Beranda / Romansa / MY WIFE'S SECRET / Tantangan Tisya

Share

Tantangan Tisya

Penulis: Novi Aprilia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Part 19

"Sini!" teriak Luna. Wajah Risna pucat pasi. Kakinya mundur ke belakang, hingga tubuhnya hampir tumbang tersandung anak tangga pertama.

"Luna!" teriakku membuat langkah Luna terhenti dan menoleh ke arahku.

"Tolong, jangan hentikan aku, Mas," ujar Luna dengan raut wajah gelisah.

Aku melangkah mendekat ke arah Luna. Kutarik tubuhnya ke dalam pelukanku.

"Lun, kalau kamu sayang sama Mas, tolong hentikan ini, Lun," lirihku pelan.

"Mas, aku tidak bisa diam, Mas. Aku tidak bisa melihat wanita ini terus mempermainkan Mas, Luna tak terima!" Luna meronta-ronta dalam pelukanku. Matanya memerah, memandang sarkas ke arah Risna yang tak berkutik.

"Risna, katakan yang sejujurnya, setidaknya kami bisa memaafkanmu," celutuk Mbak Mia datar. Ibu hanya melihat seraya menarik napas kasar. Drama menyayat hati, sedang ditampilkan di hadapannya.

"Apa yang harus aku katakan, Mbak. Aku tidak melakukan apa-apa," kilah Risna. Tubuhnya melorot ke lantai. Derai air mata membasahi wajah cantiknya.

"Alah, ng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • MY WIFE'S SECRET   Pilihan

    Part 20"Bu, tolong suruh Risna keluar," pintaku pada Ibu. Tulang-tulang terasa lemas seketika. Sebelah tanganku memegang kepala, sebelah lagi meraba tempat untuk bersandar."Mas, Mas kenapa?" tanya Risna panik."Keluar!" tegasku."Risna, jangan keras kepala keluar dulu," ujar Ibu masih dengan nada bicara normal.Risna berisi keras ingin bersamaku. Kuarahkan tangan ke arah Ibu sebagai tanda mengusir Risna dari kamar Ibu. Semakin mendengar suaranya, kepalaku semakin sakit. Ibu menarik paksa Risna keluar dari kamar. Teriakannya tak menghentikan Ibu untuk mengusirnya.Tubuhku berguncang bagaikan di landa gempa. Peluh membasahi wajah dan kemeja yang kukenakan. Debaran jantung berpacu laksana orang berlari jauh. Tubuhku terjatuh di atas ranjang. Ibu meraih tubuhku, dilafalkan asma Allah di telingaku. Semua itu tak mengurangi rasa sakit. Semakin Ibu membaca ayat kursi, semakin kepalaku bagai dilindas dengan alat berat. Napas memburu, dada terasa panas. Hingga puncaknya, semua gelap.****En

  • MY WIFE'S SECRET   Cari Perkara

    Part 21Aku meronta, tapi Luna mengancamku. Dia menarik kunci dari dalam sakuku. Membuka pintu mobil dan mendorong tubuhku kekursi penumpang. Tak lama kemudian Risna berlari ke arah mobil."Kau puas! Lihat Masku menjadi gila karenamu. Sekarang, bawa dia pulang! Aku akan membuat perhitungan denganmu setelah ini!"sentak Luna seraya mendorong Risna kasar ke kursi kemudi.Risna menatapku jengah."Apa-apaan kamu, Mas. Bikin malu saja. Gara-gara kamu, aku yang dimarahin Adikmu," gerutu Risna seraya menginjak pedal gas kasar."Kamu jangan banyak bicara, kepalaku sakit. Suara kamu menambah sakit kepalaku," ujarku dingin.Risna melajukan mobil dengan kecepatan tinggi. Dia tidak peduli dengan keselamatan kami berdua berulang kali memintanya berhenti percuma. Suaraku dianggap bagai angin lalu."Risna, kamu sudah gila, hah? Kamu ingin kita mati?!" tanyaku setengah berteriak.Dia bungkam, melirikku melalui ekor matanya. Dimainkan stir kemudi dengan lihai. Sukses membuat tubuhku tidak bisa diam di k

  • MY WIFE'S SECRET   Turun Jabatan

    Para warga memberiku jalan, baru beberapa langkah, terdengar deru mobil yang berhenti tak jauh dari kerumun warga. Keluar seorang lelaki yang tak lain adalah Bintang. Hati semakin dongkol melihatnya menerobos warga. Aku tergugu di tempat melihat kepanikan Bintang yang tak mampu dia sembunyikan."Wan, masuk, ayo!" Ibu menarik tanganku.Aku tidak tahu lagi harus menaruh mukaku dimana. Risna dan tetua daerah tempat tinggalku berkumpul di ruang tamu sederhana milik Tisya.Tisya mempersilakan Ibu dan Bintang untuk duduk. Namun, dia abaikan denganku. Ah! Menyebalkan."Ada apa ini, Ris?" tanya Ibu seraya memegang pundak Risna pelan.Risna tidak menjawab, mukanya masam bak cuka. Terkesan santai dan tak tahu malu. Aku dibuat geram oleh sikapnya yang acuh tak acuh."Begini, Bu Andini. Menantu Ibu datang ke tempat Mbak Tisya dengan emosi yang tidak stabil. Bahkan, dia sempat menampar Mbak Tisya. Memaki-maki Mbak Tisya dengan keji. Saya tidak tahu permasalahan apa yang menyebabkan hal ini terjadi

  • MY WIFE'S SECRET   Pov Tisya

    "Sya, Mas tidak bisa melanjutkan pernikahan ini. Maafkan, Mas," ujar Mas Ridwan lelaki yang selama ini aku cintai.Aku tertunduk dengan debaran jantung yang tak beraturan. Pengakuan Mas Ridwan membuat hatiku luluh-lantak tak bersisa."Kenapa, Mas? Sya buat salah apa? Hingga Mas meninggalkan Sya?" tanyaku dengan suara parau."Mas tidak mencintai kamu lagi, Sya," desisnya dengan suara berat. Pelan dan hampir tak terdengar.Bagai dihantam dengan rantai berduri di sekujur tubuh. Sakit, tapi tidak berdarah. Seluruh sendi terasa tak berfungsi. Kaca-kaca mulai terbentuk, hingga pandanganku mulai kabur.Tujuh tahun mengikat janji, persiapan pernikahan sudah rampung. Akad nikah akan di laksanakan beberapa hari lagi."Kenapa, Mas? Selama ini kita baik-baik saja. Berikan Sya alasan, kenapa?" tanyaku dengan derai air mata yang membasahi pipi indahku.Dia yang selama ini ada untukku dalam duka dan suka. Harapan hidup telah aku rangkai dengannya. Bagaimana bisa dia meninggalkanku di hari menjelang

  • MY WIFE'S SECRET   Asal Mula Luka

    Suara azan subuh mengalun merdu dari gawaiku. Membangunkanku dari lelap yang sejenak membuat lupa akan sakit yang mendera.Namun, saat mata terbuka, sakit itu kembali menghujam jiwa. Kuhempaskan kembali tubuhku ke kasur yang tak lagi empuk. Bulir bening kembali mengalir dari sudut mata. Berusaha tegar, tapi tak mampu. Apa yang harus aku katakan kepada mereka?Notifikasi pesan dari gawaiku mengusik anganku.[Sya, ke kantor hari ini, Ya. Ada pekerjaan yang harus kamu selesaikan. Beberapa hari lagi kamu akan nikah, pastinya cutinya lama, 'kan?] pesan yang dikirimkan Risna-sahabat karibku di perusahaan tempatku bekerja.[Iya.] balasku malas. Padahal semua pekerjaan telah aku selesaikan tempat waktu.Beringsut pelan dari ranjang, melangkah gontai ke kamar mandi. Isak tangisku belum reda. Hati tak mampu menerima kenyataan yang menyerang hati. Tubuh bergetar menahan isak tangis yang semakin tak terbendung.Bayangan Mas Ridwan berputar-putar dalam otakku. Berusaha menyangkal, jika ini hanya m

  • MY WIFE'S SECRET   Mengadu

    Rani menarik lenganku untuk duduk. Memintaku tenang, tanpa memikirkan ocehan mereka."Ran, mana berkas yang harus kukerjakan?" tanyaku pada Rani pelan.Rani memandang heran ke arahku. Lalu dia bertanya,"berkas apaan lagi? Tidak ada pekerjaan untukmu. Kamu sudah minta cuti, 'kan?""Besok mulai cuti, tadi pagi Risna kirim pesan. Katanya ada pekerjaan untukku," ujarku heran."Tanya noh sama dia! Asyik pamer saja. Nggak berubah sikapnya dari dulu. Mudah aja nerima laki, giliran bunting, ditinggal, nangis guling-guling," cerocos Rani dengan nada pelan. Paling malas berurusan dengan Risna. Dia terkadang terlihat kejam, tapi dia selalu ada untukku selama dua tahun ini.Benar dengan apa yang dikatakan oleh Rani. Risna hamil di luar nikah. Sekarang, dia memiliki sepasang bayi kembar tampan dan bikin gemes. Usia mereka dua tahun. Cerita tentangnya kami ketahui, karena dia sendiri yang bangga mengumbar aibnya.Risna hanya dinikahi beberapa bulan. Setelah itu ditinggalkan, sampai sekarang suaminy

  • MY WIFE'S SECRET   Membuang Surga

    Ibu menatap Mas Ridwan dengan tatapan tak suka. Aku yakin, jika Ibu merasakan perubahan pada diri Mas Ridwan. Dia cenderung kasar dalam beberapa hari ini."Ibu tidak pernah mengajarkan Wan berbuat tidak adil seperti ini. Wan menzamini Tisya. Ini perbuatan tidak baik, Wan. Apa pun ceritanya Ibu tidak setuju kamu membatalkan pernikahan kalian. Persiapan sudah siap seratus persen. Kamu tidak hanya menyakiti Tisya, tapi Ibu, Luna dan Mbak Mia akan tersakiti dengan sikap egois kamu." ungkap Ibu panjang lebar."Assalamualaikum!" Suara Luna terdengar nyaring di ambang pintu. Pandangan terarah pada Luna. Tubuhnya berbalut seragam kampus kedokteran ternama. Luna sedang menjalani kuliah tahap akhir.Luna melangkah mendekat, diletakkan tas di atas sofa. Beralih menatapku, sedetik kemudian. Beralih menatap Kakaknya."Mas apain Mbak Tisya?" selidik Luna kejam."Masmu mau batalin pernikahan dengan Mbakmu, Nak," jawab Ibu cepat.Luna terperanjat. Wajah kagetnya terlihat jelas."Kenapa, Mas? Salah Mb

  • MY WIFE'S SECRET   Bobrok Risna

    Sepuluh hari aku berdiam diri di rumah. Selain karena penyakit yang menyerang. Selama itu pula masa cuti yang kuambil untuk acara pernikahanku. Kebaya putih itu masih tergantung rapi di dinding.Beberapa kali Ibu dan Luna menjengukku. Membawakan makanan dan obat-obatan. Rasanya enggan menjauh dari keluarga Mas Ridwan. Meski, yang kupuja tak mengharapkanku lagi.Hari ini, aku kembali harus bekerja. Rani juga beberapa kali mengunjungiku. Memberiku semangat untuk bangkit. Ini bukan akhir dari segalanya.Kuraih Kebaya akad dan resepsi. Melipatnya pelan, lalu Kumasukkan ke dalam tas besar. Aku akan menjual kembali ke butik. Berharap mereka bisa menerimanya. Kebaya pernikahanku adalah pure hasil jerih payahku.Berdiri mematung di depan cermin. Wajahku terlihat kusam dari biasa. Lingkar mata menghitam. Pipi terlihat lebih tirus. Jujur nafsu makanku menurun sepuluh hari ini.Kusapu bedak agak tebal untuk menutupi wajah kusamku. Aku harus mampu menyambung hidup. Mas Ridwan sudah menikah dengan

Bab terbaru

  • MY WIFE'S SECRET   Mirip Hantu

    "Mas, kamu sudah siap miskin, hah? Jangan tinggalkan aku! Kebahagiaanmu hanya padaku," racau Risna berusaha menyentuhku."Tidak! Kamu salah, kebahagiaanku tidak ada padamu. Mulai hari ini hubungan kita berakhir. Silahkan kamu ambil seluruh hartaku, tapi tidak lagi dengan harga diriku yang telah kau renggut sembilan tahun lamanya," ucapku penuh penekanan. Kutepis tangannya yang hendak menyentuhku. Sorot matanya merah menyala seakan api yang hendak menyambar tubuhku. Perasaan untuknya tak jauh berbeda dengan pertama kali bertemu dengannya. Aku tidak suka dengan Risna, kerja samanya dengan iblis mengubah hatiku."Sudahlah, Mbak. Mas Ridwan sudah mengutarakan keputusannya. Mbak pun aneh, diberikan kesempatan untuk taubat. Malah sempat-sempatnya melakukan hal buruk untuk Mbak Tisya," ujar Luna dengan nada menghakimi. Risna menoleh ke arah Luna dengan tatapan ganas."Bu! Tolong Risna!" Risna beralih pada Ibu yang berurai air mata. Luka yang kupersembahkan mengores hati wanita mulia dalam h

  • MY WIFE'S SECRET   Kami sudah Bercerai

    "Mas, kamu sudah siap miskin, hah? Jangan tinggalkan aku! Kebahagiaanmu hanya padaku," racau Risna berusaha menyentuhku."Tidak! Kamu salah, kebahagiaanku tidak ada padamu. Mulai hari ini hubungan kita berakhir. Silahkan kamu ambil seluruh hartaku, tapi tidak lagi dengan harga diriku yang telah kau renggut sembilan tahun lamanya," ucapku penuh penekanan. Kutepis tangannya yang hendak menyentuhku. Sorot matanya merah menyala seakan api yang hendak menyambar tubuhku. Perasaan untuknya tak jauh berbeda dengan pertama kali bertemu dengannya. Aku tidak suka dengan Risna, kerja samanya dengan iblis mengubah hatiku."Sudahlah, Mbak. Mas Ridwan sudah mengutarakan keputusannya. Mbak pun aneh, diberikan kesempatan untuk taubat. Malah sempat-sempatnya melakukan hal buruk untuk Mbak Tisya," ujar Luna dengan nada menghakimi. Risna menoleh ke arah Luna dengan tatapan ganas."Bu! Tolong Risna!" Risna beralih pada Ibu yang berurai air mata. Luka yang kupersembahkan mengores hati wanita mulia dalam h

  • MY WIFE'S SECRET   Bukan Pendarahan Biasa

    Bab 38"Bu, bagaimana ini?" tanyaku panik. Darah yang mengalir bagaikan kran air yang di buka. Jika dibiarkan Risna akan meregang nyawa.Ibu memintaku membaringkan Risna atas ranjang. Kemudian, berlari keluar memanggil suster jaga. Tak butuh waktu lama, dokter dan beberapa perawat memasuki ruang rawat Risna.Mereka berdiri kaku dengan keanehan yang terjadi. Menurut dokter, Risna sudah diberikan obat untuk menghentikan pendarahan."Pak, lebih baik Bu Risna kami rujuk ke rumah sakit yang lebih besar. Ini mustahil, obat dan suntikan sudah kami berikan. Ini diluar nalar." Dokter muda itu goyah dengan pernyataannya sejam yang lalu.Aku meminta rujukan ke rumah sakit tempat Luna bekerja. Meski, Risna berusaha menepis anggapan, jika dia tidak butuh pengobatan medis.Aku mengaruk kepala yang tak gatal. Berada di posisi yang serba salah seperti ini. Hatiku gamang, mempercayai dunia medis atau ucapan mistis Risna yang bisa juga dipercaya."Mas, percaya padaku. Yang aku butuh lelaki tua yang wak

  • MY WIFE'S SECRET   Pendarahan

    Bab 37"Anak-anak bilang, Risna terkapar bersimbah darah di kamar, Wan. Ayo cepat!" Ibu terlihat sangat panik.Aku tak kalah panik membayangkan si kembar menghadapi kejadian mengerikan di depan mata mereka. Ibu memintaku tenang, fokus mengemudi.Sepanjang perjalanan menebak-nebak apa yang terjadi dengan Risna. Anak-anak tidak menjelaskan secara gamblang apa yang terjadi dengan Risna. Beberapa kali Ibu menghubungi mereka, tak ada jawaban sama sekali.Setengah jam perjalanan gawaiku berdering. Kenzo mengatakan Risna sudah di bawa ke klinik terdekat. Risna bukan bunuh diri seperti dalam bayanganku. Info baru yang kutemui semakin membuat kepala mereka-reka kejadian yang menimpa Risna.Sesampai di klinik yang di maksud, aku mencari keberadaan mereka. Keduanya memelukku erat, menangis tersedu-sedu."Pak!" panggil Bibi pelan."Iya, Bi. Ibu kenapa?" tanyaku pelan. Ibu mengambil alih kedua jagoanku untuk duduk bersamanya di depan kursi tunggu."Menurut prediksi dokter Ibu pendarahan, Pak." jaw

  • MY WIFE'S SECRET   Mencari jalan keluar

    Bab 36Ibu menatap Luna, sedetik kemudian beralih pada Mbak Mia. Seakan-akan meminta dukungan dari kedua anak perempuannya."Untuk sementara Ridwan kembali ke rumah Ibu ....""Aku bagaimana, Bu?""Huush! Ibu belum selesai bicara. Nggak sopan," desis Mbak Mia."Kamu di sini bersama anak-anak. Belajar memperbaiki diri. Jika pikiran kalian sudah tenang. Baru kita ambil keputusan terbaik. Tak perlu buru-buru," ujar Ibu disambut anggukan terpaksa dari Risna."Tuh ingat jangan main pelet lagi! Jangan sampai wajah Mbak rusak gara-gara kesalahan Mbak sendiri," ketus Luna."Benar, bertaubat lah, Ris. Minta ampun sama Allah. Perbuatan kamu selama ini musyrik," timpal Mbak Mia.Menimbang pernyataan Ibu ada benarnya. Kali ini lebih baik, mendengar nasehat Ibu. Buru-buru lepas dari Risna pun tak ada gunanya. Tisya sudah sah dalam dekapan Bintang. Melihat Risna dalam keadaan seperti ini juga sangat menyedihkan."Kalau begitu, kita pulang sekarang, Bu! Gerah di sini," ujarku tidak sabar keluar dari

  • MY WIFE'S SECRET   Jangan bercerai, Pa

    Bab 35Melangkah cepat keluar. Baru hendak menuruni tangga Mbak Mia dan Risna berjalan ke arahku."Risna! Aku tidak akan memaafkanmu! Kau telah menghancurkan hidupku. Aku tidak mau hidup bersama kamu lagi. Aku ingin kita cerai!" teriakku emosi.Tubuh Risna melorot ke lantai. Secepatnya Luna berlari dari kamar. Berusaha menenangkanku, merayu agar hal ini dibicarakan baik-baik tanpa kekerasan."Papa!" suara dan langkah kaki Kenzi terdengar mendekat."Papa! Abang tidak mau Mama dan Papa berpisah!" teriak Kenzi histeris.Kutarik napas dalam, berusaha mengatur hati dan sikap di depan dua jagoanku. Melangkah menuruni tangga cepat. Keduanya memeluk erat tubuh Risna yang tertunduk di lantai. Mbak Mia mencoba menenangkan mereka."Mas, jangan! Tolong, jangan sakiti keduanya. Mereka tidak tahu apa-apa tenang ini semua. Jangan sampai trauma menghampiri mereka," bisik Luna pelan.Mbak Mia menatapku penuh harap. Mengeleng kepala pelan untuk diam sementara waktu."Kata siapa Mama dan Papa mau pisah?

  • MY WIFE'S SECRET   Cerai

    Bab 34"Mas, tangkap!" teriak Luna girang saat bunga itu mengarah padaku.Dalam hitungan detik bunga itu berada dalam genggaman. Semua mata tertuju padaku. Risna menghampiri dengan tatapan tak suka."Ngapain, Mas tangkap," desisnya dengan mata melotot."Apaan sih, Mbak? Biasa saja kali, tangkap bunga, Pun," gerutu Luna dengan tatapan malas ke arah Risna."Siapa yang dapat bunganya, ayo ke depan," suara MC kembali mengema. Luna mengangkat tanganku ke atas. Tidak peduli delikan mata tak suka dari Risna."Suami Bu Risna dapat bunga pengantin. Bahaya itu, Mah," celetuk salah satu rekan kerja Risna."Iya, hati-hati lho Bu Risna. Kayaknya bakalan dapat madu," timpal wanita di sebelahnya."Pertanda buruk sepertinya Bu Risna. Suaminya pengen daun muda, tu," cerocos rekan kerja Risna tanpa jeda.Risna menatap mereka jengah."kebetulan saja, Bu. Tidak mungkinlah suami saya mencari yang lain." Risna mengapit lenganku manja."Hmmm! Apa lagi Bu Risna dah mulai tertutup seperti ini. Bahaya lho ke je

  • MY WIFE'S SECRET   Pernikahan Tisya

    Bab 33Aku kembali melangkah ke dalam, mengamati keadaan sekitar. Sungguh tak mampu dijelaskan dengan kata-kata persiapan Bintang menyunting Tisya. Luar biasa-tidak cukup mewakili indah dan mewah acara yang Bintang persiapkan untuk wanita yang masih bertahta di hatiku.Beberapa awak media dari berbagai stasiun TV ikut andil dalam penghelatan akbar ini. Tak bisa dipungkiri keluarga Bintang salah satu crazy rich Indonesia.Akad nikah akan segera di mulai. Terlihat Bintang berjalan dengan balutan baju pengantin berwarna putih. Aura ketampanan Bintang tak mampu dilukis dengan kata. Ketampanannya tak sebanding denganku.Aku mengambil posisi dibagian depan. Tak lama kemudian, Risna datang dan duduk di sampingku. Mbak Mia juga tidak ketinggalan.Dalam hitungan menit Tisya akan menjadi milik lelaki lain. Kebodohan terbesar, melepas wanita hebat tanpa cela. Andai waktu bisa diputar, ingin rasanya semua kembali seperti sedia kala.Huh! Aku mencari keberadaan Tisya, Ibu dan juga Luna. Mereka bel

  • MY WIFE'S SECRET   Berubah

    Bab 32"Gila! Tisya itu sudah gila. Buat peraturan sesuka hati dia. Sok kaya, gerutuku kesal."Peraturan gila khusus buat istri Mas tercinta. Yang duluan berbuat gila pada Mbak Tisya. Udah yuk, Mas. Mandi sana, kita pergi bareng," ajak Luna dengan mata yang tak berhenti berkedip-kedip.Aku kembali membenamkan wajahku ke sofa. Menutup kedua telinga agar suara Luna dan Mbak Mia tidak bisa kudengar."Mas, dengerin Luna! Bangun, kita pergi bareng. Luna janji nggak julid lagi sama Mas. Ayo!" Entah angin apa yang merasuki Luna. Dia terlihat lebih lembut kepadaku.Aku melangkah menuju kamar, Luna membawakanku dan Risna baju untuk pergi ke acara pernikahan Tisya dan Bintang. Gejolak senantiasa menguasai hati. Akankah aku sanggup melihat Tisya menjadi milik Bintang."Mas!" panggil Risna pelan. Sejak kebohongannya terbongkar, Risna menjadi lebih pendiam. Namun, perubahannya tidak memberi dampak apa-apa untukku. Perlahan hatiku mulai membatu untuknya."Jangan bicara apa-apa, aku nggak mau moodku

DMCA.com Protection Status