Share

27. AMANDA MULAI BERUBAH

“Padahal bude senang loh kalau kau tinggal di sini lebih lama lagi." Bu Ningsih memasang wajah sedihnya saat Arini hendak pamit undur diri.

Wanita yang berumur setahun di bawah Radit itu terkekeh pelan. “Nanti aku sering mampir kalau ada waktu, Bude. Kebetulan di kampus ada asrama untuk dosen perempuan yang masih jomblo. Jadinya sayang kalau disia-siakan.”

“Ya sudahlah,” ucap Bu Ningsih akhirnya.

“Bu, Arini juga punya kehidupan sendiri. Mana mungkin terus-terusan sama ibu,” tegur Radit kemudian. Dia lantas melirik ke arah teman masa kecilnya itu. “Semoga betah di asrama ya, Rin.”

“Iya, Bang. Makasih sudah anterin aku.” Arini mengangguk lalu tersenyum pada Amanda juga. Tak pelak mengusap lembut kepala Ayra yang ada di gendongan wanita itu. “Tante pamit ya, Cantik. Bye bye.”

“Semangat kerjanya, Tante. Sering-sering ke rumah ya.”

Pernyataan barusan membuat Bu Ningsih menyipitkan matanya. Berusaha mencari kejanggalan dari apa yang disampaikan oleh sang menantu. Sungguh aneh, begitu piki
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status