Share

Bab 46

Penulis: Sidney Fellice
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-28 22:42:24

Dastan yang berdiri tak jauh dari tempat tidurnya, kini sedang melepaskan ikat pinggang dengan santai.

Lyra masih di posisi yang sama, membelalak.

Apalagi saat kancing kemeja Dastan satu per satu dilonggarkan, memperlihatkan sedikit kulit dada bidang pria itu.

Lyra membeku.

Otaknya berteriak panik.

Dia sungguh mau buka baju?! Di sini?! Sekarang?!

Tanpa sadar, Lyra terus menatap—

Hingga Dastan, tanpa aba-aba menoleh ke arahnya.

Tatapan mata mereka bertemu.

Lyra spontan membuang muka, panik.

Dalam situasi canggung itu, dia hanya bisa berpura-pura mengaduk bubur yang sudah tak lagi berbentuk.

Dastan berdehem kecil. Suaranya terdengar tenang saat berkata, "Aku pinjam kamar mandi sebentar, aku harap kau tidak keberatan."

Lyra, masih syok, mengangguk cepat sambil membalas dengan terbata,

"Ke-kenapa aku harus keberatan? Ini rumahmu..."

Begitu kalimat itu meluncur, Lyra langsung menutup mulutnya sendiri.

Astaga. Kenapa dia malah mengingatkan diri sendiri bahwa dialah tamunya, dan Dastan beba
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Tati Sahati
ASAP asap thank you Soooo much ... ... ... ...️ ...
goodnovel comment avatar
Tati Sahati
up n up thorr lanjuutt lanjuutt thoorr as fast as possible
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 47

    "Nyonya Talia menelepon menanyakan keadaan, Nona. Katanya dia khawatir karena ponsel Nona sudah dua hari tidak bisa dihubungi." Alba menjelaskan lebih detail. Baik Lyra maupun Dastan, sama-sama terdiam berpikir. Dastan masih menimbang. Itu pasti hanya kode. Mustahil jika Talia belum tahu, rumornya sudah mulai menyebar. Di tempat tidur, Lyra meremas mangkuk buburnya. Gelisah.Apa ibunya benar-benar sudah tahu tentang kejadian kemarin? Kalau iya, dia tahu, badai besar akan segera menerjangnya."Ibuku pasti akan marah besar..." desis Lyra nyaris tak terdengar. Rasa panik menyusup ke seluruh nadinya.Ia menoleh cemas ke arah Dastan, yang kini berdiri dengan wajah dingin namun rahangnya mengeras.Berbeda dengan ketakutan Lyra pada amarah ibunya, Dastan justru merasa waspada.Dia tahu, Talia Sasmita bukan tipe yang sekadar marah. Dia bisa saja menjadikan tragedi ini sebagai dalih untuk menarik Lyra kembali ke dalam kekuasaannya.Dan itu sesuatu yang Dastan tidak akan izinkan."Tuan? Pang

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-29
  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 48

    Dastan berdiri menghadap jendela besar, dengan rambut masih agak basah, kemeja longgar yang belum dikancingkan sepenuhnya. Tangan disilangkan di depan dada, dan sorot mata dingin menatap ke luar. Bayangan gunung di kejauhan tertutup kabut tipis, tapi pikirannya lebih berkabut lagi—penuh amarah yang ditahan setengah mati.Charlie berdiri di dekat rak buku, menatap layar tablet di tangannya. Menunggu instruksi. “Teman-teman Lyra,” gumam Dastan lirih, seperti menahan amarah yang mendidih. “Apa kabar mereka?”Charlie menggeser layar. “Tiga sudah dicoret dari daftar. Mereka tidak akan bisa memulai bisnis kembali. Dua lagi sedang diperiksa karena manipulasi data.”Dastan tertawa pelan, dingin. “Bayangkan orang-orang busuk seperti mereka mengaku temanmu. Menjijikkan.”Dastan berbalik, duduk bersandar di kursinya, satu tangan mengetuk-ngetuk sandaran.“Dan yang mengurungnya di toilet?" tanya Dastan sambil melirik sekilas.Charlie diam sebentar sebelum berani bertanya, “Nona Livia?”Sekilas,

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-29
  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 49

    Tangan Leona melayang.Nyaris mencakar wajah Dastan andai Charlie tidak sigap menangkapnya.“LEPASKAN!" Leona berteriak marah, suaranya menggelegar, mengguncang dinding ruangan yang semula hening."Jangan bertindak gegabah, Nyonya," Charlie memperingatkan dengan suara tegas, meski tubuhnya tetap menjaga jarak sopan.Dastan hanya berdiri tenang dengan senyum smirknya. Dia sangat tahu reaksi kakak iparnya itu akan seheboh ini. Sejak awal dia sudah menghitung semua kemungkinan, dan ledakan emosi Leona hanya seperti permainan kecil baginya."Leona, tenangkan dirimu," tegur David Adiwangsa dengan nada berat dan dingin. Dia sudah sering melihat menantunya itu mengamuk. Tapi kali ini, jika tidak diperingatkan lebih awal, dia mungkin akan menggila.Leona menarik kasar tangannya dari pegangan Charlie. Mendengus marah, lalu berbalik cepat, gaun mewahnya berputar mengikuti gerakannya. Wajahnya merah padam, mata menyala penuh benci."Bisa-bisanya Ayah menyuruhku tenang setelah tahu apa yang bedeb

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-30
  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 50

    Dastan melangkah masuk, melonggarkan dasinya dengan napas terhempas. Ketegangan bersama Ayahnya dan Leona tadi cukup menguras energi. Dia ingin beristirahat sejenak lalu menemui Lyra. Mengecek keadaannya.Namun langkahnya terhenti ketika mendapati sosok Alba berdiri di tengah ruang tamu dengan wajah tegang dan penuh rasa bersalah.Alis Dastan mengerut. “Kenapa kau di sini? Bukankah kau seharusnya menjaga Lyra?”Alba menunduk dalam, kedua tangannya tergenggam erat. “Maaf, Tuan Muda. Aku... aku harus melapor. Nona Lyra sudah tahu.”Dastan menajamkan tatapannya. “Tahu apa?”“Semua. Tentang masalah anda dan Tuan Darren... tentang pertemuan di kediaman utama tadi.” Suara Alba gemetar. “Pelayan tak sengaja membocorkan hal itu pada Nona, dan aku terlambat mencegahnya.”Wajah Dastan langsung berubah. Rasa cemas merayap naik ke dadanya seperti kabut dingin. “Sungguh ceroboh...” desisnya pelan, namun tajam.“Maafkan aku, Tuan. Aku—”“Sudahlah.” Dastan tak menyelesaikan tegurannya. Dia tak ingin

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-30
  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 51

    Livia terus berbicara, suaranya semakin lirih dan dramatis. “Aku tahu ini akan berdampak pada karierku. Tapi jika memang harus… aku siap mundur dari dunia modeling. Aku akan menerima semua konsekuensi. Aku sudah menerima pembatalan kontrak dan pencekalan dari Adiwangsa Group.”Siaran konferensi berlanjut dengan suara kilat kamera dan riuh wartawan, tapi suara Lyra menggantung di udara kamar.“Apa-apaan ini?” bisiknya akhirnya, masih tak bisa memproses situasi.Dastan menghela napas berat. Wajahnya mengeras, rahangnya mengatup rapat. “Licik,” gumamnya penuh kemuakan. “Gadis itu memang licik.”Lyra menoleh, masih tak mengerti.“Dia tahu citranya sedang hancur. Jadi dia pakai nama dan penderitaanmu untuk bersandiwara. Dia pengaruhi publik, dapat simpati, lalu kabur dari tanggung jawab,” kata Dastan dengan nada getir. “Kalau kita diam saja, dia akan buat semua orang percaya… bahwa kau cuma korban salah paham. Padahal dia—”“Dia menjebakku dengan sengaja,” potong Lyra pelan. Matanya mulai

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-01
  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 52

    Wajah Livia memucat. Jari-jarinya gemetar saat hendak mengetik balasan, tapi Leona menyambar ponselnya.“Jangan jawab. Darren tak boleh tahu apapun soal ini,” ucap Leona penuh ancaman. Tak lama kemudian, salah satu anak buah Leona masuk tergesa membawa tablet dan menyerahkannya.“Video konferensi tadi sudah viral. Komentar publik mulai berpihak pada Livia. Tapi ada juga yang menyerang Lyra. Beberapa mulai mencurigai hubungan Dastan dan Lyra.”Leona tersenyum puas. “Bagus. Tapi kita belum selesai.”"Belum selesai?" tanya Livia bingung.“Diam saja. Simpan dirimu untuk momen puncak. Kita akan buat mereka jatuh… tepat sebelum mereka pikir sudah menang.”Kalimat terakhir Leona ini membuat Livia mengangguk gugup. Entah apa yang dia rencanakan. Tapi selama itu memberinya keuntungan, dengan senang hati dia akan terlibat. **Hening menyelimuti rumah saat Dastan membuka pintu pelan. Jam dinding menunjukkan pukul satu lewat dua puluh tujuh menit. Langkah sepatunya sengaja dilonggarkan, takut m

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-01
  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 1

    "Ahh... Sayang, lebih cepat...."Lyra baru saja memasuki kantor tunangannya untuk memberi kejutan ulang tahun, tetapi dirinya justru dikejutkan oleh suara desahan seorang wanita dari dalam ruangan.“Mmh… kamu nikmat sekali….”Kening Lyra berkerut rapat. Jantungnya berdegup kencang.Dia ingin mengelak dan menganggap dirinya salah dengar. Akan tetapi, suara itu terlalu jelas. Terlalu nyata.Dengan napas tertahan, Lyra melangkah mendekati pintu yang sedikit terbuka.Di saat yang bersamaan, suara tawa menggoda terdengar.“Menghabiskan waktu denganku di hari ulang tahunmu, apa kamu tidak takut Lyra akan marah?”“Hanya seorang wanita dari keluarga pebisnis yang sudah bangkrut, untuk apa aku takut padanya?”Mata Lyra membesar. Tidak salah lagi, itu suara Darren—tunangannya!Tangannya yang memegang kotak kue jadi gemetar, Lyra pun memberanikan diri untuk mengintip ke dalam.Seketika, dunia Lyra seakan runtuh.Di atas sofa besar dengan suasana berantakan, tubuh Darren yang setengah telanjang t

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-04
  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 2

    Panas.Suhu yang tidak nyaman itu membuat kelopak mata Lyra bergerak gelisah sebelum akhirnya terbuka. Lyra melirik ke sumber cahaya.Ternyata, cahaya matahari pagi telah menyelinap masuk melalui celah tirai tebal, menyinari langit-langit yang … asing.‘Di mana ini?’ batin Lyra, menyadari bahwa dia tidak terbangun di kamarnya.Namun, sebelum bisa mendapatkan jawaban, dia menyadari sesuatu yang jauh lebih mengkhawatirkan—tak ada sehelai benang pun menutupi tubuhnya.Ke mana pakaiannya?!Jantung Lyra berdebar kencang seiring berjuta pertanyaan yang muncul di dalam benaknya.Di waktu yang sama, mata Lyra bergerak ke samping. Dan di sana, seorang pria bertelanjang dada tertidur lelap.Seketika, ingatan mengenai apa yang terjadi tadi malam mengalir ke dalam benak. Usai sang pria tampan misterius menerima tawaran Lyra untuk tidur bersama, pria itu membawanya ke sebuah kamar hotel.Kemudian, tangan besar itu meremas pinggang Lyra dan menekan tubuhnya ke ranjang. Bibir dengan rasa anggur

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-04

Bab terbaru

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 52

    Wajah Livia memucat. Jari-jarinya gemetar saat hendak mengetik balasan, tapi Leona menyambar ponselnya.“Jangan jawab. Darren tak boleh tahu apapun soal ini,” ucap Leona penuh ancaman. Tak lama kemudian, salah satu anak buah Leona masuk tergesa membawa tablet dan menyerahkannya.“Video konferensi tadi sudah viral. Komentar publik mulai berpihak pada Livia. Tapi ada juga yang menyerang Lyra. Beberapa mulai mencurigai hubungan Dastan dan Lyra.”Leona tersenyum puas. “Bagus. Tapi kita belum selesai.”"Belum selesai?" tanya Livia bingung.“Diam saja. Simpan dirimu untuk momen puncak. Kita akan buat mereka jatuh… tepat sebelum mereka pikir sudah menang.”Kalimat terakhir Leona ini membuat Livia mengangguk gugup. Entah apa yang dia rencanakan. Tapi selama itu memberinya keuntungan, dengan senang hati dia akan terlibat. **Hening menyelimuti rumah saat Dastan membuka pintu pelan. Jam dinding menunjukkan pukul satu lewat dua puluh tujuh menit. Langkah sepatunya sengaja dilonggarkan, takut m

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 51

    Livia terus berbicara, suaranya semakin lirih dan dramatis. “Aku tahu ini akan berdampak pada karierku. Tapi jika memang harus… aku siap mundur dari dunia modeling. Aku akan menerima semua konsekuensi. Aku sudah menerima pembatalan kontrak dan pencekalan dari Adiwangsa Group.”Siaran konferensi berlanjut dengan suara kilat kamera dan riuh wartawan, tapi suara Lyra menggantung di udara kamar.“Apa-apaan ini?” bisiknya akhirnya, masih tak bisa memproses situasi.Dastan menghela napas berat. Wajahnya mengeras, rahangnya mengatup rapat. “Licik,” gumamnya penuh kemuakan. “Gadis itu memang licik.”Lyra menoleh, masih tak mengerti.“Dia tahu citranya sedang hancur. Jadi dia pakai nama dan penderitaanmu untuk bersandiwara. Dia pengaruhi publik, dapat simpati, lalu kabur dari tanggung jawab,” kata Dastan dengan nada getir. “Kalau kita diam saja, dia akan buat semua orang percaya… bahwa kau cuma korban salah paham. Padahal dia—”“Dia menjebakku dengan sengaja,” potong Lyra pelan. Matanya mulai

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 50

    Dastan melangkah masuk, melonggarkan dasinya dengan napas terhempas. Ketegangan bersama Ayahnya dan Leona tadi cukup menguras energi. Dia ingin beristirahat sejenak lalu menemui Lyra. Mengecek keadaannya.Namun langkahnya terhenti ketika mendapati sosok Alba berdiri di tengah ruang tamu dengan wajah tegang dan penuh rasa bersalah.Alis Dastan mengerut. “Kenapa kau di sini? Bukankah kau seharusnya menjaga Lyra?”Alba menunduk dalam, kedua tangannya tergenggam erat. “Maaf, Tuan Muda. Aku... aku harus melapor. Nona Lyra sudah tahu.”Dastan menajamkan tatapannya. “Tahu apa?”“Semua. Tentang masalah anda dan Tuan Darren... tentang pertemuan di kediaman utama tadi.” Suara Alba gemetar. “Pelayan tak sengaja membocorkan hal itu pada Nona, dan aku terlambat mencegahnya.”Wajah Dastan langsung berubah. Rasa cemas merayap naik ke dadanya seperti kabut dingin. “Sungguh ceroboh...” desisnya pelan, namun tajam.“Maafkan aku, Tuan. Aku—”“Sudahlah.” Dastan tak menyelesaikan tegurannya. Dia tak ingin

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 49

    Tangan Leona melayang.Nyaris mencakar wajah Dastan andai Charlie tidak sigap menangkapnya.“LEPASKAN!" Leona berteriak marah, suaranya menggelegar, mengguncang dinding ruangan yang semula hening."Jangan bertindak gegabah, Nyonya," Charlie memperingatkan dengan suara tegas, meski tubuhnya tetap menjaga jarak sopan.Dastan hanya berdiri tenang dengan senyum smirknya. Dia sangat tahu reaksi kakak iparnya itu akan seheboh ini. Sejak awal dia sudah menghitung semua kemungkinan, dan ledakan emosi Leona hanya seperti permainan kecil baginya."Leona, tenangkan dirimu," tegur David Adiwangsa dengan nada berat dan dingin. Dia sudah sering melihat menantunya itu mengamuk. Tapi kali ini, jika tidak diperingatkan lebih awal, dia mungkin akan menggila.Leona menarik kasar tangannya dari pegangan Charlie. Mendengus marah, lalu berbalik cepat, gaun mewahnya berputar mengikuti gerakannya. Wajahnya merah padam, mata menyala penuh benci."Bisa-bisanya Ayah menyuruhku tenang setelah tahu apa yang bedeb

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 48

    Dastan berdiri menghadap jendela besar, dengan rambut masih agak basah, kemeja longgar yang belum dikancingkan sepenuhnya. Tangan disilangkan di depan dada, dan sorot mata dingin menatap ke luar. Bayangan gunung di kejauhan tertutup kabut tipis, tapi pikirannya lebih berkabut lagi—penuh amarah yang ditahan setengah mati.Charlie berdiri di dekat rak buku, menatap layar tablet di tangannya. Menunggu instruksi. “Teman-teman Lyra,” gumam Dastan lirih, seperti menahan amarah yang mendidih. “Apa kabar mereka?”Charlie menggeser layar. “Tiga sudah dicoret dari daftar. Mereka tidak akan bisa memulai bisnis kembali. Dua lagi sedang diperiksa karena manipulasi data.”Dastan tertawa pelan, dingin. “Bayangkan orang-orang busuk seperti mereka mengaku temanmu. Menjijikkan.”Dastan berbalik, duduk bersandar di kursinya, satu tangan mengetuk-ngetuk sandaran.“Dan yang mengurungnya di toilet?" tanya Dastan sambil melirik sekilas.Charlie diam sebentar sebelum berani bertanya, “Nona Livia?”Sekilas,

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 47

    "Nyonya Talia menelepon menanyakan keadaan, Nona. Katanya dia khawatir karena ponsel Nona sudah dua hari tidak bisa dihubungi." Alba menjelaskan lebih detail. Baik Lyra maupun Dastan, sama-sama terdiam berpikir. Dastan masih menimbang. Itu pasti hanya kode. Mustahil jika Talia belum tahu, rumornya sudah mulai menyebar. Di tempat tidur, Lyra meremas mangkuk buburnya. Gelisah.Apa ibunya benar-benar sudah tahu tentang kejadian kemarin? Kalau iya, dia tahu, badai besar akan segera menerjangnya."Ibuku pasti akan marah besar..." desis Lyra nyaris tak terdengar. Rasa panik menyusup ke seluruh nadinya.Ia menoleh cemas ke arah Dastan, yang kini berdiri dengan wajah dingin namun rahangnya mengeras.Berbeda dengan ketakutan Lyra pada amarah ibunya, Dastan justru merasa waspada.Dia tahu, Talia Sasmita bukan tipe yang sekadar marah. Dia bisa saja menjadikan tragedi ini sebagai dalih untuk menarik Lyra kembali ke dalam kekuasaannya.Dan itu sesuatu yang Dastan tidak akan izinkan."Tuan? Pang

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 46

    Dastan yang berdiri tak jauh dari tempat tidurnya, kini sedang melepaskan ikat pinggang dengan santai.Lyra masih di posisi yang sama, membelalak.Apalagi saat kancing kemeja Dastan satu per satu dilonggarkan, memperlihatkan sedikit kulit dada bidang pria itu. Lyra membeku.Otaknya berteriak panik.Dia sungguh mau buka baju?! Di sini?! Sekarang?!Tanpa sadar, Lyra terus menatap—Hingga Dastan, tanpa aba-aba menoleh ke arahnya.Tatapan mata mereka bertemu.Lyra spontan membuang muka, panik.Dalam situasi canggung itu, dia hanya bisa berpura-pura mengaduk bubur yang sudah tak lagi berbentuk.Dastan berdehem kecil. Suaranya terdengar tenang saat berkata, "Aku pinjam kamar mandi sebentar, aku harap kau tidak keberatan."Lyra, masih syok, mengangguk cepat sambil membalas dengan terbata,"Ke-kenapa aku harus keberatan? Ini rumahmu..."Begitu kalimat itu meluncur, Lyra langsung menutup mulutnya sendiri.Astaga. Kenapa dia malah mengingatkan diri sendiri bahwa dialah tamunya, dan Dastan beba

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 45

    Lyra menoleh cepat ke sumber suara.Di sana, dia menemukan Dastan baru saja bangkit dari sofa, merapikan lengan kemeja yang tampak kusut.Rambut hitamnya sedikit berantakan, dengan bayangan kelelahan yang masih membekas di wajah tampannya. Langkahnya malas, berat, tapi tetap mendekat ke arah Lyra.Lyra menahan napas. Dada kecilnya bergemuruh tanpa kendali.Ternyata...Dastan tidak pergi.Dia ada di sini. Menjaganya.Tapi... sejak kapan? Lyra tak merasakan dia masuk. Pria itu kini berdiri tepat di sisi tempat tidur, membuat Lyra salah tingkah. Matanya yang bengkak mengerjap panik. Tangannya refleks meremas selimut.Hening sesaat. Seperti tak ada yang berniat memulai obrolan. Semua kalimat permohonan maaf beserta penjelasan panjang lebar yang Lyra susun susah payah kemarin, kini menguap di depan Dastan. "Bagaimana perasaanmu?" Akhirnya, pria itu yang memulai. Wajahnya tetap datar, seolah tak ada yang salah.Saking gugupnya, kepala Lyra mengangguk lebih dulu dari pada suaranya. "A—ak

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 44

    Suara kecil dari senjata itu terdengar lebih nyaring dari petir di telinga Darren. “PAMAN! AKU BUKAN PELAKUNYA!” Darren histeris, tubuhnya menggigil hebat. “AKU TIDAK TAHU APA-APA! AKU—AKU CUMA MAU MENOLONG LYRA! AKU MAU MENCARI BANTUAN—AKU—” Teriakan memohon Darren menggema memenuhi ruangan itu tanpa henti. Dastan tetap tenang. Bahkan tidak berkedip. “Lepaskan aku, Paman! Aku keponakanmu! Kenapa kau tega berbuat begini padaku hanya karena seorang gadis?!” Darren berteriak penuh frustrasi, tubuhnya bergetar antara panik dan marah. Sebelah alis Dastan terangkat. Napasnya berat. “Seorang gadis?” desisnya dingin lalu tersenyum. Bukan senyum ramah, tapi senyum predator. “Bocah sialan! Dia calon istriku. Calon tantemu. TAPI KAU BERANI MENYAKITINYA?!” Dentuman suara Dastan membelah udara. Darren menjerit, tubuhnya refleks berusaha mundur, tapi rantai menahannya di tempat. Moncong pistol Dastan yang dingin menempel keras di keningnya. “Paman! Bukan aku! Sumpah! Pelakunya adalah

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status