“Tuan Dariel sedang ada di ruangannya, nona. Silahkan mari saya antar ke ruangannya.” Ucap resepsionis tersebut dengan sopan karena dia sudah mengenali latar belakang Lucia sehingga dia tak akan mempersulit wanita itu.“Tidak perlu, kau tetap disini saja. Aku bisa ke ruangannya sendiri.” Ucap Lucia dengan lembut.Lucia melangkah dengan mantap menuju ruangan Dariel. Pintu ruangannya terbuka, dan Dariel tampak sibuk di meja kerjanya. Dia mengangkat kepala saat pintu terbuka dan tersenyum begitu melihat Lucia."Hai, sayang. Bagaimana harimu?" tanya Dariel sambil memberi Lucia senyuman hangat.Lucia tersenyum balas, "Hari ini cukup baik. Aku baru saja bertemu dengan Bela, dan kami benar-benar memiliki waktu yang menyenangkan bersama."Dariel mengangguk, "Itu bagus. Ayo, duduklah." Mereka berdua duduk di sofa kecil yang ada di ruangan tersebut, menikmati kebersamaan mereka."Ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu," kata Dariel, ekspresinya menjadi serius.Lucia menatapnya dengan penuh
Hari menuju pernikahan Bela semakin dekat, Lucia saat ini tengah memilih gaun untuk dirinya kenakan saat pesta pernikahan Bela nantinya bersama dengan pelayan setianya, Anne.Anne adalah pelayan muda yang memiliki fashion yang cukup baik dibandingkan dengan pelayan mansion yang lain sehingga Lucia mengajak pelayan muda itu dengannya pergi ke salah satu butik langganannya.“Bagaimana menurutmu?” Tanya Lucia pada Anne.“Menurut saya, gaun yang ini sangat cocok dengan Anda, Nona Lucia. Ini memberikan sentuhan elegan dan anggun, sangat sesuai dengan acara pernikahan,” jawab Anne dengan ramah.Lucia tersenyum puas, “Aku setuju, Anne. Mari kita pilih yang ini.”Setelah memilih gaun yang sesuai, Lucia dan Anne melanjutkan perjalanan mereka untuk memilih aksesori dan sepatu yang cocok. Mereka berdua tampak menikmati momen ini, Tenggelam dengan rasa senang karena melihat barang-barang bagus di depan mereka saat ini.Saat Lucia mencoba sepatu baru, Anne memberikan saran dengan senyum ramahnya,
Lucia pergi dari ruang makan itu saat merasa suasana memanas, dia sungguh tak menyangka jika kakek Abert akan melakukan tindakan tersebut pada dirinya. Dariel melihat kepergian Lucia dengan rasa khawatir, dia segera menatap tajam kakeknya tersebut. “Kita akan berbicara di mansion.” Ucap Dariel dengan dingin lalu mengejar Lucia yang entah pergi kemana. Tuan Kaizer menghela nafasnya, lalu menatap tuan Abert dengan tatapan yang sulit diartikan. “Apa yang sebenarnya anda rencanakan tuan besar Filbert, saya masih menghormati anda sebagai orang yang lebih tua disini. Tapi anda telah menyakiti putri saya dengan keputusanmu yang sepihak ini. Padahal kau tahu sendiri putriku sudah mulai mencintai cucumu, Dariel. Tuan Filbert tersenyum sinis, "Saya hanya mencari yang terbaik untuk cucu saya. Apakah kalian pikir hubungan ini akan membawa kebahagiaan? Pernikahan itu untuk kebaikan mereka berdua." Tuan Kaizer meresapi kata-kata itu dengan perasaan marah yang tak terbendung, "Tuan, bagaimanap
“Kau sangat cantik, nona.” Anne memuji penampilan Lucia yang mengagumkan di acara pernikahan Bela hari ini.Lucia tampak tersenyum tipis, “Kau yang hebat karena memoles wajahku secantik ini.” Ucap Lucia dengan lembut.Anne menggeleng segera, “Tidak nona, Kau yang memang sudah cantik. Aku hanya memoles tipis riasan untuk sedikit menyempurnakan Kau.” Lucia tertawa pelan dan kemudian berdiri, dia memang tampil sederhana dan cantik kali ini. Namun hatinya tak terlalu bahagia.“Apa Dariel sudah bisa dihubungi?” Tanya Lucia dengan perasaan cemas tapi dia berusaha untuk tetap tenang meskipun hatinya masih kacau karena makan malam semalam.Anne menggeleng, “Tuan masih belum aktif, nona. Lalu bagaimana? setengah jam lagi acara pernikahan nona Bela akan dimulai. Apa Kau ingin menunggu tuan Dariel atau berangkat lebih dulu?” Tanya Anne dengan wajah yang khawatir.Lucia merenung sejenak, mencoba mengatasi kecemasannya. "Tidak apa-apa, Anne. Aku akan pergi terlebih dahulu. Mungkin Dariel punya al
Berita tentang lamaran Dariel tersiar hingga ke penjuru negeri. Semua orang sudah menduga jika Dariel kembali rujuk pada mantan istrinya tersebut.Media sosial dan berita online dipenuhi dengan kabar bahagia tentang lamaran Dariel dan Lucia. Foto-foto indah dari momen lamaran mereka, bersama dengan keterangan romantis, menjadi sorotan di dunia maya. Banyak orang yang senang melihat kisah cinta mereka yang dipenuhi lika-liku akhirnya berujung pada kesuksesan.Penggemar setia dan penasaran dengan kehidupan pengusaha sukses itu, terutama Dariel, memberikan ucapan selamat dan doa terbaik untuk pasangan ini. Meskipun beberapa orang mungkin masih terkejut dengan keputusan Dariel, kebanyakan dari mereka merasa senang melihat pasangan ini kembali bersatu.Para penggemar setia mereka segera menyebarkan berita ini ke berbagai penjuru negeri, membuat lamaran Dariel dan Lucia menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Semua orang mengikuti perkembangan kisah cinta ini dengan antusiasme,
Malam berlalu begitu cepat, Lucia dengan dress berwarna coklat terangnya menunggu kedatangan Dariel di ruang tamu.“Kau sangat cantik sayang, Dariel pasti akan terpesona dengan kecantikan putri ayah ini.” Ucap tuan kaizer dengan lembut.Lucia tersenyum pada ayahnya, "Terima kasih, ayah. Aku hanya berharap semuanya berjalan lancar malam ini."Tuan Kaizer mengangguk penuh pengertian, "Semuanya akan baik-baik saja, Nak. Dariel sangat mencintaimu, aku yakin malam ini akan menjadi kenangan yang indah."Sementara itu, di luar, Dariel tiba di kediaman tuan Kaizer. Hatinya berdebar-debar, namun tekadnya tidak goyah. Dia ingin membuat malam ini menjadi langkah awal yang indah untuk mereka berdua.Dengan mantap, Dariel memasuki rumah dan disambut oleh tuan Kaizer yang memberikan senyuman ramah. "Selamat malam, Dariel. Kami sangat senang bisa menyambutmu di sini."Dariel tersenyum dan bersalaman dengan tuan kaizer, “Maaf aku sedikit terlambat, ayah. Tadi ada hal yang membuat saya terlambat.“Buk
PRANG!!Suara pecahan vas di kamar itu terdengar nyaring, Clara tampak sangat emosi saat tiba di ibu kota dan melihat berita lamaran Lucia dan Dariel yang bahkan sudah tersiar diberbagai penjuru.“Arrgghhh sialan!” Umpatnya dengan kesal.Clara berjalan tak menentu di sekitar kamarnya, kekesalannya membuncah. Ia merasa seperti kehidupannya hancur seketika setelah mendengar berita tentang lamaran Dariel dan Lucia. Pikirannya dipenuhi dendam dan keinginan untuk menghancurkan kebahagiaan mantan suaminya.Dengan emosi yang tak terkendali, Clara mengambil beberapa benda yang ada di meja dan melemparkannya ke dinding. Kecewa dan amarahnya memuncak, dan ia tak tahu apa yang harus dilakukannya selanjutnya. Namun, di tengah amarahnya, Clara merasa cemas karena tahu bahwa rencananya untuk merebut Dariel semakin sulit diwujudkan dengan berita lamaran ini.“Besok aku harus membuat skandal besar di kantor Dariel.” Gumam Clara dengan dingin.Keputusan untuk membuat skandal di kantor Dariel tampaknya
“Tuan, ada yang ingin menemui anda.” Victor yang baru masuk ke ruang kerja Dariel berkata dengan serius.“Siapa? Apa dia sudah membuat janji sebelumnya?” Tanya Dariel tanpa menoleh ke arah Victor.“Belum. Tadi dia membuat keributan yang membuat karyawan terganggu.” Victor melaporkan kondisi yang ada di bawah.Dariel yang mendengarnya langsung menghentikan goresannya pada kertas dan menatap Victor dengan serius.“Siapa?” Tanya Dariel dengan datar.“I-itu, nona Clara.” Ucap Victor dengan ragu.“Bawa dia masuk.” Ucap Dariel dengan dingin.Setelah Dariel memerintahkan untuk membawa Clara masuk, suasana ruangan menjadi tegang. Clara masuk dengan wajah yang penuh amarah dan ketidakpuasan.Dariel menatapnya dengan tegas, "Apa yang kau lakukan di sini, Clara? Aku tidak pernah mengizinkanmu untuk membuat keributan di kantor ini."Clara menyipitkan matanya, "Aku ada di sini untuk bicara denganmu. Tentang segala hal yang tak seharusnya kau lakukan, tentang lamaranmu dengan Lucia."Dariel terseny