam menatap Fakhri.“Aku memang pecundang saat SMA, tapi aku sudah sukses sekarang. Bahkan mungkin bisa dikatakan sama denganmu saat ini.”Fakhri berdecak sambil menggelengkan kepala. Ia ingat Reza Nugraha adalah temannya SMA. Dia dan Reza adalah rival. Mereka selalu bersaing dalam segala hal, termasuk ketika memperebutkan Wulan saat itu. Sayangnya, Wulan lebih memilih Fakhri ketimbang Reza.“Jadi maksud tujuanmu ke sini untuk apa? Pamer atau bagaimana?” Fakhri kembali bertanya dan langsung dijawab tawa sengau Reza.“Aku

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 263 Bertemu Rival

    “Siapa kamu?” tanya Bu Vita.Wanita paruh baya itu terkejut saat melihat seorang pria tiba-tiba datang dan mengajukan diri akan menanggung semua biaya perawatan Wulan. Pria misterius berkulit sawo matang itu tersenyum sambil menganggukkan kepala memberi salam ke Bu Vita.“Anggap saja, saya teman lama Wulan. Dia sudah banyak membantu saya dan kini giliran saya membantunya,” ujar pria itu lagi.Bu Vita, Devi dan Amar menatap penuh curiga ke arah pria tersebut. Pria tersebut tersenyum, mengulurkan tangan memulai perkenalan.“Saya Reza. Apa Tante sudah lupa?”Bu Vita terdiam sejenak. Teman Wulan sangat banyak dan dia tidak hapal satu persatunya. Apalagi Wulan acap kali berganti pasangan usai putus dengan Fakhri saat itu. Mungkin saja Reza salah satu dari mereka.“I—iya, Tante lupa.”Bu Vita tersenyum meringis sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Namun, mengapa saat melihat Reza

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 262 Nasi Sudah Jadi Bubur

    “Rumah sakit? Wulan?” gumam Fakhri.Ia sudah mengantuk, konsentrasinya sudah berkurang dan sama sekali tidak berminat dengan pembicaraan ini. Fakhri menguap lebar sambil meraup wajahnya dengan kasar.“Ma, kenapa Mama gak hubungi pengacaranya saja? Kenapa harus dengan saya? Saya sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan Wulan!!”Fakhri meninggikan intonasi suaranya dan terdengar sedikit kesal. Bisa jadi semua yang dilakukan Wulan kali ini hanyalah sandiwara, akal-akalannya saja supaya mendapat simpatik Fakhri. Dia sudah berulang kali terbujuk oleh hal seperti itu dan Fakhri tidak mau mengulangnya lagi.“Tapi, Fakhri … Wulan butuh kamu. Bagaimanapun kamu pernah menjadi suaminya. Mama mohon kamu datang.”Fakhri tidak bersuara. Ia menghela napas panjang kemudian gegas mengakhiri panggilannya tanpa berpamitan ke Bu Vita. Fakhri meletakkan ponselnya di nakas dan mencoba kembali terlelap.Namun, sepertinya ia kesulitan untuk melakukannya. Meski dia kesal, jengkel dan marah dengan semua ula

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 261 Ada Suka, Masih Ada Duka

    “Heh??” gumam Fakhri.Pria tampan itu terkejut saat mendengar ucapan Aina. Ia tidak menduga jika Aina akan berkata seperti ini. Apa mungkin penantiannya untuk bisa kembali rujuk akan terwujud?Aina tersenyum sambil mempererat genggamannya dan menatap Fakhri dengan lembut.“Aku bersungguh-sungguh. Aku ingin memberimu kesempatan.”Fakhri tidak menjawab. Ia hanya tersenyum dengan mata coklatnya yang berbinar indah. Tanpa banyak bicara, Fakhri mendekat, menarik dagu Aina dan langsung mencium bibirnya.Aina gelagapan mendapat serangan dari mantan suaminya. Namun, ia tidak menolak. Dengan rileks, Aina melingkarkan tangannya di leher Fakhri dan meneruskan pagutan mereka.Entah berapa lama mereka saling berbagi saliva, yang pasti keduanya kini tampak terdiam dengan bibir yang memerah. Sesekali terdengar desah napas memburu dari keduanya. Meski pagutan mereka sudah terurai, tapi keduanya masih bergeming dengan kening yang mene

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status