Share

Bab 280 Belum Berakhir

Penulis: Aira Tsuraya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-22 12:00:25

“Fakhri!! Tunggu!!” seru Robby.

Ia sangat terkejut saat tiba-tiba Fakhri keluar dan berlari mengejar mobil Reza. Robby ikut mengejar, begitu juga Kresna. Namun, karena Reza menggunakan mobil tentu saja mereka tidak bisa mengejar.

Fakhri terus berlari meski napasnya tersenggal. Ia tidak peduli seberapa jauh ia akan terus berlari. Kemudian tiba-tiba Fakhri melihat ada sinar lampu menyorot di belakangnya. Fakhri menghentikan langkah dan melihat sebuah mobil mendekat.

Fakhri terperangah kaget saat melihat Aina yang sedang mengemudikan mobilnya.

“Buruan masuk, Mas!! Kita kejar dia!!”

Fakhri tidak menjawab, tapi dia buru-buru masuk dan menggantikan posisi Aina. Matanya berkilatan ditimpa sinar rembulan malam. Terlihat sekali jika ada amarah yang sedang dia tahan.

Fakhri memacu mobilnya dengan kecepatan penuh, di belakang tampak Robby dan Kresna menyusul mereka.

“Kamu tahu ke arah mana?” tanya Fakhri.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (8)
goodnovel comment avatar
Novitadwi Kristanti
semoga cepat ketemu
goodnovel comment avatar
Maysaroh Anisah
semoga cepet ketemu ya ank kamu Fakhri .. dasar ya si Reza bikin emosi jiwa
goodnovel comment avatar
kawa Haja
lanjut dong thorrr
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 281 Berakhir Sudah

    Aina tersenyum sambil menganggukkan kepala. Ia sedikit lega meski belum lega sepenuhnya. Perlahan mereka melangkah hingga berhenti di depan rumah peristirahatan tersebut.KRIET!!!Suara gesekan kayu menginterupsi mereka. Padahal Fakhri dan Aina sebisa mungkin berjalan tanpa suara, tapi sepertinya kondisi kayu di rumah itu yang tidak bersahabat dengan mereka.Fakhri berdecak sambil melirik ke arah dalam rumah. Tidak ada penerangan di sana, tapi dengan bantuan sinar bulan, Fakhri bisa melihat ada pergerakan di dalam.“Kamu tunggu sini. Biar aku yang masuk,” bisik Fakhri.Aina menghela napas. Inginnya dia mencegah Fakhri. Ada Robby dan Kresna yang belum tiba. Aina takut terjadi sesuatu hal pada Fakhri. Namun, pria tampan itu tak mau menunggu.Perlahan tangannya menyentuh handel pintu dan membukanya. Sinar bulan langsung masuk menerobos memenuhi ruangan gelap itu. Fakhri melihat ada seorang bocah laki-laki tampak duduk di lantai dengan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-23
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 282 Dua Ibu yang Berbeda

    “Ayah? Ibu?” gumam Ryan.Mata bocah tampan itu berbinar sambil menatap Fakhri dan Aina bergantian. Banyak rasa suka cita bersemayam di hatinya dan dia tidak bisa mengungkapkan dengan baik. Fakhri kembali merunduk dan jongkok di depan Ryan bersebelahan dengan Aina.Perlahan tangan Fakhri meraih tangan Ryan dan menggenggamnya kemudian mengecup tangan kecil itu penuh cinta. Ryan tersenyum, ada buliran bening meleleh di matanya. Serta merta Ryan langsung berhambur memeluk Aina dan Fakhri.Selang beberapa saat mereka sudah berada di dalam mobil. Fakhri dan Aina duduk di kursi belakang dengan Ryan berada di antara mereka. Robby yang mengemudi sesekali melirik keintiman mereka melalui kaca spion.Hari ini terasa panjang dan Robby senang bisa mengakhiri dengan indah. Sebuah senyuman terukir dengan manis di raut pria bermata sipit itu. Kini gilirannya menuntut sang Pelaku dengan banyak gugatan. Semoga saja dia dimudahkan menemukan semua bukti.P

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-23
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 283 Amar Akhirnya Tahu

    “MAMA!!!”Tiba-tiba Amar menerobos masuk ke kamar Bu Vita, kebetulan tadi Devi tidak menutup pintu kamar Bu Vita. Sehingga teriakannya bisa terdengar dari luar. Amar yang baru saja datang terkejut. Ia gegas memukul tangan Bu Vita dan membuat cengkraman di leher Devi terlepas.Bu Vita langsung jatuh terhuyung, sementara Amar membantu Devi berdiri. Devi terus terbatuk sambil memegang lehernya yang masih sakit.“Kamu tidak apa-apa?” tanya Amar.Devi hanya diam sambil menganggukkan kepala. Sementara Bu Vita yang terjatuh ke lantai mendongak, menatap mereka berdua penuh amarah. Banyak kilatan kebencian terlihat di mata wanita paruh baya itu. Perlahan Bu Vita bangkit, merapikan bajunya sambil memandang Amar dan Devi penuh rasa murka.“Kamu, menantu kurang ajar!! Menyesal aku menjodohkan putriku dengan kamu!!” seru Bu Vita.Amar diam, jakunnya bergerak naik turun sambil erat memeluk Devi. Devi belum bisa bersuara

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-24
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 284 Sudah Saatnya

    “Kamu baik-baik saja, kan?” tanya Amar.Amar dan Devi sudah di dalam mobil perjalanan meninggalkan rumah Devi. Devi tidak menjawab hanya menganggukkan kepala. Sesekali wanita itu melirik pria yang tampak fokus mengemudi di sampingnya.“Jadi kamu sudah tahu tentang Ryan?” Akhirnya Devi memberanikan diri bertanya. Amar mendengkus sambil mengangguk.Devi menghela napas sambil menatap Amar. “Lalu kenapa kamu diam saja? Kamu tidak marah atau bertanya padaku?”Amar menoleh, matanya menatap Devi dengan teduh dan momen itu selalu memberi Devi ketenangan.“Aku sedang menunggu kamu yang mengatakannya sendiri.”Devi terdiam, mengatupkan rapat bibirnya dengan bahu yang naik turun mengolah udara. Ia merasa semakin bersalah kali ini. Ia tidak menduga jika Amar akan berkata seperti itu.“Aku sudah tahu kamu sudah pernah punya anak. Aku sudah mengetahuinya saat malam pertama, Devi. Aku sama sekali

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-24
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 285 New Brother

    Aina terdiam, belum menjawab. Hal yang sama juga dilakukan Fakhri. Hanya Bu Rahma yang tersenyum sambil menatap Zafran. Sementara Ryan yang baru saja datang langsung duduk di samping Aina.“Dia siapa, Aina?” Kini Bu Hani yang bertanya. Pada akhirnya saat seperti ini akan terjadi juga.Aina menoleh ke Fakhri, bersamaan ketika Fakhri sedang melihat ke arahnya. Dua pasang mata mereka bertemu dan terdiam untuk beberapa saat. Kemudian tampak Bu Rahma menganggukkan kepala seolah memberi isyarat ke Fakhri dan Aina agar menjelaskan siapa sebenarnya Ryan.Fakhri menghela napas panjang sambil melirik Ryan yang sudah duduk di samping Aina, kemudian tatapan Fakhri beralih ke Zafran juga Bu Hani yang duduk di depannya.“Namanya Ryan,” ucap Fakhri.Ryan langsung tersenyum, menundukkan kepala sambil menyapa ke yang lainnya.“Ryan ini … adalah putra kami, Bu,” lanjut Fakhri.Bu Hani tampak tercengang. Hal ya

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-25
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 286 Kenyataan Pahit

    “ROBBY!!” seru Fakhri.Ia sangat terkejut saat melihat pria bermata sipit itu sudah menerobos masuk ke dalam rumahnya. Robby tersenyum sambil menundukkan kepala memberi salam ke Bu Rahma dan Bu Hani.Fakhri menghela napas sambil melirik Aina, kemudian kembali menatap Robby.“Ini tentang apa?” Fakhri penasaran.Robby menghela napas dengan mata yang melihat ke setiap orang yang ada di ruangan tersebut. Sikapnya terlihat kikuk dan Fakhri menduga jika Robby tidak ingin membicarakan hal ini dengan yang lain.“Ayo, ke ruang kerjaku!!”Akhirnya Fakhri bangkit dan mengajak Robby mengikutinya. Tidak lupa Fakhri juga mengajak Aina dan sepertinya Robby tidak keberatan dengan kehadiran wanita cantik itu.Mereka sudah berada di ruang kerja Fakhri. Fakhri duduk di sofa bersebelahan dengan Aina sedangkan Robby duduk di depannya.“Ada apa?” Fakhri membuka obrolan mereka.Robby menghela nap

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-25
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 287 Saat Hampir Putus Asa

    “Jadi maksudmu, kamu tidak bisa mengurus proses adopsinya?” tanya Aina.Aina yang sedari tadi menjadi pendengar akhirnya bersuara. Fakhri yang duduk di sampingnya sontak mendongak menatap Aina. Mata coklatnya terlihat sendu dan menyimpan dilema.Aina menghela napas sambil menaikkan dagu menatap dengan tajam ke Robby.“Aku gak peduli Zafran siapa dan tujuannya apa masuk ke kehidupanku. Yang pasti dia juga putraku, sama seperti Ryan dan aku menyayanginya. Aku tidak mau kehilangan dia.”Aina menoleh ke Fakhri dan menggenggam tangan Fakhri dengan erat.“Mas, aku mohon kamu juga berpikiran sama denganku. Zafran bukan musuhmu. Dia tidak akan merebut hak Ryan. Dia juga anak kita.”Fakhri membisu hanya matanya yang beberapa kali mengerjap memberi reaksi ke Aina. Ia sudah menduga jika Reza mempunyai maksud tertentu. Untung saja kerja samanya dengan Reza belum berjalan bahkan belum ada kesepakatan. Kalau tidak, bisa jadi Reza akan semakin melancarkan siasat liciknya.Robby melihat Fakhri dan pri

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 288 Kebencian Wulan

    “Lepasin saya, Sus!! Lepasin saya!! Biarin saya mati,” seru Wulan.Perawat itu terdiam, menghela napas panjang sambil menyingkirkan semua obat dan spuit yang ada di laci meja. Ia tidak mau Wulan bertindak aneh lagi.“Sus … saya mohon, biarin saya mati!!” Wulan menangis dengan penuh mengiba.Perawat itu mendekat usai meletakkan semua obat dan spuit jauh dari jangkauan Wulan.“Nona, itu tidak bisa membuat Anda mati. Yang ada malah membuat Anda terluka. Lebih baik Anda menenangkan diri, sebentar lagi ada dokter visit.Wulan membisu. Bahunya naik turun mengolah udara. Pikirannya kalut, sampai sekarang dia belum tahu mengenai penyakitnya. Mungkin Wulan akan bertanya ke dokter saat visit nanti. Siapa tahu dia bisa bekerja sama dengan dokter itu dan memintanya menyuntik mati saja. Wulan sudah tidak mau hidup.Selang beberapa saat, pintu terbuka. Ada seorang dokter masuk, di belakangnya tampak seorang petugas pol

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26

Bab terbaru

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bonus Bab

    “Saudari Wulan Ariani terbukti bersalah telah melakukan penggelapan uang perusahaan … .” Hari ini adalah hari pembacaan keputusan sidang untuk Wulan. Semua bukti yang terkumpul untuk kejahatan yang dilakukan Wulan sama sekali tidak disangkal dan Wulan mengakuinya. Bahkan dia juga mengaku telah menukar bayi Fakhri dan Aina serta menjebak Aina dengan memberi minuman obat perangsang. Fakhri yang ikut hadir di sana hanya diam mendengarkan. Sesekali ia melirik Wulan yang duduk di kursi pesakitan. Wulan sudah jauh berbeda. Wajahnya tidak secantik dulu, rambut indahnya juga tampak ditata dengan asal apalagi kini tubuhnya semakin kurus tidak seksi seperti dulu. Kalau boleh jujur, Fakhri kasihan melihatnya. Aina yang duduk di samping Fakhri hanya diam. Ia sadar siapa yang sedang diperhatikan suaminya saat ini. Aina tidak berkomentar dan terus memperhatikan Fakhri. “Kamu mau menemuinya?” Tiba-tiba Aina bertanya usai pembacaan keputusan berakhir. Fakhri menghela napas dan melihat Aina.

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Extra Bab

    “Udah, Mas. Mau sampai berapa kali kamu melakukannya?” dumel Aina.Ia berkata sambil menyingkirkan wajah Fakhri yang menempel di dadanya. Fakhri terkekeh sambil terus mendaratkan beberapa kecupan di sana. Ia sama sekali tidak mau melepas pelukannya ke Aina.“Memangnya kamu lupa, kalau Ibu bersama Zafran dan Ryan minta oleh-oleh adik. Makanya aku berusaha mewujudkannya.”Aina berdecak, sambil menyelipkan rambut ke belakang telinga. Fakhri sudah mengangkat kepalanya dan kini duduk bersandar di samping Aina.“Iya, aku tahu. Namun, ini sudah sore, Mas. Kita bahkan melewatkan makan pagi dan makan siang. Aku laper.”Fakhri mengulum senyum saat melihat ekspresi Aina. Kalau mau jujur dia juga sudah merasa lapar. Namun, rasanya Fakhri tidak mau kehilangan satu momen pun dengan Aina.“Ya sudah, aku pesan makanan dulu.”Fakhri membalikkan tubuhnya dan bersiap meraih telepon yang ada di nakas. Namun

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 325 Happy End

    BRAK!!!Pintu kamar tertutup dan Fakhri hanya diam melongo berdiri di depannya. Matanya mengerjap berulang saat menyadari jika dirinya sudah berada di luar kamar.“Fakhri!! Kamu ngapain di sini?” seru Bu Rahma.Wanita paruh baya itu terkejut saat melihat putranya berdiri di depan pintu kamar dengan ekspresi wajah bingung. Fakhri menoleh sambil menghela napas panjang.“Istriku baru saja disabotase Zafran dan Ryan, Bu.”Sontak Bu Rahma terkekeh mendengar aduannya.“Sudah, biarin saja. Toh, kamu tadi siang sudah melakukannya. Lagian besok kalian sudah berangkat untuk honeymoon. Jadi biarkan anak-anak bersama bundanya malam ini.”Fakhri menghela napas panjang sambil menganggukkan kepala. Untung saja, tadi siang dia sudah melakukan pemanasan tiga ronde dengan Aina, kalau tidak pasti sangat kesal malam ini.“Apa mau ditemani Ibu tidur, Fakhri?” Tiba-tiba Bu Rahma bersuara dengan menggod

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 324 Rebutan Bunda

    “Fakhri!! Kamu ke mana aja? Dari tadi Ibu telepon gak diangkat!” Suara Bu Rahma langsung terdengar di telinga Fakhri.Fakhri menguap lebar sambil mengucek matanya. Usai ijab kabul di KUA, harusnya Fakhri bersama Aina merayakan resepsi dan tasyakuran di rumah Bu Rahma. Namun, Fakhri malah sengaja mengajak Aina pulang ke rumah baru mereka dan menikmati malam pernikahan lebih awal.“Aku ngantuk, Bu,” jawab Fakhri sambil menguap.“Ngantuk? Memangnya kamu di mana? Kenapa juga Pak Udin gak balik ke rumah?”Pak Udin adalah sopir Fakhri yang baru dan kebetulan tadi Fakhri menyuruhnya untuk istirahat. Sepertinya Pak Udin menurut perintahnya.“Banyak tamu mencari kamu dan Aina. Mereka pengen ketemu, Fakhri.”Fakhri menghela napas panjang. Dari awal, Fakhri dan Aina memang tidak mau melakukan perayaan. Toh, ini bukan pernikahan pertama mereka. Hanya Bu Rahma saja yang telah mengundang para tamu hingga mer

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 323 Hari Bahagia

    Rabu pagi, satu minggu kemudian tampak kesibukan di rumah Bu Rahma. Wanita paruh baya itu tampak berjalan mondar mandir dari ruang tamu ke kamar Fakhri. Wajahnya terlihat gelisah saat melihat pintu kamar Fakhri masih tertutup rapat.“Ryan, Zafran, coba periksa ayahmu!! Kenapa dari tadi belum keluar? Nenek takut kita datang terlambat ke KUA,” ujar Bu Rahma.Hari ini memang hari pernikahan Fakhri. Sesuai permintaan Aina, mereka akan melakukan jiab kabul di kantor KUA. Setelahnya akan mengadakan tasyakuran dan resepsi sederhana di rumah Bu Rahma.Sebenarnya Bu Rahma ingin merayakan pernikahan kedua putranya ini dengan meriah, tapi Aina dan Fakhri menolaknya. Mereka tidak mau lelah, bahkan sehari setelahnya akan melakukan perjalanan keluar negeri untuk honeymoon.“Iya, Nek!!” Ryan dan Zafran menjawab berbarengan.Mereka berjalan beriringan menuju kamar Fakhri. Baru saja Ryan hendak mengentuk pintu kamar Fakhri, tiba-tiba handel

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 322 Penebusan Wulan

    “TUNGGU!!! STOP!!! Jangan bilang kamu mau mencabut gugatanmu ke Wulan!!” sahut Robby.Rini yang mendengar ucapan Robby tampak terkejut. Hal yang sama juga ditunjukkan Fakhri, sayangnya Robby tidak bisa melihat reaksinya kali ini.“HEH??? Mencabut gugatan ke Wulan? Siapa juga yang mau mencabut gugatan?” ucap Fakhri.Sontak helaan napas panjang keluar dengan kasar dari bibir Robby, bahkan pria bermata sipit itu sudah mengurut dadanya.“Lalu kamu mau minta tolong apa tadi?”Fakhri mendengkus sambil melirik interaksi Aina bersama Zafran dan Ryan di ruangannya.“Aku mau minta tolong kamu percepat pernikahanku.”Kini berganti Robby yang terkejut, mata sipitnya melebar usai mendengar permintaan Fakhri.“Bukannya tinggal dua minggu lagi. Kenapa mau dipercepat lagi?”Fakhri tersenyum sambil menyembunyikan wajahnya. Ia berdiri dan menjauh dari Aina serta kedua putranya. F

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 321 Keyakinan Rini

    “Sayang … kok kamu ngomong gitu?” tanya Fakhri.Aina tidak menjawab, malah kini yang berganti menundukkan kepala. Dia paham hanya wanita kedua yang datang ke hati Fakhri. Meski pada akhirnya Fakhri lebih memilihnya, tapi setidaknya ada kenangan indah antara Fakhri dan Wulan.“Aku sama sekali gak bermaksud akan membahas ke arah sana. Aku sudah tidak mencintainya. Aku hanya sekedar memberitahumu mengenai keadaan Wulan.” Fakhri menambahkan kalimatnya dan terkesan sedang membuat pembelaan.Aina menghela napas panjang sambil mengangkat kepalanya. Matanya bertemu dengan netra coklat Fakhri dan terdiam untuk beberapa saat.“Aku juga sama sekali gak masalah jika kamu mengenang momen dengannya. Dia cinta pertamamu, bagaimanapun ada kenangan indah antara kamu dan dia. Bisa jadi itu yang membuatmu melankolis seperti ini.”Suara Aina terdengar datar, tidak tertangkap dia sedang sedih apalagi cemburu. Hanya saja Fakhri

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 320 Penyesalan Wulan

    “Sialan!! Bangsat!! Jadi kamu yang menyebabkan kecelakaanku?” sergah Wulan.Damar tersenyum sambil berdiri menjauh dari sisi brankar. Wajah Wulan sudah merah padam dengan bunyi gigi yang saling beradu belum lagi tangannya yang sudah mengepal seakan hendak melayangkan sebuah pukulan ke Damar.“Kalau iya, kenapa? Kamu ingin membalasku, Wulan?”Tidak ada jawaban dari Wulan. Ia duduk bersandar ke bantal dengan dada kembang kempis mengolah amarah dan wajah yang semakin merah.“Bukankah kamu juga yang telah menabrakku tempo hari hingga membuatku tak berdaya.”Wulan membisu dan buru-buru memalingkan wajah.“Aku rasa kita sudah impas, Wulan. Aku akan mencabut gugatanku dan melupakan semua. Sayangnya, kamu tidak bisa melakukan hal yang sama seperti aku.”Wulan belum menjawab, tapi wajahnya sudah meredup bahkan tatapan matanya tampak sayu. Dengan sendu Wulan menatap kaki kanannya yang kini dibabat

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 319 Kunjungan Sahabat

    “APA!!! Mama mau bunuh diri?” seru Devi.Amar yang duduk di sebelah Devi tampak terkejut. Tanpa banyak bertanya, ia langsung menjalankan mobilnya meninggalkan rumah Fakhri lebih dulu. Fakhri yang berada di dalam mobil mengabaikannya. Bisa jadi Amar dan Devi punya kepentingan lain yang harus dilakukan.Selang beberapa saat Devi dan Amar sudah tiba di rumah sakit tempat Bu Vita dirawat. Wanita paruh baya itu tampak tergolek lemah di atas brankar dengan kedua pergelangan tangannya di babat perban.Devi baru saja dijelaskan oleh perawat yang bertugas jika Bu Vita berusaha mengakhiri hidupnya dengan menyayat pergelangan tangan menggunakan pecahan cermin di kamarnya. Bu Vita shock saat tahu kenyataan tentang Wulan.“Memangnya siapa yang memberitahu keadaan Kak Wulan ke Mama? Bukannya hanya kita yang diberitahu dokter,” gumam Devi.Ia seolah sedang berbicara pada dirinya sendiri. Amar yang berdiri di sebelahnya hanya diam sambil menatap Bu Vita dengan iba.“Sebenarnya beberapa saat yang lalu,

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status