Malam berlalu begitu cepat, Lucia dengan dress berwarna coklat terangnya menunggu kedatangan Dariel di ruang tamu.“Kau sangat cantik sayang, Dariel pasti akan terpesona dengan kecantikan putri ayah ini.” Ucap tuan kaizer dengan lembut.Lucia tersenyum pada ayahnya, "Terima kasih, ayah. Aku hanya berharap semuanya berjalan lancar malam ini."Tuan Kaizer mengangguk penuh pengertian, "Semuanya akan baik-baik saja, Nak. Dariel sangat mencintaimu, aku yakin malam ini akan menjadi kenangan yang indah."Sementara itu, di luar, Dariel tiba di kediaman tuan Kaizer. Hatinya berdebar-debar, namun tekadnya tidak goyah. Dia ingin membuat malam ini menjadi langkah awal yang indah untuk mereka berdua.Dengan mantap, Dariel memasuki rumah dan disambut oleh tuan Kaizer yang memberikan senyuman ramah. "Selamat malam, Dariel. Kami sangat senang bisa menyambutmu di sini."Dariel tersenyum dan bersalaman dengan tuan kaizer, “Maaf aku sedikit terlambat, ayah. Tadi ada hal yang membuat saya terlambat.“Buk
PRANG!!Suara pecahan vas di kamar itu terdengar nyaring, Clara tampak sangat emosi saat tiba di ibu kota dan melihat berita lamaran Lucia dan Dariel yang bahkan sudah tersiar diberbagai penjuru.“Arrgghhh sialan!” Umpatnya dengan kesal.Clara berjalan tak menentu di sekitar kamarnya, kekesalannya membuncah. Ia merasa seperti kehidupannya hancur seketika setelah mendengar berita tentang lamaran Dariel dan Lucia. Pikirannya dipenuhi dendam dan keinginan untuk menghancurkan kebahagiaan mantan suaminya.Dengan emosi yang tak terkendali, Clara mengambil beberapa benda yang ada di meja dan melemparkannya ke dinding. Kecewa dan amarahnya memuncak, dan ia tak tahu apa yang harus dilakukannya selanjutnya. Namun, di tengah amarahnya, Clara merasa cemas karena tahu bahwa rencananya untuk merebut Dariel semakin sulit diwujudkan dengan berita lamaran ini.“Besok aku harus membuat skandal besar di kantor Dariel.” Gumam Clara dengan dingin.Keputusan untuk membuat skandal di kantor Dariel tampaknya
“Tuan, ada yang ingin menemui anda.” Victor yang baru masuk ke ruang kerja Dariel berkata dengan serius.“Siapa? Apa dia sudah membuat janji sebelumnya?” Tanya Dariel tanpa menoleh ke arah Victor.“Belum. Tadi dia membuat keributan yang membuat karyawan terganggu.” Victor melaporkan kondisi yang ada di bawah.Dariel yang mendengarnya langsung menghentikan goresannya pada kertas dan menatap Victor dengan serius.“Siapa?” Tanya Dariel dengan datar.“I-itu, nona Clara.” Ucap Victor dengan ragu.“Bawa dia masuk.” Ucap Dariel dengan dingin.Setelah Dariel memerintahkan untuk membawa Clara masuk, suasana ruangan menjadi tegang. Clara masuk dengan wajah yang penuh amarah dan ketidakpuasan.Dariel menatapnya dengan tegas, "Apa yang kau lakukan di sini, Clara? Aku tidak pernah mengizinkanmu untuk membuat keributan di kantor ini."Clara menyipitkan matanya, "Aku ada di sini untuk bicara denganmu. Tentang segala hal yang tak seharusnya kau lakukan, tentang lamaranmu dengan Lucia."Dariel terseny
Langkah kaki yang lembut dan halus itu terdengar di ruangan menuju ke tempat Dariel, Victor yang tadinya fokus di depan komputer langsung melirik siapa tamu yang datang kali ini.“Apa Dariel ada di dalam?” Tanya seorang wanita dengan setelan dress cantik dan anggun dengan rambut yang dijadikan satu ke belakang yang membuat wajah wanita itu sangat cantik dan anggun.Victor yang melihatnya untuk pertama kali langsung terpesona hingga sedetik kemudian dia sadar dan menunduk.“Tuan sedang ada tamu, nona. Apakah anda sudah membuat janji sebelumnya?” Tanya Victor dengan sopan.“Dariel bilang saya datang kesini saja jika ada sesuatu, jadi saya tak membuat janji.’ Ucap wanita itu dengan bingung.Victor yang mendengar itu mengangguk mengerti.“Baik nona, bisa saya tahu siapa nama anda?” Tanya Victor dengan sopan dan lembut.“Angelina Monaf.”Victor mengangguk, “Lalu nomor telepon yang bisa dihubungi?” Tanya Victor dengan sopan lagi.Angel yang mendengar itu menaikkan alisnya, “Apakah itu perlu
Di ruangan kerja miliknya Dariel benar-benar harus mengerjakan pekerjaan yang masih sangat lama deadlinenya yang memang sengaja dia ambil untuk memperlancar hari cutinya agar pekerjaan Vctor nanti tak terlalu berat selama dia cuti lama yang kemungkinan akan memakan waktu satu bulan.“Anda jangan begadang sepanjang hari tuan, nanti anda malah sakit dan tak bisa menikmati masa pernikahan anda yang manis.” Ucap Victor dengan penuh perhatian pada tuannya tersebut.Dariel melirik ke arah Victor lalu tersenyum tipis, “Itu bukanlah apa-apa, kau pikir aku sudah tua?”Victor menggeleng pelan sambil menaruh kopi panas di sebelah Dariel.“Ini kopi anda, apakah anda ingin beberapa camilan manis, tuan?”Dariel menggeleng, “Aku sedang mengurangi gula. Oh ya, bagaimana dengan Angel apakah dia sudah menemui mu?” Tanya Dariel karena tadi siang dia melupakannya."Sudah, tuan. Saya memastikan dia mendapat informasi yang dia butuhkan untuk tugas tesisnya, dan dia akan menghubungi saya jika ada sesuatu y
PLAK!! “Sudah ayah katakan jangan melakukan hal bodoh lagi! Kau tak tahu pamanmu tadi sudah mengancam ayah saat dia mengetahui kau berada di kantor Dariel tad!” Suara tamparan dan bentakan terdengar nyaring di mansion tersebut, tuan Keibo sangat marah pada putrinya yang sangat sulit diatur. Entah sejak kapan putrinya sekeras kepala ini hingga dia tak menghiraukan peringatannya sedikitpun. Clara yang ditampar ayahnya hingga tersungkur di lantai itu hanya menunduk, dia mengepalkan tangannya dengan kuat. “Apa? Jika ayah becus jadi ayah aku tak akan seperti ini!” Ucap Clara dengan keras yang membuat tuan Keibo sangat terkejut ketika mendengar putrinya berbicara seperti itu, “Apa maksudmu?” Tanyanya dengan dingin. Clara langsung berdiri dan tersenyum menghina, “Jika ayah mampu untuk bersaing mendapatkan hak waris penuh perusahaan itu saat kakek dulu memberikan hak penuh pada putranya tentu saja aku tak akan seperti ini.” Ucap Clara dengan sinis. Ketegangan semakin terasa di ruanga
“Ada beberapa pilihan gedung yang bisa anda pilih, jika anda ingin terkesan seperti raja dan ratu anda bisa memilih Castle Wonderland namun jika anda ingin sebuah pesta yang membuat orang terkesan saya rasa anda bisa memilih temple heaven yang baru-baru ini mendapatkan daya tarik masyarakat karena kemegahannya. Itu saran yang bisa saya sampaikan.” Ucap perwakilan wedding organizer pada Lucia dan Dariel dengan ramah.Lucia tampak melihat-lihat portofolio WO tersebut dengan cermat.“Bagaimana sayang? Apa kau sudah menentukan dimana tempat yang ingin kau gunakan untuk acara pernikahan kita?” Tanya Dariel dengan lembut pada calon istrinya tersebut.“Temple Heaven apakah diadakan secara outdoor?” Tanya Lucia dengan serius.Pria yang menjadi perwakilan WO mengangguk dan tersenyum, “Benar, nona.”Nampaknya Lucia sedang mempertimbangkan dan menanyakan detail tertentu tentang lokasi, menunjukkan minatnya pada aspek outdoor dari tempat tersebut. Kemungkinan besar, dia sedang mempertimbangkan p
Dan disinilah mereka berada, di sebuah restoran cepat saji di salah satu restoran yang cukup terkenal untuk menyajikan makan malam yang lezat.Victor tampak tak terbiasa makan bersama dengan seorang wanita dengan hanya mereka berdua saja, dia tampak sangat canggung saat ini.“Kenapa diam saja? Kau tak suka menunya?” Tanya Angel dengan bingung karena Victor tampak lama memilih menu makanan yang akan mereka pesan.Victor sedikit terkejut dengan pertanyaan Angel, mencoba untuk menjelaskan. “Oh, maaf. aku hanya sedang mempertimbangkan beberapa pilihan yang ada di sini. aku rasa semuanya terlihat lezat.”Angel mengangguk paham sambil tersenyum. “aku rasa tidak ada salahnya memilih apa yang membuat kau merasa nyaman. Jangan terlalu khawatir memilihnya.”Mereka berdua akhirnya memilih menu yang mereka inginkan dan menunggu pesanan datang sambil berbincang-bincang ringan tentang suasana restoran dan topik ringan lainnya.Saat makanan datang, Victor tampak lebih rileks dalam percakapan mereka.