“Leonidas!!”Pagi hari yang seharusnya tenang menikmati sarapan bersama orang tercinta harus terganggu dengan kedatangan wanita pembawa sial di pagi hari.Leonidas langsung menatap tajam Alexandra, wanita yang tak pernah hengkang dari hidupnya sejak lama.“Siapa yang memberitahumu aku disini?” Tanyanya dengan dingin.Alexandra, dengan wajah penuh percaya diri, melangkah masuk tanpa diundang, seakan rumah itu miliknya. "Apakah itu penting? Aku punya caraku sendiri," jawabnya sambil melirik ke arah Claire yang duduk di meja makan, tampak bingung.Claire merasa suasana menjadi tidak nyaman, namun mencoba tetap tenang. Dia tahu Alexandra tidak menyukainya, tetapi tidak pernah mengerti mengapa wanita itu begitu berusaha mendekati Leonidas.Leonidas tetap tenang, meski dalam dirinya ada amarah yang hampir meledak. "Aku tidak mengundangmu, Alexandra. Keluarlah sebelum aku memintamu secara paksa," ucapnya dengan nada rendah namun berbahaya.Alexandra tersenyum miring, jelas tidak terintimidas
Siang itu, Claire memutuskan untuk membantu Leonidas dengan terapi kakinya. Mereka berada di ruangan yang telah diatur khusus untuk terapi, lengkap dengan alat-alat yang dibutuhkan. Cahaya matahari yang masuk dari jendela besar memberikan suasana hangat dan menenangkan, namun ada ketegangan yang terasa di antara mereka.“Ini mungkin akan memiliki efek. Tapi aku baru pertama kali melakukannya. Semoga aku tak salah titik.” Ucapnya pada Leonidas.Leonidas yang melihat ada keraguan di mata Claire langsung tersenyum, “Aku percaya sepenuhnya.”Claire menatap Leonidas sejenak lalu mengangguk yakin, “Hm.”Dia mulai bermembuka jarum akupunturnya. Sebelum dia memulai melakukan terapi dia akan membuka aliran darah di kaki Leonidas.Ini adalah pertama kalinya dia mempraktekkan ilmu akupuntur, sebenarnya dia sudah diajarkan ibunya sejak lama tapi dia tak tahu apakah ini akan berhasil atau tidak.Dengan hati-hati, dia menyentuh kaki Leonidas, mencari titik-titik yang tepat untuk memasukkan jarum. D
“Undangan makan malam?” Dariel mengulang kata sekretarisnya tersebut.“Benar tuan, secara pribadi tuan Leonidas ingin mengundang seluruh keluarga besar untuk makan malam guna sebagai pendekatan antar keluarga,” Ucap Vinn dengan serius.Dariel tampak mendingin, mencoba mencari tahu apa yang direncanakan oleh Leonidas yang sekarang menjadi menantu keluarga Filbert.“Atur saja, tapi pastikan semua berjalan sesuai dibawah kendali kita,” Titah Dariel dengan dingin.“Baik, tuan.”Vinn pergi dari ruangan tersebut, digantikan dengan Lucia yang masuk membawakan secangkir kopi untuk suaminya.“Ada apa, sayang? Kau terlihat tegang.”Dariel tampak menghela nafasnya sejenak. “Bilang pada ayah mertua dan Ethan, kita akan pergi makan malam dengan keluarga Hawthorne malam ini.” Ucap Dariel.Lucia sedikit terkejut tapi juga bahagia, karena itu berarti dia bisa melihat putrinya.“Apa kita perlu membawa sesuatu? Ah harusnya membawa, ini adalah makan malam pertama keluarga dengan mereka. Aku akan menyuru
Dua mobil mewah mulai memasuki mansion Hawthorne yang megah. Dariel dan Ethan di mobil berbeda memiliki pemikiran yang sama terhadap hutan ini.“Leonidas bukan orang sembarangan.” Batin mereka secara bersamaan.Tapi mereka masih tetap tenang dan terus maju ke depan menuju ke tengah hutan dimana bangunan mansion pria itu berada.Saat mobil mereka akan memasuki halaman, gerbang tersebut terbuka dengan sendirinya dan mereka mulai masuk lebih dalam disana.Saat Lucia, Dariel, Ethan, dan Tuan Kaizer keluar dari mobil mereka, pandangan mereka langsung tertuju pada keanggunan mansion Hawthorne yang tersembunyi di tengah hutan. Bangunan tersebut menjulang megah, dengan arsitektur yang memancarkan kekuatan dan kemewahan.Pelayan-pelayan mansion, berpakaian rapi dan penuh sopan santun, segera menyambut mereka dengan senyum ramah dan hormat. "Selamat datang di mansion Hawthorne. Kami telah menyiapkan segala sesuatu untuk kenyamanan Anda. Mohon ikuti kami, Tuan dan Nyonya," ucap salah satu pelaya
“Mari nikmati hidangan sederhana ini.” Ucap Leonidas dengan tenang.Semua orang mengangguk dan menikmati hidangan dengan hidangan pembuka, gerakan mereka semua anggun memperlihatkan jika mereka adalah orang terpelajar yang memperhatikan table manner dengan baik.Bahkan tidak ada suara selain garpu dan pisau, mereka semua diam menikmati hidangan demi hidangan yang disiapkan.Hingga pada hidangan penutup, Leonidas yang mencium aroma lain dari makanan yang di terima oleh Claire yang berada di sampingnya langsung menyadari sesuatu.Leonidas langsung menatap tajam pelayan itu dan mengingat wajahnya dengan baik.“Kenapa?” Claire yang melihat tatapan Leonidas pada pelayan itu sangat tajam membuatnya penasaran.“Aku sangat menyukai puding coklat, bisakah aku memiliki puding milikmu?” Tanya Leonidas dengan lembut, berusaha menutupi apa yang dia temukan.Semua orang menatap mereka berdua, menganggap apakah keduanya benar-benar terhubung secara emosional sehingga Leonidas bersikap demikian.“Say
“Bagaimana, Claire? Apakah Leonidas tidak apa-apa?’ Tanya Lucia dengan khawatir. Bukan khawatir dengan Leonidas tapi dia lebih khawatir keadaan Claire jika pria itu mengalami masalah serius.Claire mengangguk, “Dia sudah baik-baik saja. Tapi ada bahan kimia untuk menjadi bahan terangsang. Targetnya adalah aku sebelumya, dan ayah aku minta ayah selidiki hal ini. Sepertinya ada yang ingin menjebakku.” Ucap Claire dengan serius pada Dariel.Mereka terkejut, terlebih tuan Kaizer yang sangat marah ada yang melakukan hal kotor ini untuk cucuya.“Sialan, aku tak akan memaafkan mereka yang terlibat dalam rencana ini meskipun aku harus membunuhnya!” Tuan Kaizer dengan emosi.Ethan juga langsung mengangguk setuju, “Kau benar, kek. Untungnya Leonidas yang memakannya. Aku yakin ada rencana besar dibalik ini.” Ucap Ethan dengan dingin.Claire melihat keluarganya bereaksi dengan kemarahan dan kekhawatiran, dan dia merasakan ketegangan semakin meningkat. Dariel tampak paling tenang meskipun matanya
Bruk!“Urus orang ini, jika kau malas biar aku yang mengurus sesuai dengan kebijakanku.”Ucap tuan Kaizer yang melempar dokumen yang telah dia kumpulkan.Itu adalah orang-orang yang terlibat dalam rencana tadi malam.Dariel melihat itu terkejut, ayah mertuanya bisa mendapatkan informasi yang sangat akurat bahkan sampai nama anjingnya sekalipun.“Ini gila.” Gumam Dariel.“Bagaimana? Kau ingin mengurusnya sendiri atau aku yang turun tangan?” Tanya tuan Kaizer, “Aku harap sih kau menyerahkannya padaku.” Ucapnya dengan tenang.Dariel masih membaca informasi itu dan dia terkejut dalangnya adalah tuan Edmond. Kertas yang dia pegang langsung kusut saat dia menggenggamnya dengan kuat.“Dia ingin menjual putriku yang berharga!” Ucapnya dengan marah.Dariel merasakan kemarahan membara di dalam dirinya saat membaca dokumen tersebut. Nama-nama yang terlibat, termasuk Edmond, membuat darahnya mendidih. Bagaimana bisa seseorang yang seharusnya menjadi sekutu, malah merencanakan sesuatu yang begitu k
“Ini data dari tuan Derrick, pengusaha berlian yang menginvestasikan dana yang besar untuk proyek yang dijalankan tuan Edmond. Pria itu sekarang sudah memiliki keluarga, memiliki dua anak perempuan dan istri yang mengikuti kelas sosial tinggi dengan koneksi para pejabat negara. Misi ini cukup sulit jika kita langsung menyentuh ke intinya tuan.” Spyone melaporkan apa yang dia hasilkan dalam penyelidikan terhadap tuan Derrick.Tuan Kaizer menatap dengan serius dokumen dan gambar tersebut, “Dia memiliki dua anak perempuan tapi ingin menodai putri dari keluarga lain. Tindakan tercela dan tak terpuji. Anaknya juga kuliah di universitas yang cukup bergengsi. Apa kau menemukan sisi lain dari kedua putrinya?” Tanya tuan Kaizer dengan tajam.Spyone mengangguk, “Putri pertamanya, menempuh pendidikan di Oxford namun selama enam tahun dia belum lulus dan tahun ini dia akan di DO jika belum menyelesaikan tugas akhirnya. Penyebab keterlambatan lulus ini dikarenakan putrinya senang berpesta narkoba