Share

Bab 43

Penulis: Miss Kay
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-30 17:55:00
'Aku tidak peduli,' Gerald memotong. 'Dia sudah menghancurkan terlalu banyak. Aku tidak akan membiarkannya tenang.'

Gerald menutup telepon, lalu duduk di kursinya. Ia tahu ini bukan hanya tentang Natasya. Ini tentang membuktikan pada Diana bahwa ia tidak seperti yang wanita itu pikirkan. Namun, di balik tekadnya, ada rasa takut yang tak bisa ia abaikan—bagaimana jika ia benar-benar kehilangan Diana?

***

Di sisi lain kota, Natasya duduk di kamarnya dengan senyum puas. Ponselnya berbunyi, dan ia langsung menjawab panggilan dari salah satu orang suruhannya.

'Semua berjalan sesuai rencana, Nona,' suara pria itu terdengar di ujung telepon. 'Foto-fotonya sudah diterima Diana, dan reaksi yang kita harapkan terjadi.'

'Bagus,' jawab Natasya dengan nada puas. 'Pastikan Gerald tetap dalam tekanan. Aku ingin dia melihat bahwa tidak ada cara untuk memenangkan Diana.'

'Dimengerti,' jawab pria itu sebelum telepon diputus.

Natasya menatap keluar jendela, senyum liciknya makin melebar. “I
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 44

    Di mansion Diana Diana duduk di ruang tamu, membolak-balik halaman sebuah novel tanpa benar-benar membaca isinya. Kepalanya dipenuhi kenangan tentang Gerald. Bagaimana pria itu berusaha menjelaskan, bagaimana tatapannya penuh dengan rasa sakit mendalam. Tapi foto itu... terlalu jelas. Livia masuk membawa secangkir teh hangat dan duduk di sebelah Diana. “Kau masih memikirkannya, ya?” tanyanya pelan. Diana mendesah. “Aku ingin percaya padanya, Liv. Tapi aku tidak bisa. Selalu ada sesuatu yang membuatku ragu.” “Kalau begitu, kau harus memberi waktu pada dirimu sendiri,” kata Livia bijak. “Tapi aku juga yakin, kalau Gerald benar-benar mencintaimu, dia tidak akan menyerah begitu saja.” Diana hanya mengangguk pelan. Ia ingin percaya bahwa Gerald adalah orang yang berbeda, tetapi rasa sakit dari masa lalu terlalu sulit untuk diabaikan. *** Di sisi lain kota Natasya sedang duduk di sebuah lounge mewah, menikmati segelas anggur merah. Senyumnya penuh kemenangan. Ia tahu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 45

    Hatinya yang sudah terlanjur hancur kini dipenuhi oleh keraguan yang tak berujung. Ia ingin percaya pada Gerald, tetapi luka itu terlalu dalam. "Diana..." Gerald memanggilnya dengan suara yang hampir bergetar. "Aku tak peduli seberapa sulitnya ini. Aku hanya ingin kau tahu aku mencintaimu. Dan aku akan melakukan apa pun untuk membuktikan itu." Diana menggenggam dokumen di tangannya erat-erat. "Kau bilang mencintaiku, tapi selama ini kau selalu menutup dirimu dariku. Kau selalu menjauh, membuatku merasa aku hanya seorang asing di hidupmu. Bagaimana aku bisa percaya itu cinta?" Gerald terdiam kata-kata Diana seperti tamparan keras yang membangunkannya dari semua kebodohannya. Ia ingin menjelaskan, tetapi tak tahu harus mulai dari mana. *** Di sisi lain kota, di sebuah lounge mewah Natasya memutar gelas anggurnya dengan gerakan santai, menikmati setiap detik kemenangannya. Senyum puas tak pernah lepas dari wajahnya. Baginya, Gerald sudah kalah, dan Diana sudah membuktikan dirin

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 46

    "Aku tidak memintanya membuat keputusan sekarang," jawab Gerald. "Aku hanya ingin berbicara dengannya." Livia menatap Gerald sejenak sebelum mempersilakannya masuk. Diana muncul dari ruang tengah, dan ekspresinya tak bisa ditebak. Ia terlihat ragu, tetapi tidak mengusir Gerald. "Apa yang kau inginkan, Gerald?" tanyanya pelan. Gerald menyerahkan salinan dokumen dan rekaman itu. "Ini salinan semua bukti yang kutemukan. Aku ingin kau tahu bahwa aku akan terus berjuang untuk membersihkan namaku dan memenangkan kembali kepercayaanmu." Diana memandang dokumen itu tanpa mengambilnya. "Apa kau pikir semua ini akan membuatku langsung memaafkanmu?" "Tidak," jawab Gerald, suaranya tegas. "Aku tidak berharap kau langsung memaafkanku. Aku hanya ingin kau tahu kebenarannya. Apa pun keputusanmu, aku akan menghormatinya." Diana terdiam lama, lalu akhirnya mengambil dokumen itu. "Aku akan memikirkannya," katanya singkat. Gerald mengangguk, lalu melangkah keluar tanpa mengatakan apa-apa la

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 47

    Diana bangkit dari sofa, terkejut melihat kakaknya berdiri di pintu. “Kak Arga, ada apa?” Arga melangkah masuk, tatapannya tajam seperti biasa. “Kita perlu bicara.” Diana ragu sejenak, tetapi akhirnya mengangguk. “Di ruang tamu.” Saat mereka duduk, Arga langsung memulai pembicaraan tanpa basa-basi. “Kudengar Gerald tak berhenti mengejarmu” “Aku—” “Aku tidak datang untuk mendengar alasanmu,” potong Arga. “Aku hanya ingin memperingatkanmu. Gerald bukan pria yang tepat untukmu. Keluarganya berbahaya, Dinda.” “Berbahaya?” Diana menatap Arga dengan alis terangkat. “Kak, kau tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dia sudah membuktikan semuanya. Semua itu adalah jebakan Natasya!” “Tapi itu tidak mengubah siapa dia,” kata Arga dengan nada yang semakin tegas. “Dia dibantu seseorang yang terkait dengan mafia. Kau tahu apa yang akan terjadi jika kau terlibat dengan seseorang seperti itu?” “Kau tidak berhak memutuskan siapa yang pantas untukku. Ini hidupku, bukan reputasimu yang s

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 48

    Livia menyandarkan punggungnya di sofa, menatap sahabatnya penuh empati. “Tapi apa Arga tahu bagaimana perasaanmu? Apa kau pernah memberitahunya?” Diana mendesah panjang. “Percuma, Liv. Dia tidak mendengarkan. Baginya, aku hanyalah seseorang yang harus dia lindungi, meskipun itu berarti mengabaikan apa yang aku inginkan.” “Tapi ini hidupmu, Diana,” balas Livia dengan nada lebih tegas. “Kau tidak bisa membiarkan Arga terus mengontrol keputusanmu.” Diana memandang Livia, matanya dipenuhi keraguan dan rasa takut. “Dan bagaimana kalau dia benar? Bagaimana kalau Gerald benar-benar berbahaya?” Livia menggeleng perlahan. “Aku tidak percaya itu. Dari caranya memperjuangkanmu, aku bisa lihat dia tulus. Mungkin kau harus percaya padanya.” Hening sejenak melingkupi mereka, hanya suara hujan yang terdengar. Diana tahu Livia mungkin benar, tetapi rasa takutnya pada kedekatan Gerald dengan mafia dan ancaman Kakaknya membuatnya sulit mengambil keputusan. *** Penyelidikan Abizar Abizar

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 49

    Saat tiba di ruang tamu, ia menemukan Gerald berdiri di tengah ruangan. Basah kuyup karena hujan, tetapi sorot matanya tetap tajam, penuh tekad. Diana berhenti beberapa langkah darinya, mencoba menyembunyikan kegelisahannya. “Kenapa kau di sini?” tanyanya pelan, tetapi nada suaranya sarat dengan emosi. “Aku ingin kau mendengar semuanya,” jawab Gerald. “Tentang aku, tentang Arga, dan tentang alasan kenapa aku tidak akan pernah berhenti memperjuangkanmu.” Diana terdiam. Kata-kata itu mengguncang hatinya, tetapi ia tidak ingin terlihat lemah. “Arga tidak akan membiarkan kita bersama, Gerald. Dia sudah memutuskan. Dan aku … aku tidak bisa melawan keluargaku.” Gerald melangkah mendekat, jarak mereka kini hanya beberapa langkah. “Kau bisa melawan, Diana. Aku tahu kau bisa. Aku tahu kau lebih kuat dari yang kau kira.” Diana menggeleng, air matanya mulai menggenang. “Aku tidak sekuat itu. Dan aku tidak ingin melihatmu terluka karenaku.” Gerald mengulurkan tangannya, menggenggam jem

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 50

    Suasana semakin memanas ketika Maya Agatha, istri Arga, tiba-tiba muncul di ruang tamu. Ia memandang situasi itu dengan cemas, lalu mendekati Diana. “Diana, apa yang sebenarnya terjadi di sini?” tanyanya dengan lembut. Diana menatap Maya dengan mata yang penuh air mata. “Aku mencintai Gerald, Maya. Tapi Arga tidak akan membiarkan aku bersamanya.” Maya memandang Arga dengan tatapan penuh kekecewaan. “Arga, kau tidak bisa terus-menerus mengontrol hidup Diana. Kau harus membiarkannya membuat keputusannya sendiri.” “Dia tidak tahu apa yang terbaik untuk dirinya!” balas Arga dengan frustrasi. Gerald menarik napas dalam-dalam sebelum berbicara. “Arga, aku tahu kau hanya ingin melindungi Diana. Tapi kau harus sadar bahwa dengan mencoba mengontrol hidupnya, kau justru menyakitinya. Biarkan dia memilih.” Puncak Emosi Suasana di ruangan itu terasa semakin tegang Diana berdiri di tengah-tengah mereka, merasa terjebak di antara dua pihak yang sama-sama penting baginya. Ia memandang G

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 51

    Gerald menghela napas panjang, seolah sudah menyiapkan diri untuk jawaban ini sejak lama. “Aku siap kehilangan segalanya. Selama aku tidak kehilangan dirimu.” Suaranya tegas, tanpa keraguan sedikit pun. “Aku tak peduli apa yang akan terjadi. Aku tak peduli berapa banyak musuh yang akan datang, atau betapa sulitnya hidup kita nanti. Aku hanya ingin kamu, hanya kamu, Diana.” Kata-kata Gerald menggema di hati Diana. Ia bisa merasakan ketulusan dalam setiap kalimat yang diucapkannya, dan seketika itu juga, ada sesuatu yang berubah dalam dirinya. Ketakutannya tak lagi bisa menahan langkahnya. Meski perasaan takut itu masih ada, ada juga sebuah keberanian yang mulai tumbuh. Keberanian untuk memilih kebahagiaannya, meskipun itu berarti harus melawan segala yang sudah ia kenal. “Gerald...” Diana menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan air matanya yang sudah hampir jatuh. “Aku memilihmu. Aku memilih kita.” Gerald terdiam sejenak, lalu sebuah senyuman yang tulus muncul di wajahnya. Seny

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03

Bab terbaru

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Ban 151

    Alan memerintahkan baby sister datang ke hotel untuk menjaga Anya. Sedangkan dia ingin bermesraan bersama Valeria. "Aku bukannya senang merayakan wasiatmu, tapi aku speechless kenapa Ayah Satia tidak jujur dan malah berhutang banyak denganku. Apa dia hanya pura-pura saja? Pantas saja dia meninggalkan perusahaan, pergi ke Rusia bersama wanita mudanya, hanya untuk mengujiku," ucap Alan yang kini sedang menciumi tubuh Vale dengan mesra. Valeria tertawa kecil. "Jadi, semua ini adalah ujian? Ujian yang sangat mahal!" Alan mencium leher Valeria. "Ya, ujian untuk melihat apakah kita cukup kuat untuk menghadapi semua ini bersama-sama. Dan sejauh ini, ki

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 150

    "Terima kasih sudah menjadi suamiku kembali. Meskipun kau membuatku sedikit khawatir tadi malam." Alan tertawa kecil. "Maaf, sayang. Aku terlalu bersemangat." Valeria mencubit lengan Alan pelan. "Lain kali, jangan terlalu bersemangat. Tapi... aku senang." Alan memeluk Valeria. "Baiklah, sayang. Aku berjanji akan lebih lembut... kecuali jika kau menginginkan sebaliknya. Malam yang luar biasa. Aku senang kita bisa menghabiskan waktu bersama seperti ini. "Aku juga. Rasanya seperti kita kembali muda lagi." "Kita akan selalu muda di hati, sayang. Selamanya."

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 149

    Reinhard dan Elsa, dua anak Alan Chester Clark yang gendut dan lucu, berlarian di sekitar taman pesta pernikahan Abizar, membuat para tamu undangan tertawa. Mereka berguling-guling di atas rumput, mengejar kupu-kupu, dan saling kejar-kejaran. 'Lihatlah mereka! Seperti dua anak kelinci yang berlarian!" ucap para tamu. "Mereka sangat menggemaskan! Aku jadi ingin punya anak juga." Di sisi lain taman, Valeria, dan Violet, duduk di sebuah bangku tamu undangan, menikmati suasana pesta sambil mengobrol. Anya duduk di pangkuan Valeria, tersenyum terus tanpa henti. "Anya, kamu kenapa senyum terus? Ada yang lucu ya?" Violet tertawa. "Dia memang selalu ceria. Lihat giginya, baru tumbuh beberapa

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 148

    "Jadi, anakku sudah mulai mengikuti jejak ayahnya, ya?" ucap Alan sambil tertawa. Valeria mendelik. "Jangan tertawa! Ini serius! Aku khawatir dia akan terlalu banyak pacar nanti." Alan masih tertawa. "Tenanglah. Aku yakin dia akan baik-baik saja. Setidaknya dia punya bakat alami. Mungkin suatu hari nanti dia akan menulis buku tentang pengalaman pacarannya, judulnya." "Petualangan Cinta Seorang Playboy Cilik". Valeria memukul pelan lengan Alan. "Jangan mengada-ada! Ini serius!" Alan tertawa. "Baiklah, baiklah. Aku berjanji akan membicarakan ini dengan Reinhard. Tapi jangan berharap aku akan melarangnya pacaran. Aku sendiri kan juga pernah mengalami masa-masa itu. Tapi aku akan memastikan dia tahu batasannya. Aku tidak ingin dia terluka."

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 147

    Sore hari menjelang, mentari mulai terbenam, menorehkan warna jingga dan ungu di langit. Alan dan Valeria masih berbaring di ranjang, saling berpelukan. Suasana kamar masih dipenuhi aroma intim dan sisa-sisa gairah. Valeria tersenyum. "Aku merasa sangat senang. Seperti kembali ke masa pacaran kita dulu." "Aku juga. Rasanya seperti waktu berhenti, hanya ada kita berdua." "Anak-anak akan kembali dalam seminggu. Kita harus memanfaatkan waktu ini sebaik mungkin." "Tentu. Bagaimana kalau kita memasak makan malam bersama? Sesuatu yang romantis, hanya untuk kita berdua." "Ide bagus! Bagaimana kalau kita membuat pasta? Dengan saus truffle dan anggur merah?" Alan tersenyum. "Kau selalu tahu

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 146

    Jan 23.00 malam baru pulang dari kantor. Ia masuk ke kamar , melihat Valeria, matanya melebar. Ia berjalan mendekat dengan langkah pasti. Kamar gelap hanya diterangi cahaya remang dari lampu tidur di meja samping ranjang. Alan berbisik, sedikit serak. "Wow..." menatap Valeria yang tertidur pulas dengan lingerie sutra berwarna merah marun. "Pekerjaan yang melelahkan di kantor, langsung sirna begitu melihatmu..." Alan mendekati Valeria dan menyentuh pipinya dengan lembut, jari-jarinya merasakan kelembutan kulit Valeria. "Lingerie itu... sangat menggoda." Ia menarik napas dalam-dalam, aroma parfum Valeria memenuhi indranya. "Kau selalu tahu bagaimana membuatku tenang dan... tergoda sekaligus." Ia menunduk, mencium lembut leher Valeria. "Kau luar biasa, Valeria." Alan kemudian berbaring di samping Valeria, memeluknya dengan erat. Ia merasakan detak jantung Valeria yang t

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 145

    "Kau menginap di sini atau pulang, Boy?" "Aku langsung pulang saja, Kak. Kan ada jet pribadi Kakak." Boy tersenyum. Alan tersenyum. "Ya sudah. Aku ke ruang kerja dulu." Alan menyerahkan Anya ke Valeria. "Anya, sayang, ikut Mommy ya." Valeria menerima Anya. "Tentu, Sayang." "Reinhard dan Elsa ke mana, Kak?" "Mereka tadi, setelah berenang, katanya mau bermain di taman bersama teman-temannya. Sepertinya mereka sudah pulang juga. melihat ke arah pintu. "Ah, lihat! Mereka sudah pulang." Reinhard dan Elsa masuk, membawa beberapa mainan kecil. "Mom! Papa!" teriak Reinhard. "Paman Boy!" seru Els

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 144

    Valeria segera mempersiapkan diri untuk menyusui Anya. Alan meletakkan Anya di pangkuan Valeria, dan Anya langsung menempelkan mulutnya ke dada Valeria, menghisap dengan lahapnya. Valeria menatap Anya yang sedang menyusu. "Nah, sudah tenang sekarang, ya, Sayang. Minum yang banyak biar kuat." Alan duduk di samping Valeria. "Dia memang cepat sekali laparnya." "Iya juga ya. Besok aku harus lebih sering memberinya ASI. Jangan sampai dia kelaparan lagi." Valeria menatap Anya dengan penuh kasih sayang. "Mommy sayang Anya." Alan memeluk Valeria dari belakang. "Aku juga sayang kalian semua. Keluarga kecilku yang sempurna." Anya selesai menyusu dan tertidur pulas di pangkuan Valeria. Suasana menjadi tenang dan damai. Valeria berbisik kepada Alan. "Dia sudah tidur. Tidurnya sangat nyenyak." "Kita juga perlu istirahat sebentar, Sayang. Hari ini cukup melelahkan." Valeria dan

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 143

    Alan dan Valeria tetap berpelukan, tenang dan damai. Keheningan di antara mereka dipenuhi dengan cinta yang dalam dan pengertian yang mendalam. Alan berbisik pelan. "Ingatkah kau... saat kita pertama kali bertemu?" Valeria tersenyum lembut muncul di wajahnya. "Tentu saja. Di kafe kecil itu, dengan hujan yang turun deras di luar." Kenangan itu muncul kembali di benak mereka, membawa mereka kembali ke masa-masa awal hubungan mereka. Mereka mengingat perasaan gugup, debaran jantung, dan percikan cinta pertama yang mekar di antara mereka. "Saat itu... aku tahu. Aku tahu kau adalah orang yang tepat untukku." "Aku juga, Sayang. Aku merasakannya sejak pandangan pertama." Mereka saling bertukar tatapan, tatapan yang penuh cinta, kepercayaan, dan pen

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status