Share

8. UANG SEKOPER

Author: Herofah
last update Last Updated: 2024-02-25 00:08:14

Hari itu, Santi sudah menemani Aisha seharian di rumah sakit, namun sampai hari menjelang malam, Samudra tak kunjung menunjukkan batang hidungnya di rumah sakit.

Bahkan setelah Santi sudah berulang kali menghubungi tetangganya itu, Samudra tak sama sekali membalas pesan yang dikirim Santi.

Sampai akhirnya, Santi pun memutuskan untuk pulang karena dia pun khawatir akan kondisi Shaka di rumah, sementara Hendrik suaminya harus berangkat bekerja malam ini.

"Aisha, Mbak pulang dulu ya? Shaka nggak ada yang jagain di rumah, gimana ini?" Ucap Santi yang jadi tak enak hati. Tapi mau bagaimana lagi, dia tak punya pilihan lain, Shaka jelas membutuhkannya di rumah.

Aisha yang memang sudah sadar sejak tadi siang hanya mengangguk pelan. Kondisinya masih sangat lemah.

Setelah menitipkan Aisha pada suster jaga, Santi pun pulang meski saat itu dia sendiri berat meninggalkan Aisha sendirian.

Untungnya, di depan rumah sakit, sewaktu Santi sedang menunggu angkutan umum, dia melihat Samudra di kejauhan yang juga baru turun dari angkutan umum lain.

Lelaki itu tersenyum lebar seraya melambaikan tangannya ke arah Santi. Menyebrang jalan dengan setenteng belanjaan yang berisi makanan ringan.

"Maaf ya Mbak tadi ponsel saya mati," katanya yang jadi tak enak hati. "Oh ya, ini uang yang tadi saya pinjam, dan ini ada sedikit jajanan untuk Shaka," ucap Samudra sembari memberikan salah satu kantong belanjaan yang dibawanya pada Santi.

"MasyaAllah, ini banyak banget makanannya? Buat Shaka semua?" Pekik Santi terkejut melihat banyaknya makanan di dalam kantong belanjaan itu.

"Iya buat Shaka."

"Memangnya kamu dapat uang darimana sampai bisa belanja segini banyak?" Tanya Santi terheran-heran.

"Adalah pokoknya Mbak. Rejekinya Aisha. Yaudah Mbak, saya masuk dulu. Makasih banyak ya udah mau jagain Aisha. Maaf banget kalau merepotkan,"

"Ahk, nggak apa-apa. Kayak sama siapa aja kamu,"

Samudra baru saja melangkah hendak memasuki pekarangan halaman depan rumah sakit ketika langkahnya dihadang oleh beberapa petugas berseragam kepolisian.

Santi yang saat itu masih berdiri di tepi jalan menunggu angkutan umum jadi ikutan menoleh karena mendengar suara teriakan Samudra.

Saat itu, Santi melihat Samudra yang mencoba melepaskan diri dari borgolan pada tangannya oleh beberapa orang polisi yang tadi menghadangnya.

"Eh, ini ada apa Pak? Ini tetangga saya mau dibawa kemana? Dia salah apa?" Tanya Santi yang sekonyong-konyong menghampiri Samudra hendak menolong.

"Lepasin saya Pak, saya nggak mencuri, Pak! Ini fithah! Ini fitnah Pak!" Teriak Samudra lagi yang jadi memancing perhatian orang-orang disekitar.

"Pak Samudra diduga sudah mencuri beberapa barang elektronik mahal di kediaman Tuan Adipati Atlanta. Itulah sebabnya, kami harus menahannya sekarang," jelas salah satu polisi itu pada Santi.

"Mbak Santi, percaya sama saya Mbak, saya nggak mencuri! Saya ambil barang-barang itu dari rumah saya sendiri! Saya nggak mencuri!" Teriak Samudra lagi yang masih terus mencoba untuk berontak.

Santi jadi bingung.

Rumah sendiri?

Memangnya Samudra punya rumah?

Gumam wanita itu dalam hati.

Santi yang memang tak sama sekali tahu latar belakang keluarga Samudra jelas dibuat bingung dengan apa yang terus dikatakan Samudra padanya, hingga akhirnya dia hanya bisa diam.

Bahkan saat Samudra terus berteriak padanya.

Santi masih saja diam.

"Mbak, Mbak Santi! Tolong saya Mbak! Saya nggak mencuri! LEPAS BRENGSEK!" Jerit Samudra saat kini tubuhnya sudah berhasil dimasukkan ke dalam mobil dinas para polisi tersebut.

Lelah berteriak, di dalam mobil Samudra malah jadi menangis. Dia benar-benar bingung.

"Pak, tolong lepaskan saya Pak. Saya nggak mencuri, Pak! Saya dapat uang ini dari hasil menjual barang-barang elektronik milik saya sendiri, Pak! Bapak bisa hubungi Papa saya sekarang, beliau yang memberikan saya izin untuk menjual barang-barang itu! Lepaskan saya Pak! Saya harus ke rumah sakit sekarang, Pak! Istri saya sedang sakit, dia butuh saya, Pak... Tolong...."

"Anda bisa jelaskan semuanya nanti di kantor polisi Pak Samudra," jawab salah satu polisi.

"Telepon Papa saya sekarang! Kalian belum tahu siapa Papa saya!" Ucap Samudra kalap.

"Justru yang melaporkan anda atas tuduhan pencurian hari ini adalah Tuan Adipati sendiri! Jadi sekali lagi saya peringatkan anda untuk diam dan jelaskan semuanya nanti di kantor polisi! PAHAM!"

Mendengar hal itu, tubuh Samudra pun luruh di atas jok mobil.

Dia benar-benar tak menyangka.

Papanya yang melaporkan dirinya?

Tapi, bukankah tadi, Adipati terlihat begitu baik?

Ada apa sebenarnya?

Samudra benar-benar tak habis pikir.

*****

Tahu kini Samudra dibawa ke kantor polisi, setelah menghubungi Hendrik agar sang suami libur bekerja dulu untuk menjaga Shaka, Santi pun kembali memasuki ruang rawat Aisha, berniat untuk memberitahu Aisha mengenai apa yang kini terjadi menimpa Samudra.

Hanya saja, langkah Santi yang hendak memasuki ruang rawat itu terhenti ketika ada beberapa orang berjas hitam menghadang langkahnya di depan pintu ruang rawat Aisha.

"Anda siapanya Aisha?" Tanya salah satu lelaki yang berdiri paling depan. Lelaki dengan postur tubuh tinggi tegap, berwajah sedikit brewok dan terlihat cukup tampan. Yang pasti, lelaki ini masih terbilang cukup muda dan gagah.

"Sa-saya tetangga Aisha, Pak," jawab Santi apa adanya. Hadir sebersit rasa takut melihat keberadaan orang-orang itu. Sebab dari penampilan mereka yang super rapi, terlihat sekali bahwa mereka bukan orang sembarangan.

"Perkenalkan, saya Gara. Saya adalah utusan dari keluarga Samudra yang akan mengambil alih pengobatan atas diri Aisha." Jelas lelaki bernama Gara itu seraya mengulurkan tangan.

Santi menerima uluran tangan Gara dan menyebutkan namanya. Lalu, Gara mengajak Santi untuk duduk di salah satu bangku tunggu di lorong rumah sakit dan mengatakan pada Santi bahwa di dalam sana, keadaan Aisha baik-baik saja karena sudah ada yang menjaganya.

Gara memberi isyarat pada salah satu bawahannya yang membawa koper untuk mendekat.

Bawahan Gara itu pun membuka koper berukuran sedang yang dibawanya, tepat di hadapan Santi.

Kedua bola mata Santi seketika terbelalak saat dilihatnya isi koper tersebut yang penuh dengan uang.

"Apa benar anak anda sedang sakit keras, Mbak Santi?" Tanya Gara saat itu.

Santi hanya menjawab dengan anggukan kepala.

Uang yang begitu banyak di hadapannya saat itu membuat Santi seketika merasa gugup.

"Lalu, bagaimana dengan hutang rentenir yang kini melilit anda? Sudah dilunasi?" Tanya Gara lagi.

Kali ini Santi menggeleng.

Gara mengambil alih koper di tangan anak buahnya, menutupnya kembali dan meletakkan koper tersebut tepat di pangkuan Santi.

"Anggap saja ini hadiah dari keluarga Samudra karena anda sudah sangat baik pada Samudra dan Aisha selama ini," kata Gara dengan senyumnya yang menawan dan mempesona.

Santi meneguk salivanya susah payah. Tubuhnya bergetar hebat seolah koper yang berada di pangkuannya saat ini begitu berat.

"T-tapi saya ikhlas membantu mereka, Pak. Karena mereka pun sangat baik pada saya selama ini," jawab Santi terbata.

"Ya, saya paham. Saya sangat paham akan hal itu. Itulah sebabnya, keluarga Samudra kini memberikan Mbak Santi uang ini sebagai rasa terima kasih. Dan untuk benar-benar bisa mendapatkan uang ini, Mbak hanya perlu melakukan satu hal saja untuk kami,"

"Me-melakukan hal apa, Pak?" Tanya Santi masih dengan kegugupannya yang semakin menjadi.

Gara menegakkan tubuhnya, memberikan sebuah alamat lapas di mana Samudra kini ditahan.

"Minggu depan, datang ke alamat ini, dan katakan pada Samudra, bahwa Aisha sudah meninggal. Lalu, setelah itu, Mbak dan keluarga bisa pergi dari kota ini sejauh-jauhnya. Pergilah ke tempat di mana Samudra tidak akan pernah menemukan kalian lagi. Paham, Mbak Santi?"

*****

Yang suka dengan cerita ini jangan lupa komen dan Vote ya...

Salam Herofah...

Related chapters

  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   9. NAPI ATAS NAMA SAMUDRA

    Satu minggu berlalu sejak hari di mana Samudra ditangkap polisi atas tuduhan pencurian, Samudra tak sama sekali diizinkan keluar dari sel tahanan meski dia sudah berkali-kali memohon, menghiba hingga membuat onar dengan menjerit-jerit seperti orang gila, tetap saja, tak ada yang memperdulikannya.Frustasi, Samudra sampai tega melukai salah satu teman satu selnya dan menjadikannya tawanan, sebagai alat ancaman agar para polisi itu bersedia melepaskannya. Sebuah tali yang dia dapatkan dari tempat sampah, dia gunakan untuk mencekik leher salah satu napi itu, meski pada akhirnya, Samudra justru harus menerima hukuman di ruangan isolasi yang pengap dan berbau.Di dalam ruangan isolasi itu, Samudra yang sudah putus asa hanya bisa menangis. Bahkan dia sempat menyalahkan Tuhan atas takdir dan penderitaan yang harus dia lalui saat ini.Samudra sama sekali tak memperdulikan dirinya, karena sejauh ini, yang ada dalam pikiran Samudra hanyalah, bagaimana kondisi Aisha sekarang.Itu saja."Ya Allah

    Last Updated : 2024-02-25
  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   10. LIMA TAHUN KEMUDIAN

    LIMA TAHUN KEMUDIAN...Hari ini keadaan pasar ikan di Penjaringan, Muara Baru, terlihat agak sepi.Semenjak pihak Pemerintah DKI melakukan survei tempat dan lokasi untuk perencanaan pembangunan Pasar Ikan Modern, mau tidak mau semua nelayan dan para penjual ikan terpaksa diungsikan ke tempat baru.Sayangnya, di tempat baru ini mereka banyak kehilangan para pelanggan karena akses jalan yang sempit, serta kesan kumuh dan jorok yang menjadikan pasar ikan dadakan itu kini sepi pengunjung.Para konsumen lebih memilih untuk pergi ke supermarket yang higienis dan nyaman, ketimbang bersusah payah datang ke tempat berbau amis yang dipenuhi lalat-lalat menjijikan seperti di pasar ikan dadakan ini.Banyak para pedagang yang mengeluh karena ikan-ikan mereka pada akhirnya busuk karena tidak segera di konsumsi."Ya mau gimana lagi, harus sabar-sabarlah, nanti kalau pasar ikan modern udah jadi, kita-kita juga yang enakkan?" ujar Pak Slamet salah satu nelayan ikan yang biasa menjajakan hasil tangkapa

    Last Updated : 2024-02-25
  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   11. SEBUAH RAHASIA

    Seorang Laki-laki bersetelan jas casual dengan gayanya yang terlihat maskulin, berjalan menuju sebuah kawasan kumuh di pinggir pelabuhan.Dia sangat hati-hati dalam melangkah, seolah takut sepatu hitam mengkilatnya kotor terkena lumpur. Sebab sepatu ini dia beli dengan harga yang cukup mahal dan baru dia pakai satu minggu belakangan ini.Langkah kaki laki-laki itu terhenti tepat di sebuah pemukiman yang menurutnya sama sekali tak layak dihuni oleh manusia. Selain tempatnya yang kotor, pemukiman itu seolah kelebihan muatan.Penghuninya banyak, sedang lahan yang mereka huni sangat pas-pasan. Jadilah mereka terlihat seperti hewan ternak yang hidup dalam satu kandang. Pasti tidur pun mereka harus terpaksa saling berdesak-desakan.Laki-laki itu menghela napas berat. Dia jadi tak bisa membayangkan jika dirinya berada di posisi Samudra sekarang, sudah pasti dia tidak akan sanggup."Permisi Bang, saya ada perlu dengan Samudra, orangnya ada?" tanya laki-laki itu pada salah satu penghuni yang s

    Last Updated : 2024-02-25
  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   12. DI MANA MAKAM AISHA?

    Hidup adalah sebuah proses.Proses belajar bertahan pada sesuatu setelah saling mengenal, berinteraksi, beradaptasi dan menerima kondisi.Itulah yang telah Samudra lalui selama kurun waktu 5 tahun terakhir.Sebuah proses panjang yang penuh drama dan spionase. Sebuah perjalanan menemukan jati diri dan arti kehidupan secara bersamaan. Perjuangan dan pengorbanan yang tak bisa diukur oleh apapun yang ada di dunia ini.Dulu, Samudra tidak tahu apapun tentang agamanya sendiri. Dia terlalu sibuk dengan urusan dunia.Sibuk berfoya-foya, mabuk-mabukkan, balapan liar, bermain perempuan, bahkan sampai pernah menjadi seorang pengkonsumsi barang haram, jenis ganja.Segala jenis dosa itu melekat kuat dalam diri seorang Samudra Atlanta, hingga membuatnya lupa daratan.Uang dan kekuasaan membuatnya khilaf dan tenggelam dalam jurang kesesatan.Semua orang tunduk padanya. Menghormatinya. Tak ada yang berani melawannya karena kekuasaan yang dimiliki keluarganya.Hingga suatu hari, Allah mempertemukannya

    Last Updated : 2024-02-25
  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   13. PELECEHAN DI METROMINI

    "CUKUP AIRISH!"Gelegar amarah seseorang terdengar dari arah ruang keluarga.Beberapa asisten rumah tangga yang mendengar suara itu pun mendadak kepo. Mereka merapatkan telinga ke dinding dari arah dapur untuk menguping.Semua terasa seperti mimpi bagi Airish ketika sang Papa yang begitu menyayanginya selama ini membentaknya untuk pertama kali.Airish tidak terima."Airish sayang sama Delon Pa! Pokoknya Airish nggak mau dijodoh-jodohin lagi! Kalau emang Papa nggak setuju sama hubungan Airish, Airish bakal pergi dari rumah ini! Airish akan tinggal sama Delon!" sentak Airish dengan wajah sembab. Dia baru saja keluar dari kamar dengan sebuah koper di tangannya."Papa sudah peringatkan kamu, laki-laki macam apa Delon itu! Tapi kalau kamu tetap nggak percaya omongan Papa, SILAHKAN PERGI! Temui pangeran kodok kamu itu! Tapi ingat Airish, kalau sampai omongan Papa ini terbukti, kamu nggak bisa mengelak dari perjodohan yang sudah Papa rencanakan!" ancam Sudirman pada anak semata wayangnya, Ai

    Last Updated : 2024-02-25
  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   14. KESIALAN SAMUDRA

    "Bapak-bapak, Ibu-ibu! Kalian ya yang jadi saksi atas apa yang terjadi sama saya di dalam metromini ini! DIA, LELAKI INI, SUDAH BERANI PEGANG-PEGANG DAN MEREMAS PANTAT SAYA DUA KALI!" teriak Airish seperti orang yang sedang berpidato."Maaf Nona, saya bukan lelaki mesum. Saya sama sekali tidak merasa sudah melakukan tindak pelecehan seksual terhadap anda! Tolong tarik kata-kata anda tadi!" sahut Samudra dengan gertakan kedua rahangnya."Kamu? Cowok yang di pasar ikan waktu itukan?" Tanya Airish spontan begitu teringat akan sosok lelaki belagu yang sempat membuatnya kesal tempo hari.Samudra diam saja. Tatapan penuh hujatan yang dia peroleh dari sebagian isi penumbang metromini itu membuatnya tidak nyaman hingga dia pun akhirnya memutuskan untuk turun dari metromini tersebut.Sebelum turun, Samudra sempat menatap tajam wajah lelaki lain yang juga berdiri berdampingan dengan Airish di sisi lain. Lelaki yang diyakini Samudra sebagai tersangka yang sebenarnya telah melakukan tindak pelece

    Last Updated : 2024-02-25
  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   15. MANTAN NAPI

    Entah apa yang dilakukan Samudra ini benar atau tidak, tapi yang pasti Samudra tak punya pilihan lain selain menunggu Airish terbangun dari pingsan.Lelaki itu membawa Airish ke area taman di sekitar apartemen dan menduduki salah satu bangku taman yang tersedia di taman tersebut.Ingin hati meninggalkan, namun tidak tega.Terlebih Airish adalah seorang wanita.Semenyebalkan apapun dia, tetap saja Samudra tidak mungkin membiarkan Airish sendirian dalam keadaan tubuh wanita itu yang penuh luka memar seperti ini.Samudra baru saja selesai mengobati luka-luka Airish saat tiba-tiba Airish pun tersadar dari pingsannya.Airish kelihatan bingung. "A-aku kenapa?" Tanyanya sambil memegangi luka di kepalanya yang sakit."Nggak usah pura-pura amnesia! Tadi lo habis jatuh dari tangga, makanya gue bawa lo ke sini, supaya gue bisa ngobatin luka-luka lo," jawab Samudra yang langsung berdiri dari duduknya.Airish berpikir cepat dengan mencoba mengingat hal apa yang tengah dialaminya tadi.Hingga setela

    Last Updated : 2024-02-25
  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   16. TAK BISA MEMILIKI

    "Gue masuk penjara setelah memperkosa seorang gadis terus gue mutilasi dan gue kasih potongan tubuhnya buat jadi santapan anjing!"Mendengar ucapan Samudra, tubuh Airish membeku di tempat.Kaki gadis itu gemetar saking takut.Akan tetapi, bukan Airish namanya, jika dia tidak bisa mengendalikan keadaan.Menutupi semua rasa takut yang sempat hinggap, Airish justru memulas senyum tipis dan berkata, "baru mutilasi satu orang aja kan, belum sepuluh? Ayo cepetan, anter aku ketemu Delon dulu!"Melihat sikap santai Airish tersebut, pada akhirnya, Samudra hanya bisa terbengong-bengong tak percaya."Kamu tunggu di sini sebentar ya, aku mau masuk dulu. Jagain koper aku," ucap Airish seperti menyuruh seorang pembantu, ketika dirinya dan Samudra sudah sampai di depan apartemen Delon.Samudra baru membuka mulut hendak bicara, namun tubuh Airish sudah lebih dulu menghilang dari hadapannya. Wanita itu sudah memasuki apartemen yang katanya milik kekasihnya itu.Alhasil, menahan kesal, Samudra hanya bi

    Last Updated : 2024-03-12

Latest chapter

  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   68. EPILOG

    Menghirup udara pagi di Switzerland yang asri dengan pemandangan perbukitan landai di sepanjang mata memandang.Rumput hijau bak permadani, bunga warna-warni yang bermekaran, serta suara gemericik aliran air sungai yang merdu.Puncak pegunungan Alpen yang tertutup salju, danau biru berkilauan, lembah zamrud, gletser, dan dusun kecil tepi danau yang indah menghiasi negara daratan ini.Sungguh ajaib ciptaan-Nya.Ini adalah pagi pertama aku bisa menikmati keindahan alam kota Swiss bersama Ibu.Bersama menaiki sepeda sambil berolahraga. Tawa ceria ibu terus terdengar dengan begitu banyak ceritanya tentang keindahan alam Swiss yang bisa dia nikmati saat ini.Kesehatan mental Ibuku sudah jauh lebih baik sejak para pelaku kejahatan terhadap kami mendapat ganjaran atas kesalahannya. Bahkan, ibuku sudah bisa terlepas dari obat penenang yang selama ini dia konsumsi secara rutin.Melihat keadaan ibuku yang sudah jauh lebih baik saat ini, aku sangat bahagia."Ibu nggak pernah mimpi bisa tinggal di

  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   67. SESEORANG BERINISIAL "N"

    Setiap manusia di muka bumi, pasti akan merasakan yang namanya cinta.Entah itu cinta terhadap keluarga atau pun pasangan, yang pasti setiap cinta yang telah dihadirkan Allah untuk hambanya akan terasa indah di hati."Meski setiap manusia dapat merasakan cinta, jangan sampai perasaan cinta terhadap sesama, melebihi rasa cintamu kepada Allah. Niatkan mencintai seseorang karena Allah, untuk mencapai ketenangan hati yang sempurna," ucap Aisha saat dirinya, Samudra dan Angkasa baru saja selesai menunaikan Shalat Isya berjamaah.Seperti biasa, Aisha akan senantiasa berceramah sesuai dengan ilmu agama yang dipahaminya sejauh ini.Dan tema ceramah Aisha malam ini adalah tentang Cinta seorang hamba kepada Tuhannya.Samudra dan Angkasa mendengarkan dengan seksama. Angkasa tampak nyaman duduk di atas pangkuan lelaki dewasa yang kini senantiasa ada untuknya. Menemani kesehariannya, menjadi rekan bermainnya, serta menjadi partnernya dalam menggoda sang ibunda.Keberadaan Samudra dalam kehidupan A

  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   66. GEBETAN BARU

    Pada akhirnya, semua kejahatan harus dibayar dengan hukuman yang setimpal.Pengadilan baru saja menjatuhi hukuman seumur hidup bagi Talia dan Dawis sebagai terdakwa kasus pembunuhan terencana yang dialami oleh Rika dan Narendra berpuluh-puluh tahun silam, di mana kejadian itu awalnya diduga karena sebuah kecelakaan biasa.Sementara Alden, hanya dijatuhi hukuman delapan tahun penjara karena dia hanya lah orang suruhan untuk membantu terjadinya tindak pidana.Bersamaan dengan hukuman pidana yang diterima Alden, tak ingin membuang banyak waktu, Senja yang sudah tahu bagaimana busuk suaminya selama ini, langsung menggugat cerai Alden ke pengadilan.Meski Alden menolak, namun dia tak memiliki kuasa apa pun lagi untuk menampik semua kesalahan-kesalahan yang telah dia lakukan. Hingga akhirnya, pengadilan pun menyetujui gugatan Senja dan meresmikan perceraian mereka beberapa bulan setelahnya.Hari itu, saat Senja datang ke lapas untuk memberikan akta cerai pada Alden, perut Senja sudah terlih

  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   65. MAAF, KARENA TELAH MENCINTAIMU

    Untuk Aisha...Ini adalah surat ketiga yang ku tulis untukmu, setelah surat pertama dan kedua gagal kuberikan hingga harus berakhir dengan sobekan kecil di tempat sampah.Surat ini tak akan kuberikan selama aku masih bernapas, karena aku tak ingin ada siapa pun yang mengetahui perasaanku selama ini, apalagi Samudra.Itu artinya, jika sampai surat ini jatuh ke tanganmu, maka aku pastikan bahwa aku sudah tiada lagi di dunia ini.Sebut aku pengecut karena terlalu takut untuk mengutarakan isi hatiku yang sebenarnya selama ini, terhadapmu, Aisha.Itulah sebabnya, aku hanya mampu mengungkapkannya dalam bentuk tulisan tanpa sanggup mengucapkannya melalui lisan.Entah bagaimana caranya aku memulai karena perasaan ini sudah jelas tidak mungkin bisa terbalas dengan sempurna.Kamu memang pernah mengatakan bahwa kamu mencintaiku. Impianmu adalah menikah denganku. Akan tetapi, semua itu kamu ucapkan dalam keadaan dirimu yang tidak utuh Aisha. Kamu hilang ingatan, dan karena dalam kehidupan barumu

  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   64. PELURU YANG MENEMBUS TUBUH

    Begitu tahu Riki berhasil melarikan diri keluar dari area rumah sakit, sementara pihak kepolisian dan Gara turut mengejar, Samudra pun tak tinggal diam dan langsung menaiki kendaraan roda empatnya bersama Riko.Ponsel Gara yang dipegang Riko tampak berbunyi, ternyata itu adalah kiriman pesan yang berisi share-loc dari ponsel Samudra yang kini sudah berada di tangan Gara.Sudirman yang sudah memberikan ponsel Samudra pada Gara saat Gara bertemu Airish dan Sudirman di ruang radiologi tadi.Cepet bawa polisi ke sini, Riki ada di tempat ini sekarang.Itulah isi pesan dari Gara selanjutnya.Memutar balik arah mencari jalan pintas, Samudra pun langsung memacu kendaraannya dengan kecepatan penuh, tentunya setelah dia meminta Riko untuk mengirimkan lokasi yang dimaksud kepada pihak kepolisian.*****Sampai di sebuah rumah mewah yang sepertinya sudah lama tak berpenghuni, Gara melihat kendaraan yang dikendarai Riki terparkir di sana.Dari cara mengemudinya yang sangat ugal-ugalan tadi, Gara ya

  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   63. KESALAHAN TERBESAR

    "Mama sudah tidur?" tanya Samudra pada Mutiara."Sudah Kak. Tadi, habis ditemani Angkasa menggambar, terus Angkasa tidur, Mama juga ikut tidur," jawab adiknya yang paling bungsu itu. "Tadi Angkasa ngeluh laper, Muti teleponin Kakak nggak di angkat-angkat," keluh Mutiara kemudian.Reflek Samudra pun meraba saku celana jeansnya, dan baru ingat jika ponselnya sepertinya tertinggal di ruang rawat Airish tadi."Memang Bi Murni kemana?""Bi Murni izin pulang tadi, malam ini dia nggak bisa jagain Mama di sini, karena anaknya sakit.""Oh begitu. Yaudah malam ini kamu yang jaga Mama berarti. Hp Kakak ketinggalan di tempat Airish kayaknya, Kakak ambil dulu ya. Nanti Kakak ke sini lagi bawakan makanan, tapi mau ke ICU dulu lihat Aisha," ucap Samudra sebelum hengkang dari hadapan Mutiara.Samudra masih berjalan hendak menuju lift, ketika seseorang keluar dari lift samping dan langsung menghentikan langkah tergesa begitu melihat keberadaan Samudra."Sam," panggilnya seraya membuka masker wajah yan

  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   62. KEJADIAN DI RUANG ICU

    Pov AISHA DEWI MAHARANI"Saya terima nikah dan kawinnya, Aisha Dewi Maharani Binti Zainudin Alkahfi, dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.""Bagaimana saksi?""Sah.""Sah.""Alhamdulillah.*"Apakah kamu menyesal sudah menikah denganku, Mas?""Tidak Aisha. Aku sama sekali tidak menyesal. Semua keputusan yang sudah diambil, harus ada pertanggung jawabannya. Dan sebagai seorang istri, kamu adalah tanggung jawabku sekarang. Jadilah bidadari surga untukku di dunia dan akhirat, Aisha..."*"Kalau nanti anak kita lahir siapa yang mau kasih nama, Mas?""Ya kita? Masa Mbak Santi?"Aisha tertawa."Gimana kalau anak kita laki-laki, kamu yang beri nama, tapi kalau perempuan, aku yang beri nama, setuju?""Oke.""Terus, kamu mau kasih nama siapa kalau anak kita lahir laki-laki nanti, Mas?""Hm, siapa ya?""Muhammad?""Boleh.""Kepanjangannya?""Muhammad Angkasa, gimana?""Boleh, bagus kok.""Terus kalau perempuan, kamu mau kasih nama dia siapa?""Zahra. Az-Zahra Chairunnisa."*"Nanti kamu bali

  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   61. RIKI ADA DI RUMAH SAKIT INI!

    Malam ini bintang bersinar cerah di angkasa.Cahayanya indah memenuhi langit dengan titik-titik kecil berwarna emas.Saking indah dan cerahnya langit malam ini, Airish pun tergoda untuk menyaksikan langit dari alam terbuka.Dan kebetulan sekali, Samudra datang menjenguknya.Sejak dua hari dirinya dirawat di rumah sakit yang sama dengan Aisha, ini adalah kali kedua Samudra mendatanginya, setelah lelaki itu menengok keadaannya pasca dipindah ke ruang rawat dua hari yang lalu.Airish berusaha untuk memaklumi meski dalam hati, dia merasa begitu sedih dan kecewa.Sialnya, Airish hanya bisa memendam kesedihan dan kekecewaannya itu dalam hati, karena dia sadar akan posisinya yang memang tak sama sekali memiliki peran penting apa pun dalam kehidupan Samudra.Bagi Airish, Samudra masih mengingatnya saja itu sudah lebih dari cukup membuatnya merasa senang.Airish tak ingin berharap terlalu muluk, apalagi jika masih berharap bahwa pernikahannya dengan Samudra akan tetap berlangsung. Sungguh, itu

  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   60. LELAKI DALAM BATH TUB

    "Aisha hilang ingatan, Sam," beritahu Gara saat keduanya sedang menikmati makan siang bersama di salah satu restoran cepat saji yang berada di lantai dasar Rumah Sakit."Apa? Jadi, sekarang dia tidak ingat padaku?" tanya Samudra dengan perasaannya yang kian remuk redam.Setelah apa yang Samudra dengar dari Angkasa mengenai ucapan Aisha tentang Gara semalam, perasaan Samudra jadi tak tenang. Itulah sebabnya, dia meminta Gara ke rumah sakit saat jam makan siang kantor."Ya, benar. Aisha tak mengingat siapa pun pasca kejadian kecelakaan yang menimpanya empat tahun silam. Aisha koma dan ketika dia terbangun dari koma, dokter menyatakan bahwa Aisha amnesia," tambah Gara lebih lanjut.Mendengar hal itu, dunia Samudra yang sudah hancur lebur kembali harus dihancurkan lagi hingga berkeping-keping.Pantas sejak kemarin, Samudra merasa tatapan Aisha begitu aneh kepadanya. Seolah Samudra adalah orang asing baginya.Nyatanya, semua itu karena Aisha yang memang tidak ingat siapa Samudra sebenarnya

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status