Share

Bab 139 Ulah Bu Tika

Penulis: Aira Tsuraya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-28 12:00:24

“Nyonya sangat terkejut, tapi tidak bereaksi saat itu. Baru ketika Bu Tika pulang, beliau menelepon Aden dan langsung pingsan,” imbuh sang ART.

Fakhri hanya terdiam membisu usai mendengar penjelasannya. Ia selama ini tidak tahu siapa ayah kandung Zafran. Bahkan saat tempo hari Fakhri bertanya ke Aina, ia tidak mau memberitahu. Fakhri sangat terkejut usai mendengar hal ini. Kenapa juga dugaannya benar? Jadi memang benar jika Aina sudah berselingkuh dengan Damar. Itu juga sebabnya Aina mau menerima pinangan Damar.

“Den, saya bawa baju kotornya pulang, ya?” Ucapan sang Art membuyarkan lamunan Fakhri.

Fakhri menoleh sambil menganggukkan kepala. Kemudian sang Art berpamitan untuk pulang, menyisakan Fakhri seorang diri di dalam ruangan tersebut.

Ia masih terhenyak dengan semua informasi yang baru saja didapatnya. Seharusnya Fakhri merasa sakit atau kecewa. Namun, entah mengapa dia tidak merasakan hal itu. Semua terasa biasa saja bahkan l

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 140 Pengakuan Aina

    “Mama bilang begitu?” sergah Damar.Pria berwajah manis itu semakin tercengang usai mendengar penuturan Bu Tika. Padahal selama ini, ia dan Aina berusaha menutupi identitas Zafran dari keluarga Fakhri. Kenapa juga mamanya dengan mudah mengatakan hal itu.“Iya, memangnya kenapa, sih?” Bu Tika malah balik bertanya dan mengungkapkannya tanpa rasa bersalah.Damar berdecak sambil menggelengkan kepala. Sementara Aina hanya diam sembari menundukkan kepala. Sebenarnya ia sangat terkejut sekaligus kesal dengan ulah Bu Tika. Namun, dia juga tidak berhak marah kali ini.Damar menghela napas panjang sambil menyandarkan punggungnya ke kursi.“Harusnya Mama tidak perlu mengatakan hal itu ke Tante Rahma,” gumam Damar.“Iya, Tika. Kenapa kamu gak sabaran sekali? Nanti takutnya akan menimbulkan rumor dan tentu saja tidak baik untuk pernikahan mereka ke depannya.” Kini Bu Maya ikut bersuara.Bu Tika tampa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-28
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 141 Cerita Kita Sudah Usai

    Aina sangat terkejut saat tiba-tiba mendengar suara Fakhri dan sosoknya berdiri di samping. Fakhri hanya diam, tapi mata coklatnya sudah mengunci pandangannya ke Aina. Aina membisu dan buru-buru menunduk. Ia tidak mau menjawab pertanyaan Fakhri.Helaan napas panjang terdengar keluar berdesakan dari bibir Bu Rahma. Wanita paruh baya itu bergantian melihat anak dan mantan menantunya ini.“Harusnya ini yang kalian lakukan beberapa bulan lalu. Saling terbuka satu sama lain dan menyelesaikan masalah dengan baik. Bukan mengatasnamakan emosi di atas segalanya,” ujar Bu Rahma.Baik Aina maupun Fakhri hanya diam, tak membantah ucapan Bu Rahma.“Kalau kalian ingin melanjutkan pembicaraan lebih baik di luar saja. Ibu ingin istirahat,” imbuh Bu Rahma.Aina mengangguk, kemudian bangkit dan berpamitan.“Saya permisi pulang saja, Bu. Saya hanya ingin menjelaskan ini ke Ibu.”Bu Rahma tersenyum menganggukkan kepala

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 142 Andai Semua Baik-baik Saja

    “Semua baik-baik saja, Damar,” jawab Fakhri dengan mantap.Damar tersenyum, kemudian matanya melirik Aina. Aina membalas tatapannya. Dua insan itu saling tersenyum dan menyapa dalam pandangan. Tentu saja interaksi intim itu membuat hati Fakhri dongkol.Dengan gerak cepat, ia membalikkan badan dan bersiap kembali ke ruangan Bu Rahma. Harusnya Fakhri tidak menuruti permintaan ibunya. Mantan istrinya sudah tidak mencintainya. Aina sudah menutup hati untuknya dan keinginan rujuk dengannya hanya hayalan saja bagi Fakhri.“FAKHRI!!!” Tiba-tiba suara Damar bergema membuat langkah Fakhri berhenti. Ia menoleh dan melihat Damar bersama Aina berjalan mendekat.“Aku dengar Tante Rahma terkena serangan jantung. Apa beliau baik-baik saja?”Fakhri tidak bersuara hanya kepalanya yang mengangguk.“Boleh aku menjenguknya?” imbuh Damar.“Tentu. Ayo, ke kamarnya!”Fakhri berjalan mendahul

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 143 Sesuatu yang Diminta

    “Selingkuh?” ulang Fakhri.Bukannya menunjukkan raut wajah muram dan sedih. Fakhri malah tersenyum lebar bahkan wajahnya terlihat lebih ceria dari sebelumnya. Andai Robby bertatap muka dengannya pasti akan terkejut melihat reaksi Fakhri.“Fakhri, kamu baik-baik saja, kan?” Robby bertanya dengan khawatir.Seketika Fakhri tertawa dan terdengar keras di telinga Robby. Tentu saja Robby semakin bingung dibuatnya. Apa yang terjadi pada sahabatnya? Mengapa dia malah senang begitu mengetahui istrinya selingkuh? Itu kini yang tercetus di benak Robby.“Fakhri … kamu ---”Belum sempat Robby melanjutkan kalimatnya, Fakhri langsung menyahut lebih dulu.“Aku baik-baik saja, Rob. Aku malah senang mendengar hal ini. Asal kamu tahu, sebelumnya Wulan sudah pernah bilang kalau aku tidak memuaskannya. Mungkin itu sebabnya dia cari pria lain di luar sana.”Robby terdiam dan tampak terkejut mendengar j

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 144 Obrolan Dua Pria

    “Yeay!! Asyik, akhirnya Zafran bisa ketemu Ayah,” seru Zafran kegirangan. Siang keesokan harinya, sesuai janji Damar. Ia menjemput Zafran pulang sekolah. Bahkan kini sudah mengarahkan mobilnya ke kantor Fakhri. Damar sengaja tidak memberi tahu perihal kedatangan Zafran kali ini. Biar saja ini jadi kejutan untuk Fakhri. “Ayo, kita turun!!” ajak Damar. Ia baru saja mematikan mesin mobilnya kemudian melihat Zafran. Mereka sudah tiba di kantor Fakhri. Zafran tersenyum lebar, kemudian tergesa turun dari mobil. Sepanjang perjalanan menuju ruangan Fakhri, Zafran berjalan sambil melompat-lompat kecil. Senyumnya terkembang indah dengan mata yang terus berbinar. Damar hanya mengulum senyum memperhatikannya. Mungkin dia belum bisa memberitahu ke Zafran tentang ayah biologis sesungguhnya dan kali ini Damar terpaksa mengalah demi Zafran. “Mbak, Fakhri ada?” tanya Damar. Ia sudah berdiri di depan meja kerja Susi. Susi tampak terkejut melihat kehadiran Damar, apalagi ada Zafran di sebelahnya.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 145 Dua Ayah

    “Jadi kamu sedang meragukan Aina, Damar?” tebak Fakhri.Damar tidak menjawab hanya diam. Namun, tatapan mata dan gestur tubuhnya sudah memperlihatkan kegelisahan. Fakhri tahu jika Damar meragukan Aina. Bahkan saat di rumah sakit kemarin, Damar berulang kali menatap Aina hanya untuk memastikan kalau mantan istri Fakhri itu tidak akan berpaling darinya.“Kamu takut aku merebut Aina?” imbuh Fakhri.Damar tampak terkejut. Matanya beradu dengan netra coklat Fakhri. Pria manis itu mengatupkan rapat bibirnya. Namun, rahangnya terlihat menegang dan entah mengapa Damar tampak gelisah.Sebuah senyuman seketika terukir di wajah tampan Fakhri. Tentu saja reaksi Fakhri membuat Damar kelimpungan sendiri. Ia takut Fakhri marah dan menyalahartikan pembicaraan mereka kali ini.“Aku memang masih mencintainya.” Ucapan Fakhri memecah keheningan mereka.Damar mendongak dan membuat mata mereka beradu lagi. Untuk beberapa saat k

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 146 Gagal Sidak

    “Mas Fakhri,” seru Wulan.Bukannya takut atau panik melihat kehadiran Fakhri. Wulan malah tersenyum lebar. Ia langsung bangkit dari duduknya dan menghampiri Fakhri. Fakhri terdiam melihatnya.“Kok kamu tahu kalau aku di sini? Kamu kangen, ya?” Wulan malah bersuara merayu.Fakhri berdecak mengibaskan tangannya ke udara saat Wulan hendak menyentuh wajahnya. Wulan cemberut melihat reaksi Fakhri, tapi seperti saat awal tadi Wulan terlihat tenang.“Ngapain kamu ke sini? Sama siapa?” Fakhri kembali mencerca dengan pertanyaan.Robby yang berdiri di samping Fakhri hanya diam melihat interaksi mereka berdua.“Astaga, iya. Aku lupa belum mengenalkannya.”Wulan malah berkata seperti itu kemudian membalikkan badan dan kembali ke tempat duduknya. Tak lama dia kembali lagi sambil menggandeng tangan seorang pria.“Apa kamu masih ingat, Mas. Ini Theo, sepupuku. Dia baru beberapa minggu ini

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 147 Dilema Pagi

    “Kok Zafran ngomong gitu?” tanya Aina.Zafran terdiam hanya matanya yang masih mengunci netra Aina. Aina terdiam, menghela napas panjang sambil membelai lembut wajah Zafran. Bocah laki-laki itu hanya membisu tanpa suara menatap penuh harap ke Aina.“Maaf, Zafran. Bunda tidak bisa melakukannya. Namun, Bunda janji Zafran masih bisa bertemu Ayah Fakhri kapanpun Zafran mau.”Zafran tidak menjawab hanya menunduk kemudian tanpa berkata sepatah kata ia bangkit dari pangkuan Aina dan berlalu pergi dari kamarnya. Aina terdiam menatap punggung Zafran yang menghilang di balik pintu.Entah sampai kapan Aina merahasiakan semua ini. Apa mungkin sudah saatnya Zafran tahu siapa ayah kandungnya sesungguhnya? Namun, bagaimana jika bocah 7 tahun itu belum bisa menerimanya? Ini seperti dilema bagai Aina dan ia kesulitan sendiri.Dua hari berselang, pagi itu Fakhri baru saja datang saat tiba-tiba Susi menyambutnya dengan mimik wajah yang tegang.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31

Bab terbaru

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bonus Bab

    “Saudari Wulan Ariani terbukti bersalah telah melakukan penggelapan uang perusahaan … .” Hari ini adalah hari pembacaan keputusan sidang untuk Wulan. Semua bukti yang terkumpul untuk kejahatan yang dilakukan Wulan sama sekali tidak disangkal dan Wulan mengakuinya. Bahkan dia juga mengaku telah menukar bayi Fakhri dan Aina serta menjebak Aina dengan memberi minuman obat perangsang. Fakhri yang ikut hadir di sana hanya diam mendengarkan. Sesekali ia melirik Wulan yang duduk di kursi pesakitan. Wulan sudah jauh berbeda. Wajahnya tidak secantik dulu, rambut indahnya juga tampak ditata dengan asal apalagi kini tubuhnya semakin kurus tidak seksi seperti dulu. Kalau boleh jujur, Fakhri kasihan melihatnya. Aina yang duduk di samping Fakhri hanya diam. Ia sadar siapa yang sedang diperhatikan suaminya saat ini. Aina tidak berkomentar dan terus memperhatikan Fakhri. “Kamu mau menemuinya?” Tiba-tiba Aina bertanya usai pembacaan keputusan berakhir. Fakhri menghela napas dan melihat Aina.

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Extra Bab

    “Udah, Mas. Mau sampai berapa kali kamu melakukannya?” dumel Aina.Ia berkata sambil menyingkirkan wajah Fakhri yang menempel di dadanya. Fakhri terkekeh sambil terus mendaratkan beberapa kecupan di sana. Ia sama sekali tidak mau melepas pelukannya ke Aina.“Memangnya kamu lupa, kalau Ibu bersama Zafran dan Ryan minta oleh-oleh adik. Makanya aku berusaha mewujudkannya.”Aina berdecak, sambil menyelipkan rambut ke belakang telinga. Fakhri sudah mengangkat kepalanya dan kini duduk bersandar di samping Aina.“Iya, aku tahu. Namun, ini sudah sore, Mas. Kita bahkan melewatkan makan pagi dan makan siang. Aku laper.”Fakhri mengulum senyum saat melihat ekspresi Aina. Kalau mau jujur dia juga sudah merasa lapar. Namun, rasanya Fakhri tidak mau kehilangan satu momen pun dengan Aina.“Ya sudah, aku pesan makanan dulu.”Fakhri membalikkan tubuhnya dan bersiap meraih telepon yang ada di nakas. Namun

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 325 Happy End

    BRAK!!!Pintu kamar tertutup dan Fakhri hanya diam melongo berdiri di depannya. Matanya mengerjap berulang saat menyadari jika dirinya sudah berada di luar kamar.“Fakhri!! Kamu ngapain di sini?” seru Bu Rahma.Wanita paruh baya itu terkejut saat melihat putranya berdiri di depan pintu kamar dengan ekspresi wajah bingung. Fakhri menoleh sambil menghela napas panjang.“Istriku baru saja disabotase Zafran dan Ryan, Bu.”Sontak Bu Rahma terkekeh mendengar aduannya.“Sudah, biarin saja. Toh, kamu tadi siang sudah melakukannya. Lagian besok kalian sudah berangkat untuk honeymoon. Jadi biarkan anak-anak bersama bundanya malam ini.”Fakhri menghela napas panjang sambil menganggukkan kepala. Untung saja, tadi siang dia sudah melakukan pemanasan tiga ronde dengan Aina, kalau tidak pasti sangat kesal malam ini.“Apa mau ditemani Ibu tidur, Fakhri?” Tiba-tiba Bu Rahma bersuara dengan menggod

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 324 Rebutan Bunda

    “Fakhri!! Kamu ke mana aja? Dari tadi Ibu telepon gak diangkat!” Suara Bu Rahma langsung terdengar di telinga Fakhri.Fakhri menguap lebar sambil mengucek matanya. Usai ijab kabul di KUA, harusnya Fakhri bersama Aina merayakan resepsi dan tasyakuran di rumah Bu Rahma. Namun, Fakhri malah sengaja mengajak Aina pulang ke rumah baru mereka dan menikmati malam pernikahan lebih awal.“Aku ngantuk, Bu,” jawab Fakhri sambil menguap.“Ngantuk? Memangnya kamu di mana? Kenapa juga Pak Udin gak balik ke rumah?”Pak Udin adalah sopir Fakhri yang baru dan kebetulan tadi Fakhri menyuruhnya untuk istirahat. Sepertinya Pak Udin menurut perintahnya.“Banyak tamu mencari kamu dan Aina. Mereka pengen ketemu, Fakhri.”Fakhri menghela napas panjang. Dari awal, Fakhri dan Aina memang tidak mau melakukan perayaan. Toh, ini bukan pernikahan pertama mereka. Hanya Bu Rahma saja yang telah mengundang para tamu hingga mer

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 323 Hari Bahagia

    Rabu pagi, satu minggu kemudian tampak kesibukan di rumah Bu Rahma. Wanita paruh baya itu tampak berjalan mondar mandir dari ruang tamu ke kamar Fakhri. Wajahnya terlihat gelisah saat melihat pintu kamar Fakhri masih tertutup rapat.“Ryan, Zafran, coba periksa ayahmu!! Kenapa dari tadi belum keluar? Nenek takut kita datang terlambat ke KUA,” ujar Bu Rahma.Hari ini memang hari pernikahan Fakhri. Sesuai permintaan Aina, mereka akan melakukan jiab kabul di kantor KUA. Setelahnya akan mengadakan tasyakuran dan resepsi sederhana di rumah Bu Rahma.Sebenarnya Bu Rahma ingin merayakan pernikahan kedua putranya ini dengan meriah, tapi Aina dan Fakhri menolaknya. Mereka tidak mau lelah, bahkan sehari setelahnya akan melakukan perjalanan keluar negeri untuk honeymoon.“Iya, Nek!!” Ryan dan Zafran menjawab berbarengan.Mereka berjalan beriringan menuju kamar Fakhri. Baru saja Ryan hendak mengentuk pintu kamar Fakhri, tiba-tiba handel

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 322 Penebusan Wulan

    “TUNGGU!!! STOP!!! Jangan bilang kamu mau mencabut gugatanmu ke Wulan!!” sahut Robby.Rini yang mendengar ucapan Robby tampak terkejut. Hal yang sama juga ditunjukkan Fakhri, sayangnya Robby tidak bisa melihat reaksinya kali ini.“HEH??? Mencabut gugatan ke Wulan? Siapa juga yang mau mencabut gugatan?” ucap Fakhri.Sontak helaan napas panjang keluar dengan kasar dari bibir Robby, bahkan pria bermata sipit itu sudah mengurut dadanya.“Lalu kamu mau minta tolong apa tadi?”Fakhri mendengkus sambil melirik interaksi Aina bersama Zafran dan Ryan di ruangannya.“Aku mau minta tolong kamu percepat pernikahanku.”Kini berganti Robby yang terkejut, mata sipitnya melebar usai mendengar permintaan Fakhri.“Bukannya tinggal dua minggu lagi. Kenapa mau dipercepat lagi?”Fakhri tersenyum sambil menyembunyikan wajahnya. Ia berdiri dan menjauh dari Aina serta kedua putranya. F

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 321 Keyakinan Rini

    “Sayang … kok kamu ngomong gitu?” tanya Fakhri.Aina tidak menjawab, malah kini yang berganti menundukkan kepala. Dia paham hanya wanita kedua yang datang ke hati Fakhri. Meski pada akhirnya Fakhri lebih memilihnya, tapi setidaknya ada kenangan indah antara Fakhri dan Wulan.“Aku sama sekali gak bermaksud akan membahas ke arah sana. Aku sudah tidak mencintainya. Aku hanya sekedar memberitahumu mengenai keadaan Wulan.” Fakhri menambahkan kalimatnya dan terkesan sedang membuat pembelaan.Aina menghela napas panjang sambil mengangkat kepalanya. Matanya bertemu dengan netra coklat Fakhri dan terdiam untuk beberapa saat.“Aku juga sama sekali gak masalah jika kamu mengenang momen dengannya. Dia cinta pertamamu, bagaimanapun ada kenangan indah antara kamu dan dia. Bisa jadi itu yang membuatmu melankolis seperti ini.”Suara Aina terdengar datar, tidak tertangkap dia sedang sedih apalagi cemburu. Hanya saja Fakhri

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 320 Penyesalan Wulan

    “Sialan!! Bangsat!! Jadi kamu yang menyebabkan kecelakaanku?” sergah Wulan.Damar tersenyum sambil berdiri menjauh dari sisi brankar. Wajah Wulan sudah merah padam dengan bunyi gigi yang saling beradu belum lagi tangannya yang sudah mengepal seakan hendak melayangkan sebuah pukulan ke Damar.“Kalau iya, kenapa? Kamu ingin membalasku, Wulan?”Tidak ada jawaban dari Wulan. Ia duduk bersandar ke bantal dengan dada kembang kempis mengolah amarah dan wajah yang semakin merah.“Bukankah kamu juga yang telah menabrakku tempo hari hingga membuatku tak berdaya.”Wulan membisu dan buru-buru memalingkan wajah.“Aku rasa kita sudah impas, Wulan. Aku akan mencabut gugatanku dan melupakan semua. Sayangnya, kamu tidak bisa melakukan hal yang sama seperti aku.”Wulan belum menjawab, tapi wajahnya sudah meredup bahkan tatapan matanya tampak sayu. Dengan sendu Wulan menatap kaki kanannya yang kini dibabat

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 319 Kunjungan Sahabat

    “APA!!! Mama mau bunuh diri?” seru Devi.Amar yang duduk di sebelah Devi tampak terkejut. Tanpa banyak bertanya, ia langsung menjalankan mobilnya meninggalkan rumah Fakhri lebih dulu. Fakhri yang berada di dalam mobil mengabaikannya. Bisa jadi Amar dan Devi punya kepentingan lain yang harus dilakukan.Selang beberapa saat Devi dan Amar sudah tiba di rumah sakit tempat Bu Vita dirawat. Wanita paruh baya itu tampak tergolek lemah di atas brankar dengan kedua pergelangan tangannya di babat perban.Devi baru saja dijelaskan oleh perawat yang bertugas jika Bu Vita berusaha mengakhiri hidupnya dengan menyayat pergelangan tangan menggunakan pecahan cermin di kamarnya. Bu Vita shock saat tahu kenyataan tentang Wulan.“Memangnya siapa yang memberitahu keadaan Kak Wulan ke Mama? Bukannya hanya kita yang diberitahu dokter,” gumam Devi.Ia seolah sedang berbicara pada dirinya sendiri. Amar yang berdiri di sebelahnya hanya diam sambil menatap Bu Vita dengan iba.“Sebenarnya beberapa saat yang lalu,

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status