Share

HYBRID

Author: DRoss
last update Last Updated: 2021-05-10 06:01:12

Di tempat lain, tak begitu jauh dari kediaman Keluarga Argent, seorang wanita tampak sibuk –hilir mudik kesana-kemari, menjajakan berbagai macam makanan yang akan mereka santap malam itu.

Erin Cooper. Seorang ibu tunggal yang menjadi tulang punggung keluarga sejak kepergian suaminya, sepuluh tahun lalu.

Pagi hingga sore hari ia akan sibuk dengan segala macam pekerjaan kantor, malamnya ia menunaikan tugasnya sebagai seorang ibu bagi kedua anak kembarnya. Gabriel dan Ashton.

Sekilas keluarga kecil itu nampak seperti keluarga biasa pada umumnya. Namun kenyataannya mereka bukan dari kalangan keluarga biasa.

Erin adalah istri dari Dennis Cooper –seorang werewolf yang paling disegani di Kota Moonwood.  Dennis meninggal sepuluh tahun lalu saat terjadi perselisihan antara klan werewolves dan klan vampire, –kematian Dennis masih menjadi misteri dan hanya segelintir pihak yang tahu betul bagaimana kejadian aslinya. Charles Argent salah satunya.

Sejak hari itu klan werewolves Moonwood kehilangan pemimpinnya, –Ashton dan Gabriel yang mereka harapkan untuk dijadikan Alpha selanjutnya.

Satu tahun yang lalu Ashton telah resmi menjadi seorang Alpha. Pemimpin seluruh werewolves yang ada di Kota Moonwood. Kekhawatiran Erin semakin menjadi –khawatir kedua anaknya bernasib sama seperti mendiang suaminya.

Baik Ashton dan Gabriel, keduanya berhasil meyakinkan Erin bahwa mereka bisa menjalankan tugas mereka dengan baik.

"Gabriel! Ashton! Makanan sudah siap!" teriak Erin dari arah dapur.

"Ya, ibu. Aku datang...!" sahut seorang pemuda yang baru saja memijakan kedua kakinya di anak tangga terakhir yang menghadap langsung ke ruang makan.

Erin menoleh ‐menyambut anak keduanya itu dengan senyuman.

Gabriel, atau panggil saja Gabe, seperti kebanyakan orang. Pemilik wajah mungil itu memandangi ibunya, lalu beralih ke meja makan yang telah terisi penuh oleh berbagai macam makanan.

"Ada apa? Kenapa banyak sekali makanan? Hanya makan malam seperti biasa, 'kan?" tanya Gabe dengan sebelah alisnya yang terangkat saat netranya berhasil menangkap keberadaan kue coklat dengan beberapa lilin yang menyala di atasnya.

Ia pun membawa tungkainya menuju meja makan, lalu duduk di samping ibunya sembari memandangi kue coklat tersebut.

Manik coklatnya menjelajahi setiap huruf yang tertulis rapih di atas kue tersebut. Happy sweet 18th, Gabriel and Ashton. Kalimat itulah yang tertulis di atas kue.

"Sepertinya aku harus meniup lilin-lilin ini sekarang," ujar Gabe tanpa memandang wajah ibunya sedikit pun.

Wanita  itu menyapu pandangannya ke seluruh sudut ruangan, mencari sosok lain yang belum bergabung di tengah-tengah mereka.

"Dimana, Ash?" Erin penasaran dengan keberadaan Ashton.

Gabe mencondongkan tubuhnya ke hadapan Erin.

"Dia pergi bersama Archie. Mereka ingin mengecek pendatang baru yang menempati Mitchell Hills." jelas  Gabe.

Dan... PYUHHH!

Gabe meniup lilin-lilin itu tanpa permisi. Netra Erin membilak kaget saat mendapati lilin-lilin itu padam dalam satu kali tiupan.

Gabe terkekeh pelan menyaksikan pemandangan langka tersebut. "Sudahlah. Kita mulai saja makan malamnya." katanya. "Lagi pula, Ash tidak akan peduli dengan hal-hal seperti ini. Seperti biasa." sambung Gabe dengan tenangnya.

"Tapi Ash pasti tersenyum lebar ketika ia bisa meniup lilin bersamamu, Gabe." sergah Erin.

"Baiklah. Akan ku nyalakan kembali lilinnya, bu." Gabe mendesah pasrah. Ia segera menarik sebuah korek gas dari hadapan Dennis, membagi apinya pada delapan belas lilin yang ada. "Sudah, 'kan?" imbuh Gabe.

PYUHHH!

Namun Gabe kembali berulah. Deretan lilin itu kembali padam dalam sekali tiupan. Erin beringsut kesal melihat tingkah menyebalkan putranya.

"Oh, sayang! Ayolah!" protes Erin.

"Kita nyalakan saat Ash benar-benar pulang, bu." jawabnya di iringi kekehan kecil di akhir kalimatnya. "Itu pun kalau dia tidak pulang lewat tengah malam." sambungnya.

Gabe mengulas senyum simpul mendapati Erin yang masih menekuk wajahnya di sebrang sana. "Permisi. Apakah kamu Nyonya Cooper?" tanya Gabe.

Gabe menggeleng sembari berdecak. Hendak menggoda kembali sang ibu.

"Ah. sepertinya bukan. Nyonya Cooper tidak pernah menekuk wajahnya seperti ini." lanjut Gabe sembari mengusap lembut tangan Erin.

"Maaf, nona? Kamu sembunyikan di mana ibuku yang cantik itu?" goda Gabe seraya mengerlingkan sepasang netra bulatnya saat berhasil menarik perhatian Erin.

Di sepersekian detik berikutnya Erin mengulas senyum manis saat netranya berhasil menangkap senyuman yang sama dari putranya yang tengah duduk satu meja dengannya.

"Baiklah. Kita makan sekarang! Soupnya hampir dingin." seru Erin seraya menempatkan sendok pada mangkuk milik Gabe.

"Jangan lupa berdoa." lanjutnya.

***

Seperti yang dikatakan Gabe sebelumnya, Ash bersama Archie mendatangi Mitchell Hills.

Sebuah mansion bergaya classic yang mulai hari ini telah di tempati oleh pemilik barunya, Keluarga Argent.

Ash dan Archie memindai seluruh bagian yang ada pada rumah besar itu dari kejauhan. Tidak terlalu jauh, namun cukup dekat dari jangkauan mereka.

Indera penciuman Archie mengendus sebuah aroma khas yang tak bisa terendus oleh werewolves lain, selain Alpha. "Ck! Bau ini..." gumam Archie.

Entah disadari atau tidak, ucapannya terdengar cukup lantang, tidak seperti gumaman pada umumnya. Kalimat itu berhasil membuat Ash mengalihkan seluruh atensinya pada Archie yang tengah sibuk mengusap-usap ujung hidungnya.

Ash menatap Archie dengan netra elangnya yang nampak menajam. "Ada makhluk lain selain vampire, 'kan?" tanya Ash tanpa ragu.

Ah, tidak. Ash bukan sedang bertanya. Lebih tepatnya ia ingin mencoba menghilangkan rasa penasarannya pada Archie. Pertanyaan itu hanyalah sebuah pancingan.

Sejak mereka tiba di Mitchell Hills, Ash melihat banyak gelagat aneh yang ditunjukan sahabatnya itu. Dan kini, ia sedang mencoba memastikan sesuatu yang membuatnya cukup terganggu dengan tingkah aneh Archie.

Archie memberikan sebuah anggukan samar sebagai jawaban. Tanpa sadar ia tengah menarik umpan yang dilemparkan Ash padanya, lalu berujar, "Manusia... Dan... Human Hyb-"

Archie segera menutup mulutnya setelah sadar bahwa ia telah menelan umpan kecil yang diberikan Ash.

Bingo!

Ash tersenyum puas saat mendapatkan apa yang di inginkannya. Archie memang telah menyembunyikan sesuatu darinya.

"Hanya para Vampire, Alpha, dan Hybrid itu sendiri yang bisa mencium keberadaan Hybrid lainnya." Jelas Ash panjang lebar.

Ash memiringkan sedikit kepalanya ke sisi kiri, menatap manik kuning terang milik Archie yang nampak berbeda dengan miliknya saat hendak atau sedang berubah ke wujud werewolves-nya.

"Katakan yang sejujurnya. Siapa yang telah mengubahmu menjadi seorang Hybrid, Archie?" tuntut Ash.

*** To be continue...***

     

Comments (1)
goodnovel comment avatar
moonmaker
siapa yg jadi hybird hayooo
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • MEZZALUNA [Indonesia]   PUREBLOODS

    "Katakan yang sejujurnya. Siapa yang telah mengubahmu menjadi seorang Hybrid, Archie?" tuntut Ash.Archie menggaruk ujung alisnya, ia benar-benar sudah ketahuan. "Ah. Itu... Sebenarnya, aku juga tidak tahu pasti siapa yang melakukannya saat itu. Karena-"Archie terperangah. Ia belum benar-benar menyelesaikan kalimatnya, namun Ash dengan begitu tenang menyela ucapannya."Apa sang Purebloods itu ada di dalam sana?" tanya Ash seraya mengulurkan telunjuk kanannya ke bangunan megah Mitchell mansion yang terpampang jelas di hadapan mereka.Ini bahaya. Ash tak melepaskan tatapan tajamnya barang sedetik pun dari bangunan megah itu. Ia berusaha memindai, mencari pelaku yang telah mengubah sahabatnya itu.Meski tatapan dan nada bicaranya begitu tenang, hal itu justru membahayakan. Ash tengah mengumpulkan seluruh ke

    Last Updated : 2021-05-10
  • MEZZALUNA [Indonesia]   SIBLINGS

    Masih di ruangan yang sama, semua anggota Keluarga Argent memberikan seluruh atensinya pada Charles seorang. Ia menyimpan sendiri kegusarannya, dan berhasil membuat anak juga cucunya merasa khawatir –penasaran dengan penyebabnya.Ketiga cucunya mendekat, lalu berdiri melingkari sang kakek."Apa mulut Kakek tidak terasa asam? Kakek menjadi pendiam setelah bersentuhan dengan bocah hybrid tadi." cecar Leona.Leona merotasikan bola matanya saat Charles tiba-tiba tertawa geli melihat tingkah dan ucapannya.Tidak. Bukan hanya Charles, tapi semua orang yang ada di ruangan itu pun ikut tertawa. Ia melemparkan tatapan nyalangnya pada mereka yang telah menertawainya sejak beberapa saat lalu."Bisakah Kakek berhenti tertawa? Bukan saatnya untuk menertawakanku, kek." Leona bersungut-sungut.

    Last Updated : 2021-05-10
  • MEZZALUNA [Indonesia]   RESTLESS

    "Ashton! Kemarilah, Nak." panggil Erin saat pintu depan rumahnya berderit disusul suara langkah kaki.Ash segera menegakkan tubuhnya setelah berhasil menutup rapat pintu –dihampirinya Erin dengan langkah panjangnya. "Maaf, Bu. Aku lupa kalau hari ini kita punya acara makan malam bersama." jelasnya.Erin segera memeluk putranya sambil lalu mengucap selamat disertai serangkaian doa dan harapannya pada sang sulung.Ash bergeming. Ia mengeratkan pelukannya pada Erin."Aku hampir membuat keributan, bu." lirih Ash."Apa kau membuat keributan di Mitchell Hills, Ash?" Erin penasaran.Di sepersekian detik berikutnya Ash melepaskan pelukannya, –menatap ke dalam netra sendu milik Erin.

    Last Updated : 2021-05-10
  • MEZZALUNA [Indonesia]   KISSES

    Malia tengah asyik menuangkan air panas ke dalam mug besar kesayangannya. Senyumnya mengembang saat mendengar suara langkah kaki yang bersahutan semakin mendekat padanya."Loui. Kita bisa mengobrol di balkon kamarmu, 'kan? Aku tidak ingin memandangi bulan sen-" Malia melonjak kaget saat berbalik; Luca berdiri di ambang pintu dan menatapnya dengan sendu.Malia terus menyunggingkan senyum manisnya –ia berusaha keras mencairkan kecanggungan yang baru saja dibuatnya tanpa sengaja. "Mau bercerita tentang sesuatu?" tanya Malia penuh semangat.Luca beranjak, berjalan mendahului setelah memberikan sebuah anggukkan sebagai jawaban.Malia mengekorinya dengan canggung. Ia benar-benar bingung dan merasa tak enak hati. Ia memanggil nama Loui sebelum berbalik dan memastikan siapa yang mendatanginya saat itu.

    Last Updated : 2021-05-10
  • MEZZALUNA [Indonesia]   CAN WE TALK?

    "Kakak! Apa kau membuat Malia marah?" Leona angkat bicara setelah hampir tiga puluh menit hening karena semua orang sibuk dengan urusannya masing-masing.Loui fokus mengemudi dan memperhatikan jalanan di depannya. Luca yang duduk di belakangnya sedang tenggelam bersama buku tebal yang ada dalam genggamannya.Malia yang hari itu memilih duduk di samping Luca menyandarkan kepalanya pada kaca jendela, sambil memejamkan mata –berpura-pura tidur."Loui Argent! Can you hear me?" Leona memiringkan sedikit kepalanya; memperhatikan Loui yang begitu asyik mengendarai mobil baru mereka.Loui melirik Leona sekilas, lalu kembali memberikan seluruh atensinya pada jalanan di depan mereka. Ia terkekeh pelan saat menangkap raut kesal yang ditunjukan Leona padanya. "Kita bicarakan itu nanti, Leona Argent." bisiknya.Leona menci

    Last Updated : 2021-05-10
  • MEZZALUNA [Indonesia]   IT'S LUCIEN

    "Leona, kami tunggu di parkiran, ya? Sepertinya Ash ingin membicarakan banyak hal."Malia segera menarik Loui –membawanya pergi meninggalkan Leona bersama Ash.Mereka menghentikan langkahnya saat netra keduanya menangkap Leona dan Ash pergi menuju hutan belakang gedung Universitas.Awalnya, Malia dan Loui ingin membiarkan mereka menyelesaikan urusan yang harus mereka selesaikan. Namun saat indera penciuman Loui menangkap bau yang sangat tak asing. Ia menjadi khawatir.Segera Loui membawa Malia ke tempat di mana Gabe dan Archie berada –menitipkan Malia pada keduanya."Hey!" pekik Malia. "Memangnya aku barang? Kenapa kamu menitipkanku pada mereka?" Malia bersungut-sungut kesal mendengar kata 'titip' yang Loui ucapkan pada Gabe dan Archie.Loui mengulas senyum simpulnya seraya mengusap puncak kepala Malia dengan lembut dan berkata, "Ma

    Last Updated : 2021-05-17
  • MEZZALUNA [Indonesia]   WHAT IF

    Satu-satunya mansion megah yang ada di area Mitchell Hills kedatangan seorang tamu. Salah satu orang penting Kota Moonwood. Erin Cooper, istri mendiang Dennis Cooper sahabat lama Charles juga Stefan Argent."Akhirnya kita bisa bertemu dan minum teh bersama seperti ini," ujar Stefan setelah menyesap tehnya dan meletakkan kembali cangkirnya di atas meja. "Anak kembarmu sudah beranjak dewasa ya, Erin." lanjutnya diiringi senyum simpul.Erin salah tingkah –entah harus senang atau merasa malu, sebab Ash telah lebih dulu menemui Stefan juga Charles –kawan lama sang suami dengan meninggalkan kesan buruk."Aku minta maaf soal itu. Dia terlalu sensitif tentang semua yang berhubungan dengan pack-nya." ucap Erin pada Stefan dengan senyum kikuk di akhir kalimat.Charles hanya tersenyum saat mendengar pen

    Last Updated : 2021-05-17
  • MEZZALUNA [Indonesia]   TALK TO ARCHIE

    Waktu sudah menunjukkan pukul dua dini hari. Archie masih belum bisa memejamkan matanya. Semua ucapan Ash masih berputar-putar di dalam kepalanya. Bingung, marah, –sedih menjadi satu.Ia benar-benar tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika nanti ia berubah menjadi seorang vampire jahat –musuh terbesar para werewolves?Tapi, sebelum itu semua terjadi, alangkah lebih baik jika ia dilenyapkan oleh kawanannya atau sang Alpha –Ash –sahabatnya.Mau tidak mau, suka tidak suka, siap tidak siap, ia harus dilenyapkan sebelum terlambat. Karena berubah menjadi musuh terbesar para werewolves tak pernah ada dalam bayangannya.Sudah hampir satu minggu ia menutup diri dari dunia luar –mengunci dirinya di dalam studio apartment-nya. Ia tidak pergi kemanapun, tidak menemui siapapun, bahkan sengaja mematikan ponselnya dan

    Last Updated : 2021-05-25

Latest chapter

  • MEZZALUNA [Indonesia]   EPILOGUE

    Sejak kejadian hari itu Lyla tak pernah muncul di manapun, bahkan nomer ponselnya tak aktif. Bahkan bibi, paman, juga kakak sepupunya tak pernah tahu Lyla pergi ke mana. Yang mereka tahu, malam itu Lyla hanya berpamitan untuk pergi menemui seseorang dengan berbekal long coath ungu kesayangannya.Tiga bulan lamanya, seluruh anggota kepolisian dikerahkan untuk mencari Lyla. Namun seharipun, segala usaha yang mereka lakukan tak membuahkan hasil. Nihil.Dan pada akhirnya, seluruh anggota Keluarga Justice menyerah untuk mencari Lyla. Namun mereka tetap memasang iklan berbayar yang ditayangkan di seluruh stasiun Televisi Nasional dan Swasta tentang hilangnya salah satu anggota keluarga mereka.Di sisi lain, Archie yang masih belum bisa mengurangi rasa sukanya pada Malia memilih untuk mengencani gadis manapun. Hingga hari ini, identitas baru Archie sebagai seorang Hybrid masih dirahasiakan —tidak diungkapkan secara terang-terangan. Hanya saja, ketika ada yang bertanya, ia akan men

  • MEZZALUNA [Indonesia]   DEAD END

    Ash memberikan seluruh atensinya pada Rosalie, mengunci tatapannya pada wanita berpakaian serba merah di hadapannya. Ia tahu, meski Rosalie tampak pasrah, sebagai seorang ibu, Rosalie ingin mengerahkan seluruh kekuatan yang dimilikinya untuk menemukan di mana jasad putri kesayangannya berada.Saat itu juga, setelah masing-masing memberi anggukkan sepakat, mereka berpencar menyusuri hutan pada garis lurus —sejajar demi memudahkan titik temu saat mereka menemukan apa yang mereka cari. *** Di Kastil Skarsgard Gabe bersama dua kawanannya tampak khawatir menyaksikan sebagian gedung kokoh itu ambruk sebagian. Tidak seperti yang dikatakan Loui sebelumnya. Alih-alih dilalap si jago merah, bangunan klasik itu justru luruh sebagian.Sang Beta mengelilingi setiap sudut bangunan kastil, mencari jalan masuk aman sekedar untuk memberikan pertolongan pada si sulung Argent yang masih berada di dalam sana.Saat ia hendak membawa keempat tungkainya memasuki salah

  • MEZZALUNA [Indonesia]   ALREADY GONE

    Rosalie hanya mengangguk ketika mendengar segala macam informasi yang disampaikan pria bertubuh tinggi besar di hadapannya.Ia mengabarkan tentang perkelahian yang terjadi antara Ash, Damien dan Leona. Dan sang gadis menjadi satu-satunya korban dalam kejadian tersebut.Sementara Stefan juga Charles hanya bisa menghela napas, Malia menjadi satu-satunya yang meneteskan air mata, serta Luca tampak begitu marah ketika mendengar seluruh rentetan kejadiannya."Bagaimana dengan Loui?" tanya Malia pada pria besar di hadapan mereka.Sang gadis tampak begitu mengkhawatirkan keadaan si Sulung Argent yang kini telah menjadi bagian dari Keluarga Skarsgard."Apakah Loui baik-baik saja di sana?" tanya Malia lagi.Pria itu bungkam, tak bisa memberikan jawaban pasti pada gadis bertubuh mungil di hadapannya, sebab ia belum sempat memasuki Kastil Skarsgard ketika tiba di depan perbatasan.Di sepersekian detik berikutnya ia mengendikkan bahunya, lantas memberikan sebu

  • MEZZALUNA [Indonesia]   ALMOST DONE - II

    Dengan tenang Loui melepas cengkraman Irina dalam satu kali sentakan, lantas menarik selembar penutup besi di sisi tungku —menutup lubang tersebut dengan segera.Dalam sekejap lubang besar itu tertutup sempurna. Loui hanya bisa mendengar teriakan Irina setelah tungku perapian itu berhasil disumpal lembaran besi tebal."Maaf, Irina. Ini bukanlah hari kematianku." monolog Loui sebelum akhirnya ia beranjak menuruni tangga dan mencari sisa penghuni kastil tersebut. Lucien, dan Victoria tentunya.***Hutan yang sebelumnya dijadikan tempat bertarung oleh Ash dan Damien kembali hening seperti sebelum tersentuh oleh keduanya. Hanya terdengar suara kicauan burung hantu ketika malam bertugas menggantikan segala kicauan riang yang hanya muncul ketika langit terang.Sepasang kaki memasuki hutan, sesekali menghentikan langkahnya sembari memperhatikan sekitar —memindai setiap sudut yang ada.Sang pemilik tungkai kembali bergerak menuju sat

  • MEZZALUNA [Indonesia]   ALMOST DONE - I

    CRASH!Damien memisahkan kepala sang gadis dari tubuhnya dalam satu tarikan kuat. Di saat yang sama Ash berbalik. Tubuhnya mematung melihat sebelah tangan Damien memegangi kepala sang gadis yang telah terpisah dari tubuhnya."Take this!" Damien melemparkan kepala sang gadis pada Ash yang tengah mematung di sebrang sana. "Have fun with her!"Damien tertawa. Suara husky-nya menguar, memenuhi segala keheningan dan kegelapan yang mulai menyelimuti hutan.Ia masih enggan meninggalkan tempat tersebut —ingin melihat reaksi seperti apa yang akan ditunjukkan sang Alpha ketika melihat gadisnya sudah tak bernyawa karena ulahnya.Ash spontan menangkap apa yang dilemparkan Damien ke hadapannya. Dipeluknya, lantas dipandanginya wajah sang gadis yang terlihat jauh lebih pucat. Diusapnya kelopak mata sang gadis yang semula tertutup.Beberapa detik setelah Ash membawa tungkainya ke tempat di mana tubuh sang gadis tumbang. Dengan tangannya yang gemetar, san

  • MEZZALUNA [Indonesia]   VERSUS

    "Pulanglah. Aku tahu apa yang harus kuperbuat."Suara baritone itu terdengar tegas dan dalam. Lain dari biasanya. Tidak seperti Ash yang dikenalnya. Bahkan sorot tajamnya tampak lain. Gelap. Seperti yang ditunjukkan Damien ketika menyaksikan segala keintiman yang mereka tunjukkan di hadapannya.Tanpa mengatakan apapun kedua pemuda itu bergeser dan berbondong-bondong menuju hutan pinus di belakang perbukitan.Leona mengejar, namun dengan sigap —tanpa mempertimbangkan segala macam resikonya Damien mengibakan sebelah tangannya pada gadis yang tengah berusaha membututinya dan Sang Alpha.Sang gadis terlempar jauh —berguling dari puncak bukit. Di sepersekian detik berikutnya Damien kembali mengibaskan tangannya, lantas membuat sebuah gerakan seperti tengah mengikat sesuatu dari kejauhan. Di saat yang sama Leona mengerang ketika tubuhnya terasa seperti diikat.Ash berbalik, melompat ke udara dengan sebagian tubuhnya yang mulai ditumbuhi bulu abu-abu, l

  • MEZZALUNA [Indonesia]   GO HOME, LEONA.

    "I said, can't you stop talking?"Untuk kesekian kali Leona kembali mengulangi ucapannya. Ia menginginkan hal lain daripada mengobrol dengan pemuda yang tengah berada dalam rengkuhannya."Will do. But, can you promise me something?"Sorot mata Ash tampak begitu serius. Lain dari yang ia tunjukkan sebelumnya. Ia tengah bersungguh-sungguh dengan ucapannya, menginginkan sang gadis untuk menjanjikannya sesuatu.Leona menarik napas panjang sebelum kembali bersuara dan menjawab permintaan sang Alpha. "Go on. Say it." tantangnya."Let me set you free. Will you?" balas sang Alpha dengan segala kesungguhan yang dituangkannya melalui tatapan.Leona mengernyit bingung. Kedua pangkal alisnya hampir menyatu —bertemu di titik yang sama. Ia tergugu-gugu. Bukan enggan menjawab, hanya saja, ia tahu maksud sesungguhnya dari ucapan sang Alpha.Leona sadar bahwa Ash tahu apa yang tengah di hadapinya saat ini. Melalui sorot tajamnya, ia memberikan sebuah tanda ya

  • MEZZALUNA [Indonesia]   WILL YOU

    Hening. Gadis di hadapannya itu tak memberikan jawaban apapun. Bahkan tatapannya tampak kosong tanpa ekspresi apapun. Terlihat dingin dan menyeramkan dalam satu waktu.Sadar dengan atmosfir tersebut, Ash memilih memakaikan sebuah helm ke atas kepala Leona dengan sangat hati-hati hingga terpasang dengan benar —melindungi salah satu bagian berharga di tubuh sang gadis.Setelah berhasil memakai pelindung kepala, Ash naik ke atas motornya —menyalakan mesin, lantas mengulurkan tangan kanannya ke hadapan sang gadis dengan maksud memberi bantuan untuk menaiki kuda besinya yang berperawakan tinggi besar, agak sulit untuk dinaiki para gadis.Ash menancap gas setelah Leona duduk dengan aman di balik punggungnya sembari memeluknya dari belakang. Gadis itu bungkam, tak mengatakan apapun, bahkan wajahnya tak hidup seperti sebelumnya. Meski tak merasa melakukan sesuatu hal yang menyinggung bahkan menyakiti hati Leona, Ash memilih menepi di bahu jalan dan mengajaknya ber

  • MEZZALUNA [Indonesia]   YOU LOOK GREAT

    Ash terus menerus mengulas senyum —memandangi pantulan dirinya di cermin, sudah 15 menit lamanya ia melakukan hal tersebut. Ia terus memandangi seluruh aspek yang ada pada dirinya, dari ujung kepala hingga ujung kaki —termasuk pakaian yang melekat di tubuhnya saat itu.Jika bergeser sedikit ke belakang, persis di balik punggungnya Ash menyembunyikan setumpuk pakaian yang telah dicobanya sejak 30 menit yang lalu.Ia benar-benar sibuk memilah pakaian dan tampilan apa yang cocok ia gunakan untuk menemui Leona, melakukan segala macam hal dengan sang gadis selama satu hari penuh, seperti yang ia janjikan padanya beberapa hari lalu.***"Bisakah kita piknik ke perbukitan —tempat favorit kedua orang tuamu, Leona?"Sepasang mata bulat Leona memicing, mencurigai sesuatu. "Apa kau sedang berusaha mengajakku berkencan?" selidik Leona percaya diri.Tanpa ragu Ash mengangguk, lalu memberi respon, "Jika ya, apa kau akan menolak?"Alis

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status