Beranda / Romansa / MENIKAH DENGAN PACAR SAHABAT / 56. Penantian Tak Terungkap

Share

56. Penantian Tak Terungkap

Penulis: Kafom Rona
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-01 06:06:51

"Apa yang telah kamu lakukan, Ta?" kataku mendekat.

Gadis ayu itu mengarahkan pandangan ke langit-langit kamar, seakan menghitung berapa paku yang menempel di palfon tripleks di atasnya.

Dua hari dia terbaring lemah tapi tak ingin dirawat di rumah sakit. Hampir empat tahun kami bersama, paling flu, kecapean, demam, atau luka lecet, yang menghampiri. Ini? Pertama kali melihatnya sakit parah, karena down lagi.

Rasanya tak percaya. Gadis tangguh, tegas, cuek, dan ceria, terbaring lemah akibat sebuah penantian. Ajaibnya, penantian yang tak pernah terungkap. Tidakkah itu termasuk kesia-siaan yang hakiki?

Ya, semua orang pernah berada di fase terpuruk. Tak terkecuali aku. Hanya beda cerita saja. Cuman, ada sesal di hati, bila sahabatku itu, jatuh akibat perjuangan yang belum dimulai. Ibarat permainan catur, skakmat sebelum melangkah.

"Kalau memang engkau mencintai seseorang dan tak mampu melupakannya, kenapa tidak jujur, Ta? Bukankah mendengar penolakan lebih baik daripada hanya menung
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
aku suka membaca
yahhhh cuma 1 bab kak tor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • MENIKAH DENGAN PACAR SAHABAT   57. Nasib Persahabatan Keduaku

    "Aku mau ke toko, Man. Azmi sama kamu atau aku bawa?" tanyaku saat sambungan telepon terhubung. Lelaki supel itu lebih sering bersama putraku kemana-mana. Biar dia tidak sendiri katanya dan aku bebas ngapa-ngapain, terutama soal memasak. Dasar anak tengil, mau dimasakin saja, terlalu lebay. Ck! "Azman pergi jemput Simbah dan Nailah, ponselnya ketinggalan." Deght, baru saja memantapkan hati untuk abai semua tentangnya, kini suara berat itu yang menjawab di ujung telepon. Dan ajaibnya, tetap saja membuat ketenanganku terganggu. Betul-betul ini sudah salah!"Azmi diikutkan?" tanyaku berusaha rileks. Dan mulai sekarang, aku memang harus membiasakan seperti itu. Entah jantung setuju apa tidak, entah organ utama berpacu apa tidak. Semua mesti terlihat normal. Titik!"Aku sama abi ke pondok, Ummi. Om Azman telpon Ummi tadi, tapi nggak aktif. Tidak apa-apakan Azmi ikut sama abi?" jawab Azmi panjang lebar khas anak kecil, ada nada menyesal di sana. Kekhawatiranku terhadap Reta, membuatku l

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-02
  • MENIKAH DENGAN PACAR SAHABAT   58. Bukan Niatku Mengatur Hidupmu

    Hampir setiap matahari pagi menyinsing, nampaklah kesibukan di rumah minimalis Reta, mulai kegiatan memasak, bercanda, berbenah, sampai meluncur ke toko.Hari ini terasa sangat berbeda. Kami makan dalam diam, hanya suara sendok dan piring yang terdengar sering beradu.Biasanya jika aku membakarkan ikan kesukaan gadis manis itu, maka dia akan melahapnya sampai habis sambil berkomentar banyak. Tapi kali ini dia cuma tiga kali menoelnya, lalu berkemas. Betapa hatiku terasa tercubit, sedih, nelangsa. tertekan, dan ... arght ... Tak mampu lagi membahasakannya."Apa kalian baik-baik saja?" Kepala mengangguk pelan seraya tersenyum ke arah Mas Gading yang memicingkan mata, dia telah siap dengan seragam kantornya. Aku tahu pertanyaan itu mencari kejelasan, Reta tak gampang berbagi cerita. "Bulan masak banyak tadi, Mas. Sarapanlah dulu sebelum berangkat." Aku melangkah ke rumah Simbah sambil menenteng baki kecil, ikan bakar dan sayur dalam porsi banyak akan mubazir jika tak dibagi."Ada nggak

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-03
  • MENIKAH DENGAN PACAR SAHABAT   59. Alih-alih Membawa Obat, Malah Menciptakan Luka Baru

    "Apa, Mbak, sudah yakin?" Aku mengangkat wajah melihat Azman, dia menatapku penuh selidik."Kalau mbah, mana yang terbaik saja. Oh, ya, aku ke kamar dulu, badan mbah sepertinya sakit, lagian ini juga pembicaraan anak muda," ucap Simbah, kemudian melangkah sambil memegang pinggangnya. Aku menatap punggung beliau yang mulai bongkok, serasa ada yang berdenyut, menyaksikan wajah beliau yang bermuram durja."Maaf, anggap saja saya tak pernah berkata apa-apa, saya pamit dulu," kataku hendak berdiri. Rasanya pembahasan ini terlalu sensitif tanpa Simbah, apalagi Abi Nailah tak ada niat merespon, semakin menambah dobel rasa malu dan kelancanganku saja."Kenapa kamu sampai berpikiran begitu?" Tiba-tiba suara lelaki datar itu menghentikan pergerakanku, dia melihatku dengan alis bertaut."Abaikan saja, Mas. Saya salah bicara ta-""Memulai tanpa melanjutkan, seperti seseorang yang menawar, tapi tak jadi membeli. Kira-kira bagaimana perasaan penjual yang terlanjur setuju?" potong pemilik netra kelam

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-05
  • MENIKAH DENGAN PACAR SAHABAT   60. Beginilah Rasanya Tak Dipercayai

    "Terima kasih atas pengertiannya, Sayang." Walau pernyataan Nailah tidak langsung menyelesaikan masalah, setidak membuka sedikit celah ruang hati untuk bernafas, pun otak berfikir jernih."Apa Om Azman yang menjelaskan ke Nailah? Atau Simbah?" tanyaku setelah merasa agak tenang kemudian membersihkan sisa air mata di pipi Nailah."iya, semuanya, abi juga yang ngantar, tapi sudah pulang." Serasa ada aliran hangat di hati mendengar jawaban Nailah. Sungguh keluarga yang sangat berjiwa besar. Meski ada luka mereka masih mau membantu memperbaiki kekacaun yang telah kuciptakan, bahkan masih mengamanahkan putrinya padaku.Ya, aku harus jujur sama Reta, tak boleh membiarkan sahabatku itu berprasangka buruk tentangku.Sampai jam sembilan aku menunggu sangat gelisah, tidak biasanya Reta ke toko siangan. Apa karena masih marah? Mencoba menghubungi ponselnya, tak diangkat. Anak ini memang tipe wanita keras, lama memendam, jika sedang tak menyukai sesuatu, tapi dasarnya sangat baik.Aku benci situ

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-06
  • MENIKAH DENGAN PACAR SAHABAT   61. Kisah Persahabatan di Ujung Tanduk

    "Mobil yang diinginkan Pak Saleh, masih ada nggak?" Azman yang bemain bersama Nailah dan Azmi di teras masjid setelah salat Duhur segera memperbaiki duduk saat melihat kedatanganku, sementara Simbah dan Lelaki dingin masih dalam posisi semula sambil berzikir. Mereka memang keluarga agamis."Masih ada, lah, Mbak. Kapan mau lihat langsung?""Tak perlu lihat, Aku percaya sama kamu pull, mana juga aku ngerti begituan.""Deal, nih, ceritanya?""Hari ini juga boleh kalau bisa.""Okey, ahsyiap. J-jangan hari ini juga kali, besok, deh, aku langsung jemput barangnya.""Thanks banget dah. Emang pantes kamu dipercaya.""Ya, iyalah, siapa dulu? Betewe, Mbak nggak jadi bunuh diri, kan?" Ck! Anak ini, kepo banget urusan orang."Aku mau gantung diri di pohon tomat saja. Pengen banget lihat aku mati, ya?" Azman terkekeh sampai kelihatan giginya yang putih. "Azmi di sini sama Mbak Nailah, ya!?" Aku melangkah setelah mendapat anggukan dua anak tanpa dosa itu. Jika membawa Azmi, maka Nailah akan ikut,

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-07
  • MENIKAH DENGAN PACAR SAHABAT   62. Apa Semua Laki-laki Arogan?

    Meski berat aku meninggalkan Nailah yang setia terpaku, masih dari kaca spion aku melihat anak itu berkali-kali mengusut bening di pipi gembulnya. 'Maafkan umi, Nak, inilah satu-satunya cara menghukum diri umi yang sedari awal salah dan jahat," lirihku dalam hati menguatkan diri. Ya, setuju apa tidak, memang akulah sumber segalanya, karena terlalu ramah memberi ruang tanpa berfikir efek selanjutnya. Sesampai di pertigaan jalan umum, yang kukhawatirkan terjadi. Avanza veloz putih familiar itu muncul entah darimana sambil membunyikan klakson beberapa kali, aku pura-pura tak mendengarnya sambil berusaha tetap fokus di jalanan. Rencanaku sudah matang, tak ada tempat lagi di sini, mau menginap semalam saja rasanya sangat berbeda.Terdengar decitan ban beradu dengan aspal saat aku merem mendadak, avanza veloz putih menghentikan laju pas di depanku. Namun naas, banper mobilnya tetap dapat, mengakibatkan retakan sedikit. Tak ayal, pengendara lain ikut berhenti, pun orang-orang sekitar yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-08
  • MENIKAH DENGAN PACAR SAHABAT   63. Berjuang dari Nol Berujung Tak Bahagia

    Di balik jendela, aku berdiri menatap punggung Abi Nailah memasuki roda empatnya, lalu melaju keluar jalan umum. Entah apa dalam pikirannya yang mulai aneh sejak kemarin itu hingga tidak menurunkan tas, ponsel, bahkan Azmi dari mobilnya, mengakibatkan aku benar-benar sendiri semalaman.Betul-betul hidupku dikelilingi makhluk aneh dan egois. Aku berpikir ke toko setelah avanza veloz tak terlihat lagi, walau masih terlalu pagi tak apa memanfaatkan waktu sebelum pulang, selain ingin mengabarkan keberangkatanku ke Pak Saleh, juga ada harap besar bertemu Reta. Biar bagaimanapun dia menyimpan marah kepadaku, diri tak mungkin melakukan sama. Betapa tak adil perjuangan kami dari nol, saat puncak hubungan ini berujung tak bahagia, apakah layak itu disebut sukses?"Kata abi, jam sepuluh nanti baru berangkat antar Umi dan Azmi, horee ... Nailah dibolehin ikut." Nailah dan Azmi muncul bergandengan sambil bersorak, di tangan mereka ada ponsel dan kunci motorku."Terus abimu ke mana?" tanyaku men

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-09
  • MENIKAH DENGAN PACAR SAHABAT   64. Persyaratan Reta

    Sedetik kemudian aku menekan tombol blokir ke nomor Mas Ria. Siapapun yang melakukan pemblokiran kemarin, aku harus berterimah kasih ke dia. Orang yang hobinya suka memaksa, layak diberi tombol ini, Ck."Angkat dan terima permintaan Mas Rio kalau kamu ingin memperbaiki persahabatan kita." Aku memegang dada saat mendongak ke arah sumber suara, Reta menyedekapkan kedua tangan di depan dada, tatapnya tak berubah, masih penuh intimidasi, dan permusuhan. Kupastikan anak ini sejak tadi mendengar percakapanku dengan Rina, pun Mas Rio Kepala menggeleng pelan memahami maksud Reta. Tak mungkinlah aku terpelosok ke lubang sama sementara otak sadar situasi. Berarti kerbau lebih pintar dariku, andai itu kulakukan."Aku dan Abi Nailah tak ada hubungan apa-apa, Ta. Jangan membawa Mas Rio ke masalah kita, pliss." Aku menangkupkan tangan tanda memohon, berharap Reta jangan mengambil syarat tentang Mas Rio, terlalu ribet, rumit, dan, ... arght susah menjelaskannya."Kalau begitu, lupakan kita pernah

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-11

Bab terbaru

  • MENIKAH DENGAN PACAR SAHABAT   74. Ending yang Manis (Tamat)

    Biasanya, melipat dan menyetrika pakaian tak sampai dua jam selesai. Namun, kali ini terasa sangat lama. Nailah dan Azmi yang sempat membantu menurut mereka, jadi ketiduran, aslinya, sih, memang lagi main-main sambil seru-seruan.Bukan karena pakaian yang menumpuk setelah habis acara pesta sederhana, dalam rangka mengumumkan kehalalan hubungan kami.Terlebih disebabkan tentang keberangkatan besok untuk menemui umminya Nailah di Makassar, jadi aku kurang fokus. Padahal ini hampir dua bulan rencana kedatangannya mundur dari informasi sebelumnya.Abi Nailah yang baru datang dari pondok hanya menggeleng kecil sambil tersenyum melihat dua bocah terlelap asal, kemudian memindahkan mereka satu-persatu di biliknya. Kamar memang tempat favoritku mengerjakan kegiatan tersebut, selain nyaman melantai dan dingin kena AC, juga aman meski tak memakai jilbab andai kedatangan tamu tiba-tiba."Tidak usah disetrika, Ummi Sayang." Abi Nailah menyamakan posisi, dia mengambil duduk di belakang sambil mel

  • MENIKAH DENGAN PACAR SAHABAT   73. ijinkan

    "Andai kutahu sahabatku seterluka ini, dari awal tak akan beramah-tamah dengan Simbah dan putrinya," kataku menatap Reta sendu. "Ck, meski aku frustasi begini, masih waras tuk melibatkan mereka dalam persoalan hati." Aku meringis merasakan cubitan kecil Reta di pinggang, sekaligus syahdu menyadari my sister itu telah kembali.Serasa ada yang mengharu biru di dada. "Kalau kamu tinggal di rumah Simbah, aku sama siapa?" tanya Reta seperti dulu, yang selalu nyeplos tanpa berfikir. Anak itu kini benar-benar telah legowo."Makanya nikah juga. Bulan udah dua kali, kamu tinggal perawan tua." Bantal langsung dilayangkan Reta, menimpuk kepala Mas Gading yang menyela pembicaraan. "Semua yang pernah pedekate ke kamu melalui aku, mulai dari belum matang, setengah matang, matang berkali-kali atau gosong sekalian, Abang masih punya nomor HP mereka semua." Mas Gading memperlihatkan gawainya ke Reta dengan mimik lucu tapi serius."Abang ..." Mas Gading langsung berlari keluar mendengar adiknya bert

  • MENIKAH DENGAN PACAR SAHABAT   72. Cinta Tak Dapat Dipaksa

    Entah hanya berapa jam waktu tidurku semalam, setelah melakukan pengaduan panjang lewat salat tahajud dan dilanjut salat Subuh, aku berkutat di dapur lalu membersihkan rumah.Rumah sakit yang terpikir sekarang, entah Reta tak memaafkan lantas mengusir, aku akan jelaskan semua dan memohon maaf yang sebesarnya. Bahkan akan berencana mempertemukan Abi Nailah, agar dia mendengar langsung pernyataan dari bibir pria yang diimpikannya itu."Semoga Allah memudahkanmu, Sayang." Doa Simbah saat aku pamit, beliau mengusap kepalaku sambil tersenyum hangat."Bawain bakso bakar yang dekat masjid kalau pulang nanti, ya, Ummi," pesan Nailah dan Azmi hampir berbarengan, makanan itu mamang favorit mereka. Aku menaikkan jempol tanda setuju.Aku sampai ke rumah sakit dengan ojek sesuai rencana, namun segera berbalik ke toko setelah mendapat telepon Pak Sholeh, ada instansi yang ingin mengambil barang dalam jumlah besar dan harus ada tanda tangan pemilik tokoh sebagai tanda bukti. Okelah, bertemu Reta kit

  • MENIKAH DENGAN PACAR SAHABAT   71. Kadang Cinta Tak Mengenal Logika

    Aku menumpukan bobot tubuh di kursi taman, meredam rasa bercampur yang masih bergolak. Aku tak tahu apa yang ada di pikiran Mas Rio, bisa-bisanya muhallil yang bercokol di otaknya dan seakan tak bisa diubah. Dia pikir semudah menggoreng ikan lalu melahapnya? Dan luar biasanya, Reta mendukung rencana gila itu agar mendapatkan Abi Nailah. Tak salah lagi, kedua orang ini bucin akut. Ajaibnya semua menyangkut diriku.Huft ...Kututup mata beberapa saat sambil memijit pangkal hidung, ini salah satu cara merilekskan otot-otot syaraf yang masih menegang. Entah itu benar apa tidak, diri selalu mengaplikasikan cara ini."K-kapan, Mas, di sini?" Aku memegang dada mendapati rupa menawan itu sangat dekat saat membuka mata, berjarak sekitar setengah lengan dewasa, hembusan desahan panjangnya menyapu wajahku.Abi Nailah tak menjawab, dia menarik lenganku lembut menuju parkiran, lalu memintaku naik ke roda empatnya. Pria ini kenapa bersikap aneh?Seperti biasa, tak ada percakapan, hanya suara grub

  • MENIKAH DENGAN PACAR SAHABAT   70. Kompor Sedemikian Rupa

    Aku menatap tak berkedip ke arah Reta sekaligus berusaha menajamkan pendengaran ke lawan bicaranya yang kini dia kurangi volume suara di ponselnya. Sama, gadis manis itu tetap bersikap benci, malah sekarang dia seakan jijik walau sekedar menoleh ke arahku meski hanya sejenak. Ya, walau tak sepenuhnya aku menyalahkan diri, tetap saja posisiku tersudut bila berhadapan Reta. Ya, itu disebabkan sebegitu sayangnya aku pada dia. Tidak! Sekira persahabatan kami ini benar-benar tak bisa diselamatkan, aku harus menahan ego. Setidak aku telah berusaha berjuang untuk memperbaiki walau ujungnya akan tetap salah, dimaki, dan dijauhi. Ya, Rabb .... Beri hamba sejumput sabar lagi. Pliss .... Mohon dengan sangat. "Seberapa besar marahmu ke aku, sejumlah itu juga diri akan memohon maaf," kataku dengan bibir bergetar. Sungguh ... jangankan dalam dunia maya, dalam mimpipun aku tak pernah berniat menyakiti hati sahabatku. "Tidak untuk kali ini. Anggap saja aku sudah mati, begitupun sebaliknya." Mimi

  • MENIKAH DENGAN PACAR SAHABAT   69. Nila Setitik Rusak Susu Sebelanga

    Setelah Marta mampu mengontrol emosinya, dia lantas mengajak kami ke arah kamarku dulu."Sekuat apa aku berjuang sepertinya akan sia-sia. Lihatlah! Tak ada aku di sana," ucapnya menunjuk isi ruangan yang telah terenov, foto pengantin kami dalam ukuran besar terpajang di dinding, ditambah gambar Azmi berbagai gaya dan pose.Abi Nailah sempat terpaku setelah menyusuri dengan bola mata ruang penuh kenangan."Jangan pernah sedikitpun menyimpan cemburu untukku, Mar, karena hari di mana satu malam Mas Rio mengambil paksa haknya, aku membuang diri ke esokan paginya ke tempat asing, mengobati sakit, bahkan melahirkan tanpa keluarga," kataku mengusap pipi, lalu melirik Abi Nailah. Ah, biarlah dia tahu seperti apa wanita yang telah dinikahinya."Bertahun tertatih berjuang mengikhlaskan semua yang terjadi, lihatlah, meski jauh dari baik, aku bisa bilang, sahabatmu ini bahagia, pun tak menyimpan dendam pada kalian," ujarku menarik senyum."Intinya, jangan berputus asa, Marta. Yakinlah, Allah akan

  • MENIKAH DENGAN PACAR SAHABAT   68. Menjejaki Kembali Kediaman Luka

    Meski dalam keadaan baru bangun, aku mengenal jelas sosok berbau maskulin itu. "M-mau ke mana, Mas?" tanyaku memberanikan diri melihat Abi Nailah berpenampilan sangat berbeda. Baju kaos putih setengah lengan dipadu celana training panjang. Huft, mataku hampir lupa berkedip beberapa saat mendapati keindahan pahatan Ilahi."Mau antar Rahmat -sopir-." Ekspresinya tetap dingin, tapi ajaibnya lelahku tiba-tiba hilang mendengar kami mulai bisa berkomunikasi."Aku ikut." Ingin sekali bibir mengucapkan itu, tapi rasa canggung menguasai. Selain ingin jalan-jalan bersamanya dalam keadaan status yang berbeda, aku ingin mangajaknya menjemput Marta lalu bertemu Mas Rio. Mestinya rasa grogi itu sudah hilang, mengingat pernikahan ini tak ada paksaan seperti dulu, ditambah usia matang mengarungi rumah tangga dan status yang bisa dikatakan berpengalaman. Huft, tetap saja bekal itu tak menjadi dorongan untuk menjalin keakraban lebih cepat. Aku mulai meragu dengan kata-kata Azman, kalau abangnya

  • MENIKAH DENGAN PACAR SAHABAT   67. Menikah Dadakan

    Meski dadakan dan seadanya, acara tetap berjalan sesuai syariat, pun seluruh kerabat dekat yang hadir sangat bersuka cita, mungkin karena sudah tahu kami memang sempat hampir menikah, namun batal karena ulahku.Terutama Nailah, Rina, bapak, dan ibu, apalagi Marta. Mulai dari mendengar persetujuan Abi Nailah, sikap permusuhannya langsung mencair bak es. Aku seperti kembali ke memory di masa-masa sekolah dulu.Ya, Rabb ... buka jugalah pintu hati sahabatku Reta di sana. Agar hambamu ini tak dihantui rasa bersalah. Amin."Maaf, Mar. Apa pernikahan kalian belum diketahui orang tua Mas Rio?" tanyaku pada Marta, setelah sedari tadi tak melihat Mas Rio.Wanita yang matanya bengkak efek menangis itu, seketika memegang dada sambil menatapku sendu, dari geriknya menunjukkan kalau statusnya masih istri siri. Sungguh mustahil diterima akal sehat, bertahun menunggu dalam ketidak pastian, masih tetap berjuang memiliki. Marta benar-banar layak dilabeli wanita bucin sejati sedunia."Nanti aku akan m

  • MENIKAH DENGAN PACAR SAHABAT   66. Cinta itu Buta

    Karena bapak, ibu, dan Rina memaksa, juga Nailah merengek, akhirnya lelaki dingin itu menginap di lantai bawah. Tempat itu ada dua kamar sekarang, salah satunya untuk tamu. Aku tak tahu sampai jam berapa mereka ngobrol di malam harinya. Yang jelas, aku, Azmi, dan Nailah terbawa mimpi di atas kamarku dengan nyenyak. Bahkan setelah salat Subuh berencana tidur lagi sedikit karena lelahnya.Baru saja mata terpejam segera terbangun mendengar suara-suara ribut di bawah. Untuk memastikan kejadian, dengan lunglai aku mengecek situasi setelah memasang jilbab.Marta tiba-tiba menghambur memelukku dan menangis sesenggukan sesaat kaki menjejaki undakan tanggga paling akhir, terlihat Mas Rio pasrah melihat dua wanita yang pernah dimadunya dalam keadaan tidak biasa. Ada apa ini? Apa yang terjadi sebenarnya?Belum hilang kekalutanku di pagi buta, Andi menyodorkan ponsel berdering terus yang tak sempat kukantongi tadi. Reta! Tangan merijek dulu, waktunya tidak tepat."Aku mencintai Mas Rio dengan se

DMCA.com Protection Status