Beranda / Thriller / MISTERI LIONTIN VAMPIR / BAB 6-MALAM ITU(1/1)

Share

BAB 6-MALAM ITU(1/1)

Penulis: Mirva Celestira
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-06 15:32:26

Meskipun berisiko, Lucius bertekad untuk menyelesaikan penyelidikan ini hingga akhir. Dia tahu bahwa kebenaran itu layak untuk diungkapkan, tidak peduli apa harganya.

Lucius teguh dalam melanjutkan penyelidikannya, meskipun itu menimbulkan beberapa risiko baginya. Dia percaya bahwa penting untuk menemukan kebenaran, bahkan jika melibatkan bahaya atau kesulitan.

Dia berkomitmen untuk mengungkap fakta di balik sebuah kasus atau isu tertentu, dan dia tidak bersedia menyerah meskipun menghadapi tantangan. Keberaniannya mungkin didorong oleh rasa keadilan atau keinginan untuk kebenaran terungkap.

***

Saat interogasi ketiga, Lucius kembali bertanya pada tersangka,“Aku ingin bicara denganmu tentang sesuatu yang serius. Kamu tahu tentang kasus pembunuhan yang terjadi beberapa hari yang lalu, bukan?”

“Ya, aku mendengarnya.” jawab tersangka.

“Baiklah, kami memiliki informasi bahwa kamu memiliki koneksi dengan korban. Dia adalah rekanmu dan kami menemukan foto kalian berdua bersama di ponselnya.”

“Ah, itu hanya foto acak yang kami ambil saat sedang bertemu. Aku tidak memiliki hubungan khusus dengannya.”

“Sayangnya, bukti menunjukkan sebaliknya. Kami menemukan dua titik luka di leher korban, dan aku punya foto bukti.” Lucius menunjukkan foto rekannya yang sudah mati dengan dua titik luka di leher

Pria itu sangat terkejut dan matanya kembali berkaca-kaca sambil berkata,”Be-benar, dia adalah temanku. Kami sudah mengenal satu sama lain.”

***

“Aku harus tanya lebih lanjut tentang hubunganmu dengan korban. Apa yang bisa kamu katakan tentang keterlibatanmu dalam kasus ini?”

“Aku benar-benar tidak tahu apa-apa tentang itu. Aku hanya bertemu dengan dia beberapa kali karena pekerjaan kami…” Tersangka tampak berhenti sejenak. Dia mencoba untuk mencari akta-kata yang tepat untuk menjelaskan perasaannya pada malam di mana rekannya menjadi korban seorang vampir.

“Lalu, apa yang terjadi pada malam itu?” tanya Lucius. Oliver kembali menceritakan bagaimana dia dan kedua rekannya memulai aksi pencurian liontin itu.

"Malam itu... aku dan temanku berniat untuk mengubah masa depan kami masing-masing dengan cara lain." Oliver mencoba membuka lagi ingatannya sebelum kejadian nahas itu menimpa sahabatnya.

-Flashback on-

["Kita harus mencari kuburan kuno ini, itu pasti tempat yang tepat untuk menemukan liontin vampir." kata Oliver bersemangat.

"T-tapi, apakah kita harus melakukan ini di malam hari? Ini sangat berbahaya, Oliver."

"Tentu saja! Kita harus bergerak saat tidak ada orang di sekitar, agar tidak ada yang melihat kita. Dan selain itu, keberadaan liontin ini sangat rahasia, jadi kita tidak bisa hanya pergi ke toko antik biasa untuk mencarinya." potong Oliver cepat.

"Tapi, bagaimana kalau ada penjaga kuburan yang melihat kita, Oliver?"

"Jangan khawatir, kita akan bersembunyi dan menghindari siapa pun yang datang. Kita akan berhati-hati dan tidak akan membiarkan diri kita tertangkap." sergah Oliver meyakinkan temannya.

Pria itu begitu percaya diri dengan rencananya untuk mencuri pendant vampir, sementara temannya merasa waspada dan tidak ingin terlibat dalam tindakan yang berbahaya.

Oliver Brown adalah seorang pencuri berpengalaman yang mencuri barang-barang berharga di berbagai tempat. Suatu hari, ia mengetahui tentang pendant vampir yang sangat berharga dan terkenal, tersimpan di kuburan kuno di luar kota.

Oliver memutuskan untuk merencanakan pencurian tersebut dan berhasil mencuri liontin vampir dari kuburan kuno dengan cara yang licik. Namun, dalam proses pencurian tersebut, Oliver merusak beberapa sakel kuburan secara paksa.

"Hei, aku punya rencana besar. Kita bisa mencuri liontin vampir yang ada di kuburan kuno itu."

"Apa? Kau gila? Itu adalah tempat yang cukup menyeramkan dan dilarang untuk dimasuki. Kau, kau benar-benar gila, Oliver!"

Oliver tampak semakin merasakan energi keberaniannya dan berkata,"Ya, tapi bayangkan berapa banyak uang yang bisa kita dapatkan dengan menjual liontin itu pada pedagang relik. Kita bisa hidup enak selama beberapa tahun ke depan. Ingat, ini uang, teman! Masa depan kita ditentukan pada malam hari ini."

"Ya, tapi bagaimana kalau kita tertangkap?"]

"Lalu apakah ada yang menyuruh kau untuk melakukan itu?" tanya Lucius dengan penuh selidik. Oliver mulai bercerita lagi.

"Seorang pria berbaju parlente mendatangi dengan iming-iming uang tunai dalam jumlah nominal yang cukup besar kepadaku." kata tersangka.

"Kau mengenalnya?" tanya Lucius yang mencatat point petunjuk keterangan tersangka.

"AKU tidak mengenal pria itu, Tuan. Tapi-dilihat dari latar belakangnya,aku menyimpulkan dia adalah yang punya pengaruh kuat."

"OK, ceritakan padaku apa yang terjadi pada malam itu sampai akhirnya temanku ditemukan dalam kondisi tak bernyawa dengan dua titik luka di lehernya?" tanya Lucius lagi yang kembali mencatat petunjuk. Oliver kembali menceritakan kronologi malam itu.

"Malam itu..."

-Flashback on-

["Jangan khawatir, aku sudah merencanakan semuanya. Kita akan masuk pada malam hari dan tidak ada yang akan tahu kalau kita ada di sana."

"Aku tidak yakin tentang ini, Oliver. Ini terlalu berbahaya."

"Jangan pengecut. Kamu bisa meninggalkan aku jika kamu takut, tapi aku akan tetap melakukan rencana ini. Saya akan membutuhkanmu untuk membantu membuka sakel penguncinya."

Setelah berhasil membuka sakel dan peti, Oliver dan rekannya mendapati tubuh Lady Elizabeth yang sudah terbujur kaku dalam balutan gaun abad ke-14. Mereka terkejut dan merasa takut, namun saat melihat pendant vampir yang menghiasi lehernya, mereka langsung melupakan ketakutan mereka dan merasa senang karena berhasil menemukan barang yang mereka cari.

Oliver tersenyum renyah dan berteriak, "Akhirnya kita berhasil menemukan liontin vampir, ini benar-benar luar biasa!"]

-Flashback off-

Lanjut tersangka lagi, "Aku pikir aku akan berhasil keluar dari kejaran vampir itu. Saat itu aku benar-benar mendapatkan harapan karena berhasil menemukan benda yang bisa kujual untuk menyambung hidupku, Tuan."

"Kau bilang David diserang oleh sosok yang kau 'vampir', apa itu benar?" selidik Lucius. Tersangka kembali bergidik ketika mendengar Lucius membahas momen terakhir itu.

"Bisa kau katakan padaku bagaimana situasi terakhir malam itu?" tanya Lucius.

Sambil tertunduk, tersangka kemudian menceritakan saat terakhir mereka menemui kejadian yang mencekam, "Jika aku mengatakan bahwa vampir itu ada, apakah Anda akan percaya dengan keterangan saya, Tuan?"

Lucius terhenti sejenak dan menimpali, "Ya, tentu saja jika kau berkata jujur, aku akan mempertimbangkan keteranganmu, Oliver."

Oliver memutar kedua bola matanya dan menahan rasa tidak nyamannya dengan mencengkeram ujung kain baju tahanannya.

"Ketika aku berhasil mencuri liontin vampir itu, aku tidak menyadari bahwa temanku akan menemui kematiannya dengan cara yang mengerikan..." katanya dengan mata berkaca-kaca.

Rekaman malam itu membuat adrenalin tersangka kembali memuncak dan rasa panik itu muncul lagi.

" Kau baik-baik saja?" tanya Lucius memastikan.

Oliver hanya terdiam dan berusaha menenangkan dirinya," Bisakah Anda tidak membebaskan aku dari tempat ini?"

Sambil menghela napas, Lucius berkata, "Tanpa keteranganmu, aku tidak bisa menyimpulkan kau bersalah atau tidak, Oliver. Pengacara akan melihat hasil interogasi ini dengan sangat teliti. Jadi aku berharap, tolong bantu kami dengan keterangan Anda yang sedetail mungkin sehingga aku bisa mengambil langkah selanjutnya seperti apa. "

" Baik, T-tuan. "

Bab terkait

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 7- INVESTIGASI (1/1)

    -Flashback on-[Teman Oliver tampak merasakan sesuatu yang tidak biasa berkata,"Tapi, aku merasa seperti kita tidak seharusnya mengambil ini. Apa yang kita lakukan adalah salah." "Apa yang kita lakukan adalah untuk tujuan yang baik, teman. Kita bisa mendapatkan banyak uang dari barang ini dan itu akan membuat hidup kita lebih baik. Kita tidak membunuh orang untuk mendapatkan sesuatu, bukan?" "Tapi, ini bisa membawa bahaya pada kita. Mungkin ada orang yang melihat kita tadi malam." "Jangan khawatir, kita akan berhati-hati dan tidak akan membuat kesalahan. Kita hanya perlu menjual barang ini secepat mungkin dan mengambil uangnya."] -Flashback off-"Apa yang kau lakukan setelah itu?" tanya Lucius pada tersangka. "Aku membuka sakel pengunci leher wanita bangsawan yang terletak di dalam peti kubur. Ketika sakel itu terbuka, aku dengan cepat meraih liontin vampir yang ada di dalamnya. Tanpa menghiraukan wanita bangsawan yang terbaring di dalam peti, akupun berbalik untuk pergi dari kubu

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-07
  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 8-FORENSIK

    Jasad pria malang yang ditemukan di area pemakaman Diagon Alley itu kini berada di ruangan forensik. "Bagaimana hasilnya, Dokter Raiwin?" Dokter Raiwin kemudian menjelaskan, "Saya sudah memeriksa kondisi korban dan ini membuat saya ingin tahu mengapa dua titik luka ini mampu membunuh seseorangdalam waktu cepat. Logikanya, seseorang bisa kehilangan banyak darah hingga membuat gagal napasdan jantung berhenti berdetak. Itupun membutuhkan waktu yang memakan beberapa menit. "Dengan hati-hati Lucius menggunakan sarung tangan lateks dan mencoba menyentuh titik luka itu. (Dua titik luka ini seperti-) Lucius mengernyitkan kedua alisnya. Ia mencoba mencerna kategori luka yang ia temukan pada korban bernama David. "Apakah kau sudah memeriksa luka lainnya?" Tim Forensik B mengatakan bahwa tidak ada luka yang seperti ini. John Mayer menandaskan bahwa ini kejadian di luar nalar,"Jika ini luka gigitan binatang buas, tidak mungkin kondisi jasad masih utuh. " "Aku tak percaya vampir mampu melaku

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-08
  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 9-INVESTIGASI (1/2)

    -Saksi Mata Kedua- “Aku masih terguncang hingga saat ini, ketika aku menemukan mayat di sekitar kuburan kuno itu. Pertama kali aku melihat objek itu, aku merasa ada yang salah dan mendekatinya dengan hati-hati. Tapi saat aku menyadari bahwa itu adalah mayat manusia, aku merasa takut dan terkejut. Aku melihat dua titik luka di lehernya dan aku langsung menyimpulkan bahwa itu yang menyebabkan kematiannya.” Saksi mata sedang berjalan di sekitar tempat kejadian ketika tiba-tiba dia melihat sesuatu yang mencurigakan. Dia mendekati benda mencurigakan itu dan diarahkannya lampu penerangan yang berada di dalam genggamannya oleh saksi mata hingga membuat objek yang dicurigai itu semakin terlihat jelas. Setelah memastikan bahwa itu adalah mayat, saksi mata langsung memeriksa kondisi mayat pria itu dengan hati-hati. Dia melihat dua titik luka di leher korban dan menduga bahwa itu adalah luka yang mengakibatkan kematian. Saksi mata merasa sangat terkejut dan ketakutan melihat mayat rekan kerj

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-09
  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 10-SAKEL YANG RUSAK

    “Seperti yang kami sampaikan sebelumnya, kami menemukan sehelai kain putih yang kemungkinan berasal dari baju korban di dekat mayat.” kata anggota tim Forensik A. “Baik, tolong ambil sampel dari kain tersebut dan kirim ke laboratorium.” pinta Lucius. “Apa lagi yang ditemukan?” tanya Lucius lagi. “Kami juga menemukan jejak sepatu di dekat mayat. Sepatu ini memiliki pola khusus dan kami akan mencocokkannya dengan database jejak sepatu untuk melacak pemilik sepatu tersebut.” “Bagus, terus cari petunjuk lainnya. Ada yang melihat kejadian ini?” Lucius mengarahkan pandangannya ke segala arah. “Ada saksi mata yang menemukan mayat pria malang ini. Dia sudah kami wawancarai dan memberikan beberapa petunjuk yang berguna.” jelas anak buah Lucius yang saat itu berada di titik kejadian perkara. Lucius melihat saksi mata perempuan itu dan bertanya pada rekannya, John Mayer, “Siapa saksi mata tersebut dan apa petunjuknya?” John menjelaskan, “Saksi mata itu bernama Maria. Dia mengatakan bahwa d

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-09
  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 11-OLIVER BROWN

    Lucius merasa ada kecocokan antara keterangan beberapa penduduk dengan keterangan Nyonya Rupert dan Nona Maria. Dia memutuskan untuk kembali ke rumahnya sejenak untuk memikirkan kembali langkah apa yang harus dia lakukan selanjutnya.Setelah sampai di rumahnya, Lucius duduk di ruang kerjanya dan mulai merenung. Ia memikirkan kembali semua bukti dan keterangan yang telah ia peroleh. Lucius sadar bahwa dia memerlukan waktu untuk memilah dan memproses semua informasi yang telah diperolehnya sebelum melanjutkan penyelidikan.Lucius kemudian membuka catatannya dan mulai menulis ulang semua informasi yang ia dapatkan. Ia mencoba untuk mengaitkan semua bukti dan keterangan yang ia miliki untuk mencari pola.Hanya saja, keningnya berkerut memikirkan kasus aneh ini. (Siapa pelakunya?) Esoknya tim Lucius berusaha memeriksa catatan pengunjung toko milik Tuan Borgins dan menemukan informasi bahwa ada salah satu pemuda yang sempat menjual benda relik pada malam ditemukannya jasad pria malang ber

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-09
  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 12-TAWARAN YANG MENGGIURKAN

    Pada saat itu, Oliver Brown, seorang pemuda tuna wisma, datang menghadap pengusaha tersebut untuk membahas tentang sebuah artefak kuno yang berasal dari abad 14 yang baru saja ditemukan. Pendant itu diyakini memiliki kekuatan untuk mengendalikan para vampir dan mengubahnya menjadi budak. "Liontin ini sangat berharga, kita bisa menguasai seluruh kota Diagon Alley dengan kekuatan ini," kata pengusaha tersebut dengan penuh semangat,”Tapi kau harus berani mengambilnya di sebuah makam kuno milik bangsawan terkemuka di abad 14, Tuan Brown.” Oliver Brown menatap pengusaha itu dengan tatapan nanar,”Apakah Anda bisa menjamin saya tidak akan berurusan dengan pihak kepolisian? Jika ya, maka saya akan mengambil pendant yang Anda maksud di sebuah makam kuno yang saya ketahui cukup membuat nyali Anda ciut setelah Anda mengetahui siapa pemiliknya.” “Ya, saya memiliki jaringan keamanan untukmu, Anak Muda!” kata pengusaha itu dengan tatapan tajam. “Dan ingat, di sini uanglah yang dapat berbicara ap

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-10
  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 13-MALAM ITU (1/2)

    -Pengakuan Tersangka- "Semuanya dimulai ketika saya lewat di dekat kuburan pada malam hari. Saya mendengar suara seorang wanita yang memanggil saya. Saya berbalik, tapi tidak ada siapa-siapa di sana. Suara itu terus menjadi lebih keras dan lebih insisten sampai akhirnya saya melihatnya. Dia adalah sosok hantu, berpakaian putih, dan dia menuntut agar saya mengembalikan kalungnya yang saya ambil dari makamnya." *** Oliver Brown adalah seorang pemuda miskin yang tinggal di sebuah tuna wisma di kota kecil. Dia memiliki pekerjaan sambilan sebagai pelayan di restoran setempat untuk menghidupi dirinya sendiri. Oliver bangun pagi-pagi buta untuk mempersiapkan diri dan pergi ke restoran untuk bekerja. Dia biasanya bekerja hingga larut malam dan setiap hari pulang dengan uang yang cukup untuk makan dan membayar sewa tempat tinggalnya. Suatu hari, ketika Oliver sedang pulang dari bekerja, dia dihentikan oleh seorang pria tua yang menawarkan untuk membeli pendant yang bernama vampir dari lela

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-10
  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 14-MALAM ITU (1/3)

    "Itu bukan masalah, Oliver. Hanya saja firasatku mengatakan hanya kau yang bisa-" David terhenti sejenak. Sebuah perasaan gamang dirasakannya lebih dalam. David kembali memastikan niat Oliver hari itu, "Kau yakin akan membuka sakel itu?Membuka sakel dari sosok yang dipercaya para penduduk sebagai vampir tidak semudah kita mengelas besi, Oliver. Pikirkan lagi bila ingin bermain nyawa. " "Hei, ada apa dengan kepalamu, Teman? Apakah bir sudah membuatmu semakin bodoh sehingga kau sudah tidak menginginkan uang?" tanya Oliver jengah sedikit. David tahu bahwa Oliver adalah tipikal orang yang 'kurang perhitungan'. "Aku hanya tidak ingin bermain dengan nyawa jika kau membuat sebuah kesalahan." kata David. Dia tampak kewalahan menghadapi sifat keras kepala seorang Oliver Brown yang mudah tergiur oleh berbagai tawaran menyangkut 'kebebasan finansial'. "Sakel itu adalah penanda khusus di abad ke-14, Oliver." tandas David. "Lalu?" tanya Oliver sedikit meremehkan 'isi otak' David. David kemba

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-10

Bab terbaru

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 125- FRANK FLANDERS BUNUH DIRI

    Setelah pertemuan dengan Lucius, situasi di rumah sakit jiwa St. Dymphna semakin tegang. Frank Flanders, meskipun sempat merasa lega karena telah menceritakan tentang liontin kepada Lucius, tetap dihantui oleh mimpi-mimpi buruk yang mengerikan setiap malam. Suara-suara yang berbisik dalam mimpinya semakin kuat, memerintahkannya untuk melakukan hal-hal yang tak terbayangkan.Suatu malam, saat petugas rumah sakit berpatroli di lorong-lorong yang sunyi, Frank tampak lebih tenang dari biasanya. Para petugas mengira obat penenang yang diberikan akhirnya bekerja. Namun, di dalam kamar isolasinya, Frank memandang sekeliling dengan mata yang gelap dan penuh keputusasaan. Di sudut ruangan, sebuah kain putih, bekas tirai yang telah disobek, tergeletak tak terpakai. Frank menghela napas dalam-dalam, merasakan beban berat di dadanya. Ia merasa tidak ada lagi jalan keluar dari mimpi-mimpi buruk ini. Dengan tangan gemetar, ia meraih kain tersebut dan mulai mengikatkan salah satu ujungn

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 124-FRANK FLANDERS MASUK RUMAH SAKIT JIWA

    Lucius merasa putus asa setelah pertemuannya dengan Adrian tidak membuahkan hasil. Liontin yang begitu penting baginya ternyata sudah dicuri oleh Frank Flanders, seorang pria yang kini dirundung mimpi buruk setiap malam. Mimpi-mimpi itu begitu mengerikan hingga membuat Frank kehilangan akal sehatnya dan akhirnya harus dirawat di rumah sakit jiwa. Di rumah sakit jiwa, Frank terus meracau tentang liontin yang memanggilnya dalam mimpi, meminta untuk dikembalikan kepada pemiliknya. Kondisinya semakin memburuk, dan meskipun para dokter berusaha memahami keadaannya, mereka tidak dapat menghilangkan mimpi-mimpi buruk yang menghantuinya. Lucius, yang merasa bahwa liontin itu bukan hanya barang berharga tapi juga memiliki kekuatan mistis, sadar bahwa dia harus menemukan cara untuk mendapatkan kembali liontin itu. Dia tahu bahwa hanya dengan mengembalikan liontin kepada pemilik yang sah, kutukan ini dapat diakhiri. Namun, pertanyaannya adalah, bagaimana cara masuk ke rumah sakit

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 123-PERPUSTAKAAN TUA

    Lucius meninggalkan rumah Elara dengan berbagai pikiran berkecamuk di benaknya. Perpustakaan tua itu menjadi tujuan berikutnya. Mengemudi melalui jalan-jalan kota yang mulai sepi, ia berusaha mengingat setiap detail yang telah didapatkan sejauh ini. Perpustakaan tua itu terletak di ujung jalan yang jarang dilalui orang. Bangunan batu dengan jendela-jendela tinggi dan pintu kayu besar tampak berdiri megah di bawah cahaya bulan. Lucius memasuki perpustakaan, di dalamnya suasana tenang dan berdebu terasa menyelimutinya. Rak-rak buku yang tinggi dan lampu redup menciptakan suasana yang hampir magis.Di belakang meja kayu besar di tengah ruangan, seorang pria tua dengan rambut abu-abu pendek dan kacamata bundar sedang membaca sebuah buku tebal. Lucius mendekatinya dengan hati-hati. "Victor?" tanya Lucius dengan suara rendah agar tidak mengganggu keheningan perpustakaan. Pria tua itu mengangkat pandangannya dan tersenyum tipis. "Ya, saya Victor. Ada yang bisa saya bantu?" Lucius

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 122-SAKSI MATA KEDUA

    Setelah mengucapkan terima kasih kepada pria tua itu, Lucius bergerak dengan tujuan yang lebih jelas. Dia memindai kerumunan di bar sekali lagi, mencoba menemukan wanita bernama Alicia. Ia memutuskan untuk bertanya pada bartender, yang mungkin lebih mengenal para pelanggan tetap di sana.Lucius mendekati bar dan memanggil perhatian bartender, seorang pria dengan kumis tebal dan tatapan tajam. "Permisi, apakah Anda tahu di mana aku bisa menemukan seorang wanita bernama Alicia? Aku diberitahu bahwa dia sering berada di sini." Bartender itu menatap Lucius sejenak sebelum menjawab, "Alicia, ya? Dia ada di sini tadi. Sepertinya dia sedang duduk di pojok sana, di dekat jendela." Lucius mengikuti arah pandangan bartender dan melihat seorang wanita muda dengan rambut hitam panjang dan mata tajam yang duduk sendirian. Dia sedang menatap keluar jendela, tampaknya tenggelam dalam pikirannya sendiri.Dengan langkah mantap, Lucius mendekati meja Alicia dan memberanikan diri untuk berbicara.

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 121-KABAR PENYELIDIKAN LUCIUS

    Lucius menatap layar ponselnya sejenak setelah mengirim pesan balasan kepada Alena. Keheningan jalanan malam yang terhampar di sekitar Knockturn Alley menambah suasana misterius di sekitarnya. Cahaya lampu jalan yang redup menyala samar-samar di antara bangunan-bangunan kuno yang menjulang tinggi, memberi sentuhan dramatis pada suasana malam itu.Ia menarik napas dalam-dalam saat melangkah keluar dari gedung penyelidikan. Udara dingin malam London menusuk tulang, membuatnya lebih berhati-hati saat berjalan di sepanjang trotoar yang gelap. Langkahnya mantap meskipun hatinya dipenuhi dengan rasa was-was dan antisipasi akan apa yang akan dihadapinya dalam perjalanan ini.Dengan kunci mobilnya yang digenggam erat, Lucius melangkah menuju kendaraannya. Cahaya lampu mobil menyinari jalanan yang sepi saat ia membuka pintu mobil dan masuk ke dalam. Sejenak, ia duduk di dalam mobilnya, membiarkan dirinya meresapi ketenangan sejenak sebelum melanjutkan perjalanan. Setelah memastikan bahw

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 120-OBROLAN PAGI ITU

    [Marcus:]"Hai Lucius, ada waktu untuk ngobrol sebentar?"[Lucius:]"Halo Marcus, tentu. Ada apa?"[Marcus:]"Aku turut berduka cita atas kematian atasan kita,Tuan Grissham Bell. Bisa ketemu sebentar di tempat biasa?"[Lucius:]"Bisa. Ada masalah apa?"[Marcus:]"Aku ingin mendiskusikan proyek baru. Ada beberapa hal yang perlu dipecahkan."[Lucius:]"Baiklah, aku akan ke sana dalam 15 menit."[Marcus:]"Terima kasih, Lucius. Sampai nanti."[Lucius:]"Sampai nanti, Marcus."Lucius kemudian bangkit dari peraduannya lalu pergi membersihkan dirinya. Dia sadar bobot tubuhnya sudah menurun sedikit namun perut abs-nya tetap terbentuk sempurna. Setelah berpakaian rapi, Lucius keluar dari rumahnya dan menuju tempat pertemuan yang biasa mereka gunakan, sebuah kafe kecil di sudut kota yang tenang.[Kafe Kecil di Sudut Kota]Marcus sudah duduk di meja sudut, menatap ke luar jendela dengan secangkir kopi di tangannya. Ketika melihat Lucius masuk, dia melambaikan tangan dan tersenyum tipis."Lucius,

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 119-PELARIAN YANG GAGAL(1/2)

    Bandara Diagon Alley kini dalam kondisi siaga satu. Petugas keamanan dikerahkan ke setiap sudut, memastikan tidak ada celah bagi pelarian. Kabar tentang hilangnya liontin vampir dari museum membuat situasi semakin tegang. Setiap penumpang yang hendak berangkat maupun baru tiba diperiksa dengan ketat, tidak ada yang luput dari pengawasan.Di tengah keramaian yang penuh dengan ketegangan, terdengar bunyi langkah berat dari sepatu-sepatu bot militer yang menggetarkan lantai bandara. Kepolisian Diagon Alley, yang kini menjalankan operasi militer, menyusuri setiap sudut dengan senjata terhunus. Kapten Marcus, pemimpin operasi, memberikan instruksi tegas kepada timnya melalui radio:"Semua unit, pastikan setiap titik keluar dijaga ketat. Tidak ada yang masuk atau keluar tanpa izin saya. Siapkan pemeriksaan intensif di semua pintu gerbang dan terminal."Frank Flanders, yang baru saja mendengar instruksi melalui radio seluler yang diselundupkan, merasa jantungnya berdetak lebih cepat. Dia meny

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 118-PELARIAN YANG GAGAL(1/1)

    "Oliver yang malang, mengapa kau tidak memunculkan batang hidungmu di depanku?" dengus pria parlente itu.Frank Flanders duduk sendiri di ruang gelap, merenungi kegagalannya. Walaupun penuh dengan keyakinan awalnya, dia akhirnya tersadar bahwa dia sendirian dalam pencarian Oliver. Dalam kesendirian dan keputusasaan, dia terus mencari dengan tekad yang semakin melemah. Namun, hasilnya tetap nihil. Kegagalan itu menghancurkan semangatnya, meninggalkan dia dalam kesedihan dan penyesalan yang mendalam.Mendengar Oliver Brown tertangkap oleh Kepolisian Diagon Alley, pria gempal itu kemudian bersiap-siap untuk mengambil jalur Britania Raya untuk melarikan diri dari masalah yang diperbuat oleh Oliver Brown. Namun tak disangka, seluruh satuan Kepolisian Diagon Alley telah mencium keberadaannya."CH, sial!" geramnya, menggertakkan giginya dengan frustrasi. Ia tahu bahwa pelarian kali ini akan lebih sulit dari yang pernah dibayangkannya. Dengan setiap langkah yang diambil, bayang-bayang kegelapa

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 117-PENCARIAN LIONTIN BERBAHAYA

    Lucius melangkah keluar dari kamar tidurnya, meninggalkan kehangatan selimut untuk menghadapi hawa dingin malam. Ia menuju ruang kerjanya yang penuh dengan buku-buku tua dan artefak berdebu, peninggalan dari berbagai penelitian yang pernah ia lakukan. Di sudut ruangan, sebuah sakel rusak yang disebutkan dalam mimpinya tergeletak di atas meja, setengah terkubur di bawah tumpukan dokumen.Dengan hati-hati, Lucius membersihkan permukaan sakel, memperhatikan ukiran-ukiran halus yang menghiasi permukaannya. Ia mencoba mengingat setiap detail dari mimpi tadi, berharap menemukan petunjuk yang bisa membantunya membuka sakel ini dalam dunia nyata.(Tidak mungkin ini hanya kebetulan,) pikirnya. (Mimpi itu pasti ada artinya.)Lucius kemudian mengingatkan dirinya pada satu nama: Profesor Aldric, seorang ahli sejarah yang pernah ia temui dalam salah satu konferensi. Profesor Aldric dikenal sebagai seorang yang memiliki pengetahuan mendalam tentang artefak kuno. Dengan cepat, Lucius memutuskan untu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status