Beranda / Rumah Tangga / Maafkan Aku Telah Mendua / Bab 3 Apa Kamu sedang Menghukumku?

Share

Bab 3 Apa Kamu sedang Menghukumku?

Penulis: Aira Tsuraya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-12 13:00:52

“Hamil? Istri saya hamil?” ucap Fakhri mengulang keterangan dokter tadi.

“Iya, benar, Tuan. Sepertinya sudah jalan tiga minggu,” kata sang Dokter menambahkan.

Fakhri hanya diam dan tercenung untuk beberapa saat. Ia melirik ke arah Aina yang sedang terbaring di atas brankar. Wanita cantik itu tampak masih memejamkan mata dengan infus yang tertancap di tangannya.

Pukul delapan pagi saat Aina membuka mata. Ia melihat Fakhri sedang duduk di samping brankar. Kepalanya menunduk dengan tumpuan tangan yang bersandar di tepi brankar tempat Aina terbaring. Aina tersenyum saat tahu suaminya mau menjaga sepanjang malam ini. Ia pikir Fakhri akan meninggalkannya, tapi ternyata tidak.

Hati-hati, Aina mengulurkan tangan dan membelai lembut rambut suaminya. Banyak kerinduan yang sedang Aina tumpahkan. Gara-gara kebodohannya, ada jurang lebar yang terbentang di antara dia dan suaminya. Rambut Fakhri yang sedikit gondrong terasa lembut di tangan Aina.

Dulu Fakhri paling suka jika dibelai seperti itu, sama seperti sekarang matanya langsung terlelap. Katanya ia merasa nyaman saat dibelai Aina. Sebuah kuluman senyum menghias raut cantik Aina. Ia sedang mereka ulang kenangannya bersama sang Suami.

Namun, tiba-tiba Fakhri terjingkat. Ia membuka mata dan buru-buru menepis tangan Aina. Aina terdiam, menyimpan tangannya sambil menatap Fakhri penuh harap.

“Baguslah kamu sudah bangun. Aku mau pulang.”

Fakhri bangkit dari duduknya dan bersiap berlalu pergi. Namun, tiba-tiba dia menghentikan langkah dan menoleh ke Aina. Aina terdiam, membalas tatapan Fakhri.

“Kenapa kamu tidak bilang jika sedang hamil?”

Aina membisu. Sebenarnya Aina sudah melakukan test dan tahu kalau dia positif hamil. Aina sengaja menyimpan kejutannya ini sebagai hadiah ulang tahun Fakhri akhir bulan ini. Sayangnya, kejadian semalam membuat Aina melupakan semuanya.

“Apa dia bukan anakku, sehingga kamu menyembunyikannya?”

Seketika Aina terbelalak kaget mendengar ucapan Fakhri. Ia spontan menggeleng.

“Mas … teganya kamu bilang begitu. Aku tahu salah, tapi jangan menuduhku seenaknya.”

Fakhri berdecak menggelengkan kepala sambil menatap Aina dengan sebal. Aina memperhatikan suaminya. Fakhri sudah berubah dan ini semua salahnya. Andai saja ia ceritakan kejadian malam suram itu, pasti tidak akan begini keadaannya.

Aina menghela napas panjang sambil terus menyesali kebodohannya. Kemudian tiba-tiba Fakhri tampak mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Aina melihatnya. Tanpa suara Fakhri mengulurkan surat itu ke Aina.

“Apa ini, Mas?” tanya Aina dengan bingung.

“Baca saja sendiri!!’

Aina terdiam, membuka surat yang baru diberikan Fakhri dan langsung tercengang.

“Surat pernyataan mengizinkan kamu menikah lagi?”

Aina bersuara sambil membolakan matanya. Baru saja dia mendapat kabar akan diceraikan semalam dan kini sudah berubah menjadi kabar akan dimadu. Apa tidak ada kabar yang lebih baik dari ini?

Fakhri mengangguk. Semalam, ia memang sudah membicarakan hal ini dengan Bu Rahma saat Aina belum siuman. Sepertinya Bu Rahma juga curiga saat tahu kejanggalan pada golongan darah Zafran. Itu sebabnya Bu Rahma mengiyakan saja permintaan Fakhri.

“Aku tidak jadi menceraikanmu, tapi sebagai gantinya kamu harus mengizinkanku berpoligami.”

Aina mendongak dan membuat matanya beradu dengan netra coklat Fakhri. Fakhri tersenyum mengejek saat melihat tatapan penuh tanya Aina.

“Kenapa? Kamu gak mau. Kamu sudah selingkuh, rasanya wajar jika aku juga punya wanita lain di hidupku. Anggap saja kita impas.”

Aina menghembuskan udara dengan kasar sambil menatap Fakhri penuh kebencian.

“Jadi kamu sedang menghukumku?”

Fakhri kembali tersenyum menyeringai. “Syukurlah kalau kamu merasa ini seperti hukuman. Namun, tenang saja. Usai kamu melahirkan, aku akan menceraikanmu. Aku akan memberimu harta gono gini sesuai ketentuan, tapi aku tidak akan meminta hak perwalian. Toh, belum tentu juga anak yang kamu kandung itu anakku.”

Aina memejamkan mata sambil menahan rasa sakit di dadanya. Fakhri memang mengatakannya tanpa tekanan intonasi, tapi setiap kata yang ia ucapkan benar-benar mengiris hatinya. Aina tak henti merutuki kebodohannya. Andai saja ada mesin waktu yang bisa membuatnya mendelete semua kejadian bodoh di malam itu.

“Buruan tanda tangan!!” Seruan Fakhri membuyarkan lamunan Aina.

Dengan terpaksa, Aina membubuhkan tanda tangannya di kertas itu. Ini bukan impiannya, tapi ini satu-satunya cara untuk membuat Fakhri kembali lagi padanya. Aina yakin, suaminya hanya marah sesaat. Nanti kalau sudah reda sikapnya pasti akan kembali seperti semula.

Namun, lagi-lagi tebakan Aina salah. Sejak hari itu, Fakhri tidak pernah menemui Aina. Bahkan Aina harus mengurus Zafran yang masih sakit. Aina juga terpaksa berbohong saat Zafran terus menanyakan keberadaan ayahnya.

Hari berganti hari, berganti minggu hingga satu bulan berselang. Hari ini adalah hari pernikahan kedua Fakhri. Aina sengaja tidak datang. Dia tidak mau menambah luka di hatinya. Memang ini salahnya, ini kebodohannya. Namun, mengapa Fakhri tidak memberi kesempatan kedua untuk memperbaiki semuanya.

Setahu Aina, Fakhri menikah dengan mantan pacarnya saat SMA yaitu Wulan. Memang pernikahannya dengan Fakhri saat itu merupakan perjodohan orang tua mereka. Namun, meski begitu mereka sempat pacaran setahun dan jatuh cinta sebelum memutuskan menikah. Kini semua hanya kenangan bagi Aina dan ia harus mengikhlaskannya.

“Bunda, Zafran ngantuk. Zafran tidur duluan, ya!!” ucap Zafran membuyarkan lamunan Aina.

Putra semata wayangnya itu sudah berpamitan masuk kamar. Aina hanya mengangguk usai memberi pelukan dan kecupan selamat malam. Hari ini memang hanya dia dan Zafran di rumah. Bi Isa dan Mang Samin izin pulang kampung karena ada keluarganya yang menikah.

Pukul sepuluh malam, saat Aina bersiap hendak tidur. Ia sudah berbaring memeluk guling sambil memejamkan mata. Namun, tiba-tiba pintu kamar terbuka lebar. Aina terjingkat kaget. Belum habis rasa kagetnya, lampu kamar kembali menyala benderang.

Aina semakin terkejut saat melihat Fakhri sedang berdiri di depan pintu. Ia masih mengenakan jas warna putih dengan bunga mawar di sakunya. Penampilannya sangat tampan malam ini, sepertinya dia baru saja pulang dari resepsi pernikahan keduanya.

“Mas … kamu ngapain ke sini?” tanya Aina.

Ia sudah duduk di atas kasur dan melihat Fakhri dengan tajam. Fakhri tidak menjawab. Ia berjalan mendekat sambil membuka jas. Melempar sembarang lalu membuka satu persatu kancing kemejanya hingga menunjukkan tubuh indahnya.

Fakhri menghentikan langkah, berdiri di depan Aina sambil menatapnya dengan mata sayu.

“Buka bajumu!! Layani aku malam ini!!”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
buah dari ketidak jujuranmu sama suami jadi terima saja akibatnya.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 4 Hukuman Untukku

    “APA??!!” tanya Aina.Alih-alih menuruti keinginan Fakhri, Aina malah mengajukan pertanyaan. Aina tahu ini hari pernikahan kedua Fakhri dengan Wulan. Kenapa malah Fakhri datang kepadanya? Lebih parah lagi malah meminta jatah padanya.“Kamu tuli atau gimana, sih? Buruan buka bajumu!!” ulang Fakhri.Aina masih bergeming di tempatnya. Ia ingat jika suaminya masih marah padanya. Jangankan untuk melakukan hubungan suami istri, memandangnya saja tidak mau. Mengapa kini malah ingin meminta jatah?“Duh, lelet banget, sih.”“Tapi, Mas ---"Fakhri tidak menggubris ucapan Aina malah langsung mencium bibir Aina dengan kasar. Aina berulang menolak, menepis wajahnya, tapi Fakhri terus memaksanya membuat Aina tak berdaya. Sejujurnya Aina memang merindukan sentuhan Fakhri, tapi tidak seperti ini juga.Setelah beberapa saat, Fakhri menjeda kecupannya. Matanya menatap aneh ke arah Aina. Aina bahkan bingung mengartikan tatapan suaminya. Kemudian Fakhri bangkit dan melucuti semua bajunya. Ia tersenyum me

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 5 Menjadi Bahan Gosip

    BRUK!!Fakhri langsung melepaskan cengkramannya sembari mendorong tubuh Aina hingga ia terjatuh ke lantai. Fakhri melihat Aina dengan sudut matanya, lalu tanpa berkata apa-apa sudah berlalu pergi meninggalkan Aina.Aina terdiam, menahan sakit di dada sambil mengelus pipinya yang memerah. Buliran bening berjatuhan tak tertahan. Ini salahnya. Wajar jika suaminya bersikap seperti itu. Mana ada suami yang diam saja saat tahu istrinya punya anak dengan benih orang lain.Aina menarik napas sambil menyeka air mata. Ini kebodohannya dan mulai hari ini dia harus mulai menikmati semua imbas dari kesalahannya.“Bunda … .”Suara Zafran tiba-tiba menyeruak masuk ke kamar Aina. Aina mendongak dan melihat putranya tampak menatap Aina dengan sendu. Untung dia sudah menghapus air matanya tadi.“Iya, Sayang. Ada apa? Ini masih malam, kenapa Zafran bangun?”Zafran terdiam sambil menatap Aina. Aina langsung bangkit menghampiri dan memeluknya. Aina menggiring Zafran duduk di sofa dalam kamarnya. Bocah ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 6 Pertemuan Tak Terduga

    “Enggak!! Aku gak menguntitmu!!” sergah Aina.Aina berdecak sambil menatap Fakhri dengan kesal. Padahal tujuannya datang ke sini untuk menemui klien bukan menguntitnya.“Jadi kamu penasaran dengan istriku?” Fakhri kembali bersuara.Aina pura-pura tidak mendengar dan melanjutkan makannya. Dia tidak berminat untuk berkenalan dengan istri kedua suaminya. Sudah cukup dia dihina semalam dan Aina tidak akan membiarkan suaminya terus merundungnya.“Sayang … sini!!” Tiba-tiba Fakhri berseru dan kini sambil meminta Wulan mendekat. Wulan berdiri berjalan dengan gemulai ke arah Aina.Wanita cantik berkulit putih bersih bak porselen dengan rambut hitam sepinggang sedang berdiri menatap Aina dengan sinis.“Jadi ini istri yang sudah selingkuh di belakangmu sampai punya anak, Mas?” ucap Wulan. Fakhri tidak menjawab hanya melihat Aina dengan dingin.Aina membalas tatapan sinis Wulan kemudian berdiri.“Iya, benar sekali. Saya Aina dan Anda pasti Wulan. Wanita yang mau menjadi madu dalam pernikahan kam

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 7 Tak Mau Bertemu Masa Lalu

    “Aku yang ingin memakai jasamu untuk membuat program di perusahaan milikku,” jelas Damar.Aina sontak membisu dan buru-buru menundukkan kepala. Damar Anggarda yang tak lain nama sosok pria di depannya ini hanya tersenyum sambil menatap Aina. Memang pernah terjadi sesuatu di antara mereka beberapa tahun lalu. Sayangnya Damar tidak pernah tahu apa yang dia lakukan telah membuat rumah tangga Aina retak.“Bagaimana kabar Fakhri?” Tiba-tiba Damar mengalihkan topik pembicaraan.Aina tidak menjawab hanya menganggukkan kepala. Damar memang sepupu jauh Fakhri. Dia tahu jika Aina menikah dengan Fakhri.“Lalu Zafran bagaimana? Dia sudah sekolah, belum?” Kembali Damar bertanya dan terdengar sangat tertarik untuk menanyakan kabar Zafran.“Iya. Zafran sudah sekolah. Semuanya … baik, kok.” Aina memutuskan untuk menjawab pertanyaannya.“Syukurlah. Sudah lama banget aku tidak kembali ke sini sehing

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 8 Maafkan Aku, Ibu

    “Masuk rumah sakit? Rumah sakit mana?” tanya Aina.Rini mendengkus sambil berdecak kencang.“Aku akan kirim alamatnya. Buruan Mbak ke sini!!”Rini sudah mengakhiri panggilannya, sementara Aina bergegas melajukan mobilnya menuju rumah sakit. Hampir satu jam perjalanan hingga akhirnya Aina tiba di sana. Ada Rini yang menyambutnya.“Gimana keadaan Ibu, Rin? Kenapa bisa kena serangan jantung?” berondong Aina.Rini terdiam sambil menatap tajam ke arah kakaknya. Aina melihat reaksinya dan menghentikan langkah.“Kenapa? Kenapa kamu melihatku seperti itu?”Rini berdecak dan kini memicingkan mata sinis ke arah Aina.“Harusnya aku yang marah ke Mbak, bukan sebaliknya,” sergah Rini.Aina terkejut dengan ucapan Rini dan melihatnya dengan alis mengernyit. Rini menghela napas panjang, melipat tangannya di depan dada sambil menatap Aina dengan kesal.“Ibu tahu kal

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 9 Tambahan Hukuman

    “Damar!! Kok … kamu di sini?” seru Aina.Dia terkejut saat melihat pria yang baru saja ditemuinya di kafe tadi pagi kembali berjumpa di rumah sakit. Damar tersenyum sambil menatap Aina dengan lembut.“Aku sedang menjengguk salah satu klien-ku. Kamu sendiri sedang apa?”Aina belum menjawab. Ia tampak ragu untuk berkata jujur, tapi tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan Rini keluar menghampirinya.“Mbak, aku ke kantin dulu. Ibu sedang tidur, kok,” ujar Rini. Aina hanya mengangguk dan mengizinkan adiknya berlalu begitu saja.Kini Damar yang menatapnya dengan tajam.“Jadi ibumu yang sakit?” tebak Damar.Aina mengangguk sambil tersenyum. “Iya. I—ibu kena serangan jantung tadi pagi.”Damar terperangah kaget mendengarnya. Wajahnya menunjukkan kekhawatiran dan juga keterkejutan. Aina yakin jika pria di depannya ini tidak sedang bersandiwara.“Lalu &helli

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 10 Sudah Mulai

    “MAS!! MBAK!!! Kalian ngapain?” seru Rini.Rini yang baru saja datang dari kantin terkejut saat melihat interaksi aneh yang terjadi antara Fakhri dan Aina. Sesaat tadi Fakhri memang mengirim pesan ke Rini untuk menanyakan rumah sakit Bu Hani. Kebetulan dia sedang menemui klien dan berada tak jauh dari rumah sakit tersebut sehingga bisa segera datang.Fakhri melirik Rini sekilas. Ia melepaskan cengkraman tangannya di pipi Aina lalu tanpa berkata sepatah kata langsung masuk ke ruang rawat inap Bu Hani. Aina dan Rini sengaja tidak mengikuti Fakhri. Mereka berdiri diam di teras dengan saling pandang satu sama lain.“Mbak … Mbak baik-baik saja, kan?” cicit Rini penuh kekhawatiran.Aina tersenyum lebar sambil mengangguk, tapi mata bulatnya sudah berkaca dan itu tidak bisa disembunyikan dari Rini. Rini hanya diam memperhatikan. Sebenarnya apa yang terjadi antara Aina dan Fakhri? Selama ini, yang Rini tahu penikahan kakaknya adem ay

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 11 Aku Penyebabnya

    “Syukurlah, aku senang akhirnya kamu bisa meluangkan waktumu, Aina,” ujar Damar.Pagi itu Aina memang bertemu dengan Damar. Aina sudah memutuskan akan menerima job dari Damar. Memang sebenarnya ini tidak sejalan dengan hatinya, tapi kebutuhan hidup tidak bisa dicukupi jika menuruti kata hati. Apalagi Fakhri benar-benar melakukan ucapannya tempo hari.“Iya, aku pikir aku bisa membagi waktunya, Damar.” Terpaksa Aina beralasan, ia tidak mau Damar curiga saat dia tiba-tiba menerima kerjaan dari Damar.“Oke, gak masalah. Lalu kapan kamu mulai mengerjakannya?”Aina diam sesaat sambil mengaduk cappuccino pesanannya.“Besok juga gak papa. Aku akan ke kantormu untuk mencari tahu apa saja yang harus dilakukan.”Damar manggut-manggut mendengar jawaban Aina. Entah dilihat Aina atau tidak, mata hazel pria manis itu terus berbinar. Seakan sedang menunjukkan kebahagiaan yang tak terkira.“Terus &

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08

Bab terbaru

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 264 Rival Masa Lalu

    “Reza Nugraha? Kamu Reza Nugraha yang itu?” gumam Fakhri.Reza tersenyum masam sambil menganggukkan kepala. Ia langsung duduk di kursi depan meja Fakhri, sementara Susi sudah berlalu pergi dari ruangan Fakhri.“Jadi pada akhirnya kamu bisa sukses juga. Aku pikir selamanya kamu jadi pecundang,” imbuh Fakhri.Reza tertawa, menautkan kedua tangannya dengan mata yang tajam menatap Fakhri.“Aku memang pecundang saat SMA, tapi aku sudah sukses sekarang. Bahkan mungkin bisa dikatakan sama denganmu saat ini.”Fakhri berdecak sambil menggelengkan kepala. Ia ingat Reza Nugraha adalah temannya SMA. Dia dan Reza adalah rival. Mereka selalu bersaing dalam segala hal, termasuk ketika memperebutkan Wulan saat itu. Sayangnya, Wulan lebih memilih Fakhri ketimbang Reza.“Jadi maksud tujuanmu ke sini untuk apa? Pamer atau bagaimana?” Fakhri kembali bertanya dan langsung dijawab tawa sengau Reza.“Aku

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 263 Bertemu Rival

    “Siapa kamu?” tanya Bu Vita.Wanita paruh baya itu terkejut saat melihat seorang pria tiba-tiba datang dan mengajukan diri akan menanggung semua biaya perawatan Wulan. Pria misterius berkulit sawo matang itu tersenyum sambil menganggukkan kepala memberi salam ke Bu Vita.“Anggap saja, saya teman lama Wulan. Dia sudah banyak membantu saya dan kini giliran saya membantunya,” ujar pria itu lagi.Bu Vita, Devi dan Amar menatap penuh curiga ke arah pria tersebut. Pria tersebut tersenyum, mengulurkan tangan memulai perkenalan.“Saya Reza. Apa Tante sudah lupa?”Bu Vita terdiam sejenak. Teman Wulan sangat banyak dan dia tidak hapal satu persatunya. Apalagi Wulan acap kali berganti pasangan usai putus dengan Fakhri saat itu. Mungkin saja Reza salah satu dari mereka.“I—iya, Tante lupa.”Bu Vita tersenyum meringis sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Namun, mengapa saat melihat Reza

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 262 Nasi Sudah Jadi Bubur

    “Rumah sakit? Wulan?” gumam Fakhri.Ia sudah mengantuk, konsentrasinya sudah berkurang dan sama sekali tidak berminat dengan pembicaraan ini. Fakhri menguap lebar sambil meraup wajahnya dengan kasar.“Ma, kenapa Mama gak hubungi pengacaranya saja? Kenapa harus dengan saya? Saya sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan Wulan!!”Fakhri meninggikan intonasi suaranya dan terdengar sedikit kesal. Bisa jadi semua yang dilakukan Wulan kali ini hanyalah sandiwara, akal-akalannya saja supaya mendapat simpatik Fakhri. Dia sudah berulang kali terbujuk oleh hal seperti itu dan Fakhri tidak mau mengulangnya lagi.“Tapi, Fakhri … Wulan butuh kamu. Bagaimanapun kamu pernah menjadi suaminya. Mama mohon kamu datang.”Fakhri tidak bersuara. Ia menghela napas panjang kemudian gegas mengakhiri panggilannya tanpa berpamitan ke Bu Vita. Fakhri meletakkan ponselnya di nakas dan mencoba kembali terlelap.Namun, sepertinya ia kesulitan untuk melakukannya. Meski dia kesal, jengkel dan marah dengan semua ula

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 261 Ada Suka, Masih Ada Duka

    “Heh??” gumam Fakhri.Pria tampan itu terkejut saat mendengar ucapan Aina. Ia tidak menduga jika Aina akan berkata seperti ini. Apa mungkin penantiannya untuk bisa kembali rujuk akan terwujud?Aina tersenyum sambil mempererat genggamannya dan menatap Fakhri dengan lembut.“Aku bersungguh-sungguh. Aku ingin memberimu kesempatan.”Fakhri tidak menjawab. Ia hanya tersenyum dengan mata coklatnya yang berbinar indah. Tanpa banyak bicara, Fakhri mendekat, menarik dagu Aina dan langsung mencium bibirnya.Aina gelagapan mendapat serangan dari mantan suaminya. Namun, ia tidak menolak. Dengan rileks, Aina melingkarkan tangannya di leher Fakhri dan meneruskan pagutan mereka.Entah berapa lama mereka saling berbagi saliva, yang pasti keduanya kini tampak terdiam dengan bibir yang memerah. Sesekali terdengar desah napas memburu dari keduanya. Meski pagutan mereka sudah terurai, tapi keduanya masih bergeming dengan kening yang mene

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 260 Aku Ingin Jatuh Cinta Lagi Padamu

    “Kamu kenapa, Mas? Kok pucet gitu?” tanya Aina.Mereka baru saja keluar dari studio bioskop dan kali ini Aina tampak terkejut melihat raut wajah Fakhri yang pucat pasi. Hari ini tanpa sengaja Fakhri membeli tiket film genre horror. Hanya itu tiket film yang tersisa dan karena Fakhri tak mau kehilangan momen kebersamaannya dengan Aina. Dia terpaksa menonton film horror meskipun tidak menyukainya.“Gak papa. Aku hanya kedinginan di dalam. Ac-nya kenceng banget,” jawab Fakhri.Ia berkata sambil memeluk tangan dan mengelus lengannya. Aina hanya manggut-manggut sambil mengulum senyum. Padahal dia tahu jika Fakhri ketakutan sepanjang menonton tadi. Dia terus menutup wajahnya dengan kedua tangan dan Aina berani taruhan, Fakhri tidak tahu jalan cerita film tersebut.Mereka terus berjalan keluar dari gedung bioskop itu. Harusnya sesuai rencana, mereka akan makan malam bersama Robby dan Rini. Namun, karena tidak ada kabar berita dari mereka,

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 259 Dua Momen Dua Cinta

    “Eng … enggak. Memangnya apa yang aku sembunyikan dari Ibu?” ucap Fakhri.Sebenarnya Fakhri tidak mau mengatakan hal ini, tapi dia terpaksa berbohong kali ini. Belum saatnya Bu Rahma tahu mengenai kasus penukaran putranya. Ia akan memberi tahu jika semuanya sudah terungkap.Bu Rahma hanya diam dengan mata yang penuh selidik. Fakhri mengulum senyum kemudian mengelus lembut bahu ibunya.“Udah, Ibu jangan mikir aneh-aneh. Tahu, gak? Aku punya kabar baik buat Ibu.”Fakhri sudah mengalihkan topik pembicaraan. Bu Rahma masih terdiam dan fokus menatap Fakhri. Fakhri mengulum senyum sambil memperhatikan ibunya.“Aku mau kencan ama Aina akhir pekan ini. Jadi minta tolong Ibu jaga Zafran, ya?”Sontak sebuah senyuman terkembang lebar di raut wanita paruh baya itu.“Beneran kalian mau kencan?” ulang Bu Rahma menyakinkan.“Iya. Semoga saja setelah ini akan membawa hasil yang memua

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 258 Kemelut dari Masa Lalu

    “A-amar!! Sejak kapan kamu datang?” tanya Devi balik bertanya.Seorang pria berwajah manis sedang menatap Devi dengan tajam. Dia adalah Amar Fauzi, suami Devi. Wajahnya terlihat tegang, matanya yang kelam semakin menghitam menatap Devi tanpa kedip. Rambutnya yang ikal tampak berantakan, belum lagi baju kerjanya yang terlihat tidak rapi. Kelihatan kalau dia baru saja melalui hari yang melelahkan.“Jawab pertanyaanku!! Siapa Ryan?”Wajah Amar semakin menegang, bahkan terlihat guratan nadi melintang di lehernya. Devi terdiam sejenak, dadanya kembang kempis dengan bahu naik turun mengolah saliva. Dia ragu harus menjawab apa kali ini.“Eng … bukan, bukan siapa-siapa.”Devi menunduk dan buru-buru menyimpan ponselnya. Namun, tangan Amar lebih dulu menyambar lengannya dan merampas ponsel Devi. Devi terbelalak kaget. Dia ingin mengambil kembali ponselnya, tapi Amar lebih cepat menghindar bahkan kini berjalan menjau

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 257 Ayo, Kita Kencan!!

    “Kok dadakan sih, Rob. Aina mana mau,” ucap Fakhri.Sore itu Fakhri sangat terkejut saat Robby tiba-tiba menelepon mengajak double date. Fakhri sudah menduga jika sahabatnya menaruh hati pada adik iparnya. Rini sangat manis dan menyenangkan sama seperti Aina, pasti Robby juga tertarik padanya.“Ayolah, Fakhri. Usahain bujuk Aina untuk ikut nonton. Aku udah terlanjur bilang ke Rini kalau kita double date.” Suara Robby di seberang sana terdengar memohon.Fakhri mengulum senyum sambil menggelengkan kepala. Baru ini dia melihat Robby memohon seperti ini padanya. Biasanya selalu dia yang melakukannya. Untung saja Aina sedang keluar sehingga tidak mendengar pembicaraannya dengan Robby.“Jangan khawatir, aku bayarin semuanya, deh. Please, ya … .”Fakhri tertawa sambil menggelengkan kepala.“Emang kamu pikir, aku gak mampu bayar tiket nonton dan beli popcorn, gitu.”Robby berdecak sambil

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 256 Alasan Robby

    “Entahlah … namanya tidak asing, tapi aku lupa di mana mengenalnya,” gumam Robby. Rini tersenyum sambil menggelengkan kepala. Di dunia ini banyak orang yang memiliki nama sama, rasanya itu hal wajar jika Robby berkata begitu. Sementara Krisna tersenyum sambil menganggukkan kepala. “Tenang saja, aku akan melacaknya sampai tuntas,” ucap Krisna. Robby tersenyum lebar. Ia beruntung mempunyai banyak teman yang bisa membantunya. Ya … meskipun ia tidak akan cuma-cuma memakai jasa mereka. “Lalu tentang perawat yang aku minta kamu lacak. Sudah ketemu?” “Nah, itu. Dia seperti hilang tanpa jejak. Aku bahkan sudah mencari ke beberapa rumah sakit di kota ini. Siapa tahu dia bekerja di sana, tapi nyatanya gak ada.” Robby terdiam sambil menganggukkan kepala. Ia juga sudah minta tolong ke Rendy, tapi hingga saat ini Rendy belum memberi kabar. Bisa jadi, dia juga tidak menemukan jejak perawat itu. “Aku akan mencari ke rumah sakit di luar kota. Siapa tahu dia bekerja di sana. Aku mulai dari kota

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status