Home / Romansa / MENDADAK JADI PEMBANTU KESAYANGAN TUAN MAFIA / DILIHAT DIMANAPUN KITA BEDA LEVEL

Share

DILIHAT DIMANAPUN KITA BEDA LEVEL

Author: bonanzalalala
last update Last Updated: 2024-03-25 10:09:02

Siang hari, usai menemani Rafa makan dan tidur siang, Riana langsung berdandan rapi. Sore ini dia akan menjemput ibunya pulang bersama dengan David. Ya, walaupun nanti ibunya tetap akan mengatakan hal negatif soal hubungannya dengan David, Riana sudah bertekad tak akan terlalu mempedulikannya. Dia memilih lebih fokus membuktikan pada ibunya bahwa David adalah orang yang baik dan pantas menjadi suaminya.

David yang baru saja masuk dalam kamar sepulang kerja, tersenyum melihat Riana sibuk berdandan di depan cermin. David pun mendekatinya lalu berkata," Jangan lupa pakai kalung dariku."

"Iya. Ini selalu kupakai kok," Riana mengeluarkan kalung pemberian David yang masih tersimpan di dalam blouse turtle neck-nya yang berwarna merah muda itu.

"Pakai lipstik juga. Biar nggak pucat."

"Kan cuma ke rumah sakit. Bibir asliku udah cukup terang kok warnanya," sahut Riana sambil membubuhkan pelembab bibir tanpa warna ke bibirnya. Dibanding lipstik, Riana memang lebih suka memakai pelembab bibir.

"
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • MENDADAK JADI PEMBANTU KESAYANGAN TUAN MAFIA   BUTUH KAMU BIAR BISA LULUH

    Selesai makan, David mencuci semua peralatan makan. Riana berdiri di sampingnya, ikut membantu membilas piring dan sendok yang sudah disabun."Mandi aja kamu.""Udah mandi. Tadi sebelum berangkat.""Gosok gigi sama cuci muka. Minum obat terus tidur," lanjut David masih berusaha menghentikan istrinya membantu dirinya mengurusi cucian piring."Nanti. Habis bantu kamu," Riana pun masih kukuh dengan keinginannya."Emang ya kepala batu.""Makanya butuh kamu, biar bisa luluh," balas Riana. Mereka pun tertawa bersama.Tak butuh waktu lama bagi mereka untuk membereskan semuanya. Setelah bebersih diri dan mengunci pintu rumah, mereka masuk dalam kamar."Kamu mau kuambilin kasur lantai? Ranjangku sempit," Riana baru sadar setelah masuk ke dalam kamar."Nggak masalah. Sekalian nostalgia," David naik ke atas kasur," Sini."Tangan David melambai. Meminta Riana segera naik ke kasur. Riana pun mengikuti permintaan suaminya. Mereka berdua kini sudah berbaring sambil berpelukan di atas kasur."Dulu ki

    Last Updated : 2024-03-25
  • MENDADAK JADI PEMBANTU KESAYANGAN TUAN MAFIA   TERBAKAR CEMBURU

    Pandangan Riana tak bisa lepas memperhatikan interaksi tanpa kata yang dilakukan oleh ibunya pada David saat sarapan. Ibunya memberikan tambahan telor goreng pada David. Tak lupa juga menuangkan teh hangat ke gelas.Apa yang terjadi di antara mereka tadi ya? Jadi, penasaran, batin Riana tak sabar menanyai David nanti."Makan," David menyuapkan sesendok nasi goreng ke mulut Riana."Iya," Riana melahap suapan itu dengan senang. Namun, mendadak pipinya jadi merah merona. Tersadar bahwa ada ibunya di depannya saat ini."Mau lagi?" tawar David."Nggak. Aku makan punyaku sendiri aja," tolak Riana lalu mulai melahap makanan di piringnya. Wajahnya memanas menahan malu. Ya, dia malu karena bermesraan di depan ibunya. Padahal, ibunya masih belum tentu memberikan restu.Sementara itu, ibu Riana hanya memperhatikannya saja. Dalam hati, tentu saja dia bahagia. Anaknya mendapatkan pasangan yang perhatian.Ya, memang, mau dilihat darimanapun, David ini memang berwatak keras. Tampak jelas dari wajahn

    Last Updated : 2024-03-25
  • MENDADAK JADI PEMBANTU KESAYANGAN TUAN MAFIA   KERIBUTAN DI KAMAR RIANA

    "YA ALLAH GUSTI NU AGUNG!!!" jerit Riana histeris saat masuk ke dalam kamarnya.Buku-buku dan album kenangannya berserakan di lantai. Sementara itu, suaminya tampak serius memilih dan memilah satu per satu sambil memegang sebuah plastik sampah ukuran jumbo."Kamu ngapain David?!! Berhenti!" Riana langsung merebut buku album kenangannya dari David."Aku lagi beres-beres kamarmu. Sini!" David meminta kembali album yang digenggam Riana."Udah! Cukup! Beres-beres apanya?! Kamu bikin kamarku jadi kacau!!!" amuk Riana sambil mengecek album fotonya. Tampak beberapa foto saat kuliahnya menghilang.Setelah itu, Riana beralih pada koleksi buku novelnya. Beberapa novel pemberian Jo juga tak ada. Riana merebut plastik hitam jumbo yang dipegangi David. Saat memeriksa, semua barangnya ada di sana."David! Ini tuh buku-buku bagus! Kenapa dibuang?!" omel Riana sambil mengeluarkan novel dan komiknya yang dibuang.David tak menjawab. Hanya saja tangannya bergerak memasukkan kembali buku yang diambil Ri

    Last Updated : 2024-03-29
  • MENDADAK JADI PEMBANTU KESAYANGAN TUAN MAFIA   ITU ROK GIA

    "David, beneran mau bawa baju ini aja?" Riana mengecek kembali barang bawaan David di koper."Nanti aku bisa laundry atau beli baju baru," ujar David sambil mengancingkan kemejanya."Hmm, kamu ke Jakarta nanti mampir ke rumah ayahmu nggak?" tanya Riana ingin tahu. Sejujurnya Riana ingin diajak David ikut ke Jakarta. Tidak masalah jika harus menunggu seharian di kamar hotel saja. Yang penting saat pulang nanti diajak mampir ke rumah ayah David. Dia sangat ingin bisa bertemu dengan bapak mertuanya."Nggak. Mereka lagi jalan-jalan ke luar negeri," bohong David. Dia tak mau membawa Riana bertemu orang tuanya. Yang jelas, sebisa mungkin Riana harus aman dan jauh dari jangkauan keluarganya. Agar tak ada masalah lain."Hmm, gitu ya," Riana menggaruk-garuk pipinya. Sepertinya memang belum waktunya bagi dia bertemu dengan ayah David.David mendekati Riana lalu mengecup dahinya. "Kalau bosan, ke rumah aja atau telepon Joni. Biar bawa Rafa ke sini," tutur David. Tangannya mengusap-usap rambut Ri

    Last Updated : 2024-03-29
  • MENDADAK JADI PEMBANTU KESAYANGAN TUAN MAFIA   LIBURAN DI PULAU SERIBU

    Walaupun tahu bahwa Jo sudah balikan dengan Risa, Riana tetap masih merasa deg-degan. Baik Jo dan Risa, sama-sama membuatnya gelisah."Oh, udah balik nih orangnya," Risa tersenyum manis pada Riana."Iya," Riana tersenyum kaku. Dia mengambil duduk di samping ibunya. "Bu, minum dulu," Riana menyodorkan soda dingin ke ibunya."Tadi niatnya kami cuma jalan. Tapi kata Jo, ada ibumu. Jadi, kita dateng buat nyapa. Nggak masalah kan?" tanya Risa."Iya. Nggak masalah kok," jawab Riana. Lagipula memang tak ada aturan yang melarang untuk saling sapa saat berpapasan."Kamu mau ikutan makan juga, Sayang?" tanya Jo pada Risa."Iya. Mau. Tapi dibawa pulang aja. Minumnya yang cola dingin aja ya?" pesan Risa."Oke," Jo mengecup pipi Risa lalu bangkit dari duduknya. Pergi memesankan makanan untuk Risa.Riana memilih memperhatikan ibunya saja. Aneh juga jika dirinya berkomentar. Apalagi setelah semua momen aneh dan menyeramkan yang dialaminya karena ulah Risa dan Jo. Mendapati situasi seperti saat ini m

    Last Updated : 2024-03-29
  • MENDADAK JADI PEMBANTU KESAYANGAN TUAN MAFIA   AKAN IKUT PEMILIHAN SEBAGAI PEWARIS

    CLANG!Gelas susu cokelat yang Riana pegang merosot jatuh ke lantai. Isinya tumpah mengalir membasahi lantai dapur. Buru-buru Riana mengambil serbet di dekat kompor gas dan mengelap tumpahan susunya."Untung isinya tinggal dikit," gumam Riana sambil berjongkok dan mengelap cairan berwarna cokelat itu sampai lantai menjadi bersih.Sambil mengelap lantai, Riana merasa perasaannya agak tidak enak. Seperti ada sesuatu yang membuatnya berdebar-debar tapi membawa nuansa aneh. Riana mengelus-elus dadanya. Mulutnya menghembuskan napas berulang-ulang untuk menghilangkan perasaan itu."Moga-moga nggak ada apa-apa," gumamnya sambil berdiri lalu menaruh serbet kotor itu di ember cucian khusus lap-lap dapur.Ting tong.…. Ting tong…..Bel rumah Riana berbunyi nyaring. Samar-samar terdengar suara Sena memanggilnya."Riana! Aku udah di luar!" teriakan kencang Sena sudah memasuki ruangan dapur rumahnya. Riana tersenyum simpul lalu segera melangkah ke ruang tamu. Tangannya menarik gagang pintu dan memb

    Last Updated : 2024-03-31
  • MENDADAK JADI PEMBANTU KESAYANGAN TUAN MAFIA   NGGAK TAHU KALAU IBUMU DI RUMAH

    "David!" Riana langsung menjatuhkan sapu ijuknya lalu berlari menghampiri suaminya. Dia memeluk suaminya yang baru saja keluar dari dalam mobil."Hupla!" David mengangkat tubuh Riana lalu memutarnya sambil memeluknya erat. Riana tertawa senang. Mirip bocah TK yang digendong ayahnya.David menurunkan Riana. Takut kepala istrinya bakal pusing kalau kelamaan digendong sambil berputar-putar."Kok cepet pulangnya," tanya Riana tepat ketika kakinya menapak tanah yang dilapisi rerumputan hijau."Kenapa? Nggak suka?""Suka dong! Aku udah kangen banget sama kamu," Riana senyum-senyum manja. Pipinya memerah tomat terkena sepuhan cahaya matahari senja.Kedatangan suaminya bertepatan saat dirinya sedang bebersih halaman depan rumah. Maklum, rumahnya ada banyak pohon-pohon besar nan asri. Membutuhkan sebuah kerajinan ekstra agar rumahnya tak terlihat seperti rumah yang lama tak dihuni."Kamu nyapu sendirian?" pandangannya mengedar ke seluruh halaman rumah."Iyalah. Dulu kan juga gini.""Jangan nya

    Last Updated : 2024-03-31
  • MENDADAK JADI PEMBANTU KESAYANGAN TUAN MAFIA   NUNGGU PAKAI GAYA APA YA?

    David segera menyelesaikan makan malamnya yang sudah disiapkan Riana sepenuh hati. Selama di rumah ayahnya, dia jarang menyentuh makanan. Memang para pembantu menyediakan makanan sesuai permintaannya. Akan tetapi, suasana tak menyenangkan di rumah itu membuatnya malas makan.Karenanya, saat tadi Riana menawari dirinya coipan, dia langsung melahapnya dengan rakus. Selain karena rasa segar bengkoang dalam coipan yang memang lezat dan membuat selera makan meningkat. Makan bersama dengan orang yang dikasihi adalah momen yang paling menyenangkan. Apalagi masakan yang dimakan adalah masakan buatan istri tercintanya. Tentu dia sangat senang dan mau menghabiskannya secepat kilat. Bahkan, jika masakan Riana keasinan atau hambar, dia akan tetap menghabiskannya. Karena suasana hangat yang dirasakan saat bersama dengan Riana, sudah lebih dari cukup untuk membuat hatinya bahagia.Untungnya, Riana pandai memasak. Ditambah lagi, Riana juga suka dan mahir eksplorasi resep masakan baru. David cukup be

    Last Updated : 2024-03-31

Latest chapter

  • MENDADAK JADI PEMBANTU KESAYANGAN TUAN MAFIA   NGGAK MASALAH PUNYA ADIK

    "Pagi, Rafa!" Riana menyapa dengan hangat. Jalan pagi berdua dengan David membuat mood Riana naik drastis.Rafa yang baru keluar kamar tertegun menatap mamanya yang tampak bersemangat. Sudah hampir sebulanan mamanya tampak lesu seperti orang tak ingin hidup. Kata Mbok Shinta, itu karena adiknya tak jadi lahir. Calon adiknya di perut mamanya menghilang dan gara-gara itu mamanya jadi sedih.Mendengar kabar itu, Rafa juga sedih. Tapi, mamanya sudah sangat sedih. Jadi, dia memutuskan untuk tidak tampak bersedih dan melakukan kegiatan sehari-hari dengan lebih mandiri. Intinya, Rafa bertekad lebih mandiri dan tidak bergantung pada mamanya agar tidak menambah duka dan beban pikiran mamanya."Udah mandi? Mau Mama mandiin?" tanya Riana dengan senyum cerah."Mama lagi seneng ya?" tanya balik Rafa. Hatinya ingin memastikan mamanya memang baik-baik saja.Riana tersipu malu sambil memegangi pipinya," Hehehe, senenglah. Kan lihat Rafa pagi ini."Rafa semakin melongo dengan tingkah aneh mamanya itu.

  • MENDADAK JADI PEMBANTU KESAYANGAN TUAN MAFIA   THANK YOU FOR LOVING ME (RIANA POV)

    Dulu, saat bangun dari tidur, aku selalu takut melihat ke sisiku karena ada dirimu di sana. Aku sangat takut. Tiap kali berdua denganmu, jantungku seperti berhenti berdetak. Pikiranku selalu berdoa agar suatu saat bisa terlepas darimu.Nyatanya, setelah waktu berlalu. Aku malah berharap selalu bisa berada di sisimu. Hatiku selalu merasa lebih tenang, jika kamu bersamaku.Seperti saat ini. Waktu pagi datang. Kedua kelopak mataku terbuka. Aku langsung menoleh ke samping, mencarimu. Senyumku otomatis berkembang saat indera penglihatanku menangkap bayang dirimu ada di sisiku.Sudah banyak hal yang kami lalui bersama. Suka duka menjalani kehidupan sehari-hari yang terasa seperti naik roller coaster. Aneh. Sejujurnya aku takut naik roller coaster dan tentunya kehidupan seperti roller coaster saat bersama denganmu juga membuat jantungku tak bisa berdetak tenang barang sesaat. Namun, semuanya tak terasa menakutkan saat bersamamu.Memang ada kalanya kesedihan yang teramat menyakitkan membuatku

  • MENDADAK JADI PEMBANTU KESAYANGAN TUAN MAFIA   KENAKALAN DI BIOSKOP

    Ekor mata Riana melirik-lirik gugup ke arah David. Dia tak berani langsung menoleh. Apalagi sekarang adegan panas di layar sedang berjalan.Masih terus melirik-lirik, Riana pura-pura mengambil popcorn yang ada di antara dirinya dan David. Tentu dengan pikiran agar terlihat natural. Namun, jari-jarinya tak bisa menemukan tempat popcorn yang diinginkannya."Kok? Harusnya kan di sini?" gumam Riana. Niatnya pun berubah. Jari-jarinya bergerak menelusuri sekitaran tubuh David. Bodohnya, dia melakukannya sambil tetap melirik. Tidak langsung menoleh."Eh? Kok? Menonjol?" Riana terkaget lalu akhirnya menoleh. Tampak David sudah berdeham-deham saja menatap ke arahnya.Kedua mata Riana membelalak lebar. Gara-gara asal meraba saat mencari popcorn, jarinya malah memegang junior David. Bukan popcorn yang dia cari!"Maaf, David!" buru-buru Riana menarik kembali tangannya. Mukanya sangat panas. Bahkan, suhu dingin AC di bioskop tak bisa meredam hawa panas yang menjalari wajahnya. Yang bisa Riana laku

  • MENDADAK JADI PEMBANTU KESAYANGAN TUAN MAFIA   KAMU PIKIR AKU GENTONG?

    Sepulang dari menjenguk Risa, David mengajak Riana makan. Dia membelokkan mobilnya ke arah Cihampelas Mall."Kok ke mall?" Riana menatap David bingung."Ke Mujigae. Kamu suka korea-koreaan kan?""Hmm, iya sih. Tapi, kamu doyan?""Kalau sama kamu mah, apa saja bisa jadi enak. Yang penting kamu makannya banyak. Oke?" David membuka pintu mobil lalu keluar. Setelah itu, dia berlari ke tempat Riana berada untuk membukakan pintu mobil buat Riana."Makasih," Riana memegangi erat jemari David sambil melangkah keluar mobil.David terus menggandeng tangan Riana sampai tiba di tempat makan. Dia memesan hampir semua aneka makanan di buku menu yang disediakan oleh pramusaji."David! Siapa yang mau makan itu semua?" Riana melongok pada tab menu pemesanan yang diklik oleh David. Matanya membelalak melihat banyaknya makanan yang David pilih."Kamu. Tugasmu sekarang makan banyak," David menekan tombol order untuk mengakhiri pesanan.Riana terpaksa mengikuti ucapan David. Toh, orderan sudah terlanjur d

  • MENDADAK JADI PEMBANTU KESAYANGAN TUAN MAFIA   BERUSAHA UNTUK MENDEWASA

    Entah ini sudah hari ke berapa aku berada di rumah sakit. Aku tak tahu. Atau mungkin tepatnya tak ingin tahu.Luka di tubuhku sudah mendingan. Seharusnya aku sudah bisa pulang ke apartemenku. Tapi, aku tak mau pulang. Tempat itu hanya akan mengingatkan pada kenangan-kenangan manis yang ternyata hanyalah tipuan. Memikirkannya saja membuat air mataku meleleh.Padahal, aku sudah sangat percaya. Kukira memang sudah benar-benar mau menerimaku. Nyatanya, dia hanya menipu dan merampas semua kenangan indah yang dia berikan padaku secara sepihak. Bahkan, janin dalam kandunganku ikut dia rampas. Betapa dia sangat tidak memiliki hati. Anak di kandunganku kan anaknya juga. Tapi kenapa dia tega melakukan itu? Membuat janin yang belum genap tiga bulan itu sirna dari dunia. Sungguh sangat jahat dirimu, Jo. Harusnya aku menyadari ini semua dari awal. Tapi, semua sudah terlambat. Dari awal, batin dan pikiranku sudah tertutupi oleh cinta butaku padamu, Jo. Jika saja… jika saja aku masih bisa berpikir j

  • MENDADAK JADI PEMBANTU KESAYANGAN TUAN MAFIA   ANAK KITA MASIH ADA DI HATI KITA

    Sudah seminggu lebih waktu berlalu sejak kejadian itu. Kejadian yang sangat memilukan. Bagiku dan Riana.Hari-hari kami di rumah jadi sepi. Riana lebih suka mengurung diri di kamar. Jarang makan. Wajahnya jadi lebih pucat dan tirus.Aku tahu. Ini pasti sangat berat untuknya. Ibunya sudah menginap di rumahku. Bahkan, Sena. Kubiarkan mereka menemani Riana. Karena kupikir, lingkungan yang lebih ramai, bisa membuat dirinya lebih ceria.Memang saat bersama orang lain, dia sudah bisa menanggapi dengan baik. Walau hanya beberapa patah kata dan senyum simpul. Menurut laporan psikolog yang tiap harinya kutugaskan untuk membantu terapi Riana, kondisi Riana memang masih membutuhkan proses. Dikarenakan Riana tipe perasa. Butuh waktu lebih lama menuntaskan rasa duka."Kira-kira ada alternatif lain tidak untuk membantunya?" tanyaku pada sang psikolog. Sejujurnya aku juga tak sanggup jika tiap malam mendengar Riana menangis sendirian. Hatiku selalu ikut teriris mendengarnya. Aku pun sudah tak bisa b

  • MENDADAK JADI PEMBANTU KESAYANGAN TUAN MAFIA   HILANGNYA SANG BUAH HATI

    "David...." panggil Riana lemah."Iya, Sayang," David mencoba mencari wajah istrinya yang masih tersembunyi dalam dadanya. Tangannya bergerak mengusap-usap rambut dan pelipis istrinya."Rumah sakit…. Aku mau ke rumah sakit," rengek Riana. Tangannya meremas kaos polo David yang berwarna hitam pekat."Iya. Ayo," David langsung menggendong Riana keluar kamar. Riana menelusupkan kepalanya dalam dekapan dada David. Memang hatinya masih tak tenang karena obat yang baru ditelannya. Tapi, sudah ada David di sisinya. Bukankah semuanya akan berjalan baik-baik saja kan?"Bos, yang di luar sudah beres," Jono tampak tergopoh-gopoh menghampiri David."Jo di dalam. Jalankan sesuai perintahku tadi," pesan David."Iya, Bos," Jono menyanggupi perintah bosnya.David melangkah menuruni tangga. Dia berjalan membawa Riana masuk dalam mobil Jeep."Pak, ke rumah sakit terdekat," ujarnya pada sopir sewaan yang dari tadi menunggu."Siap, Bos," jawab sang sopir.Sepanjang perjalanan, David terus memangku Riana.

  • MENDADAK JADI PEMBANTU KESAYANGAN TUAN MAFIA   KAMU SUDAH SELAMAT SEKARANG

    David terbangun dari kantuknya. Perjalanan panjang menuju lokasi Riana disekap membuatnya semakin lelah. Tanpa dia sadari, dirinya sudah terlelap begitu saja tadi."Jam berapa sekarang?" tanya David pada Joni yang ada di sisinya."Jam sembilan, Bos. Sekitar dua puluh menit lagi sampai," jelas Joni.Butuh waktu sehari penuh bagi David untuk mendapatkan lokasi Riana berada. David harus mencari info dari geng preman maupun kepolisian sekitar. Sangat beruntung, David belum pernah memiliki masalah dengan pihak kepolisian. Makanya, urusannya bisa berjalan lebih lancar dan bisa menemukan posisi Riana meski hanya berbekal plat nomor mobil saja.Jalan yang mereka lalui semakin lama kasar. Berulang kali ban mobil Jeep yang David kendarai seolah-olah meloncat melayang terbang saking terlalu sering bersentuhan dengan jalan bebatuan tak rata.David menatap ke belakang. Anak buahnya mengikuti dengan mobil di belakang. Dia kembali menoleh ke depan. Berulang kali dia menghembuskan napas penuh kegelis

  • MENDADAK JADI PEMBANTU KESAYANGAN TUAN MAFIA   BE A GOOD GIRL

    Aku pikir aku mati. Ya. Saat ini kematian benar-benar dekat denganku. Malaikat pencabut nyawa ada di sisi. Walaupun aku sudah meraung-raung memohon, tak ada kepeduliannya yang tersisa untukku. Sebaliknya, mulutku malah dibungkam dengan lakban hitam.Hanya tangisku yang bisa kuandalkan. Entah sudah berapa liter air mata kucucurkan. Mataku pun sudah lelah. Tapi, hanya ini protes yang bisa kulakukan. Tak ada yang lain.Aku tak berdaya. Tak bisa melakukan apapun. Jo mengikatku begitu kencang. Tak mau menerima sedikit pun penjelasan dariku. Malah, dia meminumkan obat aneh padaku.Aku tak tahu obat apa itu. Tapi, dia memaksaku meminumnya. Jemarinya menjejalkan buliran pil berwarna putih itu ke dalam mulut dengan kasar. Aku berusaha untuk melawan, memuntahkannya. Tapi, jari-jarinya mendorong masuk pil itu ke pangkal tenggorokanku dan mengguyurnya dengan air mineral sebanyak mungkin. Aku pun tersedak bersamaan dengan pil dan air mineral yang menelusup masuk dalam tenggorokanku."Bagus!" itula

DMCA.com Protection Status