Share

Bab 38

last update Last Updated: 2025-04-24 22:50:05

Sudah pukul lima sore.

Dastan pasti akan pulang malam. Itu tebakan Lyra. Jadi dia tidak akan sempat untuk bertatap muka langsung dengan pria itu.

Pagi tadi, dia menerima telepon dari salah satu teman alumni yang meminta maaf dan mengundangnya makan malam. Pesan serupa juga dia terima dari teman lainnya.

Sejujurnya, Lyra belum sepenuhnya bisa memaafkan perbuatan mereka. Tapi saat ini, dengan situasi menyesakkan di rumah itu, dia butuh sedikit suasana baru.

"Haruskah aku menghubunginya?" tanya Lyra bermonolog. Meskipun sedang perang dingin. Tidak sepatutnya dia pergi tanpa izin. Itu tidak sopan.

Setelah beberapa menit termenung dalam diam, Lyra akhirnya memberanikan diri meraih ponselnya kembali. Jari-jarinya sempat ragu, namun kemudian menekan ikon panggilan yang belum terlalu akrab di layar.

Nada tunggu berdering pelan, menggetarkan dadanya yang masih dipenuhi rasa bersalah. Ia tidak tahu apakah Dastan akan mengangkat. Mungkin tidak. Mungkin dia masih marah. Atau... mungkin pria it
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 39

    Salah satu panitia mencoba menghadang. “Maaf, Nona, acara ini privat—” “Menyingkir!” Livia menepis tangannya kasar. “Aku diundang atau tidak, aku punya urusan di sini!”Panitia itu berdiri serba salah. Dia tahu Livia Cassandra adalah model naik daun saat ini. Membuat masalah dengannya bisa merusak reputasi hotel mereka. Livia berjalan gontai, matanya menyapu ruangan, lalu mengunci pada satu sosok yang berdiri di dekat kursi panjang: Lyra."Ah, sahabatku sayang, kau membuat perjamuan tanpa mengundangku?"“Livia?” Lyra bergumam, tidak percaya Livia masih tidak berhenti mencari ulah dengannya. “Jangan sok kaget!” bentak Livia, matanya berkilat. “Beraninya kalian berkumpul tanpa mengajakku. Kalian benar-benar keterlaluan!"“Cukup!” salah satu teman Lyra berseru. “Kalau kau datang ke sini hanya untuk membuat keributan, silakan keluar sebelum kami benar-benar memanggil keamanan!”“Oh? Sekarang kalian semua membela dia?” Livia memasang wajah terkejut. "Apa aku tidak salah dengar?"Lyra m

    Last Updated : 2025-04-25
  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 40

    Setelah terdiam berpikir, Lyra kembali bersuara. “Aku tidak pernah membalas kalian... aku bahkan ingin... kalian kembali jadi temanku...”“Teman?” Tiara tertawa mengejek. “Kalau teman, kenapa kau diam saja saat semua usaha kami dibekukan? Kenapa kau diam saat karir model Livia dibatasi? Kenapa kau diam saat kami mencoba mendekat, dan Dastan malah makin menjauh?”“Karena aku tidak tahu!” suara Lyra pecah. Matanya berkaca-kaca menatap semua orang. Berharap mereka percaya. “Aku... aku pikir kalian benar-benar menerimaku kembali...”“Kami hanya melakukannya demi reputasi,” Ronald mendengus. “Tapi melihatmu tidak mau mengaku, aku jadi menyesal.”Dengan kasar, dia mengambil kotak hadiah yang tadi diberikan. “Kalau tahu begini, aku tidak akan buang-buang waktu dan uang,” ucapnya lalu keluar ruangan. Yang lain mengikuti. Beberapa menarik kembali bingkisan, bahkan yang lebih kejam membuangnya ke lantai di depan Lyra. “Aku juga tidak sudi jadi bagian dari permainan kesombonganmu.”“Pakai saj

    Last Updated : 2025-04-25
  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 41

    Minuman mewah menghiasi meja panjang tempat para pemilik saham dan kolega bisnis duduk berkumpul. Ramai, penuh diskusi yang bersemangat. Namun bagi Dastan, pertemuan malam ini terasa berlarut dan membosankan.Ia duduk di ujung meja dengan jas rapi membalut tubuh tinggi tegapnya. Sepanjang pertemuan, jemarinya tak henti mengusap layar ponsel. Sekilas, hanya tampak seperti pria sibuk yang terganggu pesan pekerjaan, tapi Charlie—tangan kanannya—tahu lebih dari itu. Dia telah cukup lama bekerja untuk mengenali gerak tubuh yang resah. Gelagat aneh itu pasti karena tuan besarnya sedang mengkhawatirkan calon nyonya mereka."Sudah hampir pukul sepuluh malam, Tuan, " bisik Charlie perlahan saat berdiri di sisi Tuan-nya, seolah hanya mengingatkan waktu. Tapi sorot matanya menyiratkan lebih.Dastan mengangguk kecil. Begitu pertemuan resmi dinyatakan selesai, dia berdiri lebih cepat dari biasanya, bahkan melewatkan tawaran anggur dari salah satu kolega. Saat berjalan keluar dari ruangan, Dastan s

    Last Updated : 2025-04-26
  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 42

    Dengan tubuh gemetar , Lyra menajamkan pendengarannya.“Lyra? Kau di dalam sana?” Suara itu kembali dan lebih jelas. Benar.Tidak salah lagi.“Darren?” Suara Lyra pecah, antara terkejut dan penuh harap. “Ya, ini aku,” jawab Darren mendekat. “Sedang apa kau di dalam sana?” “Darren! Ya Tuhan, tolong keluarkan aku!” Suara Lyra parau, nyaris seperti bisikan. “Livia mengunciku dari luar. Aku… aku tidak kuat lagi…”Sejenak hening. Lalu Darren tertawa pelan. Tidak bahagia. Tapi, sinis.“Astaga, Lyra… kau masih orang sama, naif, rapuh, tak berdaya. Mudah dimanipulasi seperti biasanya.”“Jangan bercanda, Darren… keluarkan saja aku dari sini…” Lyra mencoba berdiri, lalu terpeleset lagi. Kepalanya terbentur ringan, ia meringis.“Tenang, Lyra. Aku bisa membuka pintu sekarang juga,” Darren menimpali pelan, lalu menunduk di depan bilik. “Tapi tentu saja… ini tidak gratis.”Lyra mematung. “Kau mau uang? Saham? Baiklah akan kuberikan setelah aku keluar.”Darren mendekatkan wajah ke celah pintu. “B

    Last Updated : 2025-04-26
  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 43

    Darren melangkah keluar dari bilik toilet dengan langkah puas. Wajahnya menahan senyum licik yang nyaris menyeringai. Tangannya menyeka keringat di pelipis, lalu merapikan kemejanya. Suara Lyra yang mengumpat pelan di balik pintu bilik tadi—meski lemah dan nyaris kehabisan tenaga—terdengar seperti simfoni kemenangan baginya."Hanya masalah waktu," gumamnya sambil menyeringai. "Sekeras kepala macam apa pun, pasti akan tunduk juga kalau sudah ditinggal dunia luar."Dia merasa luar biasa brilian malam ini. Keberuntungannya mengikuti Lyra dan Livia secara diam-diam sejak dari lobi hotel benar-benar berbuah manis. Kini, dia bisa memutar balik keadaan. Lyra akan jadi miliknya lagi, dan Dastan akan kehilangan segalanya.Namun senyum kemenangan itu hanya bertahan sampai dia mendongak dan mendapati pemandangan yang menghantam jantungnya lebih cepat dari palu godam.Rombongan pria bersetelan gelap berjalan mendekat dengan keheningan mematikan. Di tengah mereka, berdiri satu sosok yang paling ta

    Last Updated : 2025-04-27
  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 1

    "Ahh... Sayang, lebih cepat...."Lyra baru saja memasuki kantor tunangannya untuk memberi kejutan ulang tahun, tetapi dirinya justru dikejutkan oleh suara desahan seorang wanita dari dalam ruangan.“Mmh… kamu nikmat sekali….”Kening Lyra berkerut rapat. Jantungnya berdegup kencang.Dia ingin mengelak dan menganggap dirinya salah dengar. Akan tetapi, suara itu terlalu jelas. Terlalu nyata.Dengan napas tertahan, Lyra melangkah mendekati pintu yang sedikit terbuka.Di saat yang bersamaan, suara tawa menggoda terdengar.“Menghabiskan waktu denganku di hari ulang tahunmu, apa kamu tidak takut Lyra akan marah?”“Hanya seorang wanita dari keluarga pebisnis yang sudah bangkrut, untuk apa aku takut padanya?”Mata Lyra membesar. Tidak salah lagi, itu suara Darren—tunangannya!Tangannya yang memegang kotak kue jadi gemetar, Lyra pun memberanikan diri untuk mengintip ke dalam.Seketika, dunia Lyra seakan runtuh.Di atas sofa besar dengan suasana berantakan, tubuh Darren yang setengah telanjang t

    Last Updated : 2025-03-04
  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 2

    Panas.Suhu yang tidak nyaman itu membuat kelopak mata Lyra bergerak gelisah sebelum akhirnya terbuka. Lyra melirik ke sumber cahaya.Ternyata, cahaya matahari pagi telah menyelinap masuk melalui celah tirai tebal, menyinari langit-langit yang … asing.‘Di mana ini?’ batin Lyra, menyadari bahwa dia tidak terbangun di kamarnya.Namun, sebelum bisa mendapatkan jawaban, dia menyadari sesuatu yang jauh lebih mengkhawatirkan—tak ada sehelai benang pun menutupi tubuhnya.Ke mana pakaiannya?!Jantung Lyra berdebar kencang seiring berjuta pertanyaan yang muncul di dalam benaknya.Di waktu yang sama, mata Lyra bergerak ke samping. Dan di sana, seorang pria bertelanjang dada tertidur lelap.Seketika, ingatan mengenai apa yang terjadi tadi malam mengalir ke dalam benak. Usai sang pria tampan misterius menerima tawaran Lyra untuk tidur bersama, pria itu membawanya ke sebuah kamar hotel.Kemudian, tangan besar itu meremas pinggang Lyra dan menekan tubuhnya ke ranjang. Bibir dengan rasa anggur

    Last Updated : 2025-03-04
  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 3

    Malam itu, mobil keluarga Sasmita berhenti di depan kediaman megah keluarga Adiwangsa. Pelataran telah dipenuhi deretan mobil mewah, masing-masing milik keluarga terpandang di kota Torin. Lampu-lampu kristal di fasad rumah besar itu berpendar indah, mencerminkan kemewahan yang tak tertandingi.Dari kursi penumpang, Lyra menatap gedung itu dengan dada sesak.Keluarga Adiwangsa paling berkuasa atas kota ini. Dan malam ini, dia harus melangkah masuk, berpura-pura menjadi bagian dari mereka.Pintu mobil terbuka, dan sang ibu, Talia, turun lebih dulu. Senyumnya lebar, penuh kebanggaan. “Jangan lupa membawa kadonya turun, Lyra. Jangan membuatku malu.”Datang ke rumah keluarga Adiwangsa dan bersikap seolah semuanya baik-baik saja?Berpura-pura bahwa dia tidak tahu bagaimana Darren mengkhianatinya?Kebenciannya hampir tumpah, tetapi seketika Lyra teringat ultimatum ibunya.“Kau harus mengikuti semua perintah Darren, apa pun itu! Kalau kau membuatnya tidak senang, kau tahu akibatnya!”Lyra men

    Last Updated : 2025-03-04

Latest chapter

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 43

    Darren melangkah keluar dari bilik toilet dengan langkah puas. Wajahnya menahan senyum licik yang nyaris menyeringai. Tangannya menyeka keringat di pelipis, lalu merapikan kemejanya. Suara Lyra yang mengumpat pelan di balik pintu bilik tadi—meski lemah dan nyaris kehabisan tenaga—terdengar seperti simfoni kemenangan baginya."Hanya masalah waktu," gumamnya sambil menyeringai. "Sekeras kepala macam apa pun, pasti akan tunduk juga kalau sudah ditinggal dunia luar."Dia merasa luar biasa brilian malam ini. Keberuntungannya mengikuti Lyra dan Livia secara diam-diam sejak dari lobi hotel benar-benar berbuah manis. Kini, dia bisa memutar balik keadaan. Lyra akan jadi miliknya lagi, dan Dastan akan kehilangan segalanya.Namun senyum kemenangan itu hanya bertahan sampai dia mendongak dan mendapati pemandangan yang menghantam jantungnya lebih cepat dari palu godam.Rombongan pria bersetelan gelap berjalan mendekat dengan keheningan mematikan. Di tengah mereka, berdiri satu sosok yang paling ta

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 42

    Dengan tubuh gemetar , Lyra menajamkan pendengarannya.“Lyra? Kau di dalam sana?” Suara itu kembali dan lebih jelas. Benar.Tidak salah lagi.“Darren?” Suara Lyra pecah, antara terkejut dan penuh harap. “Ya, ini aku,” jawab Darren mendekat. “Sedang apa kau di dalam sana?” “Darren! Ya Tuhan, tolong keluarkan aku!” Suara Lyra parau, nyaris seperti bisikan. “Livia mengunciku dari luar. Aku… aku tidak kuat lagi…”Sejenak hening. Lalu Darren tertawa pelan. Tidak bahagia. Tapi, sinis.“Astaga, Lyra… kau masih orang sama, naif, rapuh, tak berdaya. Mudah dimanipulasi seperti biasanya.”“Jangan bercanda, Darren… keluarkan saja aku dari sini…” Lyra mencoba berdiri, lalu terpeleset lagi. Kepalanya terbentur ringan, ia meringis.“Tenang, Lyra. Aku bisa membuka pintu sekarang juga,” Darren menimpali pelan, lalu menunduk di depan bilik. “Tapi tentu saja… ini tidak gratis.”Lyra mematung. “Kau mau uang? Saham? Baiklah akan kuberikan setelah aku keluar.”Darren mendekatkan wajah ke celah pintu. “B

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 41

    Minuman mewah menghiasi meja panjang tempat para pemilik saham dan kolega bisnis duduk berkumpul. Ramai, penuh diskusi yang bersemangat. Namun bagi Dastan, pertemuan malam ini terasa berlarut dan membosankan.Ia duduk di ujung meja dengan jas rapi membalut tubuh tinggi tegapnya. Sepanjang pertemuan, jemarinya tak henti mengusap layar ponsel. Sekilas, hanya tampak seperti pria sibuk yang terganggu pesan pekerjaan, tapi Charlie—tangan kanannya—tahu lebih dari itu. Dia telah cukup lama bekerja untuk mengenali gerak tubuh yang resah. Gelagat aneh itu pasti karena tuan besarnya sedang mengkhawatirkan calon nyonya mereka."Sudah hampir pukul sepuluh malam, Tuan, " bisik Charlie perlahan saat berdiri di sisi Tuan-nya, seolah hanya mengingatkan waktu. Tapi sorot matanya menyiratkan lebih.Dastan mengangguk kecil. Begitu pertemuan resmi dinyatakan selesai, dia berdiri lebih cepat dari biasanya, bahkan melewatkan tawaran anggur dari salah satu kolega. Saat berjalan keluar dari ruangan, Dastan s

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 40

    Setelah terdiam berpikir, Lyra kembali bersuara. “Aku tidak pernah membalas kalian... aku bahkan ingin... kalian kembali jadi temanku...”“Teman?” Tiara tertawa mengejek. “Kalau teman, kenapa kau diam saja saat semua usaha kami dibekukan? Kenapa kau diam saat karir model Livia dibatasi? Kenapa kau diam saat kami mencoba mendekat, dan Dastan malah makin menjauh?”“Karena aku tidak tahu!” suara Lyra pecah. Matanya berkaca-kaca menatap semua orang. Berharap mereka percaya. “Aku... aku pikir kalian benar-benar menerimaku kembali...”“Kami hanya melakukannya demi reputasi,” Ronald mendengus. “Tapi melihatmu tidak mau mengaku, aku jadi menyesal.”Dengan kasar, dia mengambil kotak hadiah yang tadi diberikan. “Kalau tahu begini, aku tidak akan buang-buang waktu dan uang,” ucapnya lalu keluar ruangan. Yang lain mengikuti. Beberapa menarik kembali bingkisan, bahkan yang lebih kejam membuangnya ke lantai di depan Lyra. “Aku juga tidak sudi jadi bagian dari permainan kesombonganmu.”“Pakai saj

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 39

    Salah satu panitia mencoba menghadang. “Maaf, Nona, acara ini privat—” “Menyingkir!” Livia menepis tangannya kasar. “Aku diundang atau tidak, aku punya urusan di sini!”Panitia itu berdiri serba salah. Dia tahu Livia Cassandra adalah model naik daun saat ini. Membuat masalah dengannya bisa merusak reputasi hotel mereka. Livia berjalan gontai, matanya menyapu ruangan, lalu mengunci pada satu sosok yang berdiri di dekat kursi panjang: Lyra."Ah, sahabatku sayang, kau membuat perjamuan tanpa mengundangku?"“Livia?” Lyra bergumam, tidak percaya Livia masih tidak berhenti mencari ulah dengannya. “Jangan sok kaget!” bentak Livia, matanya berkilat. “Beraninya kalian berkumpul tanpa mengajakku. Kalian benar-benar keterlaluan!"“Cukup!” salah satu teman Lyra berseru. “Kalau kau datang ke sini hanya untuk membuat keributan, silakan keluar sebelum kami benar-benar memanggil keamanan!”“Oh? Sekarang kalian semua membela dia?” Livia memasang wajah terkejut. "Apa aku tidak salah dengar?"Lyra m

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 38

    Sudah pukul lima sore. Dastan pasti akan pulang malam. Itu tebakan Lyra. Jadi dia tidak akan sempat untuk bertatap muka langsung dengan pria itu.Pagi tadi, dia menerima telepon dari salah satu teman alumni yang meminta maaf dan mengundangnya makan malam. Pesan serupa juga dia terima dari teman lainnya. Sejujurnya, Lyra belum sepenuhnya bisa memaafkan perbuatan mereka. Tapi saat ini, dengan situasi menyesakkan di rumah itu, dia butuh sedikit suasana baru."Haruskah aku menghubunginya?" tanya Lyra bermonolog. Meskipun sedang perang dingin. Tidak sepatutnya dia pergi tanpa izin. Itu tidak sopan. Setelah beberapa menit termenung dalam diam, Lyra akhirnya memberanikan diri meraih ponselnya kembali. Jari-jarinya sempat ragu, namun kemudian menekan ikon panggilan yang belum terlalu akrab di layar.Nada tunggu berdering pelan, menggetarkan dadanya yang masih dipenuhi rasa bersalah. Ia tidak tahu apakah Dastan akan mengangkat. Mungkin tidak. Mungkin dia masih marah. Atau... mungkin pria it

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 37

    Lyra bersungut pelan, duduk di tepi ranjang dengan ekspresi muram. Matanya menatap kosong ke arah jendela yang tertutup tirai tipis, seolah berharap angin malam bisa membawa serta kekesalan yang masih mengendap di dadanya.Sikap Dastan benar-benar membuatnya kehilangan kata. Baru saja ia mencoba mempercayai bahwa pria itu memiliki sisi manusiawi di balik wajah dinginnya, tapi semua harapan itu hancur dalam hitungan jam. Hari ini, Dastan seperti sosok asing. Dingin. Sinis. Dan menyakitkan.“Dia benar-benar menyebalkan,” gumam Lyra, menggenggam bantal dan memeluknya erat. Tak peduli seberapa banyak kebaikan yang ia tunjukkan sebelumnya, pada akhirnya dia tetap pria arogan yang menganggap dirinya penguasa segala hal. Lyra menghela napas panjang. Masih segar dalam ingatan cara pria itu mempermalukannya di depan orang asing. Seolah ia hanya boneka yang bisa diperlakukan sesuka hati.Entah kenapa, setelah pembicaraan soal saham kemarin, Dastan berubah. Semakin menyebalkan. Semakin dingin.

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 36

    Mobil hitam mewah itu meluncur mulus di jalanan sore kota Torin, dikawal oleh sebuah mobil ajudan. Terlihat santai, tapi di dalamnya, atmosfer begitu tegang, nyaris mencekik.Tak ada musik.Tak ada sapaan.Hanya suara mesin dan napas yang berat-berat.Satu… dua… lima menit.Charlie melirik sekilas ke kaca spion, mengamati dua sosok di kursi belakang yang sejak awal perjalanan hanya… saling membuang muka. Udara di dalam mobil terasa tebal dan kaku, seperti diselimuti kabut ego dan emosi tak tersampaikan.Dastan duduk dengan postur sempurna, mata menatap ke luar jendela seperti pangeran yang sedang merencanakan perang. Sementara di sampingnya, Lyra duduk dengan tangan terlipat di dada, mengarahkan kepala ke arah berlawanan, bibirnya mengerucut menahan jengkel.Charlie menghela napas pelan, lalu memberanikan diri membuka suara.“Ehem… Apa Tuan dan Nona ingin makan malam dulu? Aku tahu restoran baru di pusat kota. Katanya—”“Tidak!” seru Dastan dan Lyra nyaris bersamaan.Keduanya langsung

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 35

    Beberapa menit berlalu. Darah Lyra mulai naik ke kepala. Tangannya mengepal di balik gaun yang ia kenakan. Bukan karena cemburu—setidaknya dia tidak mau mengakuinya. Tapi karena semuanya terasa tidak pantas. Ini venue pernikahan mereka, bukan tempat Dastan memamerkan pesona seolah dia masih bujang idaman kota!“Kalau saya boleh usul,” celetuk salah satu asisten WO, “Daripada warna peach, kenapa tidak pilih warna yang lebih bold, biar matching dengan aura Tuan Dastan yang strong dan elegan?”Beberapa orang tertawa setuju. Lyra menggertakkan giginya pelan. Matanya menatap Dastan tajam. Pria itu tidak mengatakan apa-apa. Tidak membela. Tidak meliriknya sekali pun."Ini sebenarnya acara siapa? Kenapa aku merasa seperti figuran di pesta milik Dastan Adiwangsa?" sungut Lyra sambil berlalu kesal. Sepuluh menit kemudian. Dastan yang mulai lelah menanggapi para pencari perhatian itu, menghela napas berat. Matanya melirik ke sisi kanan. Ke kiri. Kemudian berputar."Lyra?" gumamnya rendah.Gad

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status