Beranda / Romansa / Maaf Om, Aku Mencintaimu / MOAM# 27. Bertepuk sebelah tangan

Share

MOAM# 27. Bertepuk sebelah tangan

Penulis: Ida Andriani
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-05 10:49:31

"Jo." Elvira menghampiri sang putera yang terdiam menatap kosong ke arah jauh. Jovan termenung setelah melihat Zerha bersama Leon.

"Bagaimana dengan Andrew, Moms?"

Elvira merangkul tangan Jovan dengan penuh cinta. "Laura sedang menjaganya."

Jovan sedikit memalingkan wajahnya mendengar ucapan Elvira. Jovan merasa tidak percaya lagi dengan apa yang dilakukan oleh Laura pada Andrew. Pria dewasa itu seolah muak dan tidak ingin mendengar tentang Laura yang biasanya hanya berakting. Apalagi setelah Jovan meminta seseorang memeriksa CCtv di rumahnya. Jovan terkejut karena nyatanya Laura sering mengabaikan Andrew.

"Moms, bagaimana perasaan Mommy saat jauh dariku? Maksudnya ... jika aku tidak bisa bertemu dengan Mommy walau dalam satu hari."

Elvira menoleh dan menatap Jovan penuh arti. "Tentu saja sangat menyakitkan. Seorang Ibu yang mencintai anaknya pasti akan tersakiti jika tidak bertemu dengannya. Kenapa kamu bertanya seperti itu?"

Jovan meremas jari-jarinya teringat pada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Maaf Om, Aku Mencintaimu   MOAM# 28. Terlalu cemburu

    "Jo, mana Zehranya? Kok kamu malah diam di sini?" Jovan tersadar. "Em, iya, Moms." Zehra dan Leon pun menoleh pada arah suara ribut dari Elvira dan Jovan. Jovan dan Leon saling menatap. Leon sampai meremas jari-jarinya melihat pria yang pernah hidup bersama wanita pujaannya. "Om, ada apa?" Zehra menoleh pada Elvira. "Nyonya?" Elvira sedikit mengerut mendengar panggilan Zehra pada Jovan. Ingin sekali Elvira mempertanyakan itu. Namun, ingat cucunya sangat butuh Zehra, Elvira harus mengurungkan keingintahuannya itu dan akan bertanya nanti. "Zehra, Andrew haus sepertinya." Dengan segera, Zehra bangkit dari duduknya. "Le, kita lanjut obrolannya nanti, apa kamu tidak masalah?" Leon menoleh pada Jovan dan Elvira yang terlihat cemas. "Enggak apa-apa, Ze. Aku akan menunggumu." "Le, sebaiknya kamu pulang. Kamu pasti cape bukan?" Leon merangkul tangan Zehra. "Lalu bagaimana denganmu? Kamu bahkan habis di culik." Mata Jovan terbelalak mendengar ucapan Leon. "Apa? Diculi

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-06
  • Maaf Om, Aku Mencintaimu   MOAM# 29. Penyelidikan Elvira

    "Sstt!!! Jangan menangis. Air mata ini terlalu berharga untukku, Ze. Aku begitu bodoh karena membiarkan air mata kamu terlalu banyak mengalir." Leon menyeka dan terus kembali memeluk Zehra. Jovan semakin mengeratkan kepalan tangannya dengan hati yang teramat sesak. Laura tahu jika saat ini Jovan tengah menahan cemburunya pada Leon. Namun, pemandangan itu justru membuat Laura senang karena hubungannya dengan Jovan jelas aman. "Kita pulang? Mommy Dewi sudah menunggu kita. Tadi aku sudah memberi mereka kabar kamu bersamaku." Zehra menatap Leon. "Le, thank you very much." Leon mengecup punggung tangan Zehra. "No problem, Le-Ze." Zehra kembali menatap Leon mengingat janji mereka dulu saat mereka tengah menikmati indahnya masa sekolah putih abu. "Kamu masih mengingatnya, Le?" Leon ikut tertawa renyah. "Bagaimana mungkin aku bisa melupakannya, Ze? Bahkan setiap detik aku berada di Australia, hatiku hanya mengingatmu. Maaf, maaf aku terlambat datang." Zehra menoleh pada Jovan yang s

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-07
  • Maaf Om, Aku Mencintaimu   MOAM# 30. Penyelidikan Elvira 2

    "Zehra? Ini kan Zehra, Ronald?" Sang asisten semakin menatap Elvira. "Nyonya mengenalnya?" Elvira memutar memori dari sejak pertama kali dirinya bertemu dengan Zehra di rumah Jovan. Hari itu Zehra mengatakan jika dirinya adalah keponakan Beti. Dan semua orang pun mengiyakan ucapan Zehra. "Tidak mungkin Jovan dan Zehra bisa sedekat Itu jika mereka tidak memiliki hubungan lain." Elvira menoleh pada Ronald. "Ronald, terima kasih atas semua informasinya. Aku akan pergi ke rumah Jovan. Aku yakin Beti tahu semuanya. Walau aku tahu Beti tidak akan mau mengatakannya, aku akan coba mendesaknya. " Ronald mengangguk mengerti. "Tidak masalah, Nyonya. Sepertinya saya akan ikut menyelidiki Nyonya Laura. Saya yakin jika Nyonya Laura pun tahu semua ini." "Terima kasih, Ronald." "Sama-sama, Nyonya. Kalau begitu saya permisi." Elvira pun segera bersiap-siap untuk pergi ke rumah Jovan. Walau Elvira tahu jika Beti tidak akan Mau mengatakan yang sebenarnya, Elvira akan mencoba mencari cara a

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-07
  • Maaf Om, Aku Mencintaimu   MOAM# 31. Pasangan serasi

    "Le, kamu yakin akan menungguku?" Leon tersenyum manis seperti biasanya. "Yupz, tentu. Aku akan menunggu calon istriku memberikan ASI pada Andrew." Tidak kata yang harus diucapkan oleh Zehra saat ini selain bersyukur. Bersyukur karena memiliki Leon. Walau pria itu sempat tidak bisa menolongnya, tapi yakinlah jika Tuhan mungkin tengah memberikan hadiah lebih indah dari itu. "Ya sudah, aku masuk dulu." Zehra mengetuk pintu ruangan Andrew. "Assalamualaikum." "Eh, ikut!" Leon pun ikut masuk kerena ingin bertemu dengan Andrew juga. "Waalaikum salam, Nyonya." Susi, sang suster yang lebih nyaman dengan Zehra daripada Laura pun senang akan kedatangan wanita muda itu. "Tuan muda sudah mandi, tinggal mimi." "Masya Allah, tampan sekali putra mommy." Zehra langsung mengambil Andrew dari Susi, lalu mengecupi pipi yang mulai tembem itu dengan gemas. "Mau mimi, Sayang?" Susi masih terdiam mendengar ucapan Zehra yang mengatakan Andrew anak Zehra. Suster itu terdiam curiga akan uc

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-08
  • Maaf Om, Aku Mencintaimu   MOAM# 32. Jovan vs Leon

    "Aku ikut amiin kan karena kalian memang pasangan serasi. Sama seperti aku dengan Jovan, iya'kan, Honey?" Laura mengapit tangan Jovan dengan manjanya. Zehra tersenyum walau terpaksa. "Iya, Nyonya. Semoga saya dengan Leon bisa seperti kalian, ya. Selalu bersama walau banyak ujian dalam rumah tangga kalian." Elvira menoleh pada Zehra. Jelas saja ucapan wanita muda itu membuat Elvira kembali berpikir. Darimana Zehra tahu rumah tangga Jovan dan Laura banyak ujian? Bukankah mereka jarang bertemu? Seingat Elvira Zehra bertemu dengan Jovan dan Laura hanya beberapa hari saat dirinya menginap di rumah mereka. Dan itu hanya beberapa hari saja. "Jika Beti tidak mau mengatakannya, itu artinya aku harus terus menyelidiki semua ini," batin Elvira . "Terima kasih, Zehra." Zehra menoleh pada Jovan. "Terima kasih? Untuk apa, Om?" Jovan menelan salivanya karena nyatanya ucapan terima kasih itu tidak mendasar. "Untuk ...." "Untuk kamu yang sudah mau memberikan ASI-mu pada Andrew," sah

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-08
  • Maaf Om, Aku Mencintaimu   MOAM# 33. Kebenaran

    Leon kembali, sedikit menjauhi ruangan Jovan. "Apa Tuan Jovan menyukai Zehra?" Leon berusaha untuk menepis pikiran curiganya. Sebab, Zehra mengatakan jika Jovan sangat mencintai istrinya. Bahkan apa yang terjadi diantara Zehra dengan Jovan, adalah rencana dari Laura. Leon tersadar dari lamunannya mendengar handphonenya berdering. "Jodi?" Leon pun beranjak pergi menjauhi ruangan Jovan. "Bagaimana, Jodi? Apa kamu sudah menemukan siapa yang menyuruh mereka menculik Zehra?" Leon sedikit mengerut mendengar penuturan dari anak buahnya. "Kurang ngajar! Jadi mereka lebih baik mati daripada mengatakan siapa yang menyuruh mereka?" Leon masih mendengarkan penuturan dari asistennya. "Tuan Jovan pun menyelidiki kasus penculikan Zehra?" Leon menutup sambungan teleponnya dengan kesal. "Aku yakin orang itu bukan orang sembarangan. Atau dia memang berlindung di balik orang berkuasa. Tapi ... Tuan Jovan juga ternyata menyelidiki kasus ini?" Leon tidak kembali ke tempat tadi dan lebih me

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-09
  • Maaf Om, Aku Mencintaimu   MOAM# 34. Siapa dalangnya?

    "Jadi pengajuan kerjasama perusahaanku di terima, Tuan?" Jovan menepuk lengan Leon. "Ya, selamat bergabung Royal Company Group, ya." Leon tersenyum senang walau pikirannya masih pada ucapan Jovan tadi lagi. Leon pun baru tahu jika ternyata Jovan bukanlah pria dingin seperti yang dikiranya saat bertemu di rumah sakit. Pria itu pun kembali memikirkan perasaan Jovan pada Zehra. "Apa memang ini karakter Tuan Jovan yang sesungguhnya? Tentu siapa saja pasti nyaman, bukan? Mungkin termasuk Zehra." Leon kembali bergumam dalam hatinya. "Terima kasih, Tuan." "Sama-sama, aku hanya ingin kamu bisa memberikan yang terbaik untuk Zehra nanti," ucap Jovan, jelas membuat Leon menatapnya karena sepertinya Jovan salah bicara. "Karena aku memiliki banyak hutang budi padanya, Leon. Tapi dia tidak mau menerima uang dariku tanpa pekerjaan yang jelas." "Jadi ini bukan karena persentase kerja ku tidak bisa menembus perusahaan Anda, Tuan?" Jovan sedikit tersenyum tipis. "Itu salah satunya, Tuan L

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-09
  • Maaf Om, Aku Mencintaimu   MOAM# 35. Pengakuan Jovan

    "Kapan kita akan tahu hasilnya, Ronald?" "Sore ini, Nyonya. Saya sudah minta mereka melakukan tes DNA itu secepatnya." "Tes DNA?" Laura menghentikan langkahnya mendengar percakapan Elvira dengan asistennya. "Tes DNA siapa?" Laura kembali ke kamarnya dengan raut cemas. Jovan yang tengah menggendong sang putra pun terbingung karena Laura terlihat cemas. Walau pun Jovan ingin sekali mengabaikan Laura , nyatanya wanita itu masih istrinya yang masih tanggung jawabnya. "La, ada apa? Kenapa kamu cemas begitu?" "Jo, aku tadi dengar Mommy tengah menunggu hasil tes DNA. Kira-kira DNA siapa ya?" Deg! Jovan pun ikut tegang dan cemas. "Apa Mommy sudah curiga jika Andrew ...." Jovan dan Laura saling tatap. Pria itu sebenarnya ingin sekali mengatakan yang sebenarnya pada Elvira. Hanya saja, Jovan bingung bagaimana nanti dirinya menghadapi sang mommy yang pastinya marah. Sebab, sudah dibohongi oleh mereka. "La, sepertinya Mommy lebih baik tahu dari kita." "Tidak, Honey! Apa apan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10

Bab terbaru

  • Maaf Om, Aku Mencintaimu   MOAM# 59. Keinginan Elvira

    "Zehra, Leon, kalian pulang lah. Terima kasih karena sudah menjengukku. Aku minta maaf karena sudah merepotkanmu." Zehra menoleh pada Leon yang mengangguk. "Iya, Om." Zehra masih meremas jari-jarinya cemas. Leon melihat Zehra begitu cemas, seperti ada sesuatu yang Zehra ingin katakan. "Ze, ada apa?" Jovan dan Elvira pun menoleh dan menatap Zehra. "Zehra, ada apa?" Zehra kembali meremas jari-jarinya. "Om, bolehkah aku bawa Andrew pulang ke rumahku? Hanya malam ini saja saat Om Jovan di rawat di sini." Jovan dan Elvira saling tatap. Mereka tahu jika Zehra mungkin khawatir pada keadaan Andrew karena Jovan saat ini tidak di rumah. Namun, Jovan merasa hatinya begitu tak rela membayangkan Zehra dan Leon bahagia bersama Andrew. "Zehra, apa itu tidak mengganggumu dengan Leon?" Zehra menoleh pada Leon. Zehra menunduk karena melupakan Leon sebagai suaminya. "Maaf, Le. Aku lupa izin dulu sama kamu." Leon menelan salivanya mendengar ucapan Zehra yang bahkan melupakan diriny

  • Maaf Om, Aku Mencintaimu   MOAM# 58. Haruskah merelakannya?

    Sekian jam Zehra berada di ruangan Jovan, tak ada sedikitpun tanda-tanda kedatangan Laura. Zehra menoleh pada arah Elvira yang masih terduduk lemah di samping Jovan yang masih terlelap. Zehra bingung harus memulai pertanyaannya dari mana. "Mommy." Zehra memberanikan diri untuk menatap Elvira yang terlihat sendu. Elvira pun menatap Zehra dengan sorot mata yang menyedihkan. "Laura selingkuh, Zehra." Deg!! Tak ada sahutan dari Zehra karena Zehra sudah tahu semua itu. Entah harus senang atau tidak mendengar ucapan Elvira. Sebab, nyatanya semua itu membuat Jovan sampai jatuh sakit karena kenyataan yang terjadi pada rumah tangganya. "Selama ini Jovan selalu berusaha menjadi suami yang baik, yang setia, Jovan selalu memberikan apapun yang diinginkan oleh Laura. Tapi, kenapa? Kenapa dia tega melakukan ini pada putraku, Zehra?" Zehra menelan salivanya. Zehra bingung harus menanggapi ucapan Elvira seperti apa. Karena Zehra memang sudah tahu jika Laura berselingkuh. Zehra menyesal ka

  • Maaf Om, Aku Mencintaimu   MOAM# 57. Jovan sakit

    Tok! Tok! Tok! Zehra dan Leon menoleh apa arah suara. Leon pun menarik senyumnya melihat siapa yang datang. Walau bagaimanapun perasaan cemburu itu pasti ada. Apalagi saat Leon teringat bagaimana Jovan menyentuh Zehra. "Apa kami ganggu kalian?" Elvira langsung menghampiri Andrew yang sudah terlelap. "Tidak kok, Moms. Andrew baru saja tidur. Aku stok ASI-nya dulu sebelum pulang." Elvira menoleh pada Jovan yang tidak mengatakan apapun selain hanya terdiam menatap wajah sang putra. Elvira begitu iba karena Jovan pasti saat ini begitu tersiksa. Selain Laura selingkuh, kini Jovan pun harus merelakan Zehra untuk Leon. Elvira pun menoleh pada Leon yang begitu setia menunggu Zehra. "Leon, terima kasih karena kamu masih mengizinkan isterimu memberikan ASI-nya pada Andrew." Leon mengangguk. "Tidak masalah, Aunty. Aku menerima apapun masa lalu Zehra, jadi aku pun harus rela saat-saat seperti ini, bukan?" Zehra menoleh pada Leon. "Terima kasih, Le." Jovan masih belum ingin m

  • Maaf Om, Aku Mencintaimu   MOAM# 56. Milik Leon

    Plak!! Elvira menampar pipi Laura begitu keras. "Ini untuk kamu yang sudah mengkhianati putraku." Plak!! Elvira kembali menampar Laura. "Ini untuk sakit hatiku sebagai ibu dari Jovan." Plak!! Elvira masih belum puas. "Ini untuk kamu yang sudah membodohiku juga Jovan." Elvira hendak kembali menampar Laura, namun. Laura keburu berlutut. "Ampun, Mommy. Aku tahu aku salah, Moms. Aku mohon maafkan aku, Moms. Aku masih mencintai Jovan." "Cih!! Kamu bilang kamu cinta pada putraku? Lalu apa yang sudah kamu lakukan padanya, Laura?? Setelah apa yang Jovan berikan padamu, tapi kamu tega melakukan semua ini? Kamu memang pela**r, Laura!!" Jovan yang baru saja datang, menghentikan langkahnya. Laura menoleh pada arah suaminya. Laura tahu jika Jovan memang pria baik dan setia. Penyesalan itu terlihat dari sorot matanya, hanya saja, Laura memang lebih mencintai Mike dari pada Jovan. "Kita pulang, Moms. Untuk apa Mommy buang-buang waktu datang ke sini?" Jovan meraih tangan Elvira denga

  • Maaf Om, Aku Mencintaimu   MOAM# 55. Jovan yang malang

    Brak!! "Aarghh!!" Jovan menggusar rambutnya prustasi. "Kenapa kamu tega melakukan ini padaku, Laura!" Jovan tidak menyangka jika nasibnya bisa semalang itu. Selama ini Jovan merasa begitu beruntung memiliki istri seperti Laura. Namun, nyatanya Jovan salah. Nyatanya Jovan adalah orang bodoh yang tidak bisa mengenali siapa Laura sebenarnya. Serapat-rapatnya mengubur bangkai, lama-lama tercium juga. Jovan tidak menyangka jika pertemuannya dengan Zehra adalah sebuah anugrah besar. Selain Jovan bisa merasakan rasanya menjadi seorang Daddy, kini Jovan pun bisa tahu siapa Laura sebenarnya. Jovan mengambil handphonenya, lalu menghubungi sang asisten. "Gerald, tolong segera kamu cek siapa nama pemilik di Royal Company cabang 1." Jovan berusaha untuk tetap kuat dan sadar karena Andrew. "Andrew, putraku." Jovan pun segera menemui sang putera yang untungnya masih anteng dalam mimpinya. Susi pun keluar dari kamar Andrew sesuai perintah Jovan. Pria itu mengecup kening sang bayi deng

  • Maaf Om, Aku Mencintaimu   MOAM# 54. Kamu milikku

    "Honey, apa kamu baik-baik saja? Aku merindukanmu, Mike." Laura mengecupi Mike yang sudah beberapa hari tidak ditemuinya. "Apa ini perbuatan Leon?" Laura meraba luka-luka di tubuh juga wajah Mike. Mike masih terdiam walau nyatanya begitu senang karena akhirnya bisa lolos dari sekapan Leon. Namun, Mike masih bingung siapa orang yang menyelamatkan Zehra hari itu, karena Leon dan asistennya datang setelah Mike babak belur. "Aku bersumpah akan membuat mereka menyesal sudah membuatmu seperti ini, Mike." "La, aku memang di sekap oleh Leon, tapi bukan Leon yang membuatku seperti ini." Laura menatap Mike dengan kening yang mengerut heran. "Apa maksudmu, Mike?" Mike menarik napasnya, lalu beranjak dari baringannya. "Hari itu ada pria asing memasang topeng menyelamatkan Zehra, dan Leon baru datang setelah aku seperti ini." "Apa?" Laura mencoba berpikir. "Jika bukan Leon, lalu siapa yang menyelamatkan Zehra, Mike?" "Aku juga tidak tahu, tapi sudahlah. Untuk saat ini itu tidak p

  • Maaf Om, Aku Mencintaimu   MOAM# 53. Selalu di hati

    "Tidur yang nyenyak, Nak. Daddy ada di sini." Jovan menoleh pada arah jam dinding yang menunjukkan sudah pukul sembilan malam. Jovan mengeluarkan handphonenya. "Ger, tolong kamu selidiki kemana istriku pergi." Jovan pun keluar dari kamar Andrew. "Sus, tolong jaga Andrew dulu. Saya nanti ke sini lagi." "Baik, Tuan." "Bibi juga akan ikut jaga Tuan Andrew, Tuan." Jovan menoleh pada Beti. "Terima kasih, Bi. Apa Bibi tahu kemana Laura pergi?" Jovan menarik napasnya saat Beti menggelengkan kepalanya. "Ya udah, tolong jaga Andrew ya, Bi." Jovan masuk ke ruang kerjanya. Pria itu sudah semakin curiga dengan apa yang dilakukan istrinya akhir-akhir ini. Sikapnya pun semakin membuat Jovan jengah dan tidak peduli pada pria dewasa itu. "Bagaimana, Ger? Apa kamu sudah mendapatkan informasi tentang isteriku?" tanya Jovan pada sambungan teleponnya. "Ok, kirim informasi selengkapnya segera." Jovan mengepalkan tangannya mendengar informasi dari Gerald jika Laura tidak memiliki jadwal pe

  • Maaf Om, Aku Mencintaimu   MOAM# 52. Salah sebut nama

    Leon mulai mendekatkan wajahnya pada wajah Zehra. "Ze, Aku sudah lama menunggu momen ini, tidak ada kebahagiaan yang teramat membuatku bahagia selain memilikimu." Leon mengusap wajah Zehra dengan begitu lembut. "Bahkan aku tidak peduli pada statusmu sebelumnya, karena aku terlalu mencintaimu, Ze. Aku menyesal sempat mengabaikanmu, jika saja waktu bisa diputar, aku tidak akan pernah membiarkan mu menderita." Zehra menatap Leon begitu sendu. Antara terharu juga kasihan karena nyatanya Zehra belum bisa memberikan cinta pada pria itu seperti Leon mencintainya. Namun, Zehra memang akan belajar mencintai Leon. "Terima kasih, Le. Terima kasih atas cintamu padaku." Zehra tak ingin memberontak dan membuat Leon kecewa lagi. Zehra mulai rileks dan membiarkan Leon melakukan apapun pada tubuhnya termasuk pada bibirnya. Leon mencoba memulai aksinya dengan lembut pada benda itu. Tak ada penolakan dari sang istri, Leon semakin mendalami apa yang dilakukannya. Zehra memejamkan matanya. Sa

  • Maaf Om, Aku Mencintaimu   MOAM# 51. Pasrah

    Leon menatap Zehra begitu dalam. "Aku pun berterima kasih padamu, Ze. Karena kamu masih mau menerimaku, padahal aku ini bukan pria baik-baik." Zehra hanya menghela nafasnya. "Di dunia itu tidak ada manusia yang sempurna, Le. Karena kesempurnaan itu hanya milik Allah." Leon mengecup kening Zehra. "Aku sangat beruntung bisa menjadi suamimu. Aku mohon bawa aku ke jalan yang benar." Zehra teringat pada orang tua Leon yang katanya belum bisa datang karena kesibukan mereka. Dan juga karena Zehra dan Leon belum ingin melakukan resepsi. Namun, Zehra khawatir jika nanti orang tua Leon tahu status Zehra sebelumnya. "Le, bagaimana jika Daddy dan Mommy kamu tidak bisa terima statusku?" Leon menatap Zehra sedikit mengerutkan keningnya. "Sudahlah, Ze. Jangan banyak berpikir akan hal itu. Aku sudah mengatakan pada mereka jika aku mencintaimu, jadi mereka pun tidak bisa mencegahku hanya karena statusmu. Lagipula, aku pastikan mereka tidak tahu hubunganmu dengan Om Jovan sebelumnya." Zehra

DMCA.com Protection Status