Share

Pilihan

Part 20

"Bu, tolong suruh Risna keluar," pintaku pada Ibu. Tulang-tulang terasa lemas seketika. Sebelah tanganku memegang kepala, sebelah lagi meraba tempat untuk bersandar.

"Mas, Mas kenapa?" tanya Risna panik.

"Keluar!" tegasku.

"Risna, jangan keras kepala keluar dulu," ujar Ibu masih dengan nada bicara normal.

Risna berisi keras ingin bersamaku. Kuarahkan tangan ke arah Ibu sebagai tanda mengusir Risna dari kamar Ibu. Semakin mendengar suaranya, kepalaku semakin sakit. Ibu menarik paksa Risna keluar dari kamar. Teriakannya tak menghentikan Ibu untuk mengusirnya.

Tubuhku berguncang bagaikan di landa gempa. Peluh membasahi wajah dan kemeja yang kukenakan. Debaran jantung berpacu laksana orang berlari jauh. Tubuhku terjatuh di atas ranjang. Ibu meraih tubuhku, dilafalkan asma Allah di telingaku. Semua itu tak mengurangi rasa sakit. Semakin Ibu membaca ayat kursi, semakin kepalaku bagai dilindas dengan alat berat. Napas memburu, dada terasa panas. Hingga puncaknya, semua gelap.

****

En
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status