Berita tentang lamaran Dariel tersiar hingga ke penjuru negeri. Semua orang sudah menduga jika Dariel kembali rujuk pada mantan istrinya tersebut.Media sosial dan berita online dipenuhi dengan kabar bahagia tentang lamaran Dariel dan Lucia. Foto-foto indah dari momen lamaran mereka, bersama dengan keterangan romantis, menjadi sorotan di dunia maya. Banyak orang yang senang melihat kisah cinta mereka yang dipenuhi lika-liku akhirnya berujung pada kesuksesan.Penggemar setia dan penasaran dengan kehidupan pengusaha sukses itu, terutama Dariel, memberikan ucapan selamat dan doa terbaik untuk pasangan ini. Meskipun beberapa orang mungkin masih terkejut dengan keputusan Dariel, kebanyakan dari mereka merasa senang melihat pasangan ini kembali bersatu.Para penggemar setia mereka segera menyebarkan berita ini ke berbagai penjuru negeri, membuat lamaran Dariel dan Lucia menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Semua orang mengikuti perkembangan kisah cinta ini dengan antusiasme,
Malam berlalu begitu cepat, Lucia dengan dress berwarna coklat terangnya menunggu kedatangan Dariel di ruang tamu.“Kau sangat cantik sayang, Dariel pasti akan terpesona dengan kecantikan putri ayah ini.” Ucap tuan kaizer dengan lembut.Lucia tersenyum pada ayahnya, "Terima kasih, ayah. Aku hanya berharap semuanya berjalan lancar malam ini."Tuan Kaizer mengangguk penuh pengertian, "Semuanya akan baik-baik saja, Nak. Dariel sangat mencintaimu, aku yakin malam ini akan menjadi kenangan yang indah."Sementara itu, di luar, Dariel tiba di kediaman tuan Kaizer. Hatinya berdebar-debar, namun tekadnya tidak goyah. Dia ingin membuat malam ini menjadi langkah awal yang indah untuk mereka berdua.Dengan mantap, Dariel memasuki rumah dan disambut oleh tuan Kaizer yang memberikan senyuman ramah. "Selamat malam, Dariel. Kami sangat senang bisa menyambutmu di sini."Dariel tersenyum dan bersalaman dengan tuan kaizer, “Maaf aku sedikit terlambat, ayah. Tadi ada hal yang membuat saya terlambat.“Buk
PRANG!!Suara pecahan vas di kamar itu terdengar nyaring, Clara tampak sangat emosi saat tiba di ibu kota dan melihat berita lamaran Lucia dan Dariel yang bahkan sudah tersiar diberbagai penjuru.“Arrgghhh sialan!” Umpatnya dengan kesal.Clara berjalan tak menentu di sekitar kamarnya, kekesalannya membuncah. Ia merasa seperti kehidupannya hancur seketika setelah mendengar berita tentang lamaran Dariel dan Lucia. Pikirannya dipenuhi dendam dan keinginan untuk menghancurkan kebahagiaan mantan suaminya.Dengan emosi yang tak terkendali, Clara mengambil beberapa benda yang ada di meja dan melemparkannya ke dinding. Kecewa dan amarahnya memuncak, dan ia tak tahu apa yang harus dilakukannya selanjutnya. Namun, di tengah amarahnya, Clara merasa cemas karena tahu bahwa rencananya untuk merebut Dariel semakin sulit diwujudkan dengan berita lamaran ini.“Besok aku harus membuat skandal besar di kantor Dariel.” Gumam Clara dengan dingin.Keputusan untuk membuat skandal di kantor Dariel tampaknya
“Tuan, ada yang ingin menemui anda.” Victor yang baru masuk ke ruang kerja Dariel berkata dengan serius.“Siapa? Apa dia sudah membuat janji sebelumnya?” Tanya Dariel tanpa menoleh ke arah Victor.“Belum. Tadi dia membuat keributan yang membuat karyawan terganggu.” Victor melaporkan kondisi yang ada di bawah.Dariel yang mendengarnya langsung menghentikan goresannya pada kertas dan menatap Victor dengan serius.“Siapa?” Tanya Dariel dengan datar.“I-itu, nona Clara.” Ucap Victor dengan ragu.“Bawa dia masuk.” Ucap Dariel dengan dingin.Setelah Dariel memerintahkan untuk membawa Clara masuk, suasana ruangan menjadi tegang. Clara masuk dengan wajah yang penuh amarah dan ketidakpuasan.Dariel menatapnya dengan tegas, "Apa yang kau lakukan di sini, Clara? Aku tidak pernah mengizinkanmu untuk membuat keributan di kantor ini."Clara menyipitkan matanya, "Aku ada di sini untuk bicara denganmu. Tentang segala hal yang tak seharusnya kau lakukan, tentang lamaranmu dengan Lucia."Dariel terseny
Langkah kaki yang lembut dan halus itu terdengar di ruangan menuju ke tempat Dariel, Victor yang tadinya fokus di depan komputer langsung melirik siapa tamu yang datang kali ini.“Apa Dariel ada di dalam?” Tanya seorang wanita dengan setelan dress cantik dan anggun dengan rambut yang dijadikan satu ke belakang yang membuat wajah wanita itu sangat cantik dan anggun.Victor yang melihatnya untuk pertama kali langsung terpesona hingga sedetik kemudian dia sadar dan menunduk.“Tuan sedang ada tamu, nona. Apakah anda sudah membuat janji sebelumnya?” Tanya Victor dengan sopan.“Dariel bilang saya datang kesini saja jika ada sesuatu, jadi saya tak membuat janji.’ Ucap wanita itu dengan bingung.Victor yang mendengar itu mengangguk mengerti.“Baik nona, bisa saya tahu siapa nama anda?” Tanya Victor dengan sopan dan lembut.“Angelina Monaf.”Victor mengangguk, “Lalu nomor telepon yang bisa dihubungi?” Tanya Victor dengan sopan lagi.Angel yang mendengar itu menaikkan alisnya, “Apakah itu perlu
Di ruangan kerja miliknya Dariel benar-benar harus mengerjakan pekerjaan yang masih sangat lama deadlinenya yang memang sengaja dia ambil untuk memperlancar hari cutinya agar pekerjaan Vctor nanti tak terlalu berat selama dia cuti lama yang kemungkinan akan memakan waktu satu bulan.“Anda jangan begadang sepanjang hari tuan, nanti anda malah sakit dan tak bisa menikmati masa pernikahan anda yang manis.” Ucap Victor dengan penuh perhatian pada tuannya tersebut.Dariel melirik ke arah Victor lalu tersenyum tipis, “Itu bukanlah apa-apa, kau pikir aku sudah tua?”Victor menggeleng pelan sambil menaruh kopi panas di sebelah Dariel.“Ini kopi anda, apakah anda ingin beberapa camilan manis, tuan?”Dariel menggeleng, “Aku sedang mengurangi gula. Oh ya, bagaimana dengan Angel apakah dia sudah menemui mu?” Tanya Dariel karena tadi siang dia melupakannya."Sudah, tuan. Saya memastikan dia mendapat informasi yang dia butuhkan untuk tugas tesisnya, dan dia akan menghubungi saya jika ada sesuatu y
PLAK!! “Sudah ayah katakan jangan melakukan hal bodoh lagi! Kau tak tahu pamanmu tadi sudah mengancam ayah saat dia mengetahui kau berada di kantor Dariel tad!” Suara tamparan dan bentakan terdengar nyaring di mansion tersebut, tuan Keibo sangat marah pada putrinya yang sangat sulit diatur. Entah sejak kapan putrinya sekeras kepala ini hingga dia tak menghiraukan peringatannya sedikitpun. Clara yang ditampar ayahnya hingga tersungkur di lantai itu hanya menunduk, dia mengepalkan tangannya dengan kuat. “Apa? Jika ayah becus jadi ayah aku tak akan seperti ini!” Ucap Clara dengan keras yang membuat tuan Keibo sangat terkejut ketika mendengar putrinya berbicara seperti itu, “Apa maksudmu?” Tanyanya dengan dingin. Clara langsung berdiri dan tersenyum menghina, “Jika ayah mampu untuk bersaing mendapatkan hak waris penuh perusahaan itu saat kakek dulu memberikan hak penuh pada putranya tentu saja aku tak akan seperti ini.” Ucap Clara dengan sinis. Ketegangan semakin terasa di ruanga
“Ada beberapa pilihan gedung yang bisa anda pilih, jika anda ingin terkesan seperti raja dan ratu anda bisa memilih Castle Wonderland namun jika anda ingin sebuah pesta yang membuat orang terkesan saya rasa anda bisa memilih temple heaven yang baru-baru ini mendapatkan daya tarik masyarakat karena kemegahannya. Itu saran yang bisa saya sampaikan.” Ucap perwakilan wedding organizer pada Lucia dan Dariel dengan ramah.Lucia tampak melihat-lihat portofolio WO tersebut dengan cermat.“Bagaimana sayang? Apa kau sudah menentukan dimana tempat yang ingin kau gunakan untuk acara pernikahan kita?” Tanya Dariel dengan lembut pada calon istrinya tersebut.“Temple Heaven apakah diadakan secara outdoor?” Tanya Lucia dengan serius.Pria yang menjadi perwakilan WO mengangguk dan tersenyum, “Benar, nona.”Nampaknya Lucia sedang mempertimbangkan dan menanyakan detail tertentu tentang lokasi, menunjukkan minatnya pada aspek outdoor dari tempat tersebut. Kemungkinan besar, dia sedang mempertimbangkan p
Kabar kehamilan kedua Lucia disambut dengan penuh suka cita oleh semua orang.Bahkah saat mendengar ibunya mengandun seorang adik, Ethan tampak sangat senang dan berharap adiknya perempuan agar bisa dia jaga dan sayangi sepenuhnya.“Kapan adik akan muncul, bu?” Tanya Ethan dengan begitu antusias.“Adikmu akan lahir ketika kandungan ibu sudah mencapai sembilan bulan.” Jelas Lucia dengan penuh kelembutan pada putranya.“Lalu sekarang sudah berapa bulan? Aku sungguh tak sabar ingin menggendong adik.” Ucap Ethan dengan semangat.“Ini kemungkinan memasuki minggu ke lima, jadi kau harus bersabar. Okey?” Ucap Lucia sambil mengecup kening istrinya dengan penuh kasih sayang.Ethan begitu bersemangat menunggu kehadiran adiknya yang diinginkannya. Setiap hari, ia terus menanyakan kapan adiknya akan lahir, dan kegembiraan serta antusiasme dalam suaranya tak terbendung."Minggu ke lima? Artinya adik akan datang dalam tujuh bulanan lagi, benar?" tanya Ethan dengan riang, matanya berbinar-binar."Ya
“Ceritakan pada kami, sebenarnya apa yang terjadi?” Tanya Dariel dengan serius pada Vinn.Sebagai orang yang mengenal Vinn cukup lama, Dariel terkejut ketika Vinn sudah memiliki putri sebesar putranya bahkan Vinn belum menikah.Namun, Vinn terlihat menunduk seperti penuh penyesalan. “ A-amira adalah kekasih saya, kami memang berencana ingin melangsungkan hubungan yang lebih serius, namun saat ibu angkatku mengetahuinya, dia tak setuju dengan Amaria karena menganggap Amaria hanya konsultan hukum junior yang tak terpandang. Anda tahu bagaimana ibu angkat saya tuan dan saya tidak mungkin melawan wanita yang telah merawat saya.” Dariel yang mendengar itu mendesah, “Lalu kenapa kau terlihat begitu menyesal? Bukankah hari ini adalah bagian dari pilihanmu?” Ucap Dariel dengan tenang.“S-saya saya tidak tahu jika Amaria waktu itu mengandung, jika aku tahu dia mengandung tentu aku akan berusaha keras mempertahankannya.”Lucia yang mendengar itu merasa tampak kecewa, “Aku sebagai wanita kecewa
Obrolan Lucia dengan ibu Cila, yang bernama Amira tersebut berlangsung cukup akrab, ternyata mereka memiliki hobby yang sama.“Aku melihat kartu nama mu, pekerjaanmu sebagai konsultan hukum. Apa itu benar?” Tanya Lucia dengan ramah."Mendengar tentang pekerjaanmu sebagai konsultan hukum membuatku tertarik, Amira. Aku sendiri bukan konsultan hukum, tetapi aku memiliki minat yang besar terhadap hukum dan berbagai topik terkait. Aku sangat menghargai profesi seperti yang kamu lakukan," ucap Lucia dengan penuh antusiasme.Amira mengangguk, terlihat senang menemukan seseorang yang bisa diajak berbicara tentang minatnya. "Sama-sama, Lucia. Memang menarik memiliki kesamaan minat seperti ini. Apakah kamu sering membaca atau mempelajari topik hukum secara mendalam?""Ya, aku suka membaca dan memperluas pengetahuan saya tentang hukum akhir-akhir ini, meskipun tidak bekerja di bidang tersebut. Aku percaya pengetahuan hukum sangat berguna dalam berbagai aspek kehidupan," jelas Lucia sambil tersen
“Terima kasih, om, tante, Ethan. Karena membantuku.” Ucap Cila dengan wajah polosnya. Baru kali ini dia dibantu saat dirinya dibully, selama ini semua orang seolah tutup mata bahkan ibunya sendiri tidak mampu melindunginya karena yang membullynya adalah orang-orang yang memiliki kekuasaan yang tinggi.Dariel yang melihat gadis kecil itu tampak tersenyum, “Bukan apa-apa, sweety. Dimana orang tua mu? Apakah kau akan dijemput?” Tanya Dariel dengan lembut.Cila mengangguk, “Ibuku akan menjemput saat istirahat nanti, dia masih bekerja jadi tak bisa menjemput tepat waktu. Tapi aku tak apa, om. Aku akan menunggunya seperti biasa.” Ucap Cila dengan tenang.Lucia yang melihat keberanian di mata gadis itu langsung terenyuh, anak sekecil ini sudah bisa memahami keadaan orang tuanya. Apalagi
“Aduh! Kenapa kamu mendorong Cila!” Teriak anak kecil dengan berani pada segerombolan anak kecil yang seusianya. “Hei, kau anak yang tak punya ayah itu kan? Kenapa kau bisa sekolah disini. Inikan sekolah bermain elite.” Tanya anak laki-aki tersebut pada gadis kecil bernama Cila. “Memang jika tak punya ayah aku tak bisa bersekolah, ha? sini kalau berani jangan mainnya keroyokan dong.” Ucapnya tanpa rasa takut sekalipun. anak-anak laki-laki itu langsung menjambak rambut anak gadis itu dengan keras dan merundungnya dengan tawa yang cukup keras. Ethan, dia yang sedang menunggu ibunya menjemputnya merasa terganggu dengan perundungan tersebut. Dengan berani dia langsung menolong gadis kecil itu yang tampak ingin menangis namun ditahan agar lawannya tak semakin menyiksanya. Situasi itu membuat Ethan merasa tidak enak hati. Dengan langkah mantap, dia mendekati anak-anak yang sedang merundung Cila. Meskipun merasa agak takut, dia bertekad untuk membantu. "Diam kalian!" teriak Ethan deng
Tahun pertama Ethan memasuki waktu sekolahnya, saat usia tiga tahun ini Lucia memutuskan untuk mendaftar ke sekolah bermain agar Ethan bisa bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya.Ethan yang baru pertama kali ikut kelas ini hanya memegang tangan ibunya dengan erat, Lucia yang melihat itu tersenyum. “Jangan takut, mereka adalah temanmu semua. Ayo bergabunglah dengan mereka.” Ucapnya dengan lembut pada putranya tersebut.Saat melihat Ethan yang agak ragu-ragu di hari pertamanya di sekolah bermain, Lucia mencoba memberikan dukungan dan semangat padanya. Dia meraih tangan kecil Ethan dengan lembut, merasa getaran kecil dari kecemasan yang dipancarkan anaknya."Kamu akan memiliki waktu yang menyenangkan di sini, nak. Mereka semua adalah temanmu yang baru," ucap Lucia dengan lembut sambil tersenyum menghi
Sesuai dengan janji Dariel, saat ini dia mengajak istri dan anaknya untuk pergi ke pantai bersama. Ethan terlihat sangat senang dan bermain dengan pasir dipinggir pantai bersama Lucia.Suasana di pantai begitu menyenangkan. Dariel dan Lucia duduk di pinggir pantai sambil menikmati keindahan laut yang bergerombolkan ombaknya. Mereka tersenyum melihat Ethan yang riang bermain-main dengan pasir. Dariel berusaha membuat istri dan anaknya merasa bahagia di tempat yang indah ini."Ethan benar-benar senang di sini," ujar Dariel sambil tersenyum melihat putranya."Iya, pantai memang salah satu tempat favoritnya," kata Lucia sambil mengelus kepala Ethan yang sedang asyik membangun benteng pasir."Kau juga terlihat senang di sini," ucap Dariel sambil menatap istrinya dengan penuh kehangatan.Lucia tersenyum. "Benar, udara pantainya begitu menyegarkan. Terima kasih sudah membawa kami ke sini."Mereka melanjutkan hari mereka dengan bermain air, menjelajahi pantai, dan menikmati waktu bersama. Dar
“Kau membaca apa sayang?” Tanya Dariel yang setelah mandi langsung menghampiri istrinya meskipun dia masih menggunakan handuk kimono di badannya.Lucia yang melihat suaminya tersenyum tipis, “Aku sedang membaca novel saja, aku sedang jenuh saat ini.” Ucap Lucia dengan lembut.Dariel duduk di pinggiran kursi dengan menatap buku novel yang dibaca istrinya, “Malam pertama dengan sang CEO.” Gumam Dariel dengan menaikkan alisnya, “Kau membaca novel seperti ini Lucia?” Tanya Dariel terkekeh lalu mengambil buku novel yang dibaca istrinya.“Oh apa kau ingin gaya baru dalam hubungan kita Lucia?” Tanya Dariel menggoda Lucia.“Tidak.” Elak Lucia yang berusaha merebut kembali novel yang dipegang oleh suaminya dengan malu.Dariel terus menggoda Lucia hingga Lucia tersandung dan terjatuh ke ranjang dengan menarik Dariel hingga tubuh Dariel menindih Lucia.“Apa ini juga tertulis di novel ini sayang? Apakah kau ingin menggodaku saat hari masih belum petang?” Bisik Dariel yang menggetarkan hati Lucia.
Kehidupan keluarga Dariel semakin hari semakin bahagia, terlebih Lucia saat ini tengah menikmati momen santai bersama putranya yang saat ini sudah pintar berlari dan mereka menikmati hari ini di taman belakang rumahnya..“Nyonya, nona Clara datang lagi.” Ucap pelayan Lucia padanya.Lucia yang mendengarnya tersenyum, “Bawa dia kemari.” Ucap Lucia dengan tenang.Meskipun dahulu ada rasa kekhawatiran terhadap Clara, namun saat ini Lucia dan Clara sudah berteman semenjak hari itu dia datang ke mansionnya.“Lucia, bagaimana kabarmu?” Tanyanya dengan ramah.Lucia tersenyum dan mengangguk, “Aku sangat baik, bagaimana dengan kuliahmu? Ku dengar kau melanjutkan kuliah S2.”Terkadang, kehidupan bisa memberikan kesempatan kedua yang menakjubkan. Seperti yang dirasakan Lucia saat ini, di mana pertemuan dengan Clara yang awalnya penuh ketegangan, kini berubah menjadi obrolan santai dan hangat di taman belakang rumahnya.“Aku baik-baik saja. Iya, aku lanjut S2 sekarang. Belum terlalu sulit, tapi cu