Share

SATU

Penulis: Shisheyky
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Aku tidak pernah menyangka bahwa takdir membawaku ke sini.”

Sebuah mobil menepi di area persawahan daerah Tangerang. Tak

lama kemudian pintu terbuka dan seorang gadis kecil diturunkan begitu

saja, setelahnya kendaraan beroda empat itu melaju, meninggalkan anak

perempuan itu sendiri. Ia menangis ketakutan, tetapi tidak tahu harus ke

mana. Isaknya terdengar memilukan.

Seorang perempuan yang sedang berjalan di sekitaran persawahan

tanpa sengaja mendengar isak tangis anak kecil. Ia mencoba mencari

sumber suara, tidak ada rasa takut sama sekali karena ia seorang

pemberani.

“Astaghfirullah!” pekik perempuan itu saat menemukan anak

kecil yang sedang menangis. Ia terburu menghampiri, kemudian

menggendongnya. “Kamu ngapain di sini, anak cantik?”

Anak itu tersedu. Wajahnya memerah dengan berurai air mata.

Perempuan tersebut memandang penuh iba sembari mengusap

punggungnya, menyeka air mata yang mengalir deras.

“Cup-cup, udah, ya, jangan nangis. Kamu aman sama saya,” ujar

perempuan itu lemah lembut.

“Takut ....” Anak perempuan itu terbata di sela tangis.

“Sekarang udah ada saya. Jangan nangis dan takut lagi, ya.” Perempuan

itu menggendong dengan nyaman meski dalam hati sedang mengomel

karena seseorang sangat tega meninggalkan anak yang sangat manis ini.

Mengenyahkan pikiran kesal, ia pun tersenyum. “Kamu mau ikut saya?”

Anak kecil itu memandangi perempuan yang sedang menggendongnya

dengan saksama. Binar mata teduh itu membuatnya nyaman. Perlahan, ia

mengangguk. “Mau."

“Kalau begitu, mulai sekarang kamu menjadi bagian dari kami. Kamu

panggil saya bunda, ya?” Senyum wanita itu terkembang lebar.

“Iya, Bunda.”

Perempuan itu mengecek keadaan fisik gadis kecil yang ditemuinya.

Untung saja tidak ada kurang sama sekali. Sepertinya, anak kecil ini

berasal dari keluarga berada, ditilik dari pakaian juga aksesoris yang

dikenakan begitu elegan juga glamor. Dugaannya adalah anak kecil ini

diculik, kemudian dibuang di sini.

***

Waktu berlalu. Sejak hari di mana putri satu-satunya diculik, keluarga

itu begitu terpukul. Sudah berbagai cara dilakukan, tetapi usaha mereka

tidak membuahkan hasil sama sekali. Dari menyuruh orang kepercayaan,

hingga detektif, semuanya bermuara pada hal yang sama. Putri mereka

tidak ditemukan.

Kejadian itu mengubah banyak hal. Rumah keluarga Anderson

Elizabeth yang semula ramai pun kini sepi. Sang ayah, Sauqi,

menenggelamkan diri pada pekerjaan. Sang mama, Rossa, lebih sering

melamun karena meratapi kepergian gadis kecilnya. Ketiga anak mereka

juga memilih untuk tinggal di aparteman daripada bersama orang tua.

Kakek dan nenek pun kembali ke tempat tinggal mereka yang berada di

luar negeri.

Pukulan ini membuat Anderson dan Rossa merasa gagal menjadi

orang tua karena menjaga berliannya saja tidak becus. Mereka menyerah

untuk mencari, hanya berharap suatu saat nanti anak mereka akan

kembali. Mereka meyakini itu.

***

Di lain tempat, yaitu pada panti asuhan tempat tinggal gadis kecil

yang didamba kepulangan oleh keluarganya. Pemilik panti tersebut

memutuskan untuk pindah di daerah Jakarta sebab menurutnya tempat

ini kurang layak ditempati, sehingga memilih untuk menjualnya. Berbekal

uang tabungan, dibelilah panti baru yang lebih besar juga nyaman.

Sudah banyak anak-anak panti yang diadopsi, tetapi gadis cilik itu entah

mengapa terus saja menolak, padahal begitu banyak calon orang tua

yang menginginkannya. Ia sudah telanjur nyaman dan enggan berpisah

dengan teman-teman, setidaknya sampai nanti beranjak dewasa.

Bab terkait

  • MY FAMILY IS VERY POSSESSIVE    DUA

    “Kita harus menghargai diri sendiri dengan baik lebih dari apa pun,termasuk pergi dari orang yang tidak pernah menghargaimu.”Pagi menjelang. Seorang perempuan cantik masih tertidur nyenyakdi ranjang. Kamar sederhana, berbagi dengan teman pantinya.Perempuan kecil yang dulu ditemukan menangis di tepi persawahanpada malam hari, kini sudah tumbuh besar, seperti remaja pada umumnya.Tingginya kini 150 senti, wajah dengan pipi gembul, iris sebiru langit,tampak memesona. Kalung berinisal ACQAE selalu bergelantungan dileher. Diingatnya nama lengkap hanya Alvara Catania, sedangkan sisanyatidak ia ketahui. Dari sana, kemudian orang-orang memanggilnya Ara.Seorang wanita datang, kemudian menggoyang-goyangkan tubuhAra dengan pelan. “Sayang, bangun, yuk! Ara Sayang, bangun!”Tak lain dan tak bukan ialah pemilik Panti Asuhan Kasih Bunda.Namanya Nia. Dialah yang menemukan Ara malam itu dan merawatnyahingga sekarang ini. Kesehariannya mengurus panti dibantu satu-duaorang temannya. Sang su

  • MY FAMILY IS VERY POSSESSIVE    TIGA

    “Jangan takut, dunia itu menarik.”Ara masuk bagian belakang kafe tempatnya bekerja. Menyapabeberapa karyawan yang ditemui, lekas berganti seragam di ruang ganti.Setelah dirasa penampilannya rapi, ia segera keluar.“Ara! Mbak minta tolong, ya, bawain minuman ini untuk meja nomertujuh!”Ara menoleh pada Mbak Santi yang memanggil, diterimanya nampantersebut, lantas bergegas mengantarkan pesanan tersebut.“Permisi,” ucap Ara sopan, lalu menata gelas minuman di mejatersebut. Saat ingin berbalik, tangannya dicekal oleh salah satu remaja disana. Ditatapnya laki-laki itu dengan alis berkerut. “Ada apa, Kak?”Kala sepasang mata itu bersitatap, sesuatu di dada menyentak hebat.Mata itu. Ia tidak percaya atas apa yang dilihat bola matanya sendiri.“Bro?” Panggilan temannya membubarkan lamunan.Laki-laki itu tersadar, lalu melepas cekalan, wajahnya berpaling.“Nggak apa-apa.”Meski merasa aneh dengan laki-laki itu, tetapi Ara tidak mau ambilpusing. Ia melenggang pergi untuk melanjutkan pe

  • MY FAMILY IS VERY POSSESSIVE    EMPAT

    "Kepergianmu menciptakan luka lebar dan bagian terparahnya, rindu membuat luka semakin parah.”Di sebuah mansion mewah suasana sepi juga sunyi menyelimuti.Tidak ada ramai yang mengisi karena luka masa lalu yang enggan tertutup.Setiap saat, harap mereka mulai menipis sebab belum ada sama sekalitanda-tanda sosok yang dicari lekas ditemukan. Ingin rasanya menyerah.Sudah belasan tahun mencari-cari, tetapi tak membuahkan hasil samasekali.Wanita paruh baya memandangi figura berisi foto anak kecil yangbegitu cantik, bahkan mungkin sekarang lebih cantik. Air matanyamengalir seiring rasa kerinduan yang kian menggunung. Sosok ibu yangsangat terpukul. Hingga saat ini ia pun masih meyakinkan diri bahwaputrinya masih hidup.“Sayang, kamu di mana? Mom rindu sama kamu. Apa kamu baikbaik saja di luar sana? Setiap hari Mom tidak pernah absen untukmerindukanmu dengan memandang wajah cantik kamu.”Tangis sosok ibu itu terdengar pilu. “Mengapa orang seperti merekajahat kepadamu? Mengapa harus

  • MY FAMILY IS VERY POSSESSIVE    LIMA

    "Berdamai dengan takdir adalah sebaik-baiknya pilihan. Bila kamu terima apa yang ditakdirkan, pasti kamu tak akan semudah itu mempersalahkan.”Jam istirahat telah berbunyi seperti biasa. Kedua sahabat Ara pergi kekantin, sedangkan gadis itu makan bekal di kelas. Hingga bekalnya habis,jam istirahat masih tersisa, juga teman-temannya belum kembali ke kelas.Bosan, ia memutuskan untuk berjalan-jalan sejenak di taman sekolah.Sepertinya berada di sana akan sedikit menenangkan pikiran.Ara memilih untuk duduk di kursi yang telah disediakan. Dilihatnyabunga-buga mekar yang tampak indah. Awan teduh memayungi ditambahangin sepoi berembus.Tiba-tiba terlintas di pikiran Ara tentang kejadian samar yangterekam di benak. Apakah keluarga mencarinya? Mengapa dirinyasangat sulit mengingat apa yang terjadi di masa lalu? Potongan-potongankecil memorinya tidak lengkap dan cenderung samar. Namun, yangdiingatnya, ia memiliki keluarga, beberapa kakak laki-laki, ayah juga ibuyang baik, hingga tiba

  • MY FAMILY IS VERY POSSESSIVE    ENAM

    “Jika ini mimpi, kumohon, jangan bangunkan aku. Aku ingin merasakankebahagiaan ini lebih lama lagi walau hanya sekadar mimpi.”Ara melangkah terburu untuk mengantarkan pesanan padapelanggan. Hari yang cukup sibuk di tempat kerja karena sedang ramairamainya didatangi pelanggan. Ia sampai di depan sebuah meja ditempatisatu orang laki-laki yang tampak terlihat sibuk sekali dengan laptop.“Permisi,” ucap Ara sopan, kemudian diangsurkannya gelasdari nampan. Entah karena tangannya terlalu licin atau kurang kuatmenggenggam gelas, minuman tersebut seketika tumpah mengenailaptop.Sontak laki-laki itu langsung terkejut. Murkanya memuncak karenasegala hal yang sedang dikerjakan musnah. “Lo buta, hah?! Nggak bisahati-hati?! Nganterin minum doang nggak becus!”“Maaf ... Kak. Saya nggak sengaja,” ujar Ara dengan bibir bergetar. Iamenunduk ketakutan.“Dengan kata maaf apa laptop gue bisa idup lagi?! Sekarang gue maulo tanggung jawab! Ganti laptop gue!”Menggeleng takut, gadis itu semakin m

  • MY FAMILY IS VERY POSSESSIVE    TUJUH

    “Takdir yang indah.”Saat ini Ara dalam perjalanan pulang ke rumahnya. Gadis itu diapitoleh kedua abang, sedangkan orang tuanya berada di depan karena hariini enggan memakai sopir.Dua remaja laki-laki yang saat ini bersama Ara merupakan anakkelima dan keenam Tuan Sauqi dan Nyonya Rossa, yaitu Alden AddiesonAnderson Elizabeth dan Alvaro Dirgantara Anderson Elizabeth yangkerap disapa Alden dan Aro. Alvaro sendiri merupakan saudara kembardari Ara.Mobil Tuan Sauqi sudah berada di halaman rumah mewah nan besarmiliknya. Ara turun dari mobil, menatap kagum bangunan di depan,lebih tepatnya mansion atau wastu.“Ini sekarang menjadi rumah Ara juga,” kata Sauqi seakan mengertiakan perasaan takjub anak gadisnya.“Ayo, Princess,” ajak Alden untuk masuk, tetapi Ara tetap berdiam didepan pintu rumah.Heran, Aro bertanya, “Kenapa Princess diam saja?”“Ara takut. Bagaimana kalau mereka nggak mau nerima Ara lagi?”“Mereka sekarang sangat merindukanmu, Sayang. Mana mungkinmereka tidak mener

  • MY FAMILY IS VERY POSSESSIVE    DELAPAN

    Pahit berujung manis.”Ketiga putra Sauqi sudah sampai rumah dan berkumpul di mejamakan serta anggota keluarga lainnya, kecuali Ara karena perempuan itumasih membersihkan badan.“Ada masalah apa sampai menyuruhku pulang?” tanya putra pertamatanpa basa-basi dengan dingin, khas seorang Algeral Anggara AndersonElizabeth. “Jangan bilang, Mom menyuruhku pulang hanya karena rindu.”“Ada hal penting yang wajib kalian ketahui, terutama kalian bertiga.”“Apa?” tanya putra kedua. Ia adalah Andrian Anggara AndersonElizabeth.“Cepatlah, Dad, jangan basa-basi.” Putra ketiga tampak mencebikkesal. Namanya Andreas Leonard Anderson Elizabet.“Kita makan saja dulu. Pasti kalian bertiga sangat capek,” ucap Rossasembari tersenyum.Andri mendengkus sebal. “Kelamaan, Mom.”Rossa menghela napas panjang. “Bentar, Mom panggil dia.”Ketiga laki-laki itu saling berpandangan, tidak mengerti maksudsang mama. Dalam benak juga bertanya, siapa dia?Tak lama setelah itu, Ara datang. Perempuan itu berjalan men

  • MY FAMILY IS VERY POSSESSIVE    PROLOG

    “Takdir Allah jauh lebih baik daripada harapan dan rencanamu.” Pesta yang begitu meriah terselenggara di sebuah mansion milik sebuah keluarga yang begitu harmonis. Semua teman, sahabat, kerabat, keluarga tujuh turunan datang dan berkumpul untuk ikut merayakan pesta ini. Acara besar yang hanya diadakan setahun sekali, yakni saat ini bertambahnya umur anak kembar—berbeda jenis kelamin—yang kini baru menginjak lima tahun. Setelah bernyanyi, meniup kue ulang tahun, serta berdoa bersama, kini para tamu undangan menikmati makanan yang telah disediakan. Semua orang tampak begitu menikmati pesta yang ada. Bercanda, tertawa, hingga berbagi cerita dengan raut wajah bahagia.“Mau balon,” pinta anak perempuan itu kepada abang sulungnya—yang berumur sepuluh—tahun sambil menunjuk balon berwarna merah muda. Ia adalah salah satu dari anak kembar yang sedang berulang tahun. Keduanya kini berada di lantai satu, keluar dari lingkar keramaian ditemani seorang pengasuh."Yang mana, Putri?" tanya lembut s

Bab terbaru

  • MY FAMILY IS VERY POSSESSIVE    DELAPAN

    Pahit berujung manis.”Ketiga putra Sauqi sudah sampai rumah dan berkumpul di mejamakan serta anggota keluarga lainnya, kecuali Ara karena perempuan itumasih membersihkan badan.“Ada masalah apa sampai menyuruhku pulang?” tanya putra pertamatanpa basa-basi dengan dingin, khas seorang Algeral Anggara AndersonElizabeth. “Jangan bilang, Mom menyuruhku pulang hanya karena rindu.”“Ada hal penting yang wajib kalian ketahui, terutama kalian bertiga.”“Apa?” tanya putra kedua. Ia adalah Andrian Anggara AndersonElizabeth.“Cepatlah, Dad, jangan basa-basi.” Putra ketiga tampak mencebikkesal. Namanya Andreas Leonard Anderson Elizabet.“Kita makan saja dulu. Pasti kalian bertiga sangat capek,” ucap Rossasembari tersenyum.Andri mendengkus sebal. “Kelamaan, Mom.”Rossa menghela napas panjang. “Bentar, Mom panggil dia.”Ketiga laki-laki itu saling berpandangan, tidak mengerti maksudsang mama. Dalam benak juga bertanya, siapa dia?Tak lama setelah itu, Ara datang. Perempuan itu berjalan men

  • MY FAMILY IS VERY POSSESSIVE    TUJUH

    “Takdir yang indah.”Saat ini Ara dalam perjalanan pulang ke rumahnya. Gadis itu diapitoleh kedua abang, sedangkan orang tuanya berada di depan karena hariini enggan memakai sopir.Dua remaja laki-laki yang saat ini bersama Ara merupakan anakkelima dan keenam Tuan Sauqi dan Nyonya Rossa, yaitu Alden AddiesonAnderson Elizabeth dan Alvaro Dirgantara Anderson Elizabeth yangkerap disapa Alden dan Aro. Alvaro sendiri merupakan saudara kembardari Ara.Mobil Tuan Sauqi sudah berada di halaman rumah mewah nan besarmiliknya. Ara turun dari mobil, menatap kagum bangunan di depan,lebih tepatnya mansion atau wastu.“Ini sekarang menjadi rumah Ara juga,” kata Sauqi seakan mengertiakan perasaan takjub anak gadisnya.“Ayo, Princess,” ajak Alden untuk masuk, tetapi Ara tetap berdiam didepan pintu rumah.Heran, Aro bertanya, “Kenapa Princess diam saja?”“Ara takut. Bagaimana kalau mereka nggak mau nerima Ara lagi?”“Mereka sekarang sangat merindukanmu, Sayang. Mana mungkinmereka tidak mener

  • MY FAMILY IS VERY POSSESSIVE    ENAM

    “Jika ini mimpi, kumohon, jangan bangunkan aku. Aku ingin merasakankebahagiaan ini lebih lama lagi walau hanya sekadar mimpi.”Ara melangkah terburu untuk mengantarkan pesanan padapelanggan. Hari yang cukup sibuk di tempat kerja karena sedang ramairamainya didatangi pelanggan. Ia sampai di depan sebuah meja ditempatisatu orang laki-laki yang tampak terlihat sibuk sekali dengan laptop.“Permisi,” ucap Ara sopan, kemudian diangsurkannya gelasdari nampan. Entah karena tangannya terlalu licin atau kurang kuatmenggenggam gelas, minuman tersebut seketika tumpah mengenailaptop.Sontak laki-laki itu langsung terkejut. Murkanya memuncak karenasegala hal yang sedang dikerjakan musnah. “Lo buta, hah?! Nggak bisahati-hati?! Nganterin minum doang nggak becus!”“Maaf ... Kak. Saya nggak sengaja,” ujar Ara dengan bibir bergetar. Iamenunduk ketakutan.“Dengan kata maaf apa laptop gue bisa idup lagi?! Sekarang gue maulo tanggung jawab! Ganti laptop gue!”Menggeleng takut, gadis itu semakin m

  • MY FAMILY IS VERY POSSESSIVE    LIMA

    "Berdamai dengan takdir adalah sebaik-baiknya pilihan. Bila kamu terima apa yang ditakdirkan, pasti kamu tak akan semudah itu mempersalahkan.”Jam istirahat telah berbunyi seperti biasa. Kedua sahabat Ara pergi kekantin, sedangkan gadis itu makan bekal di kelas. Hingga bekalnya habis,jam istirahat masih tersisa, juga teman-temannya belum kembali ke kelas.Bosan, ia memutuskan untuk berjalan-jalan sejenak di taman sekolah.Sepertinya berada di sana akan sedikit menenangkan pikiran.Ara memilih untuk duduk di kursi yang telah disediakan. Dilihatnyabunga-buga mekar yang tampak indah. Awan teduh memayungi ditambahangin sepoi berembus.Tiba-tiba terlintas di pikiran Ara tentang kejadian samar yangterekam di benak. Apakah keluarga mencarinya? Mengapa dirinyasangat sulit mengingat apa yang terjadi di masa lalu? Potongan-potongankecil memorinya tidak lengkap dan cenderung samar. Namun, yangdiingatnya, ia memiliki keluarga, beberapa kakak laki-laki, ayah juga ibuyang baik, hingga tiba

  • MY FAMILY IS VERY POSSESSIVE    EMPAT

    "Kepergianmu menciptakan luka lebar dan bagian terparahnya, rindu membuat luka semakin parah.”Di sebuah mansion mewah suasana sepi juga sunyi menyelimuti.Tidak ada ramai yang mengisi karena luka masa lalu yang enggan tertutup.Setiap saat, harap mereka mulai menipis sebab belum ada sama sekalitanda-tanda sosok yang dicari lekas ditemukan. Ingin rasanya menyerah.Sudah belasan tahun mencari-cari, tetapi tak membuahkan hasil samasekali.Wanita paruh baya memandangi figura berisi foto anak kecil yangbegitu cantik, bahkan mungkin sekarang lebih cantik. Air matanyamengalir seiring rasa kerinduan yang kian menggunung. Sosok ibu yangsangat terpukul. Hingga saat ini ia pun masih meyakinkan diri bahwaputrinya masih hidup.“Sayang, kamu di mana? Mom rindu sama kamu. Apa kamu baikbaik saja di luar sana? Setiap hari Mom tidak pernah absen untukmerindukanmu dengan memandang wajah cantik kamu.”Tangis sosok ibu itu terdengar pilu. “Mengapa orang seperti merekajahat kepadamu? Mengapa harus

  • MY FAMILY IS VERY POSSESSIVE    TIGA

    “Jangan takut, dunia itu menarik.”Ara masuk bagian belakang kafe tempatnya bekerja. Menyapabeberapa karyawan yang ditemui, lekas berganti seragam di ruang ganti.Setelah dirasa penampilannya rapi, ia segera keluar.“Ara! Mbak minta tolong, ya, bawain minuman ini untuk meja nomertujuh!”Ara menoleh pada Mbak Santi yang memanggil, diterimanya nampantersebut, lantas bergegas mengantarkan pesanan tersebut.“Permisi,” ucap Ara sopan, lalu menata gelas minuman di mejatersebut. Saat ingin berbalik, tangannya dicekal oleh salah satu remaja disana. Ditatapnya laki-laki itu dengan alis berkerut. “Ada apa, Kak?”Kala sepasang mata itu bersitatap, sesuatu di dada menyentak hebat.Mata itu. Ia tidak percaya atas apa yang dilihat bola matanya sendiri.“Bro?” Panggilan temannya membubarkan lamunan.Laki-laki itu tersadar, lalu melepas cekalan, wajahnya berpaling.“Nggak apa-apa.”Meski merasa aneh dengan laki-laki itu, tetapi Ara tidak mau ambilpusing. Ia melenggang pergi untuk melanjutkan pe

  • MY FAMILY IS VERY POSSESSIVE    DUA

    “Kita harus menghargai diri sendiri dengan baik lebih dari apa pun,termasuk pergi dari orang yang tidak pernah menghargaimu.”Pagi menjelang. Seorang perempuan cantik masih tertidur nyenyakdi ranjang. Kamar sederhana, berbagi dengan teman pantinya.Perempuan kecil yang dulu ditemukan menangis di tepi persawahanpada malam hari, kini sudah tumbuh besar, seperti remaja pada umumnya.Tingginya kini 150 senti, wajah dengan pipi gembul, iris sebiru langit,tampak memesona. Kalung berinisal ACQAE selalu bergelantungan dileher. Diingatnya nama lengkap hanya Alvara Catania, sedangkan sisanyatidak ia ketahui. Dari sana, kemudian orang-orang memanggilnya Ara.Seorang wanita datang, kemudian menggoyang-goyangkan tubuhAra dengan pelan. “Sayang, bangun, yuk! Ara Sayang, bangun!”Tak lain dan tak bukan ialah pemilik Panti Asuhan Kasih Bunda.Namanya Nia. Dialah yang menemukan Ara malam itu dan merawatnyahingga sekarang ini. Kesehariannya mengurus panti dibantu satu-duaorang temannya. Sang su

  • MY FAMILY IS VERY POSSESSIVE    SATU

    "Aku tidak pernah menyangka bahwa takdir membawaku ke sini.”Sebuah mobil menepi di area persawahan daerah Tangerang. Taklama kemudian pintu terbuka dan seorang gadis kecil diturunkan begitusaja, setelahnya kendaraan beroda empat itu melaju, meninggalkan anakperempuan itu sendiri. Ia menangis ketakutan, tetapi tidak tahu harus kemana. Isaknya terdengar memilukan.Seorang perempuan yang sedang berjalan di sekitaran persawahantanpa sengaja mendengar isak tangis anak kecil. Ia mencoba mencarisumber suara, tidak ada rasa takut sama sekali karena ia seorangpemberani.“Astaghfirullah!” pekik perempuan itu saat menemukan anakkecil yang sedang menangis. Ia terburu menghampiri, kemudianmenggendongnya. “Kamu ngapain di sini, anak cantik?”Anak itu tersedu. Wajahnya memerah dengan berurai air mata.Perempuan tersebut memandang penuh iba sembari mengusappunggungnya, menyeka air mata yang mengalir deras.“Cup-cup, udah, ya, jangan nangis. Kamu aman sama saya,” ujarperempuan itu lemah le

  • MY FAMILY IS VERY POSSESSIVE    PROLOG

    “Takdir Allah jauh lebih baik daripada harapan dan rencanamu.” Pesta yang begitu meriah terselenggara di sebuah mansion milik sebuah keluarga yang begitu harmonis. Semua teman, sahabat, kerabat, keluarga tujuh turunan datang dan berkumpul untuk ikut merayakan pesta ini. Acara besar yang hanya diadakan setahun sekali, yakni saat ini bertambahnya umur anak kembar—berbeda jenis kelamin—yang kini baru menginjak lima tahun. Setelah bernyanyi, meniup kue ulang tahun, serta berdoa bersama, kini para tamu undangan menikmati makanan yang telah disediakan. Semua orang tampak begitu menikmati pesta yang ada. Bercanda, tertawa, hingga berbagi cerita dengan raut wajah bahagia.“Mau balon,” pinta anak perempuan itu kepada abang sulungnya—yang berumur sepuluh—tahun sambil menunjuk balon berwarna merah muda. Ia adalah salah satu dari anak kembar yang sedang berulang tahun. Keduanya kini berada di lantai satu, keluar dari lingkar keramaian ditemani seorang pengasuh."Yang mana, Putri?" tanya lembut s

DMCA.com Protection Status