Beranda / Romansa / MUSIM CINTA DI SEOUL 2 / LAKON YANG TERLARANG 2

Share

LAKON YANG TERLARANG 2

Penulis: Alna Selviata
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Keduanya masih memainkan bibirnya yang saling menempel. Anna sungguh mabuk, penglihatannya buram, berkunang-berkunang, dia lupa dengan apa yang terjadi. Anna mulai melepas satu per satu kancing baju Dae Song. Pria itu membantunya hingga tubuh kekarnya terpampang, Anna begitu bringas menyesap aroma tubuh Dae Song. 

Dia luar kesadaran, Dae Song melepas kerudung Anna, melepas kemeja juga celana. Hanya tersisa bra dan celana kain segitiga. Dari bibir hingga ke leher, iramanya lembut turun ke bawah di gundukan gempal itu. Dae Song berhenti sejenak lalu berbisik.

."Aku sangat mencintaimu, bahkan aku rela mati demi kebahagiaanmu."

Anna tak menjawab. Otaknya tak mampu menyusun kalimat karena efek dari obat  yang terlalu banyak ia teguk. Di pikirannya hanya Dae Jung semata. Karena hasrat mulai membara, Anna malah menarik wajah Dae Song lalu menenggelamkan di dadanya. Pria itu sudah melahap keduanya silih berganti, meracau tak jelas. Mengiggit. dan memilin-milin.

Selama ini dia hanya membayar wanita malam untuk menuntaskan hasrat birahinya. Bila melakukan itu, wajah Anna selalu ia jadikan objek fantasi.

Dae Song melepas bra adik iparnya. Lama bermain disana. Punya Anna masih kencang. Itu karena perawatan yang ia lakukan agar ketika suaminya siuman, bisa memberi hadiah terindah dari tubuhnya.

"Ahhss .." Anna mendesis. Hatinya memangil nama Dae Jung.

Dae Song turun ke bawah sana. Tangannya melorotkan kain segitiga berwarna merah itu. Di ciuminya bagian lembut Anna. Di sana sudah basah.Dae Song melahap semua cairan yang merembes. 

Anna mendongakkan wajah ke atas. Dia mendesah, menginggit bibir bawahnya. Lima tahun dia berpuasa, menunggu suaminya dengan setia. Tapi ..Minzi yang jahat merubah semua. Bahkan lakon cinta ini dilakukan pada kakak iparnya sendiri.

Dae Song lama memainkan daging terlembut Anna. Buat Anna menggelinjang. Tangan Anna menjambak halus rambut pria yang  mencintainya itu. 

"Ahh ..oppa," rintih Anna.

Dae Song pria yang menguasai teknik bercinta itu pandai memainkan lidah di bawah sana. Begitu piawai membuat para wanita terlena padanya.

Karena merasa tidak nyaman di sofa, Dae Song menggendong tubuh Anna ke ranjang. Dia merebahkan ibu dua anak itu lalu menindihnya.

Dengan satu tangan yang begerak Dae Song melepaskan celana dalamnya.  Kepemilikannya bersiap-siap menerjang kedalaman milik Anna. 

Bles !

Benda keras hidup itu sudah tenggelam  dalam lingkup hangat Anna. 

"Iiissshh .." keduanya meringis.

Anna Binar Bintang bukan perempuan suci lagi. Dia sudah ternoda tanpa sengaja oleh kakak iparnya sendiri. Bukan lagi istri suci Kim Dae Jung. Kini nasib buruk  menimpa korain lagi.

Dae Song menjilati daun telinga Anna. Memainkan ritme pelan, kedua tangannya mendekap tubuh mungil itu. 

"Sayang .." lirih Dae Song.

Makin cepat hentakkannya buat Anna mendesah tak karuan. Desahan itu di sumpal oleh Dae Song dengan bibirnya. Meremas dua gumpalan cukup besar itu dengan kasar. 

"Aku bahagia .." racau Dae Song lagi.

Anna memeluk erat tubuh Dae Song. Nafasnya tersengal-sengal berhembus di telinga lawan ranjangnya. Mendapat serangan panas, Dae Song makin menggila.

"Anna, kau memang luar biasa," ujar Dae Song. Dia merasakan nikmatnya tubuh Anna sangat berbeda dari wanita yang pernah ia coba. Pantas saja, adiknya begitu mencintai Anna. Tak ingjn Anna lelas darinya.

Pintu kamar hotel itu tidak tertutup rapat. Saat masih keadan normal, keduanya memang membiarkan pintu itu terbuka lebar, cara untuk menghindari penilaian buruk terhadap keduanya.

Dae Song membalikkan tubuh Anna. Dia membuat wanita itu bertumpu di pahanya. Menghujam dari arah bawah, pekik keduanya makin binal. 

"Ahk!" 

Minzi sudah datang menenteng buah tangan untuk si kembar, saat di depan pintu, dia mendengar desahan juga jerit Anna yang menggema karena kenikmatan. 

"Ya ampun, mereka sungguh melakukannya," gumam Minzi panik. 

Dia ketakutan akan akhir  adegan panas itu. Tentu Dae Song tidak akan membuatnya hidup bila mengetahui dialah yang menjebak semua ini.

Minzi enyah dari sana, dia berusaha mencari solusi agar terhapus dari kesalahan. 

Sementara di atas kasur yang sudah berantakan, sudah berbagai macam gaya yang di lalui, kedua insan tak berstatus itu makin terbuai dalam kenikmatan. Keringat Dae Song bercucuran menjatuhi tubuh Anna. Bahkan Dae Song menjilat keringat jelmaan Yama itu tanpa ada rasa jijik.

"Aku ingin selalu seperti ini," gumam Dae Song memainkan temponya kian cepat.

Sejam terlewati, Dae Song sudah hampir di ambang batas. Makin cepat dia menghetakkan rudalnya ke dalaman Anna. Hingga ..

"Ahhhkkkk .." erangan panjang lepas dari mulut Dae Song. Dia menyemburkan benih hangatnya di dalam rahim Anna bekas tempat Haneul dan Micha bernaung.

Nafasnya tak berturan. Dia masih betah di atas tubuh Anna. Mencium leher dan kuping adik iparnya itu dengan mesra.

*******************

Ada deringan ponsel menggelegar. Matanya masih tertutup namun dia meraba mencari telpon genggamnya. Tepat di atas kepala Anna ia menaruh ponselnya.

"Samchon, ibuku mana?" suara Micha terdengar lirih di balik ponselnya.

Dae Song belum juga sadar dengan apa yang sudah terjadi padanya.

"Micha, ibu? ibumu-- Haahpp .." Dae Song terkesiap ketika membuka mata, ada Anna di pelukannya, tanpa sehelai kain menutupi kedua tubuh mereka.

Dae Song terperanjat. Dia menjauhkan tubuhnya dari Anna. 

"Apa yang sudah terjadi?" 

Dia meraba kemaluannya, ada cairan yang sudah mengering. Dae Song terkulai, cairan itu ia yakini bekasnya bersama Anna.

"Bagaimana semua ini terjadi .." lirihnya.

Anna masih terlelap, entah itu tidur atau pingsan. Dae Song menyelimuti adik iparnya itu. Dia segera memakai pakaiannya kembali. Beranjak keluar mencari Minzi. Tapi wanita berambut blonde itu tak ada  di sekitar kamarnya.

Dae Song kembali masuk ke kamar.  Dia memandingi Anna penuh rasa bersalah. Bersalah juga pada adiknya. 'Ah, aku memang brengsek' hardiknya pada diri sendiri.

"Aku memang mencintaimu, tapi bukan dengan cara licik seperti ini yang ku mau .." ujarnya pada Anna.

Dae Song menyelidik ingatan terakhir kalinya. Semua itu berawal dari minuman yang di bawa oleh Minzi. Dia geram, mengambil gelas itu lalu melemparnya ke tembok.

 

"Hallo, kamu di mana Minzi? ke kamar hotel sekarang juga!" Dae Song sudah membentak sekertarisnya itu.

Minzi datang membawa salah satu pramusaji bayarannya. Pelayan itu akan di jadikan kambing hitam. 

Minzi melihat Anna sudah di selimut Dae Song. Pakaian Anna tercecer  di lantai. 

"Kamu pasti tahu apa yang sudah terjadi,"

"Maaf Pak Song, ini kesalahan pramusaji. Dia salah memberi minuman padaku, yang seharusnya di berikan kepada pekanggan sebelah," papar Minzi berkelik.

Dae Song mengusap wajah dengan kasar. Mengepal geram. Rasanya dia ingin memukul kedua wanita di hadapannya itu.

Tapi itu akan menambah masalah lagi. 

"Tugas kamu menjadikan dia saksi kita suatu saat nanti, ini kecelakaan tak di sengaja, kamu mengerti 'kan maksudku?" 

Minzi dan pramusaji itu mengangguk.

"Minzi, pakaikan Anna baju, lengkap dengan kerudungnya," titah Dae Song. 

Dia meyakini Anna tidak akan ingat juga kejadian yang menimpanya. Untuk sementara Dae Song bisa bernafas lega. Bisa menyembunyikan itu jadi rahasia pribadi.

Bab terkait

  • MUSIM CINTA DI SEOUL 2   BAYANG-BAYANG HAMIL

    Anna terbangun. Dia sudah kembali rapi dengan style formal sebelumnya. Kepalanya masing agak pusing. Mata menyorot Dae Song dan Minzi duduk mematung. Kembaran Dae Jung itu tak berani memandang ke Anna. Minzi pun hanya bisa memilinkan jemari karena gugup. Dia tahu, perempuan berhijab itu menguasai teknik beladiri, bila istri presdir korain tahu ulahnya, tulang-belulangnya pasti di patahkan. "Apa aku tadi tertidur?" tanya Anna. "Ya, Nona," jawab Minzi. Anna beranjak ingin turun dari ranjang, tetapi dia merasa ada aneh di kemaluannya. Agak perih, juga membuatnya tidak nyaman. Dia segera berlalu ke toilet, meraba bagian bawahnya. Ada cairan kering menempel di miss V nya. "Apa karena tadi aku mimpi Dae Jung .. Ah, kotornya aku," Anna mengerutu lalu segera membersihkan sisi kemaluannya. Di luar, Dae Song tak henti melotot tajam ke Minzi, mata sipitnya mengisyarakat dia ingin membunuh sekertaris asal Indoensia itu. Namun dia kemba

  • MUSIM CINTA DI SEOUL 2   RUH KIM DAE JUNG

    Setiba di mesjid Seoul, mereka segera turun dari mobil. Dae Song menggedong Haneul sementara Anna menggendong Micha. Di atas lantai dua, sudah banyak para penulis menunggu Anna. Sembari menggendong kedua keponakannya, Dae Song mengantar Anna ke atas lantai dua."Aku tunggu kalian di bawah," kata Dae Song."Disini saja kak, sekalian dengar siraman qalbu," imbu Anna.Dae Song senyum masam. "Lain kali saja, aku malu," cetusnya."Kali aja di dalam ada yang buat Kak Dae Song naksir," imbuh Anna.Dae Song senyum masam, 'kamu akan hamil anakku Anna, bagaimana bisa kau inginkan aku dengan orang lain,' lirihnya dalam hati."Kak, ayo masuk," pinta Anna."Nanti saja, aku turun dulu, kalian berdua jangan susahkan ibumu," ucap Dae Song pada si kembar.Di berlalu turun ke bawah lagi. Duduk menepi kursi sudut di kantor federal. Dari arah belakang, dia di kagetkan dengan k

  • MUSIM CINTA DI SEOUL 2   BERUCAP PADA ANNA

    Zura masih menunggu jawaban Anna, tetapi istri Kim Dae Jung itu hanya diam. Mimik wajahnya kebingungan. Dae Song yang merasa tidak nyaman, mencoba menjawabnya."Ruh? Ruh itu sudah di tempat masing-masing, ayo Anna, kita pulang," ajaknya.Zura mencegat tangan Anna, itu karena desakan Dae Jung padanya."Jangan pergi dulu, Nona. Saya mohon dengarkan dulu, percayalah, ketika keluarga kita ada yang koma ruhnya ada di sekitar kita," tutur Zura.Anna termangu, dia pernah mendengar hal ini di katakan oleh Bu Nas, bahwa ruh Dae Jung bisa saja mengawasinya setiap saat."Katakan pada Anna, aku selalu melihatnya dan anak-anakku," ujar Dae Jung pada Zura agar memberitahu Anna.Zura menatap ke arah Dae Jung, " Aku mau jelaskan dulu," kesal Zura.Anna dan Dae Song menyerngit melihat Zura berbicara sendiri pada pandangan kosong di samping, Dae Song menggeleng-gelengkan kepala, perempuan bercadar itu sud

  • MUSIM CINTA DI SEOUL 2   ANCAMAN DAE SONG

    Tiba di rumah, Anna langsung ke dapur meletakkan semua minuman kewanitaannya di kulkas. Dari jauh mata Dae Song mengamati adik iparnya itu. Dia bahkan lelah untuk berpikir dengan resiko nanti. Otaknya tak berfungsi lagi untuk yang lain, hanya Anna dan kehamilan yang menguasai pikirannya.'Aku benci diriku sendiri yang mesum ini!' Dae Song menghardik dirinya dalam hati.Micha menarik tangan pamannya. "Samchon, kau kenapa selalu melihat ibuku?" tanya gadis kecil itu.Dae Song tertegun. Anak sekecil Micha saja mampu menebak bahasa tubuhnya, dia pria yang memang tak pandai berlakon."Anak kecil, paman bukan melihat ibumu, paman melihat kulkas yang sudah tua itu," sahut Dae Song.Bu Nas juga mengamati gelagat Dae Song, suatu kesimpulan yang masih sama seprti dulu, 'Dae Song masih menyukai Anna,' batinnya.Dae Song beranjak naik kelantai dua, dia menuju ke ruang kerjanya. Tak ada niat melakukan sesua

  • MUSIM CINTA DI SEOUL 2   KEBERADAAN SUAMIKU

    Dae Jung perlahan melangkah ke Anna. Dengan tatapan meyendu, dia mengenyahkan butiran air mata itu dari pipi istrinya. Sama seperti dulu, tak rela bila harus melihat Anna bersedih, tak ingin kecantikan istrinya tertutupi oleh gelayut kesedihan."Katakan padanya, berhentilah menangis," pinta Dae Jung pada Zura."Kata suami Nona, berhentilah menangis," ucap Zura melanjutkan kalimat Dae Jung.Anna menutup wajag dengan kedua telapak tangannya. Zura baru ia kenal telah meliha kelemahannya sebagai seorang istri. Rasa lemah yang selama ini ia pendam bertahun-tahun. Tak menampakkan ke siapa pun, termasuk kepada kedua anaknya."Suamiku posisinya sekarang dimana?" tanya Anna."Di samping kanan, Nona, sedang mengusap air mata Nona," jawab Zura menunjuk ke arah kosong itu.Ponsel di saku Anna berdering, dia menyingkir sejenak. Sementara Dae Jung kembali ke Zura, "Terima kasih Zura, sudah membantuku,"

  • MUSIM CINTA DI SEOUL 2   KELUARGA KORAIN

    Suara Micha menyeru sembari mengetuk pintu. Anna mengerjap dengan panik, melirik ke jam dinding, waktu berlalu sudah tiga jam, saat itu Dae Jung masih tetap setia menjaga Anna ketika terlelap.Mata Anna memutar sana-sini, mencari udara hangat yang menandakan letak posisi suaminya."Apa kamu masih disini?" tanya Anna.Lagilagi Dae Jung menghembuskan nafas di leher Anna buat istrinya itu mengetahui keberadaannya."Micha memanggilku, ayo lihat anak kita," ujar Anna seraya turun dari ranjang.Pintu di buka Anna, mata Micha menyorot ruh ayahnya dari luar, dia terkesiap, mengira ruh itu adalah paman Dae Songnya."Oemma, tidur dengan samchon," lirih Micha dengan suara khasnya.Anna membungkam mulut anaknya. Dia terkejut putrinya bisa melihat sosok ruh Dae Jung. Tangan Micha ia tarik masuk ke kamar lalu mengunci pintu itu lagi."Micha bisa melihat ayah?" tanya Anna.Micha memandangi soso

  • MUSIM CINTA DI SEOUL 2   DAEGU PENUH KENANGAN

    Seminggu kemudian, Anna sudah bersiap-siap ke Kota Daegu. Di dampingi Jun Hyun, pemandu LPH (Lembaga Private High) sebagian telah berangkat terlebih dulu. Anna yang begitu antusias,l karena ia tahu ruh Dae Jung akan ikut bersamanya, pengulangan kenangan terulang, di Duryu Park tempat Dae Jung mengutarakan cinta dan janjinya.Dae Song dan Ji Yeong saat itu sedang di Singapura, mereka meninjau perusahaan Korain yang terancam pailit. Di rumah hanya akan ada Bu Nas dan pelayan lainnya menemani Haneul dan Micha di rumah, tentu menjaga raga Dae Jung yang masih berbaring lelap.Di bawah sudah ada Jun Hyun menunggu. Pria bermata sipit itu sangat tampan dengan jaket rajut, saat itu telah memasuki musim gugur."Apakah kau ingin mengikutiku?" tanya Anna pada ruh suaminya yang tak terlihat. Dae Jung menghembuskan udara hangat lagi di belakang telinga istrinya, menandakan keinginannya mengikuti setiap langkah Anna.

  • MUSIM CINTA DI SEOUL 2   KETERANGAN MENGEJUTKAN

    Anna di bawah ke klinik terdekat, Jun Hyun masih menunggu hasil pemeriksaan dokter, dia sudah menginformasikan itu pada Bu Nas. Pak Lee dan beberapa pengawal akan menjemputnya dengan menunggunakan jet pribadi. Dokter di klinik itu keluar dengan wajah senyum berbinar, dia membawa beberapa hasil catatan kesehatan Anna untuk di berikan pada Jun Hyun. " 그는 어때?""geuneun eottae?"("Bagaimana kondisinya?") "몸이 약하고 많이 쉬어야 하고, 임신 중이라 당연하다.""mom-i yaghago manh-i swieoya hago, imsin jung-ila dang-yeonhada"("Tubuhnya sangat melemah, dia harus banyak istirahat, itu wajar bila sedang hamil") "임신? 어떻게 그럴 수 있어? 불가능해, 확실히 틀렸어.""imsin? eotteohge geuleol su iss-eo? bulganeunghae, hwagsilhi teullyeoss-eo."("Hamil? bagaimana bisa? itu tidak mungkin") Jun Hyun terkejut, siapapun yang mengenal Anna akan bereaksi sama dengannya. Dae Jung menghampiri dokter itu juga. "그녀는 실제로 임신했습니다. 당신은 그녀의 남편이 아닌가요?""geu

Bab terbaru

  • MUSIM CINTA DI SEOUL 2   KEHADIRAN RINI

    Dae Song dan anak buahnya menuju tempat tinggal Rini, dengan bantuan manajer di perusahaanya, Dae Song dapat mengetahui tempat tinggal Rini yang sebenarnya. Selama ini Rini hanya mencantumkan alamat kontrakannya menjadi riwayat pribadi untuk kantornya. Setiba di gang yang sulit di akses oleh kendaraan roda empat, salah seorang anak buah Dae Song keluar dari mobil untuk mencari cara, tetapi tak ada jalan lain selain jalan yang di depan mereka."Tidak ada jalan lain, Tuan. Hanya ini akses satu-satunya," ucapnya."Kalau begitu kita jalan kaki saja, kata kamu kamu rumahnya sudah tidak jauh lagi 'kan?""Iya Tuan, hanya jarak seratus meter lagi.""Kalau begitu kita turun, kita jalan kaki saja," usul Dae Song yang keluar dari mobilnya.Anak buahnya mengelilingi Dae Song agar tuan mereka tetap terjaga. Masyarakat disekitar gang itu mulai grasak-grusuk, mereka terheran dengan kedatangan pria yang amat menonjol sebagai bos besar. Dae Song dan anak buahnya tetap berjalan, tidak menanggapi sapaa

  • MUSIM CINTA DI SEOUL 2   KEADAAN ZURA

    Di Indonesia, Dae Song masih setia menunggu hasil pemeriksaan dari dokter, Zura mulai membaik secra kesehatan, namun secara psikis butuh waktu yang panjang untuk menerima kenyataan bahwa dia telah kehilangan kesuciannya secara sadis. Zura bahkan seringkali terpikirkan untuk mengakhiri hidupnya, Dae Song yang selalu diliputi rasa bersalah, selalu saja Dae Song menyudutkan diirnya dengan peristiwa yang menimpa Zura. Dae Ssong tetap disamping Zura, memberi dukungan moril,selain itu Zura juga tidak memiliki keluarga lagi di Indonesia.Dae Song menganggap dirinya sebagai kakak bagi Zura saat ini . "Kamu akan baik-baik saja, Zura.. Ada aku disini," ucap Dae Song menenangkan Zura."Aku sudah tidak berharga lagi, aku suda hina.." Zura tetap mencaci-maki dirinya sendiri."Tidak begitu, Zura.Kamu tetap berharga, kok. Zura yang dulu dan yang sekarang tetaplah sama, tidak ada yang berubah, kesucian seperti itu hanya kiasan sema

  • MUSIM CINTA DI SEOUL 2   MENGANGGU

    Usai dari kebun binatang, mereka tidak langsung pulang ke rumah, sejenak Dae Jung mengajak Anna dan kedua anaknya mampir di restoran milik sahabatnya. Micha dan Haneul begitu bersemangat memasuki restoran milik sahabat Ayahnya."Hati-hati sayang, nanti kamu tersandung," ujar Anna.Dae Jung melirik ke Anna yang sedang membawa beban berat bayi dalam perutnya."Seharusnya kalimat itu ditujukan padamu, berhati-hatilah, kamu sedang membawa tanggungjawab," timpal Dae Jung. Ia cemburu, tapi bagaimanapun bayi di dalam kandungan Anna adalah keponakannya, yang ia sayangi seperti Micha dan Haneul.Anna tergugah, dia menyunggingkan senyuman lebar karena ucapan Dae Jung persis ucapan Dae Song sewaktu mengandung si kembar, yang pada kala itu Dae Jung terbaring koma."Kau telah melewati masa ngidammu?" Tanya Dae Jung."Ia, sepertinya," sahut Anna.Dae Jung mengangguk-anggukkan kepalanya, dia berlalu menghampiri sahabatnya yang pemilik restoran Jepang itu. Anna duduk bersama si kembar, Micha yang bah

  • MUSIM CINTA DI SEOUL 2   KE KEBUN BINATANG

    Mereka sudah tiba di kebun binatang, Dae Jung sudah menyiapkan kamera untuk mengambil setiap momen Anna dan si kembarnya. Dae Jung berjalan disamping Anna yang sedang mengontrol anak-anaknya. Dae Jung dan Anna mengunci mulutnya masing-masing, liburan kali ini amat berbeda dari keluarga kawan-kawan Haneul dan Micha yang lain. Kedua orangtuanya malah kaku, bak seseorang yang baru saja saling kenal."Ayah, Ibu, lihat sana," teriak Micha menunjuk ke arah monyet yang bergelantungan.Anna berlari kecil ke arah kedua anaknya, takut jika anak-anaknya lepas kontrol dari guru yang mengawasi saat itu. Sementara Dae Jung berjalan tenang dibelakang sana, pikirannya tetap saja berkecamuk, dia berharap jika situasi itu segera berubah, bukan hanya sekedar sandiwara didepan kedua anaknya, melainkan mereka adalah keluarga utuh yang lengkap."Dia kenapa memilih berjalan di belakang?" Gumam Anna yang bingung melihat tingkah Dae Jung.Karena tak mampu mengawasi si kembar sendirian, Anna bergegas menghampi

  • MUSIM CINTA DI SEOUL 2   MENDAPATI MENELEPON

    "Saya akan jelaskan secara detail di kantor polisi, kita tidak bisa bicara disini, Pak Dae Song diharapkan sore ini ke kantor, setelah urusannya telah selesai," ucap salah seorang petinggi di kepolisian di kota itu."Baiklah, Pak. Saya sedang menyelesaikan masalah dengan kolegaku juga siang ini, mohon bantuannya agar masalah ini cepat selesai," sahut Dae Song.Dae Song dan polisi keluar dari ruangan dokter, dia berpisah jalan dengan pihak berwajib itu ketika menyusuri lorong rumah sakit, sesaat Dae Song ke depan ruangan ICU tempat Zura melakukan perawatan lanjutan sebelum dipindahkan ke ruangan pemulihan. Pria itu menatap pintu ruangan ICU dengan hembusan nafas lega, sedikit demi sedikit dia mengontrol masalah mental Zura yang hancur karena pemerkosaan."Tuan, mobil sudah siap, mari kita berangkat sekarang," ucap salah satu pengawalnya.Dae Song mengangguk, dia berjalan keluar dari rumah sakit itu di dampingi kelima bodyguardnya, para awak media tetap saja menunggu pernyataan Dae Song

  • MUSIM CINTA DI SEOUL 2   UNGKAPAN ZURA

    Dae Song tercengang dengan penuturan Zura, dia tidak menyadari betapa pedulinya Zura terhadapnya walaupun hubungan mereka hanya sebatas sekretaris dan bos semata."Seharusnya kau tidak perlu peduli seperti itu, jika aku tahu, aku akan melarang mu,," ucap Dae Song.Zura tersenyum sinis, dia menghardik dirinya sendiri dalam hati, memang tidak seharusnya ia menuangkan perhatian lebihnya kepada Dae Song, pria yang sudah beristri. "Aku memang bodoh, karena kebodohanku, aku dihukum seperti ini, aku bodoh karena mengikuti perasaanku," gumamnya.Dae Song menelisik kalimat Zura, dia tidak mengerti makna dari ucapan sekretarisnya itu."Maksud kamu apa, Zura?""Tinggalkan aku sendiri, Pak. Aku bisa mengurus diriku sendiri, pergilah mengurus urusanmu, dan keluargamu," kata Zura tanpa menoleh ke Dae Song.Dae Song tetap ingin bertahan di ruangan rawat Zura, dia tidak ingin meninggalkan Zura yang sudah menjadi tanggungjawabnya, dia yang mengajak Zura untuk dinas ke Indonesia, Dae Song juga tahu Zu

  • MUSIM CINTA DI SEOUL 2   MENTAL YANG TERGUNCANG

    Siang itu Dae Song dikejutkan oleh ketukan keras dari pintu kamarnya, dia yang kelelahan tak menyadari dia telah kesiangan, salat subuh pun terlewat olehnya. Dae Song membangunkan diri seraya mengerjapkan matanya."Hmm, tunggu," ujarnya pada seseorang yang mengetuk pintu.Setelah mencuci wajahnya, Dae Song beranjak membuka pintu, ternyata seseorang yang membangunkannya adalah Pak Ben, sopir pribadinya. "Maaf Tuan, ada berita dari rumah sakit, Zura katanya sudah siuman," ucap Pak Ben.Mata Dae Song yang tadinya menahan kantuk seketika nahterbelalak."Yang benar, Pak Ben?!""Saya juga kurang tahu, Tuan. ini hanya informasi dari bodyguard Tuan katanya dari pihak rumah sakit memberitahukan mereka, Tuan Dae Song diminta untuk ke rumah sakit," jelas pria berkulit sawo matang itu."Baik, tunggu saya dibawah Pak Ben, saya akan bergegas ke rumah sakit, mau mandi dulu," kata Dae Song.Tapan membuang waktu, Dae Song segera mandi, dia hanya memakai kaos oblong hitam dan jaket agar terlihat lebih

  • MUSIM CINTA DI SEOUL 2   BERUNDING

    "Lupakan, aku tidak bisa diwawancarai saat ini," sergahnya.Pihak kepolisian yang turun tangan melayani wartawan, manager Dae Song ikut mendampingi, mereka menjelaskan rentetan peristiwa itu namun tidak secara gamblang mengungkapkan bahwa korban telah diperkosa. Dae Song tetap meminta kepada pihak kepolisian agar kehormatan Zura tetap terjaga."Kalian tetap disini, aku akan kembali ke rumah, jika penyelidikan pihak kepolisian suatu selesai, kalian boleh pulang," ucap Dae Song kepada managernya.Dae Song menuju ke mobilnya, disetiap langkahnya selalu saja berhasil dipotret oleh wartawan. Dae Song bahkan ngedumel didalam hati karena sikap wartawan yang kurang sopan."Sepertinya lebih enak hidup di Seoul jika seperti ini," gerutunya ketika berhasil masuk ke mobil.Sopirnya melajukan mobil, menerobos kerumunan wartawan yang seakan mencegat kepergian Dae Song. Pak Ben, sengaja membunyikan klakson berkali-kali. Dengan bantuan polisi, mobil yang tumpangi Dae Song dan kedua mobil pengawalnya

  • MUSIM CINTA DI SEOUL 2   GANGGUAN

    Dae Song menatap Rini penuh curiga, bukan menuduh karyawannya itu berbuat jahat kepada Zura, tetapi gelagat Rini menujukkan ketidaknyamanan ketika rekna lainnya menanyakan tentang Zura."Apakah kau pernah keluar bersama Zura diluar jam kerja?" Tanya Dae Song lagi."Ti-tidak pernah, Pak." Rini. tetap lada jawaban yang sama.Salah seorang rekan lainnya tak Terima, " Ini anak pelupa, aku pernah lihat dia bersama Zura di toko souvenir sana, sekali doang sih, Pak."Rini menundukkan kepala, dia tidak berani menyanggah pengakuan temannya. Dae Song tak berniat menanyakan tentang Zura."Baiklah, kalian lanjutkan makan kalian, aku ingin kembali mengecek keadaan Zura," ucap Dae Song.Dae Song mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar makanan dan minuman para karyawannya."Jika ada yang ingin menambah makanan, silahkan," ujarnya.Dae Song memilih bubar dari perundingan bersama karyawannya, dia kembali menyusuri lorong rumah sakit. Namun dia terhenti ketika mendapatkan jalan persimpangan. Dae Song

DMCA.com Protection Status