Home / Romansa / MY HANDSOME CEO / Bab 2 : Tamparan Untuk Arya

Share

Bab 2 : Tamparan Untuk Arya

Author: Alex Avolino
last update Last Updated: 2024-01-29 19:00:33

"Dasar Kampret! Kalau kau bukan Calon Bosku Akan ku colok matamu" Gerutu Alya dalam Hati.

Alya yang sadar dirinya tidak dianggap berada di ruangan itupun merasa sangat Kesal.

" Ada perlu apa lagi?" Tanya Arya dengan Nada yang datar.

" Oh itu pak, Kopinya" Ucap Alya sambil menunjuk Kopi yang ada di depan Arya.

" Akan saya minum nanti."

" Apa nggak sebaiknya diminum sekarang pak? Takutnya kalau nanti sudah dingin."

Arya yang mendengar itu langsung meletakkan berkas yang ada di tangannya " Namamu siapa tadi?" Tanya Arya.

" Alya Angraeni pak."

" Alya sudah berapa lama kamu bekerja disini?" Tanya Arya lagi.

" saya belum bekerja di sini pak. Hari ini saya datang wawancara untuk menjadi asissten pribadi pak Arya. Bukan bermaksud lancang pak, saya hanya menyarankan saja. Alangkah baiknya kalau kopi diminum selagi masih panas" Ucap Alya sembari meminta maaf pada Arya.

" HAHAHA, Kamu belum bekerja di sini, tapi sudah berani memerintah saya ya?" Ucap Arya sambil tertawa.

"Maaf pak, saya tidak bermaksud seperti itu." Ucap Alya Sambil menunduk. Alyapun berusah untuk diam dan tidak berkata apa apa lagi, Karena Takut dirinya tidak akan diterima.

Mendengar apa yang dikatakan Alya, arya pun melepar berkas yang ada di tangannya. Arya mendengkus kesal dan mencoba untuk meneguk kopi itu. Namu Saat kopi ityu menyentuh Lidahnya, Raut muka yang tadinya sangat masam sketika berubah. Sudut bibirnya terangkat ke atas, sambil tersenyum tipis.

" Namamu tadi?"

" Dasar Pria Tuli. Harus berapa kali aku memperkenalkan diri?" Teriak Alya dalam hati yang mumali memanas.

"Nama saya Alya Angraeni Pak." Ucap Alya memperkenalkan dirinya kembali.

" Oh Ok ALya. Terima kasih atas Kopinya. Sekarang kamu boleh kemabli. Kamu tunggu saja kabar selanjutnya.

" Kalau begitu saya undur diri dulu pak." Ucap Alya sambil meninggalkan Ruangan Itu. Perasann Alya bercampur aduk. Mulai dari bahagia, senang dan Tegang. Iapun berusaha untuk tersenyum sambil keluar.

Sesampainya di luar, Alya menyandarkan punggungnya di dinding sambil menatap pintu Ruangan Arya dengan tatapan yang penuh harap.

" Bagaimana Reaksi pak Arya? Apakah dia suka dengan Kopi buatanmu?" tanya seorang wanita Padanya.

Alyapun kaget ketika ratna menepuk pundaknya. Ia tak sadar kalau Ratna sudah berada di Sampingnya.

" Saya jyga nggak tahu kak. Sepertinya nggak ada harapan deh." Ucap Alya dengan Wajah yang lesu.

" Nggak apa apa. Jangan Patah semangat gitu donk. kalau ada lowongan Lain Kamu bisa mencobanya lain kali. Sudah bagus kamu bisa sampai bertemu dengan pak Arya. Sejauh ini Cuma Kamu yang bisa bertemu dengan Pak Arya dari sekian ribu Pelamar" Ucap Ratna yang mencoba untuk menyemangati Alya.

Alya pun kembvali mencoba untuk tersenyum kembali. " Buat apa bertemu Pak Arya, Kalau ujung ujungnya juga tidak akan lolos. Kalau perlu saya tidak usah beretemu dengan pria yang menjengkelkan itu." Gerutu Alya dalam hati.

"Kalau begitu saya pamit dulu ya Mbak. sampai Jumpa nanti." Ucap Alya yang berpamitan pada Ratna.

" Iya semangat ya!" Ucap ratna sembari memberikan semangat pada Alya.

 Dengan wajah yang sangat lesu, Alya berjalan menuju Lift. Walaupun hanya sebentar, Namun Sangat menguras tenaga dan pikiran Alya.

" Ada ya, Orang yang semenyebalkn dia." Ucap alya sembari menuju lift.

Saat Alya hendak ingin keluar dari Lift. Tiba tiba ada notifikasi E-mail Masuk di Ponselnya. ia buru buru membukanya saat melihat yang yang mengirim E-mail itu adalah HRD dari Hotel dimana dia melamar saat ini.

 Melihat Kata selamat Yang tertulis dalam isis E-mail Itu. Mata Alya sontak melebar. Ternyata Ia diterima menjadi Asissten Arya Nugraha.

 Ia buru buru menuju Kursi yang ada di Loby Untuk menegecek kembali e-mail Itu dan Membacanya berulang Kali.

" Aku sedang tidak bermimpi kan?" tanya Alya pada dirinya sendiri ambil mencubit lengannya.

" Ternyata Ini Bukan Mimpi. aku benar benar diterima Bekerja di Hotel Ini." Ucap Alya kegirangan.

Alya masih teringat jelas dengan raut wajah Arya, saat mencicipi Kopi Buatannya Itu. Arya yang tak menunjukkan Wajah yang bersahabat bahkan Tidak ada tanda tanda sedikitpun Kalau Alya akan di terima.

Saat Alya sedang asyik mengingat Moment wawancaranya yang sangat menegangkan tadi. Tiba Tiba Keluar sosok Arya Berasama Dua orang yang sempat mewawancarai Alya tadi.

Alya pun menatap Arya dari atas kepala, Hingga Ujung Kaki. " Ternyata Pria menyebalkan Ini Cakep Juga ya. Apalagi menggunakan Setelan jas, Kelihatan Sangat berwibawa." Gumam Alya dalam hati.

Sebelum Arya melangkah meninggalkan Loby Hotel, Ia sempat menatap Alya dengan tatapan yang sangat tajam. Alya yang melihat Bosnya sedang menatap itu Langsung membuang Senyum Kecil. Namun Senyuman Itu tak dibalas oleh Arya, bahkan Hanya memalingkan wajah dan terus berjalan.

" Sialan. dasar manusia Sombong" Gumam Alya.

Alya tak terlalu memikirkan watak Bossnya yang sangat dingin Itu, Yang ia pikirkan hanyalah bagaimana dia bisa bekerja dengan baik di tempat itu. Dan kalaupun nantinya ia sudah tak sanggup dengan sikap Arya padanya, dia akan keluar tanpa memikirkan apapun.

Alya yang merasa sangat Senang setelah mendapat E-mail itupun langsung memesan Ojek, yang walanya ia akan memesan Taxi karena berpikir ia tidak akan diterima. Tiba tiba berubah pikiran agar bisa menghemat.

Saat Alya hendak berjalan ke depan pintu gerbang untuk menunggu ojek Online yang ia pesan, tiba tiba ia melihat mobil sedang berhenti karena di hadang oleh penegendara lain. Namun ia Coba memperhatikan Orang yang keluar Dari Mobil itu secara seksama. Ia Sontak kaget saat melihat orang yang keluar dari mobil itu adalah bosnya, ayra Nugraha. dan mobil yang menghadanhnya adalah moibil seorang wanita yang ia tak kenal.

Alya yang tak tahu apa yang sedang mereka bicarakan hanya berpikir, kalau mereka adalah sepasang kekasih yang sedang berantem. karena tampak jelas terdengar kalau mereka sedang cekcok, walaupun tak tahu arah dan tujuan pembicaraan mereka. 

alya yang masih Asyik memperhatikan perkelahian antara dua sejoli itu, tiba tiba di buat kaget saat satu tamparan menadarat di pipi Arya. "Wow. Ayo mbak tampar lagi.! Ucap sean berbisik. Alya yang masih menyimpan dendam dengan sikap Atasannya Tadi, Sangat bahagia melihat atasannya yang menyebalkan itu di Tampar oleh seorang wanita. 

Saat Alya Masih saja Fokus dengan pertengkaran itu, tiba tiba ojek Online yang dipesannya menghampiri. "Mbak alya ya?" Tanya Ojek itu.

Arya yang mendengar suara tukang Ojek yang menyebutkan nama Alya Seketika Mengalihkan pandangannya menatap Alya dengan tatapan Sinis.

Alya yang sadar akna tatapan itu Sontalk Kaget, dan langsung memasukkan Ponselnya ke dalam saku dan langsung Naik ke Boncengan Ojek itu. "Ayo pak, Cepat Jalan." Ucap Alya sambil menepuk pundak Tukang Ujek Itu.

Tukang ojek yang mendengar ucapan Alya itu langsung menancapkan gasnya. Alya yang saat itu melintas di Samping arya menggunakan Ojek, langsung memalingkan Wajahnya Berlawanan dengan arah Arya.

" Hampir saja aku Ketahuan" Ucap Alya sembari mengusap dadanya.

Related chapters

  • MY HANDSOME CEO   Bab 3 : Tinggal Serumah?

    Hari ini hari pertama Alya bekerja jadi seorang Asissten Dari Arya Nugraha. Alya datang Tiga puluh menit lebih awal karena takut terlambat. Sambil menunggu waktu kerja Mulai, alya menunggu di Loby Hotel sambil membaca Informasi tentang Hotel. Saat Alya sedang asyik membaca Informasi. Tiba tiba Alya memanggil Mbak Ratna yang Baru saja melewatinya. " Mbak Ratna" Teriak Alya sambil melambaikan tangan." Eh, Alya. Ini hari pertama kamu bekerjakan kan. Slamat ya, kamu sudah diterima kerja di sini." Ucap Ratna sambil menyalami Alya." Siapa Yang harus saya temui pagi ini mbak? Soalnya saya belum tahu Apa yang harus saya kerjakan?" Tanya Alya pada Ratna." Kamu naik aja di Ruangan Kemarin. nanti kamu akan ketemu satu Ruangan Tepat di sebalah Ruangan pak Arya. nanti kamu bertanya dengan Sekertaris Pak Arya di sana. Namanya Dewi. Tapi mungkin kalau sekarang dia belum datang, Tapi paling sebentar lagi dia sampai kok." Ucap Ratna yang sambil mengarahkan Alya." Tapi mbak Ratna Bisa kan kasi Gamb

    Last Updated : 2024-01-30
  • MY HANDSOME CEO   Bab 4 : Istri atau Pegawai?

    " kenapa saya harus Tinggal di Rumah pak Arya?" Rumah saya tidak jauh kok dari sini pak. Bapak Bisa lihat saja kan sendiri, hari ini saya datang tiga puluh menit lebih awal dari jam Kantor. Lagian Nggak enak Pak kalau saya harus Tinggal di Rumah bapak. Apa Kata Orang nantinya, melihat Seorang Pria dan wanita yang bukan Muhrimnya sudah Tinggal Satu Atap." Ucap Alya.Arya yang mendengar perkataan Alya itu merasa Bingung. "Kan tadi saya sudah bilang. Kamu harus bisa mengontrol semua apa yang aku lakukan. Termasuk Saat aku di Rumah.Sebenarnya, kamu sudah tahu tugas kamu atau belum sih? Atau jangan jangan Kamu juga belum tanda tangan Kontrak?" tanya Arya yang bingung dengan semua jawaban Alya." Belum pak." Jawab Alya sambil menggelengkan kepalanya." Apa kamu bilang? Belum Tanda tangan Kontrak?. Pergi ke ruangan HRD sekarang!" Ucap Arya dengan Raut wajah yang sangat Emosi.Melihat kemarahan di wajah Arya. Alya buru buru keluar dan menuju Ruangan HRD. Saat Alya keluar dari Ruangan Arya, dia

    Last Updated : 2024-02-01
  • MY HANDSOME CEO   Bab 5 : Arya Dijodohkan

    Alya membuang semua ragu yang ada di Hatinya setelah melihat Jumlah gaji yang tertera di kontrak dan yang akan ia dapatkan. Ia tidak munafik. Sekarang ia sangat membutuhkan Uang. Ia yakin akan mendapatkan sangat banyak tekanan dalam pekerjaan ini. Tapi ia tidak menghawatirkan itu semua. Ia hanya perlu bertahan sambil mengumpulkan Uang Untuk modal usahanya sendiri. Ia akan hidup sehemat mungkin dan jika Uangnya sudah terkumpul, ia akan segera pergi dari Hotel ini dan membuat usahanya sendiri.Setelah menandatangani Kontrak. alya kemudian Begegas menuju Ruangan Arya. "Saya sudah membaca Kontrak kerjanya Pak. Saya akan membawa Barang barang saya nanti malam ke Ruamh Bapak."" Kalau begitu, Tak perlu ku jelaskan panjang lebar lagi. Kamu sudah pasti tahu apa yang harus kamu lakukan kan?" Tanya Arya." Iya Pak." Jawab Alya sambil mengangguk." Baguslah Kalau begitu." Ucap Arya sambil memberika sebuah ponsel pada Alya. "Ini ponsel kerjaku. Kamu berikan padaku kalau ada telepon dari orang pe

    Last Updated : 2024-02-01
  • MY HANDSOME CEO   Bab 6 : Karma

    Alya kembali ke ruang rapat setelah menerima Telpon dari Monica. Ia berjalan Sepelan Mungkin agar tidak menimbulkan suara. Karena ia tidak mau menganggu karyawan yang sedang persentasi. Sejak Awal Rapat, alya sangat bingung dengan pembahasan rapat kali ini. Ia semakin bingun karena sempat keluar sebentar saat menerima Telpon dari Monica, Sementara pembahasn Rapat tetap terus berlanjut. Ia tidak Tahu apa yang harus Ia catat sekarang. Ia hanya menatap ke arah layar Monitor dan sesekali melirik ke Arah Ayra, Yang sedang fokus dengan Rapat kali ini.Setelah Satu jam Raptpun akhirnya selesai. Semua Staff satu per satu meninggalkan Ruangan Rapat.Hanya tersisa Alya dan Arya." apa yang dikatakan Monica tadi?" Tanya Arya." Bu Monica Sedang menunggu bapak di Butik Melati. Dan katanya bapak harus datang ke sana." Jelas Alya." Oke. Terima Kasih Atas Infonya." Ucap Arya sambil beranjak dari tempat duduknya." Apakah bapak Akan pergi ke Butik Itu?" tanya Alya Sembari berjalan di belakang Arya.

    Last Updated : 2024-02-03
  • MY HANDSOME CEO   Bab 7 : Sok Kenal Sok Dekat

    " Kamu dengar Aku nggak sih? Ap kamu meremehkanku? Kamu nggak tahu siapa aku ya?"Ucap Monica Lalu melayangkan Tangannya Di udara dan Mendarat di Pipi alya.Alya merasakan Panas di pipinya."Kamu masih nggak mau bilang dimana Arya?" Tambah Monica."Maaf Bu. Bukannya sayaNggak mau. Tapi memang pak Arya pergi setelah menerima telpon tadi. Pak Arya Hanya Bilang ada Rapat di Luar. Tapi Dia tidak mengatakan kalau Tempatnya di mana." Jelas Alya sambil memegang pipinya yang masih memerah." Jadi.Dia sengaja menghindar dariku?. Oke. Aku Akan Buat Kamu agar tidak bisa kabur lagi dariku." Ucap Monica sambil bergegas pergi meninggalkan Alya.Setelah menica Pergi. barulah Dewi menghampiri Alya. " Kamu Nggak Apa apa Al? Maaf ya. Aku nggak Bisa Bantu kamu. Bu Monica Itu orangnya sangat keras kepala dan tidak mau mendengar apa yang orang lain katakan. Kalau ada yang tidak seseuai dengan Kehendaknya, Dia Pasti akan main tangan.Alya yang masih merasa sangat kesal tidak memperdulikan apa yang Dewi katak

    Last Updated : 2024-02-07
  • MY HANDSOME CEO   Bab 8 : Sandiwara Arya dan Alya

    Alya yang saat itu sudah merasa khawatir akan ketahuan, mencari alasan agar mereka segera pergi dari tempat itu." Aduh.!"Alya merintih sambil memegang perutnya yang terasa sangat sakit."Kamu Kenapa?" Tanya Arya." Sepertinya maag Saya kambuh Pak."Arya mendengar keluhan Alya langsung menggelengkan kepala." Ya. Sudah. Ayo makan. Habis Itu jangan Lupa Minum Obat. Kamu Bawa Obatnya kan?"Alya Mengangguk. Rasa-rasanya ia Ingin menegajak Arya untuk segera pergi dari restoran Itu." Sejak kapan kamu maag?" Tanya Boby sembari melirik ke arah Arya. Boby pun merasa bingung dengan tingkah Alya. Karena setahunya, Alya adalah orang yang sangat memperhatikan pola makannya saat masih kuliah dulu. Bahkan ia tak pernah telat makan walaupun tugas kampus sedang menumpuk."Apa aku harus melapor padamu dulu kalau aku punya maag? memangnya kamu siapa?Arya kemudian mengelengkan kepala saat melihat perdebatan antara Alya dan Boby. Ia lantas melewati Alya, dan berjalan menuju ruangan paling ujung.Alya bar

    Last Updated : 2024-02-08
  • MY HANDSOME CEO   Bab 9 : Pacar Pura-Pura.

    Pukul lima belas, Arya dan Alya kembali ke kantor. Untunglah, Monica tidak ada disana ketika mereka sampai. Karena waktu yang tinggal sedikit, Arya kembali bekerja di Ruangannya. Begitu pula dengan Alya yang kembali ke ruangannya.Tepat Pukul Setengah Lima sore, Alya meninggalkan kantor. Ia harus pulang dan mengemas barang barangnya untuk pindah ke Rumah Arya.Ia juga sudah mencatat tugasnya di sebuah buku catatan Baru.Karena Alya hanya tinggal seorang diri saja, Ia tak perlu berpamitan pada siapapun. Ia mengemas semua barang barangnya sendirian. Tak banyak yang di bawa. Hanya baju yang biasa ia pakai saja. Satu koper saja sudah cukup.Karena kemacetan jakarta, Tepat Pukul dua puluh barulah Alya sampai di sebuah alamat yang ia tulis di Secarik kertas di tangannya.Keningnya menerut ketika berdiri di depan Gerbang. Rumah yang bernomor 505 di depannya itu tampak sangat sepi. Ia ragu kalau Arya sudah Pulang ke Rumah.Alya kemudian menekan Bel. Ia terus menekan hingga seorang Security berla

    Last Updated : 2024-02-09
  • MY HANDSOME CEO   Bab 10 : Gelisah

    Pada kahirnya ia hanya berdiam diri ketika Bibir mereka berpisah dan mereka saling menatap satu sama lain. Untuk beberapa detik mata Alya tak berkedip. Ia memandangi wajah orang yang tepat berdiri di depannya, Tak percaya dengan apa yang terjadi. Marah, Kesal, Bingung bercampur menjadi satu.Mangabaikan Tangannya Yang siap menampar Arya, Jantung Alya berdegup kencang. Seolah belum cukup dengan mencium Alya, Arya menyusuri pergelangan tangan Asisstennya Itu. Arya memaksa Tangan Alya membuka Hingga ia berhasil menautkan Jemarinya."Apa harus aku tunjukkan yang lebih lagi?" Ujar Arya mengangkat tangannya yang menggenggam tangan alya setinggi dada.Mulut Monica Terbuka. Ia menggeleng, Menolak menerima kenyataan ini. Tidak mungkin seporang seperti Arya bisa menyukai Wanita Desa seperti Alya. Ia sudah mencari tahu tentang Arya sebelum mereka bertemu pertama kali. Arya beberapa kali berpacaran. Dan semuanya merupakan Gadis dari keluarga terpandang. Tidak pernah sekalipun Ia berpacaran dengan

    Last Updated : 2024-02-10

Latest chapter

  • MY HANDSOME CEO   Bab 24 : Hadiah Untuk Alya

    Ini tidak benar. Apa yang dirasakannya salah. Ia harus menghancurkannya sebelum benar-benar tumbuh atau ia akan ada dalam masalah besar.Hari ini, Alya berangkat ke kantor seperti biasa. Ia fokus mengecek jadwal Arya hari ini, sementara Arya duduk di belakang sambil memainkan ponselnya.Sesampainya di kantor, Alya tidak ikut Arya naik ke lantai tujuh belas. Ia ke pantry lebih dulu untuk membuat kopi. Ketika naik ke lift, Alya bertemu dengan Ratna,sekretarisnya Pak Hendry, kepala HRD."Kopi untuk Pak Arya?" tebak Ratna."Iya, Mbak.""Panggil Ratna aja.""Ah, iya. Lupa." Ucap Alya tertawa."Bagaimana pekerjaanmu?Masih bisa kamu handle?"Alya mengedik. Yang ada di kepalanya bukan masalah pekerjaan, melainkan hubungannya dengan Arya mulai terasa aneh sekaligus rumit."Masih bisa aku handle."Ratna menoleh pada wanita yang berdiri di sampingnya. Sebagai lulusan jurusan psikologi, Ratna menyadari ada tekanan yang dihadapi Alya."Kalau kamu butuh orang untuk diajak ngobrol, aku ada, kok. Bag

  • MY HANDSOME CEO   Bab 23 : Kevin Babak Belur

    Alya bukan orang yang suka memperpanjang masalah. Jika ada cara tercepat untuk menyelesaikannya, ia akan melakukan itu. Ia juga tidak terlalu peduli dengan orang-orang kurang kerjaan yang mengusik. Banyak mahasiswa lain yang mengganggunya saat kuliah karena Alya tak mau membalas. Bukan Alya takut, tapi ia tak ingin membuang waktu dengan meladeni orang-orang berotak dangkal.Namun, untuk hari ini, situasinya berbeda. Pikirannya sedang kacau.Sejak kemarin, ia bingung untuk meluapkan emosi aneh yang memenuhi dadanya. Jadi, dengan senang hati Alya meladeni Kevin serta lima teman pria itu.Alya mengepalkan tangan dan memasang kuda-kuda. "Maju," ujarnya dengan santai.Satu per satu teman-teman Kevin menerjang. Mereka melayangkan tongkat baseball sembarangan.Melihat serangan itu, Alya memutar bola matanya. "Serius, cuma seperti itu? Kalian dari mana sih dapat tongkat baseball? Kalian sama sekali nggak bisa main baseball atau main bola kasti? Kalian baru membelinya tadi, ya? Memukul saja ng

  • MY HANDSOME CEO   Bab 22 : Alya dikeroyok

    Arya benar-benar bingung dengan apa yang terjadi antara dia dan Alya. Jika yang ada di kepalanya bukan mimpi, berarti ia yang menyebabkan tanda merah di leher Alya. Arya memijat keningnya. Ia benar-benar tidak ingat bagaimana rasanya saat bibirnya menyentuh leher Alya hingga tanda merah itu ada di sana."Sekarang Papa dan Kevin pergi dari sini. Aku yang akan membuat keputusan untuk hidupku sendiri. Jadi, jangan ikut campur apa pun." Ucap Arya menarik tangan Pak Hendra dan Kevin ke arah pintu.Awalnya, Arya berencana untuk mencium Alya di depan Pak Hendra langsung seperti yang sudah mereka sepakati. Ia ingin melihat kemarahan ayahnya hingga titik tertinggi. Namun, melihat tanda merah yang ada di leher Alya itu, rasanya ia tak perlu melakukan apa pun lagi. Pak Hendra dan Kevin pasti bisa membayangkan mereka sudah melakukan hal yang lebih jauh."Kak Arya!" Ucap Kevin sambil menahan pintu."Pergi dari sini!" Ucap Arya sambil menendang bokong adiknya itu.Arya menahan kakinya agar tidak me

  • MY HANDSOME CEO   Bab 21 : Mimpi atau Kenyataan?

    Alya keluar kamar mandi dengan tangan di leher sedangkan Bi Iyem masih saja berdiri di samping meja makan."Kenapa Mbak Alya?" tanya Bi Iyem."Digigit nyamuk kayaknya, Bi. Badanku jadi nggak enak gini. Aku ke kamar bentar ya, Bi.""Ke dokter aja, Mas.""Nggak usah, Bi. Kayaknya, aku kecapean, doang. Paling bentar lagi baikan. Habis sarapan, aku akan tidur lagi"Tidak mau memperpanjang percakapan itu lagi, Alya bergegas ke kamar. Ia mengambil hoodie untuk menyembunyikan tanda merah dileher.Matahari di luar cukup terik, membuat Alya sedikit kegerahan memakai hoodie. Namun, ia tak punya pilihan. Tanda merah di lehernya bukan sesuatu yang dibanggakan.Alya lantas turun kembali ke meja makan. Bi Iyem sudah menyiapkan mangkuk, kotak sereal, dan susu untuknya. la tinggal makan saja.Rumah tampak sepi seperti biasa. Jadi, Alya makan dengan santai. Diturunkannya penutup kepala karena kegerahan."Bi Iyem!"Terdengar suara Arya dari arah ruang tengah menuju meja makan. Tangan Alya dengan sigap m

  • MY HANDSOME CEO   Bab 20 : Tanda Merah di Leher

    Semakin Alya mencoba melepaskan diri, semakin kuat cengkeraman Arya. Ia berusaha menjaga bibirnya tetap mengatup. Namun, pada akhirnya ia membuka mulut untuk bernapas.Lidah Arya menerobos bibir Alya. Dapat Alya rasakan ujung lidah pria itu bersentuhan dengan lidahnya sendiri.Degup jantung Alya semakin kencang. Dadanya naik turun dengan cepat. Tangan Arya perlahan ia rasakan mulai masuk lewat bagian bawah bajunya, menahan punggung agar tidak menjauh.Saat Alya tak melakukan perlawanan, ciuman Arya perlahan berubah lembut. Bibir yang tadi terasa seperti buah mengkudu, pahit dan menyiksa, kini bagaikan permen kapas yang lembut, manis dan menyenangkan.Tangan Alya berpindah ke leher Arya. Lidahnya mulai mengimbangi permainan lidah pria itu. Ia pun mulai mengambil alih. Ia melahap bibir Arya layaknya santapan yang tak boleh disia-siakan.Arya mendorong dada Alya, memberi waktu mereka untuk bernapas. Mata keduanya saling bersirobok.Sudut bibir Arya terangkat, membentuk senyuman yang sanga

  • MY HANDSOME CEO   Bab 19 : Ungkapan Perasaan Arya

    Celine menarik celana panjang yang dikenakan oleh Arya. Dilemparnya celana itu ke samping kemeja yang sudah ada di lantai lebih dulu.Tak sabar, ia pun menarik paksa celana dalam, satu-satunya pakaian yang tersisa di tubuh Arya." Wow!" Seru Celine menatap bagian tubuh Arya yang tersembunyi di balik celana dalam. Senyuman Celine semakin lebar sambil membayangkan bagaimana permainan Arya di ranjang nanti.Celine kemudian berdiri di pinggir ranjang. Ia berpikir sejenak, apakah lebih baik ia berbaring menunggu Arya sadar atau mandi saja.Setelah berpikir panjang, ia kemudian memutuskan untuk mandi. Ia tak ingin sedikit pun bau keringat mengganggu malam indahnya bersama Arya nanti.Di dalam kamar mandi, Celine bersenandung riang. Setelah menunggu bertahun-tahun, Akhirnya kesempatan ini datang juga. Ia yang dulunya hanya bisa menggigit jari ketika mendengar Arya berpacaran dengan wanita yang berbeda setelah putus dari pacar sebelumnya, kini punya kuasa penuh atas tubuh Arya. Kini ia bebas me

  • MY HANDSOME CEO   Bab 18 : Jebakan Penuh Nafsu

    Sebelum Celine naik ke mobil, Arya mengirimkan alamat apartemen wanita itu pada Alya. Ia malas naik taksi. Ia berpikir apa gunanya punya asissten pribadi yang dibayar mahal, kalau menjemputnya saja tidak bisa. Itu pasti bukanlah hal yang sulit,mengingat mengingat mereka masih dalam satu kota. Dan tidak terlalu jauh untuk menjemput.Namun Celine berdehem begitu masuk ke dalam mobil. Dan membuat Arya terkejut hingga hampir melemparkan ponselnya." Sudah aku bilang, jangan ganggu Alya. Ini kan malam minggu. Biarkan dia menghabiskan malam minggunya dengan tenang. Aku yakin dia itu juga butuh hiburan. Pasti dia sudah mearasa sangat lelah dengan semua pekerjaannya selama seminggu ini, masa kamu nggak ngerti sih?" Ucap Celine yang masih memegang perutnya." Maaf." Arya memasukkan ponsel kembali ke dalam saku.Ia hanya sempat mengirim alamat tanpa mengirim perintah apapun lagi.Setelah mengemudi hampir dua puluh menit, Arya dan Celine sampai di apartemen.Arya memarkirkan mobil, lalu segera ber

  • MY HANDSOME CEO   Bab 17 : Arya Dalam Bahaya

    Sabtu tiba. Alya bermalas-malasan di dalam kamar. Ia hanya sarapan ke bawah, lalu naik lagi ke kamarnya.Dinyalakannya TV untuk menonton salah satu series favoritnya. Ada beberapa telpon dan chat yang masuk ke ponsel Arya yang ada padanya. Namun, ia mengabaikan semua chat dan panggil itu. Hari ini, ia tidak mau berurusan dengan pekerjaan. Bahkan, ia tidak ingin bertemu Arya hari ini. Bahkan Alya juga berharap tidak akan bertemu dengan salah satu anggota keluarga Arya lagi.Pukul lima sore, pintu kamar Alya diketuk oleh seseorang. Ia pun berjalan untuk membuka pintu." Pak Arya?" Alya terkesiap melihat Arya yang sudah berdiri di depan kamarnya. Pria itu mengenakan kaos hitam dengan rambut yang acak-acakan seperti orang yang baru bangun." Ini Hari sabtu pak. Ini hari libur." Ucap Alya mengingatkan sebelum Arya kembali memberinya pekerjaan." Ini memang hari libur. Tapi, kamu sendiri yang mencari masalah. Kenapa kamu mematikan Hp yang aku berikan?" Tanya Arya.Alya menoleh melihat ponse

  • MY HANDSOME CEO   Bab 16 : Alya Cemburu?

    Semalaman, Alya memikirkan jawaban apa yang akan ia berikan pada Arya besok pagi. Hati kecilnya berseru untuk setuju, namun ada penolakan besar dari sisi hatinya yang lain.Alarm di ponsel Alya berbunyi. Ia bangun dan bergegas mandi. Pukul enam ia turun ke lantai satu. Sebelum turun ke bawah, ia lebih dulu membangunkan Arya. Namun, saat ia baru saja tiba di kamar Arya yang tidak terkunci itu, Alya melihat sudah tidak ada orang di sana. ia menghela napas lega ketika mendengar suara shower dari kamar mandi.Dengan wajah lesu, Alya pergi ke meja makan. Ia duduk menatap meja yang masih kosong." Mba Alya lagi sakit ya?" Tanya Bi Iyem yang datang menghampiri Alya." Nggak kok Bi. Saya baik-baik aja. Cuma sedikit kecapean saja." Jawab Alya." Mba itu harus bisa mengatur waktu. Jangan terlalu kecapean. Kemarin,Bibi lihat Mba Alya sudah bisa bersikap sedikit tegas. Kalau mba nggak begitu, Pak Arya nggak akan sarapan Mba."" Pak Arya tetap sarapan kok di kantor, kalau dia nggak sarapan di sini

DMCA.com Protection Status