Home / Romansa / MY HANDSOME CEO / Bab 5 : Arya Dijodohkan

Share

Bab 5 : Arya Dijodohkan

Author: Alex Avolino
last update Last Updated: 2024-02-01 14:53:21

Alya membuang semua ragu yang ada di Hatinya setelah melihat Jumlah gaji yang tertera di kontrak dan  yang akan ia dapatkan. Ia tidak munafik. Sekarang ia sangat membutuhkan Uang. Ia yakin akan mendapatkan sangat banyak tekanan dalam pekerjaan ini. Tapi ia tidak menghawatirkan itu semua. Ia hanya perlu bertahan sambil mengumpulkan Uang Untuk modal usahanya sendiri. Ia akan hidup sehemat mungkin dan jika Uangnya sudah terkumpul, ia akan segera pergi dari Hotel ini dan membuat usahanya sendiri.

Setelah menandatangani Kontrak. alya kemudian Begegas menuju Ruangan Arya.

"Saya sudah membaca Kontrak kerjanya Pak. Saya akan membawa Barang barang saya nanti malam ke Ruamh Bapak."

" Kalau begitu, Tak perlu ku jelaskan panjang lebar lagi. Kamu sudah pasti tahu apa yang harus kamu lakukan kan?" Tanya Arya.

" Iya Pak." Jawab Alya sambil mengangguk.

" Baguslah Kalau begitu." Ucap Arya sambil memberika sebuah ponsel pada Alya. "Ini ponsel kerjaku. Kamu berikan padaku kalau ada telepon dari orang penting. Tapi kalau dari orang yang tidak penting. Kamu saja yang menjawabnya." Ucap Arya lagi.

Walaupun ragu dengan apa yang di ucapkan arya, Alya hanya mengangguk setelah mendengar apa yang di ucapkan Bosnya itu. Alya sebenarnya Bingung untuk mengklasifikasikan mana telepon yang penting dan tidak penting. Namun Ia tetap mengiyakan semua apa yang di katakan bosnya itu.

" Kalau begitu, saya pamit dulu pak." Ucap Alya Undur diri sambil mengambil ponsel yang diberikan Arya tadi.

" Alya, apakah kamu sudah tahu ruanganmu?"Tanya Dewi.

" Belum mba." Jawab LAya menggelengkan kepalanya.

" Itu adalah ruanganmu, Sepertinya itu tidak di kunci. Kalau kamu perlu apa apa kamu bisa memanggilku." Ucap Dewi sambil menunjukkan Ruangan Alya.

Alyapun memasuki ruangan Itu. Alya tak bisa menyembunyikan kekagumannya. Untuk kali pertamanya Alya memiliki ruanagn sendiri Dengan ukuran yang cukup luas untuk dirinya sendri.

Alya kemudian meletakkan Tasnya di atas meja. Iapun mengecek satu persatu lemari yang ada di ruangannya itu. Alyapun Kaget saat membuka satu lemari yang begitu tertutup. " Baju baju siapa ini?" Gumam Alya setelah membuka pintu lemari itu. Lemari itu penuh dengan Pakaian Pria. Mulai Dari Jas, Kemeja dan Bahkan sepatu Pantofel juga ada.

Mengingat Asissten sebelumnya adalah wanita,Bisa disimpulkan kalau semua ini milik Pak Arya." Sisa pakain dalam saja yang tidak ada di dalam lemari ini." Ujar Alya menutup pintu lemari itu.

Setelah menegcek semua barang barang yang ada di lemari, Alya kemudian kembali ke meja kerjanya. " Aku harus mulai bekerja, karena kalau tidak. aku Pasti akan di pecat."Ucap ALya sambil mengambil buku catatan dari tasnya.

" Mba Dewi, Jadwal Pak Arya hari ini apa saja ya?" tanya Alya pada Dewi.

"Jadwal pak Arya ya? Nanti mbak kirimkan melalui e-mail ya?" Jawab Dewi.

Alya yang baru saja ingin kembali ke Ruangannya tiba tiba di kagetkan dengan ucapan Bosnya.

" Kita rapat sekarang. Ini Sudah di tunda telalu lama. Kalau mereka tidak datang juga, Abaikan saja." Ucap Arya Pada Alya.

Walupun Alya belum mengerti dengan apa yang di katakan Arya, dan bahkan tidak tahu dengan Agenda meeting kali ini. Namun Alya Tetap mengikuti Pria itu menuju ruangan Meerting. Seasampainya di sana Alya memperhatikan Gerak gerik bosnya itu yang menyuruhnya duduk Tepat di samping Arya dengan Gerakan tangan. " kenapa Nggak di briefing dulu sih?" Protes Alya dalam hati.

" Oke Kita Mulai saja rapatnya." Ujar Arya.

Akhirnya rapatpun dimulai. Rapat kali ini membahas tentang daftar Event Orginizer yang bekerja sama dengan Horizon Hotel. Saat Alya sedang fokus memperhatikan. Tiba tiba ponsel di sakunya bergetar.Ia mencoba Untuk mengecek siapa yang menelponnya. namun ternyata Itu Bukan Telpon dari ponsel pribadinya, melaikan Ponsel yang di berikan ARya padanya Tadi. iapun memncoba melihat siapa yang menelpon. Terpampang nama Monica di layar.

Alya meletakkan ponsel itu diatas meja dan memberikannya pada Arya, namun Arya menolaknya dan menyuruh Alya untuk menjawab telpon itu di Luar menggunankan Isyarat.

" Halo" Ucap Alya.

" Halo. Ini siapa?"

" Saya Aya Bu. Assisten barunya Pak Arya."

" Asissten Pribadi? bukannya dia baru saja memecat asissten pribadinya? Dia Punya asissten pribadi lagi?" Tanya Monica.

" Ia mbak." Jawab Alya singkat.

" Di mana Arya?"

" Pak Aryanya sedang Rapat Bu."

" Panggil dia Sekarang."

"Maaf Bu. Pak Arya benar benar tidak bisa diganggu saat ini. Ini rapat penting. Saa Harap ibu bisa mengerti."

Monicapun mengalihkan Panggilan itu menjadi panggilan Video. Alya mencoba mengangkat Panggilan Itu. Alya seketika Kaget saat melihat wajah wanita yang ada di layar Hp itu. Ternyata wanita itu adalah wanita yang menampar Arya bwbwerapa Hari yang lalu.

" Tunjukkan Ruangan Arya sekarang." Perintah Monica.

Alya kemudian mengarahkan Camera menuju Ruangan dimana Arya sedang melaksanakan Rapat. untuk membuktikan kalau Arya memang sedang benar benar Rapat.

" Sampaikan Padanya, Kalau aku menunggunya di butik Melati. Aku nggak Akan Pulang Kalau dia tidak datang." Ucap Monica dengan Nada Ancaman.

" Baik Bu, nanti saya akan sampaikan pada pak Arya."

"Jangan Asal sampaikan. Kamu juga Harus memastikan kalau dia akan datang." Tegas Monica.

" Kalau soal Itu, saya minta maaf bu. Saya tidak bisa memastikan kalau itu akan terjadi. Apalagi kalau harus memaksa Pak Arya" Ucap Alya sambil memijat keningnya.

" AKu nggak mau tahu. Pokoknya bagaimanapun caranya kamu Harus Bisa memastikan Arya akan datang ke sini." ucap Monica Kemudian ia mengakhiri panggilang itu.

Alya menghela Napas. Wanita bernama Monica Itu memang benar benar menyebalkan. Sudah Pasti Arya nggak betah pacaran lama lama denganWanita Itu. " Idih, Ada yah orang yang mau pacaran dengan Gadis killer seperti dia. Kalau aku jadi Pak Arya Aku nggak Bakal mau pacaran dengannya. Bakhan kenalan pun aku nggak akan mau." Ucap Alya dalam hati.

" Apa dia benar benar pacarnya Pak Arya ya?" Gumam Alya yang masih penasaran dengan sosok Monica tadi. Iapun keluar dari ruangan Arya dan menuju Ruangan Dewi Untuk mencari tahu Info sebenarnya.

"Mba Dewi. Mba kenal Nggak dengan nama Ibu Monica?" Tanya Alya penasaran.

"Oh Ibu Monica. Dia itu Orang Yang di Jodohkan dengan Pak Arya."? Jawab Dewi.

" Oh perjodohan ya. Pantas saja." Ucap Alya sambil mengangguk.

Dewi pun penasaran setelah mendengar apa yang di katakan Alya,.

" Pantas apa?" Tanya Dewi penasaran.

" Pantas Pak Arya nggak mau dengan Wanita itu." Jawab Alya.

" Kamu Tahu dari Mana? Jangan Sok tahu Kamu." 

"Aku nggak Sok tahu bu. Aku melihatnya sendiri." Jawab ALya dengan Yakin.

" Apa yang kamu Lihat ?" Tanya Dewi yang semkin penasaran.

Alyapun meceritakan pada Dewi apa yang ia lihat di depan Hotel saat Ia menunggu jemputa beberapa hari lalu. Dewi yang mendengar itu sontak kaget.

" Jangan Bilang siapa siapa ya mba, kalau aku yang bilang."

" Aman deh Pokoknya kalau sama mba." Jawab Dewi.

Mereka Pun kembali melanjutkan bergosip dan sesekali tertawa saat mendengar Musibah yang di terima oleh bos mereka yang sangat menyebalkan itu.

Related chapters

  • MY HANDSOME CEO   Bab 6 : Karma

    Alya kembali ke ruang rapat setelah menerima Telpon dari Monica. Ia berjalan Sepelan Mungkin agar tidak menimbulkan suara. Karena ia tidak mau menganggu karyawan yang sedang persentasi. Sejak Awal Rapat, alya sangat bingung dengan pembahasan rapat kali ini. Ia semakin bingun karena sempat keluar sebentar saat menerima Telpon dari Monica, Sementara pembahasn Rapat tetap terus berlanjut. Ia tidak Tahu apa yang harus Ia catat sekarang. Ia hanya menatap ke arah layar Monitor dan sesekali melirik ke Arah Ayra, Yang sedang fokus dengan Rapat kali ini.Setelah Satu jam Raptpun akhirnya selesai. Semua Staff satu per satu meninggalkan Ruangan Rapat.Hanya tersisa Alya dan Arya." apa yang dikatakan Monica tadi?" Tanya Arya." Bu Monica Sedang menunggu bapak di Butik Melati. Dan katanya bapak harus datang ke sana." Jelas Alya." Oke. Terima Kasih Atas Infonya." Ucap Arya sambil beranjak dari tempat duduknya." Apakah bapak Akan pergi ke Butik Itu?" tanya Alya Sembari berjalan di belakang Arya.

    Last Updated : 2024-02-03
  • MY HANDSOME CEO   Bab 7 : Sok Kenal Sok Dekat

    " Kamu dengar Aku nggak sih? Ap kamu meremehkanku? Kamu nggak tahu siapa aku ya?"Ucap Monica Lalu melayangkan Tangannya Di udara dan Mendarat di Pipi alya.Alya merasakan Panas di pipinya."Kamu masih nggak mau bilang dimana Arya?" Tambah Monica."Maaf Bu. Bukannya sayaNggak mau. Tapi memang pak Arya pergi setelah menerima telpon tadi. Pak Arya Hanya Bilang ada Rapat di Luar. Tapi Dia tidak mengatakan kalau Tempatnya di mana." Jelas Alya sambil memegang pipinya yang masih memerah." Jadi.Dia sengaja menghindar dariku?. Oke. Aku Akan Buat Kamu agar tidak bisa kabur lagi dariku." Ucap Monica sambil bergegas pergi meninggalkan Alya.Setelah menica Pergi. barulah Dewi menghampiri Alya. " Kamu Nggak Apa apa Al? Maaf ya. Aku nggak Bisa Bantu kamu. Bu Monica Itu orangnya sangat keras kepala dan tidak mau mendengar apa yang orang lain katakan. Kalau ada yang tidak seseuai dengan Kehendaknya, Dia Pasti akan main tangan.Alya yang masih merasa sangat kesal tidak memperdulikan apa yang Dewi katak

    Last Updated : 2024-02-07
  • MY HANDSOME CEO   Bab 8 : Sandiwara Arya dan Alya

    Alya yang saat itu sudah merasa khawatir akan ketahuan, mencari alasan agar mereka segera pergi dari tempat itu." Aduh.!"Alya merintih sambil memegang perutnya yang terasa sangat sakit."Kamu Kenapa?" Tanya Arya." Sepertinya maag Saya kambuh Pak."Arya mendengar keluhan Alya langsung menggelengkan kepala." Ya. Sudah. Ayo makan. Habis Itu jangan Lupa Minum Obat. Kamu Bawa Obatnya kan?"Alya Mengangguk. Rasa-rasanya ia Ingin menegajak Arya untuk segera pergi dari restoran Itu." Sejak kapan kamu maag?" Tanya Boby sembari melirik ke arah Arya. Boby pun merasa bingung dengan tingkah Alya. Karena setahunya, Alya adalah orang yang sangat memperhatikan pola makannya saat masih kuliah dulu. Bahkan ia tak pernah telat makan walaupun tugas kampus sedang menumpuk."Apa aku harus melapor padamu dulu kalau aku punya maag? memangnya kamu siapa?Arya kemudian mengelengkan kepala saat melihat perdebatan antara Alya dan Boby. Ia lantas melewati Alya, dan berjalan menuju ruangan paling ujung.Alya bar

    Last Updated : 2024-02-08
  • MY HANDSOME CEO   Bab 9 : Pacar Pura-Pura.

    Pukul lima belas, Arya dan Alya kembali ke kantor. Untunglah, Monica tidak ada disana ketika mereka sampai. Karena waktu yang tinggal sedikit, Arya kembali bekerja di Ruangannya. Begitu pula dengan Alya yang kembali ke ruangannya.Tepat Pukul Setengah Lima sore, Alya meninggalkan kantor. Ia harus pulang dan mengemas barang barangnya untuk pindah ke Rumah Arya.Ia juga sudah mencatat tugasnya di sebuah buku catatan Baru.Karena Alya hanya tinggal seorang diri saja, Ia tak perlu berpamitan pada siapapun. Ia mengemas semua barang barangnya sendirian. Tak banyak yang di bawa. Hanya baju yang biasa ia pakai saja. Satu koper saja sudah cukup.Karena kemacetan jakarta, Tepat Pukul dua puluh barulah Alya sampai di sebuah alamat yang ia tulis di Secarik kertas di tangannya.Keningnya menerut ketika berdiri di depan Gerbang. Rumah yang bernomor 505 di depannya itu tampak sangat sepi. Ia ragu kalau Arya sudah Pulang ke Rumah.Alya kemudian menekan Bel. Ia terus menekan hingga seorang Security berla

    Last Updated : 2024-02-09
  • MY HANDSOME CEO   Bab 10 : Gelisah

    Pada kahirnya ia hanya berdiam diri ketika Bibir mereka berpisah dan mereka saling menatap satu sama lain. Untuk beberapa detik mata Alya tak berkedip. Ia memandangi wajah orang yang tepat berdiri di depannya, Tak percaya dengan apa yang terjadi. Marah, Kesal, Bingung bercampur menjadi satu.Mangabaikan Tangannya Yang siap menampar Arya, Jantung Alya berdegup kencang. Seolah belum cukup dengan mencium Alya, Arya menyusuri pergelangan tangan Asisstennya Itu. Arya memaksa Tangan Alya membuka Hingga ia berhasil menautkan Jemarinya."Apa harus aku tunjukkan yang lebih lagi?" Ujar Arya mengangkat tangannya yang menggenggam tangan alya setinggi dada.Mulut Monica Terbuka. Ia menggeleng, Menolak menerima kenyataan ini. Tidak mungkin seporang seperti Arya bisa menyukai Wanita Desa seperti Alya. Ia sudah mencari tahu tentang Arya sebelum mereka bertemu pertama kali. Arya beberapa kali berpacaran. Dan semuanya merupakan Gadis dari keluarga terpandang. Tidak pernah sekalipun Ia berpacaran dengan

    Last Updated : 2024-02-10
  • MY HANDSOME CEO   Bab 11 : Merasa Jadi Istri?

    Tepat pukul enam pagi, Alya sudah siap siap untuk berangkat ke kantor. Ia berdiri di depan cermin memperhatikan penampilannya. Semuanya sudah sangat rapi. Akan tetapi, Ia masih kepikiran tentang apa yang terjadi antara dia dan Arya. Itu membuat pikiran Alya menjadi tidak karuan.Tepat pukul setengah tujuh, Alya turun ke lantai satu dengan membawa tasnya. Rumah yang sangat besar itu kelihatan tampak sangat sepi. Sejak semalam, Alya hanya melihat Bi Iyem dan Pak Toni yang merupakan pekerja di rumah itu."Kemana keluarga Pak Arya? apakah Pak Arya seorang yatim piatu?" Tanya Alya dalam hatinya.Alya yang sudah merasa lapar, menuju dapur. Disana ia bertemu dengan Bi Iyem."Mbak Alya, tolong bangunkan Pak Arya. Tadi saya sudah mencoba mengetuk pintu kamarnya, tapi nggak ada jawaban. Mungkin Pak Arya masih tidur mbak." Ucap Bi Iyem.Tanpa pikir panjang lagi,Alya pun langsung bergegas menuju kamar Arya. Karena itu juga merupakan salah satu tugasnya sebagai asissten pribadi Arya.Tok...Tok..Tok

    Last Updated : 2024-02-13
  • MY HANDSOME CEO   Bab 12 : Kemarahan Ayah Arya

    Alya dan Arya tidak terlalu mempermasalahkan apa yang terjadi dengan mereka semalam. Alya bahkan setuju jika menjadi pacar bohongan Arya. Bagi Arya, Alya hanyalah seorang staf biasa sama dengan karyawannya yang lain. Tak pernah terbesit sedikitpun dalam kepala Arya untuk menjalin hubungan serius dengannya. Lagipula, Ia juga tidak mungkin menyukai seorang gadis desa sama seperti Alya.Sebenarnya, Arya tidak pernah setuju dengan perjodohan antara dia san Monica. Karena bagi Arya, Monica tak lebih dari seorang wanita manja, sombong dan suka menghambur-hamburkan uang orang tuanya, hanya demi kesenangan pribadi.Arya memang adalah seorang peribadi yang mandiri. Walaupun ia berasal dari keluarga yang berada, namun Arya tidak suka membuang-buang uangnya hanya untuk hal yang tidak penting.Sudah berapa tahun terakhir, Arya tidak lagi menjalin hubungan dengan seorang wanita. Terakhir kali ia pacaran dengan Olivia. Arya berpacaran dengan Olivia sejak mereka masih kuliah di luar negeri. Namun, hu

    Last Updated : 2024-02-16
  • MY HANDSOME CEO   Bab 13 : Bertemu Orang Baru

    Alya sangat menyukai mainan anak-anak. Melihat mainan, ia selalu teringat akan masa lalunya.Disaat kedua orang tuanya masih hidup. Kedua orang tuanya selalu memanjakannya dengan membelikan ia mainan.Namun kali ini, entah mengapa kebahagiaan itu hilang. Hanya ada rasa gelisah di hati Alya. Ia teus memikirkan apa yang akan terjadi dengannya di pesta ulang tahun Angga malam ini. Apakah ayah Arya akan membunuhnya di tempat? karena mendengar Arya menyukai wanita desa sepertinya.Ia berjalan menatap punggung Arya. Entah apa yang ada di dalam pikiran Bosnya itu sampai-sampai mau menjadikannya sebagai pacar bohongan Arya. Padahal, masih banyak wanita yang lebih cantik dan kaya di luaran sana yang bisa bersandiwara menjadi pacar Arya. Mengingat Arya adalah seorang pria yang kaya, tampan, dan juga memiliki postur badan yang proporsional. Pasti tidak akan ada wanita yang menolak untuk menjadi pacar settingannya." Kalau yang ini bagaimana? Ini bisa terbang dan juga bisa mengeluarkan suara." Tany

    Last Updated : 2024-02-17

Latest chapter

  • MY HANDSOME CEO   Bab 24 : Hadiah Untuk Alya

    Ini tidak benar. Apa yang dirasakannya salah. Ia harus menghancurkannya sebelum benar-benar tumbuh atau ia akan ada dalam masalah besar.Hari ini, Alya berangkat ke kantor seperti biasa. Ia fokus mengecek jadwal Arya hari ini, sementara Arya duduk di belakang sambil memainkan ponselnya.Sesampainya di kantor, Alya tidak ikut Arya naik ke lantai tujuh belas. Ia ke pantry lebih dulu untuk membuat kopi. Ketika naik ke lift, Alya bertemu dengan Ratna,sekretarisnya Pak Hendry, kepala HRD."Kopi untuk Pak Arya?" tebak Ratna."Iya, Mbak.""Panggil Ratna aja.""Ah, iya. Lupa." Ucap Alya tertawa."Bagaimana pekerjaanmu?Masih bisa kamu handle?"Alya mengedik. Yang ada di kepalanya bukan masalah pekerjaan, melainkan hubungannya dengan Arya mulai terasa aneh sekaligus rumit."Masih bisa aku handle."Ratna menoleh pada wanita yang berdiri di sampingnya. Sebagai lulusan jurusan psikologi, Ratna menyadari ada tekanan yang dihadapi Alya."Kalau kamu butuh orang untuk diajak ngobrol, aku ada, kok. Bag

  • MY HANDSOME CEO   Bab 23 : Kevin Babak Belur

    Alya bukan orang yang suka memperpanjang masalah. Jika ada cara tercepat untuk menyelesaikannya, ia akan melakukan itu. Ia juga tidak terlalu peduli dengan orang-orang kurang kerjaan yang mengusik. Banyak mahasiswa lain yang mengganggunya saat kuliah karena Alya tak mau membalas. Bukan Alya takut, tapi ia tak ingin membuang waktu dengan meladeni orang-orang berotak dangkal.Namun, untuk hari ini, situasinya berbeda. Pikirannya sedang kacau.Sejak kemarin, ia bingung untuk meluapkan emosi aneh yang memenuhi dadanya. Jadi, dengan senang hati Alya meladeni Kevin serta lima teman pria itu.Alya mengepalkan tangan dan memasang kuda-kuda. "Maju," ujarnya dengan santai.Satu per satu teman-teman Kevin menerjang. Mereka melayangkan tongkat baseball sembarangan.Melihat serangan itu, Alya memutar bola matanya. "Serius, cuma seperti itu? Kalian dari mana sih dapat tongkat baseball? Kalian sama sekali nggak bisa main baseball atau main bola kasti? Kalian baru membelinya tadi, ya? Memukul saja ng

  • MY HANDSOME CEO   Bab 22 : Alya dikeroyok

    Arya benar-benar bingung dengan apa yang terjadi antara dia dan Alya. Jika yang ada di kepalanya bukan mimpi, berarti ia yang menyebabkan tanda merah di leher Alya. Arya memijat keningnya. Ia benar-benar tidak ingat bagaimana rasanya saat bibirnya menyentuh leher Alya hingga tanda merah itu ada di sana."Sekarang Papa dan Kevin pergi dari sini. Aku yang akan membuat keputusan untuk hidupku sendiri. Jadi, jangan ikut campur apa pun." Ucap Arya menarik tangan Pak Hendra dan Kevin ke arah pintu.Awalnya, Arya berencana untuk mencium Alya di depan Pak Hendra langsung seperti yang sudah mereka sepakati. Ia ingin melihat kemarahan ayahnya hingga titik tertinggi. Namun, melihat tanda merah yang ada di leher Alya itu, rasanya ia tak perlu melakukan apa pun lagi. Pak Hendra dan Kevin pasti bisa membayangkan mereka sudah melakukan hal yang lebih jauh."Kak Arya!" Ucap Kevin sambil menahan pintu."Pergi dari sini!" Ucap Arya sambil menendang bokong adiknya itu.Arya menahan kakinya agar tidak me

  • MY HANDSOME CEO   Bab 21 : Mimpi atau Kenyataan?

    Alya keluar kamar mandi dengan tangan di leher sedangkan Bi Iyem masih saja berdiri di samping meja makan."Kenapa Mbak Alya?" tanya Bi Iyem."Digigit nyamuk kayaknya, Bi. Badanku jadi nggak enak gini. Aku ke kamar bentar ya, Bi.""Ke dokter aja, Mas.""Nggak usah, Bi. Kayaknya, aku kecapean, doang. Paling bentar lagi baikan. Habis sarapan, aku akan tidur lagi"Tidak mau memperpanjang percakapan itu lagi, Alya bergegas ke kamar. Ia mengambil hoodie untuk menyembunyikan tanda merah dileher.Matahari di luar cukup terik, membuat Alya sedikit kegerahan memakai hoodie. Namun, ia tak punya pilihan. Tanda merah di lehernya bukan sesuatu yang dibanggakan.Alya lantas turun kembali ke meja makan. Bi Iyem sudah menyiapkan mangkuk, kotak sereal, dan susu untuknya. la tinggal makan saja.Rumah tampak sepi seperti biasa. Jadi, Alya makan dengan santai. Diturunkannya penutup kepala karena kegerahan."Bi Iyem!"Terdengar suara Arya dari arah ruang tengah menuju meja makan. Tangan Alya dengan sigap m

  • MY HANDSOME CEO   Bab 20 : Tanda Merah di Leher

    Semakin Alya mencoba melepaskan diri, semakin kuat cengkeraman Arya. Ia berusaha menjaga bibirnya tetap mengatup. Namun, pada akhirnya ia membuka mulut untuk bernapas.Lidah Arya menerobos bibir Alya. Dapat Alya rasakan ujung lidah pria itu bersentuhan dengan lidahnya sendiri.Degup jantung Alya semakin kencang. Dadanya naik turun dengan cepat. Tangan Arya perlahan ia rasakan mulai masuk lewat bagian bawah bajunya, menahan punggung agar tidak menjauh.Saat Alya tak melakukan perlawanan, ciuman Arya perlahan berubah lembut. Bibir yang tadi terasa seperti buah mengkudu, pahit dan menyiksa, kini bagaikan permen kapas yang lembut, manis dan menyenangkan.Tangan Alya berpindah ke leher Arya. Lidahnya mulai mengimbangi permainan lidah pria itu. Ia pun mulai mengambil alih. Ia melahap bibir Arya layaknya santapan yang tak boleh disia-siakan.Arya mendorong dada Alya, memberi waktu mereka untuk bernapas. Mata keduanya saling bersirobok.Sudut bibir Arya terangkat, membentuk senyuman yang sanga

  • MY HANDSOME CEO   Bab 19 : Ungkapan Perasaan Arya

    Celine menarik celana panjang yang dikenakan oleh Arya. Dilemparnya celana itu ke samping kemeja yang sudah ada di lantai lebih dulu.Tak sabar, ia pun menarik paksa celana dalam, satu-satunya pakaian yang tersisa di tubuh Arya." Wow!" Seru Celine menatap bagian tubuh Arya yang tersembunyi di balik celana dalam. Senyuman Celine semakin lebar sambil membayangkan bagaimana permainan Arya di ranjang nanti.Celine kemudian berdiri di pinggir ranjang. Ia berpikir sejenak, apakah lebih baik ia berbaring menunggu Arya sadar atau mandi saja.Setelah berpikir panjang, ia kemudian memutuskan untuk mandi. Ia tak ingin sedikit pun bau keringat mengganggu malam indahnya bersama Arya nanti.Di dalam kamar mandi, Celine bersenandung riang. Setelah menunggu bertahun-tahun, Akhirnya kesempatan ini datang juga. Ia yang dulunya hanya bisa menggigit jari ketika mendengar Arya berpacaran dengan wanita yang berbeda setelah putus dari pacar sebelumnya, kini punya kuasa penuh atas tubuh Arya. Kini ia bebas me

  • MY HANDSOME CEO   Bab 18 : Jebakan Penuh Nafsu

    Sebelum Celine naik ke mobil, Arya mengirimkan alamat apartemen wanita itu pada Alya. Ia malas naik taksi. Ia berpikir apa gunanya punya asissten pribadi yang dibayar mahal, kalau menjemputnya saja tidak bisa. Itu pasti bukanlah hal yang sulit,mengingat mengingat mereka masih dalam satu kota. Dan tidak terlalu jauh untuk menjemput.Namun Celine berdehem begitu masuk ke dalam mobil. Dan membuat Arya terkejut hingga hampir melemparkan ponselnya." Sudah aku bilang, jangan ganggu Alya. Ini kan malam minggu. Biarkan dia menghabiskan malam minggunya dengan tenang. Aku yakin dia itu juga butuh hiburan. Pasti dia sudah mearasa sangat lelah dengan semua pekerjaannya selama seminggu ini, masa kamu nggak ngerti sih?" Ucap Celine yang masih memegang perutnya." Maaf." Arya memasukkan ponsel kembali ke dalam saku.Ia hanya sempat mengirim alamat tanpa mengirim perintah apapun lagi.Setelah mengemudi hampir dua puluh menit, Arya dan Celine sampai di apartemen.Arya memarkirkan mobil, lalu segera ber

  • MY HANDSOME CEO   Bab 17 : Arya Dalam Bahaya

    Sabtu tiba. Alya bermalas-malasan di dalam kamar. Ia hanya sarapan ke bawah, lalu naik lagi ke kamarnya.Dinyalakannya TV untuk menonton salah satu series favoritnya. Ada beberapa telpon dan chat yang masuk ke ponsel Arya yang ada padanya. Namun, ia mengabaikan semua chat dan panggil itu. Hari ini, ia tidak mau berurusan dengan pekerjaan. Bahkan, ia tidak ingin bertemu Arya hari ini. Bahkan Alya juga berharap tidak akan bertemu dengan salah satu anggota keluarga Arya lagi.Pukul lima sore, pintu kamar Alya diketuk oleh seseorang. Ia pun berjalan untuk membuka pintu." Pak Arya?" Alya terkesiap melihat Arya yang sudah berdiri di depan kamarnya. Pria itu mengenakan kaos hitam dengan rambut yang acak-acakan seperti orang yang baru bangun." Ini Hari sabtu pak. Ini hari libur." Ucap Alya mengingatkan sebelum Arya kembali memberinya pekerjaan." Ini memang hari libur. Tapi, kamu sendiri yang mencari masalah. Kenapa kamu mematikan Hp yang aku berikan?" Tanya Arya.Alya menoleh melihat ponse

  • MY HANDSOME CEO   Bab 16 : Alya Cemburu?

    Semalaman, Alya memikirkan jawaban apa yang akan ia berikan pada Arya besok pagi. Hati kecilnya berseru untuk setuju, namun ada penolakan besar dari sisi hatinya yang lain.Alarm di ponsel Alya berbunyi. Ia bangun dan bergegas mandi. Pukul enam ia turun ke lantai satu. Sebelum turun ke bawah, ia lebih dulu membangunkan Arya. Namun, saat ia baru saja tiba di kamar Arya yang tidak terkunci itu, Alya melihat sudah tidak ada orang di sana. ia menghela napas lega ketika mendengar suara shower dari kamar mandi.Dengan wajah lesu, Alya pergi ke meja makan. Ia duduk menatap meja yang masih kosong." Mba Alya lagi sakit ya?" Tanya Bi Iyem yang datang menghampiri Alya." Nggak kok Bi. Saya baik-baik aja. Cuma sedikit kecapean saja." Jawab Alya." Mba itu harus bisa mengatur waktu. Jangan terlalu kecapean. Kemarin,Bibi lihat Mba Alya sudah bisa bersikap sedikit tegas. Kalau mba nggak begitu, Pak Arya nggak akan sarapan Mba."" Pak Arya tetap sarapan kok di kantor, kalau dia nggak sarapan di sini

DMCA.com Protection Status