Share

Bab 50

Author: Miss Kay
last update Last Updated: 2025-01-03 16:21:42
Suasana semakin memanas ketika Maya Agatha, istri Arga, tiba-tiba muncul di ruang tamu. Ia memandang situasi itu dengan cemas, lalu mendekati Diana.

“Diana, apa yang sebenarnya terjadi di sini?” tanyanya dengan lembut.

Diana menatap Maya dengan mata yang penuh air mata. “Aku mencintai Gerald, Maya. Tapi Arga tidak akan membiarkan aku bersamanya.”

Maya memandang Arga dengan tatapan penuh kekecewaan. “Arga, kau tidak bisa terus-menerus mengontrol hidup Diana. Kau harus membiarkannya membuat keputusannya sendiri.”

“Dia tidak tahu apa yang terbaik untuk dirinya!” balas Arga dengan frustrasi.

Gerald menarik napas dalam-dalam sebelum berbicara. “Arga, aku tahu kau hanya ingin melindungi Diana. Tapi kau harus sadar bahwa dengan mencoba mengontrol hidupnya, kau justru menyakitinya. Biarkan dia memilih.”

Puncak Emosi

Suasana di ruangan itu terasa semakin tegang Diana berdiri di tengah-tengah mereka, merasa terjebak di antara dua pihak yang sama-sama penting baginya. Ia memandang G
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 51

    Gerald menghela napas panjang, seolah sudah menyiapkan diri untuk jawaban ini sejak lama. “Aku siap kehilangan segalanya. Selama aku tidak kehilangan dirimu.” Suaranya tegas, tanpa keraguan sedikit pun. “Aku tak peduli apa yang akan terjadi. Aku tak peduli berapa banyak musuh yang akan datang, atau betapa sulitnya hidup kita nanti. Aku hanya ingin kamu, hanya kamu, Diana.” Kata-kata Gerald menggema di hati Diana. Ia bisa merasakan ketulusan dalam setiap kalimat yang diucapkannya, dan seketika itu juga, ada sesuatu yang berubah dalam dirinya. Ketakutannya tak lagi bisa menahan langkahnya. Meski perasaan takut itu masih ada, ada juga sebuah keberanian yang mulai tumbuh. Keberanian untuk memilih kebahagiaannya, meskipun itu berarti harus melawan segala yang sudah ia kenal. “Gerald...” Diana menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan air matanya yang sudah hampir jatuh. “Aku memilihmu. Aku memilih kita.” Gerald terdiam sejenak, lalu sebuah senyuman yang tulus muncul di wajahnya. Seny

    Last Updated : 2025-01-03
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 52

    Diana hanya mengangguk, tangannya menggenggam erat ujung gaun putih yang ia kenakan. Sesuatu dalam hatinya berkata bahwa Gerald tulus. Tetapi ketakutan tetap membayang. Masa depan mereka, tantangan yang menanti, semuanya terasa begitu besar. Pintu ruang tamu terbuka dengan keras, dan masuklah Arga, diikuti oleh Maya. Wajah Arga terlihat gelap, lebih serius dari biasanya. Maya, yang selalu menjadi penengah, kali ini tampak hanya mengamati, duduk di salah satu kursi tanpa mengatakan apa-apa. Diana merasakan perbedaan pada dirinya—sebuah ketegangan yang baru, yang tak pernah ada sebelumnya. Gerald menatap Arga dengan tatapan yang sangat tajam. “Gerald, aku sudah memberi kamu kesempatan. Tapi sekarang, aku ingin mendengarnya langsung darimu. Apa yang sebenarnya terjadi antara kau dan adikku?” Suara Arga rendah namun penuh ancaman, dan Diana merasakan getaran di dalam dadanya. Ini bukan pertemuan biasa. Gerald menghela napas, matanya berseri-seri, namun jelas sekali ia tidak merasa ri

    Last Updated : 2025-01-04
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 53

    Arga menghela napas panjang, melihat adiknya yang semakin terpuruk dalam kebingungannya. Ia tidak ingin Diana merasa tertekan, tetapi ia juga tidak bisa begitu saja menerima hubungan ini tanpa memahami lebih dalam siapa Gerald sebenarnya. “Diana, aku hanya ingin melindungimu,” kata Arga dengan suara yang lebih lembut, meskipun masih penuh kekhawatiran. “Aku tidak ingin kau terjebak dalam bahaya. Tapi jika kau memilihnya, aku tidak bisa melarangmu. Aku hanya berharap kau tidak menyesal nantinya.” Diana menunduk, matanya mulai berembun. “Aku... aku perlu waktu untuk memikirkannya,” ujarnya pelan. Gerald merasakan keputusasaannya, namun ia tetap berusaha tegar. “Diana, aku akan menunggu. Aku tidak akan pergi ke mana-mana. Keputusan ada padamu.” Arga menatap keduanya, wajahnya kaku, seolah menahan perasaan yang bergejolak di dalam dada. “Aku berharap kau tahu apa yang kau lakukan, Gerald. Karena jika kau menyakiti Diana aku tidak akan segan-segan untuk mengambil tindakan. Aku tidak

    Last Updated : 2025-01-04
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 54

    Sekarang aku sadar, aku sudah membuatmu merasa seperti tidak ada artinya. Aku tidak bisa terus seperti ini. Aku ingin kamu tahu, apa pun yang terjadi, aku akan berjuang untukmu.” Diana terdiam, wajahnya terlihat semakin pudar oleh keraguan. Hujan yang terus mengguyur hanya menambah ketegangan di antara mereka. Ada begitu banyak pertanyaan yang mengganggu pikiran Diana, dan semuanya terasa begitu kacau. “Kamu bilang kamu akan berjuang, tapi untuk apa? Untuk aku? Atau untuk keluargamu yang penuh dengan kekerasan itu?” Gerald menarik napas panjang, matanya penuh dengan keteguhan. "Aku tak bisa mengubah masa laluku, Diana. Aku tak bisa menghapus apa yang telah terjadi, tapi aku bisa memilih untuk meninggalkan semua itu demi kamu. Aku tidak akan pernah membiarkan mereka mengganggu hidupmu lagi. Aku akan melindungimu, apa pun yang terjadi." Diana terdiam, pikirannya berputar cepat. Rasa takutnya mulai bercampur dengan sedikit rasa percaya. Ada sesuatu dalam diri Gerald yang membuatnya

    Last Updated : 2025-01-06
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 55

    Diana duduk di sofa, tangan yang gemetar memeluk lututnya. Setiap tetesan hujan yang terdengar, bagai dentingan jarum waktu yang terus mengingatkan betapa rumitnya jalan yang harus ia pilih. Gerald berdiri di dekat jendela, memandangi pemandangan yang kabur oleh hujan, wajahnya jauh dari tenang. Matanya kosong, seperti sedang berperang dengan pikirannya sendiri. Diana merasakan kehadiran Gerald yang tegang, namun tak tahu apa yang harus ia katakan. Hati Diana dipenuhi dengan rasa bersalah, rasa takut, dan kebingungannya yang semakin dalam. "Gerald," Diana akhirnya mengangkat suaranya, berusaha mengatasi ketegangan yang memenuhi udara. "Aku merasa seperti... aku yang menyebabkan semua ini. Kamu terjebak dalam situasi ini karena aku." Gerald menghela napas panjang dan berbalik menatap Diana, matanya memancarkan kesungguhan yang begitu dalam. “Diana, bukan kamu yang menyebabkan ini. Aku yang memilih untuk berada di sini, denganmu. Aku yang datang dengan segala konsekuensinya. Jang

    Last Updated : 2025-01-06
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 56

    Ludwig tersenyum tipis, seolah ia sudah menduga jawaban itu. “Kamu mungkin sudah meninggalkan dunia itu, tapi dunia itu tidak akan pernah meninggalkanmu. Dia punya cara untuk menarikmu kembali, Gerald. Kamu tahu itu.” Ucap Ludwig setelah itu dia pergi bersama asistennya. Diana menatap Gerald dengan rasa takut yang semakin membesar. “Apa maksudmu? Apa yang akan mereka lakukan padamu?” suaranya bergetar, penuh kekhawatiran. Gerald menatap Diana, mencoba untuk meyakinkannya meskipun hatinya sendiri dipenuhi oleh ketakutan. “Diana, aku akan melindungimu. Aku tidak akan membiarkan mereka mendekat padamu. Aku berjanji.” Namun, ketegangan di antara mereka semakin terasa. Diana bisa melihat ekspresi di wajah Ludwig yang tidak biasa—sebuah senyuman yang penuh dengan rencana jahat yang tidak terlihat jelas. “Mungkin, Gerald,” katanya pelan, “tapi ada banyak hal yang belum kamu ketahui. Dunia ini tak pernah memberimu kesempatan untuk benar-benar bebas. Dan kami, keluarga Ludwig, tidak membi

    Last Updated : 2025-01-07
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 57

    Gerald mengalihkan pandangannya dari luar jendela, menatap Diana dengan mata yang penuh perhitungan. “Aku... aku tidak ingin kamu terjebak dalam bahaya ini lebih lama. Aku tidak ingin melihat kamu terluka karena pilihan yang aku buat.” Diana menunduk, seketika perasaan bersalah yang terus membayangi hatinya kembali muncul. “Tapi, aku yang memilih ini. Aku yang membiarkan kamu masuk dalam hidupku, Gerald. Ayahku yang menginginkan semua ini tapi dia yang memulai perang." Gerald menggenggam tangan Diana dengan lembut, mencoba menenangkan hatinya yang gelisah. “Tidak, Diana. Aku yang memutuskan untuk berada di sini. Semua yang terjadi, aku yang memilih. Jangan pernah merasa bersalah atas ini. Ini adalah jalan yang aku pilih, dan aku akan menanggung semua risikonya.” Tapi Diana tahu—rasa takut itu ada di mata Gerald. Ia bukan hanya khawatir tentang dirinya, tetapi juga tentang orang-orang yang akan mencoba merusak hubungan mereka. Diana bisa merasakan tekanan itu, seakan dunia sedang

    Last Updated : 2025-01-07
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 58

    Di mansion yang sepi, Diana duduk terjaga di ruang tamu. Hujan telah berhenti, tapi ketenangan malam tidak mampu mengusir kegelisahan dalam hatinya. Gerald yang tadi telah pergi untuk menyiapkan beberapa hal, meninggalkannya sendirian. Meskipun ia tahu Gerald bertujuan untuk melindunginya, Diana merasa jauh lebih takut daripada sebelumnya. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi. Semua pilihan terasa salah. Dan ketika ia menghadap ke luar jendela, melihat cahaya kota yang redup, Diana menyadari bahwa cinta memang sebuah permainan berbahaya—dan mungkin, kali ini, mereka tidak akan bisa keluar dari permainan ini tanpa mengorbankan sesuatu yang lebih besar dari diri mereka sendiri. Hujan yang tadi malam mengguyur perlahan memudar, tapi bekasnya masih terasa. Pagi itu, udara terasa berat, seolah setiap hembusan angin membawa pesan yang tidak ingin diterima oleh siapa pun yang mendengarnya. Di luar jendela, langit tampak cerah, tetapi dalam hati Diana, ada awan kelabu yang menggelayut—teba

    Last Updated : 2025-01-08

Latest chapter

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Ban 151

    Alan memerintahkan baby sister datang ke hotel untuk menjaga Anya. Sedangkan dia ingin bermesraan bersama Valeria. "Aku bukannya senang merayakan wasiatmu, tapi aku speechless kenapa Ayah Satia tidak jujur dan malah berhutang banyak denganku. Apa dia hanya pura-pura saja? Pantas saja dia meninggalkan perusahaan, pergi ke Rusia bersama wanita mudanya, hanya untuk mengujiku," ucap Alan yang kini sedang menciumi tubuh Vale dengan mesra. Valeria tertawa kecil. "Jadi, semua ini adalah ujian? Ujian yang sangat mahal!" Alan mencium leher Valeria. "Ya, ujian untuk melihat apakah kita cukup kuat untuk menghadapi semua ini bersama-sama. Dan sejauh ini, ki

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 150

    "Terima kasih sudah menjadi suamiku kembali. Meskipun kau membuatku sedikit khawatir tadi malam." Alan tertawa kecil. "Maaf, sayang. Aku terlalu bersemangat." Valeria mencubit lengan Alan pelan. "Lain kali, jangan terlalu bersemangat. Tapi... aku senang." Alan memeluk Valeria. "Baiklah, sayang. Aku berjanji akan lebih lembut... kecuali jika kau menginginkan sebaliknya. Malam yang luar biasa. Aku senang kita bisa menghabiskan waktu bersama seperti ini. "Aku juga. Rasanya seperti kita kembali muda lagi." "Kita akan selalu muda di hati, sayang. Selamanya."

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 149

    Reinhard dan Elsa, dua anak Alan Chester Clark yang gendut dan lucu, berlarian di sekitar taman pesta pernikahan Abizar, membuat para tamu undangan tertawa. Mereka berguling-guling di atas rumput, mengejar kupu-kupu, dan saling kejar-kejaran. 'Lihatlah mereka! Seperti dua anak kelinci yang berlarian!" ucap para tamu. "Mereka sangat menggemaskan! Aku jadi ingin punya anak juga." Di sisi lain taman, Valeria, dan Violet, duduk di sebuah bangku tamu undangan, menikmati suasana pesta sambil mengobrol. Anya duduk di pangkuan Valeria, tersenyum terus tanpa henti. "Anya, kamu kenapa senyum terus? Ada yang lucu ya?" Violet tertawa. "Dia memang selalu ceria. Lihat giginya, baru tumbuh beberapa

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 148

    "Jadi, anakku sudah mulai mengikuti jejak ayahnya, ya?" ucap Alan sambil tertawa. Valeria mendelik. "Jangan tertawa! Ini serius! Aku khawatir dia akan terlalu banyak pacar nanti." Alan masih tertawa. "Tenanglah. Aku yakin dia akan baik-baik saja. Setidaknya dia punya bakat alami. Mungkin suatu hari nanti dia akan menulis buku tentang pengalaman pacarannya, judulnya." "Petualangan Cinta Seorang Playboy Cilik". Valeria memukul pelan lengan Alan. "Jangan mengada-ada! Ini serius!" Alan tertawa. "Baiklah, baiklah. Aku berjanji akan membicarakan ini dengan Reinhard. Tapi jangan berharap aku akan melarangnya pacaran. Aku sendiri kan juga pernah mengalami masa-masa itu. Tapi aku akan memastikan dia tahu batasannya. Aku tidak ingin dia terluka."

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 147

    Sore hari menjelang, mentari mulai terbenam, menorehkan warna jingga dan ungu di langit. Alan dan Valeria masih berbaring di ranjang, saling berpelukan. Suasana kamar masih dipenuhi aroma intim dan sisa-sisa gairah. Valeria tersenyum. "Aku merasa sangat senang. Seperti kembali ke masa pacaran kita dulu." "Aku juga. Rasanya seperti waktu berhenti, hanya ada kita berdua." "Anak-anak akan kembali dalam seminggu. Kita harus memanfaatkan waktu ini sebaik mungkin." "Tentu. Bagaimana kalau kita memasak makan malam bersama? Sesuatu yang romantis, hanya untuk kita berdua." "Ide bagus! Bagaimana kalau kita membuat pasta? Dengan saus truffle dan anggur merah?" Alan tersenyum. "Kau selalu tahu

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 146

    Jan 23.00 malam baru pulang dari kantor. Ia masuk ke kamar , melihat Valeria, matanya melebar. Ia berjalan mendekat dengan langkah pasti. Kamar gelap hanya diterangi cahaya remang dari lampu tidur di meja samping ranjang. Alan berbisik, sedikit serak. "Wow..." menatap Valeria yang tertidur pulas dengan lingerie sutra berwarna merah marun. "Pekerjaan yang melelahkan di kantor, langsung sirna begitu melihatmu..." Alan mendekati Valeria dan menyentuh pipinya dengan lembut, jari-jarinya merasakan kelembutan kulit Valeria. "Lingerie itu... sangat menggoda." Ia menarik napas dalam-dalam, aroma parfum Valeria memenuhi indranya. "Kau selalu tahu bagaimana membuatku tenang dan... tergoda sekaligus." Ia menunduk, mencium lembut leher Valeria. "Kau luar biasa, Valeria." Alan kemudian berbaring di samping Valeria, memeluknya dengan erat. Ia merasakan detak jantung Valeria yang t

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 145

    "Kau menginap di sini atau pulang, Boy?" "Aku langsung pulang saja, Kak. Kan ada jet pribadi Kakak." Boy tersenyum. Alan tersenyum. "Ya sudah. Aku ke ruang kerja dulu." Alan menyerahkan Anya ke Valeria. "Anya, sayang, ikut Mommy ya." Valeria menerima Anya. "Tentu, Sayang." "Reinhard dan Elsa ke mana, Kak?" "Mereka tadi, setelah berenang, katanya mau bermain di taman bersama teman-temannya. Sepertinya mereka sudah pulang juga. melihat ke arah pintu. "Ah, lihat! Mereka sudah pulang." Reinhard dan Elsa masuk, membawa beberapa mainan kecil. "Mom! Papa!" teriak Reinhard. "Paman Boy!" seru Els

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 144

    Valeria segera mempersiapkan diri untuk menyusui Anya. Alan meletakkan Anya di pangkuan Valeria, dan Anya langsung menempelkan mulutnya ke dada Valeria, menghisap dengan lahapnya. Valeria menatap Anya yang sedang menyusu. "Nah, sudah tenang sekarang, ya, Sayang. Minum yang banyak biar kuat." Alan duduk di samping Valeria. "Dia memang cepat sekali laparnya." "Iya juga ya. Besok aku harus lebih sering memberinya ASI. Jangan sampai dia kelaparan lagi." Valeria menatap Anya dengan penuh kasih sayang. "Mommy sayang Anya." Alan memeluk Valeria dari belakang. "Aku juga sayang kalian semua. Keluarga kecilku yang sempurna." Anya selesai menyusu dan tertidur pulas di pangkuan Valeria. Suasana menjadi tenang dan damai. Valeria berbisik kepada Alan. "Dia sudah tidur. Tidurnya sangat nyenyak." "Kita juga perlu istirahat sebentar, Sayang. Hari ini cukup melelahkan." Valeria dan

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 143

    Alan dan Valeria tetap berpelukan, tenang dan damai. Keheningan di antara mereka dipenuhi dengan cinta yang dalam dan pengertian yang mendalam. Alan berbisik pelan. "Ingatkah kau... saat kita pertama kali bertemu?" Valeria tersenyum lembut muncul di wajahnya. "Tentu saja. Di kafe kecil itu, dengan hujan yang turun deras di luar." Kenangan itu muncul kembali di benak mereka, membawa mereka kembali ke masa-masa awal hubungan mereka. Mereka mengingat perasaan gugup, debaran jantung, dan percikan cinta pertama yang mekar di antara mereka. "Saat itu... aku tahu. Aku tahu kau adalah orang yang tepat untukku." "Aku juga, Sayang. Aku merasakannya sejak pandangan pertama." Mereka saling bertukar tatapan, tatapan yang penuh cinta, kepercayaan, dan pen

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status