Share

Bab127# Darren Tak Jera

Penulis: Blue_Starlight
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-29 23:30:59

Chelsea tersentak kaget mendengar penuturan sang kakak. Ia menggelengkan kepala, "Tidak, Max! Aku tidak ingin membuat masalah lagi."

"Apa menurutmu menikah suatu masalah?"

"Itu untuk wanita sempurna. Sedangkan aku ..." Chelsea tidak mampu meneruskan ucapannya.

"Bila kamu tidak keberatan, pakailah dia sebagai penjaga. Mungkin itu lebih aman untukmu," usul Max.

Di antara percakapan adik dan kakak, sosok wanita yang baru saja setengah sadar, menggerakkan jari jemarinya.

"M-Max ..." lirih terdengar nama sang pria disebutnya.

Grace perlahan menggerakkan kepalanya ke samping setelah kelopak matanya terbuka bebas.

Max dan Chelsea senangnya bukan kepalang, menoleh, lantas bergegas mendekat di samping brankar.

"Ada apa, Baby? Jangan bicara banyak dulu," pinta Max agar Grace tidak banyak bergerak, "Aku bersyukur suaramu sudah kembali."

Pria itu menatap teduh, menciumi kening sang wanita.

Chelsea p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (40)
goodnovel comment avatar
Kristianti Chandra
darren sama freya sama sama jahat, ingin nya membunuh saja
goodnovel comment avatar
Bunda Wina
walah gaya mu Darren mau mengabisi max yakin qm bakal bisa mlwan max
goodnovel comment avatar
dyah santi
bnr2 udah bosen hidup si daren,knp juga ngga langsung metong aja sih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab128# Kedua Paman

    Alika berbalik, bertepatan dengan salah satu dari kedua pria baru saja selesai menelpon. Sementara Leon menoleh."Siapa Kalian berdua, Paman?" tanya Alika polos. Namun, berani. "Hai, maaf jika Paman berdua mengejutkan Kalian, Anak-anak." Lelaki berkepala plontos itu mengangkat kedua tangan sebagai kode, jika mereka tidak berniat jahat."Tapi, kehadiran Kami berdua di sini adalah ingin bertanya pada Kalian. Apakah Kalian sedang tersesat?" Lelaki itu memindai wajah Alika dan Leon yang perlahan memutar kursi roda, hingga mereka berempat berdiri berhadapan. Alika merasa sedikit takut. Terlebih saat teringat banyaknya pemberitaan, perihal penculikan anak di televisi. Ia juga memegang erat pegangan kursi roda milik Leon, bersiap membawa anak itu pergi, jika kedua pria dewasa di hadapan mereka berniat jahat. Si lelaki berkepala plontos semakin mengangkat tinggi kedua tangannya, saat melihat ekspresi wajah Alika. "Hey! Hey!

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab129# Dua Paman Baik

    Sepeninggal Carlos dan Alfonso, Leon seperti mengingat sesuatu. Anak laki-laki itu bergegas menarik tangan Alika yang hendak berbalik. "Tunggu Lika, sepertinya aku pernah bertemu salah satunya!" seru Leon tiba-tiba, "ya, aku pernah bertemu dengan Paman Carlos di rumah sakit!"Alika terbeliak, "Hah, benarkah?! Kenapa kamu baru ingat sekarang?""Maaf, karena saat itu pun cuma sebentar saja. Dia mengatakan salah masuk kamarku.""Ah, ya sudahlah, Dia juga sudah pergi. Ternyata Mereka baik ya, Leon," celetuk Alika, membuat Leon menoleh ke arahnya. "Hu'um," sahut Leon sembari mengangguk kuat. Keduanya lantas sama-sama melempar senyum manis. Bertepatan dengan itu, terdengar langkah kaki mendekat, disusul teriakan lantang memanggil nama keduanya, "Leon! Alika!"Edward, Brian, dan Stella berlari ke arah dua anak itu dengan tatapan haru sekaligus senang. Bahagia karena anak yang sedari tadi membuat jantung mereka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab130# Kepulangan Grace

    Setelah masa pemulihan berangsur membaik, Grace menatap terus layar ponselnya. Wanita itu sedikit kesal karena beberapa hari sejak dirinya berada di rumah sakit, Ia tidak bisa menghubungi sang anak. "Huh, ke mana lagi, Brian?" kesal Grace karena dokter sang anak justru menolak panggilannya. Tentunya Grace sudah sangat rindu pada anak laki-lakinya. Terakhir kali sebelum operasi, Grace mengabaikan telepon dari Leon. Terlebih Ia khawatir, Max bisa saja tau atau penasaran, kemudian membaca semua pesan singkatnya. "Sebaiknya aku minta pulang saja hari ini," batin Grace merasa dirinya cukup kuat. Dalam ruangan kamar VVIP, wanita itu turun dari ranjang, Grace mencari sang suami ke sana ke mari. Namun, Ia tidak menemukannya. "Ke mana dia? Kenapa Max tidak pamit padaku?" lirih Grace sendirian. Kemudian wanita cantik kembali ke atas ranjang. Hingga suara pintu terbuka mengejutkan Grace yang sontak men

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab131# Siapa Brian?

    Mendengar permintaan istri sang CEO yang baru saja keluar dari rumah sakit membuat Christ terkejut. Untungnya sang asisten tidak menginjak pedal rem tiba-tiba. Begitupun dengan Max. Ia melebarkan kedua mata seraya bersuara tegas, "Tidak Christ!" Suasana di dalam mobil seketika menjadi beku. Tidak ada yang berani bersuara bila Max sudah mengeram. Detik berikutnya Max menatap sang istri. "Baby, aku sudah bilang, kamu harus beristirahat. Jangan paksakan dirimu!" Kemudian ucapannya beralih pada sang asisten. "Tujuan tetap ke rumah, Christ. Aku tidak mengijinkannya!" Christ pun hanya mengangguk tanpa bersuara. Sementara Grace melihat Max dengan ekspresi tegas, wanita itu sedikit kecewa "Max, aku baik-baik saja. Pekerjaanku menumpuk, aku harus pergi. Aku tidak bisa membiarkan semuanya terbengkalai." Max menggeleng lirih dengan nada lebih lembut, tapi tetap serius, "Aku tahu kamu ingin bekerja, tapi k

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab132# Tawaran Untuk Kenan

    Semua saling diam antara Max dan Brian. Hingga Max menggertak lagi demi mendapatkan kebenaran."Siapa kamu? Ada apa menelpon istriku?"Mendengar pertanyaan Max, kini Brian tahu siapa yang menerima panggilannya. Sang dokter sontak menepuk dahinya. "Duh, gawat!" batinnya.Detik demi detik berlalu, Brian lantas bergegas menjawab pertanyaan pria di ujung sana, demi menutupi kebenaran."Uhm, maafkan saya, Tuan. Apakah ini benar nomor Nyonya Grace? Saya pikir ini nomor telepon teman saya," ucap Brian. Tentu saja itu hanya sebuah alibi."Lalu apa hubunganmu dengan istriku?" "S-saya karyawannya, Tuan. Apakah ini dengan Tuan Max?" Brian coba mengalihkan pembicaraan dengan gaya bicara santai, seolah Ia sudah mengenal dekat keluarga sang CEO. "Maafkan saya kalau begitu, Tuan. Selamat malam."Brian langsung mengakhiri panggilan tanpa menunggu balasan dari suami Grace. Pria itu langsung memegang dadanya, merasakan degub jantungnya y

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab133# Mungkinkah Positif?

    Sementara di tempat lain, Grace mengeluh merasakan sakit kepala, badannya pun juga terasa lemas. Berkali-kali ia pergi ke kamar mandi hanya untuk memuntahkan dalam isi perutnya. Padahal, sedari pagi Ia belum juga makan apapun."Kenapa aku lemas sekali ..." keluh Grace. Wanita itu sekarang masih berada di atas kasur. Sedangkan Max sudah berangkat ke kantor sejak tadi, itulah yang membuat Grace enggan untuk bangkit dan bersiap ke kantor. Pasalnya, sudah lama sejak Ia di rumah sakit, dirinya mengetahui semua kejadian apa yang terjadi di Phoenix Enterprises.Akan tetapi, lamunannya sontak lenyap setelah mendengar bunyi pesan dalam ponselnya. Setelah itu, detik berikutnya di susul panggilan yang sama dari nama pria yang menghubunginya semalam."Brian?" lirihnya melihat ponsel bergetar di atas nakas.Grace langsung menggapai, dan tersenyum lirih meski wajahnya tampak pucat."Selamat pagi, Grace, "sapa Brian.Grace menyib

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab134# Bertemu Freya

    Tidak ingin terus berpikiran buruk, Grace terlihat fokus mengendarai mobilnya menyusuri jalan raya yang lengang, karena memasuki jam kantor beroperasi. Janji kontrol dengan sang dokter telah dibuat setengah jam yang lalu, dan Dokter Emily bersedia meluangkan waktu untuknya. Perlahan Grace membuka laci dashboard dan segera mengambil earphone. Tangannya terlihat lincah mengetik di layar tablet yang terpasang di dasbor tersebut, menekan angka satu yang langsung terhubung setelah dua kali nada sambung. "Hallo, Sayang. Bagaimana keadaanmu sekarang?" tanyanya lembut saat mendengar sapaan bernada riang dari seberang. "Aku baik, Mommy. Mommy kapan kembali? Aku rindu sama Mommy," sahut Leon dengan manja. Bibirnya bahkan mengerucut. Namun, ia tidak dapat menutupi rasa senangnya karena sang bunda menelepon di saat Alika tidak bisa menemaninya karena harus menjalani serangkaian terapi. Grace terenyuh.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab135# Wajah Binar Grace

    "Selamat, Nyonya. Anda hamil lima minggu," ujar sang dokter sembari tersenyum manis dan tak lupa menyodorkan hasil USG yang baru saja mereka lakukan. Grace terkejut. Tubuhnya seketika mematung akan berita tersebut."Nyonya!" tegur Dokter Emily, membuat Grace tersentak dan seketika tergagap. "A-ah. Iya, Dokter." Mata Grace mengerjap berulang kali. "Anda baik-baik saja?" tanya Dokter Emily, sedikit cemas. Grace menggendik, berusaha terlihat santai. "T-tentu, Dokter." Ia segera menghela napas panjang, membuat perasaannya rileks seketika, "Saya baik-baik saja. Hanya saja, Saya terkejut mendengar berita ini.""Tapi, Anda senang, tidak?" tanya Dokter Emily penuh selidik. "Tentu!" sahut Grace cepat sembari mengulas senyum tipis, "tentu saja saya senang, Dokter. Anda jangan khawatir karena kehamilan ini sangat saya nantikan. Jadi, bagaimana mungkin saya tidak senang karenanya!" Dokter Emily mengangguk sembari

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31

Bab terbaru

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab148# Cari & Temukan

    Ruang kerja Max terasa lebih sunyi dari biasanya. Di balik meja kerjanya yang besar, Max duduk dengan punggung tegak, tatapannya tajam menembus jendela kaca yang memperlihatkan pemandangan gedung bertingkat yang ramai. Christ baru saja mengetuk pintu ruangannya. Meskipun pria itu selalu datang dengan informasi yang bisa diandalkan, kali ini Max merasa gelisah. Ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya, sesuatu yang membuatnya meragukan apa yang akan Christ katakan padanya."Masuk!" titah Max dari dalamTak berselang lama, Christ masuk dengan langkah mantap, meskipun wajahnya nampak sedikit kelelahan. Ia tahu Max sedang berada dalam kebingungannya, dan ia harus segera menjelaskan apa yang sudah dia temukan.Sang asisten menarik bangku, lalu duduk di kursi di depan meja Max. Suasana hening sejenak sebelum Max membuka suara. "Apa yang kamu dapatkan, Christ?" tanya Max dengan penuh harap.Christ menatap sang CEO yakin. Ia suda

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab147# Data Karyawan

    Setelah acara hampir selesai, tatapan Chelsea mencari Kenan, yang ternyata pria itu sedang membelakanginya. Pantas saja jika sejak tadi Chelsea tidak bisa melihat wajahnya, karena hampir rata-rata setelan jas yang dipakai Kenan menyamai para tamu undangan."Itu dia!" Chelsea bergegas menghampiri. Tepukan tangannya pada pundak Kenan mengejutkan sang bodyguard. "Eh, Nyonya." Kenan berbalik badan. Dengan sigap ia memasukkan tangannya ke dalam saku celana yang menggenggam sesuatu."Acaranya hampir selesai, kita pulang, yuk!" Tanpa menjawab, Kenan mengangguk lirih, kemudian berjalan di belakang sang majikan. Tiba di samping mobil, pria itu langsung membukakan pintu tengah, "Silahkan, Nyonya."Darren pun demikian. Sejak tadi ia mengintai kesempatan untuk membalaskan dendamnya. Nyatanya, sampai pesta hampir berakhir ia tidak mendapat kesempatan."Brengsek! Supir sialan!"**Siang ini, Max sedang duduk di ruang k

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab146# Berbagi Rahasia

    Acara ulang tahun Alexander, ayah mertua Grace, berlangsung meriah di sebuah ballroom hotel mewah. Para tamu berdiri berkelompok, mengobrol dan menikmati hidangan mewah yang disajikan. Musik yang merdu terdengar di latar belakang, sementara para undangan tertawa riang. Namun, di tengah keramaian itu, Grace tampak sedikit cemas. Wajahnya pucat, dan matanya berusaha untuk tetap terbuka meskipun tubuhnya mulai lemas. Kehamilannya yang masih muda membuatnya merasa sangat tidak nyaman, namun dia berusaha menahan diri agar tidak menonjolkan keadaan."Kamu?! Berhenti memaksaku, Freya!"Saat Grace perlahan berusaha menjauhi Freya, justru wanita ular itu semakin mendesaknya."Kenapa harus takut?!"Grace merasa kepalanya semakin pusing, dan tubuhnya kehilangan keseimbangan. Tanpa diduga, tubuhnya hampir terhuyung, dan beruntungnya, Arthur, sepupu Grace, melihatnya dari kejauhan.Dengan refleks, dia bergegas menghampiri Grace yang ham

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab145# Tidak Minum Alkohol

    Ternyata Darren selalu memancing amarah Chelsea dengan merendahkan Kenan. Meski wanita cantik itu terus menghindar, namun mantan suaminya tidak melepaskannya begitu saja. Chelsea pun heran siapa yang memberi Darren undangan? "Ah, Chelsea, aku melihat kamu sangat menikmati pesta malam ini," katanya dengan nada yang menyebalkan. Chelsea menghela napas panjang. "Darren, aku tidak ingin ada masalah lagi malam ini. Bisakah kamu pergi dan biarkan aku sendiri?" Namun, Darren justru tertawa kecil. "Masalah? Aku hanya ingin ngobrol santai. Atau mungkin bodyguard-mu ini terlalu posesif sehingga kamu tidak bisa berbicara dengan orang lain?" Kenan, yang sejak tadi berdiri siaga, menatap Darren tajam. "Tugas saya melindungi Nyonya Chelsea, bukan untuk mendengarkan omong kosong Anda, Tuan Darren yang terhormat." Darren menyeringai, menikmati reaksi Kenan. "Wah, luar biasa sekali. Kamu benar-benar serius dengan pekerjaan ini, ya? Sayang sekali, Chelsea, aku tidak tahu kalau selera pria ba

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab144# Supir Naik Pangkat

    Ballroom hotel mewah itu dipenuhi dengan kilauan lampu gantung dan dekorasi elegan bernuansa hitam dan emas. Para tamu yang hadir mengenakan pakaian terbaik mereka, menambah kesan glamor acara malam itu. Alexander berdiri di pintu masuk ballroom dengan setelan tuksedo hitam yang rapi, menyambut setiap tamu dengan senyuman hangat dan genggaman tangan yang penuh wibawa. Grace, yang mengenakan gaun merah anggur dengan desain sederhana namun memukau, berdiri di samping Max. Di sudut lain ballroom, Chelsea masuk dengan Kenan di sisinya. Kenan mengenakan jas hitam yang dipilih khusus untuk malam itu, membuatnya terlihat berbeda dari biasanya. Meskipun ia merasa canggung berada di antara para tamu kaya dan berpengaruh, Kenan menjaga sikapnya tetap tenang."Astaga ... ini sangat mewah, Nyonya," ujar Kenan sambil melihat sekeliling ballroom, mencoba menenangkan dirinya.Chelsea tersenyum kecil, meski matanya tampak gelisah. "Papi selalu menyukai aca

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab143# Undangan Istimewa

    Kedua pasang suami istri di ruang itu saling bertanya-tanya. Felly sendiri merasa melupakan anak perempuan keluarga Dicaprio."Apa?! Aduh, bagaimana ini? Anak itu pasti mengomel bila tidak diikutkan," ucap Felly dengan ekspresi cemas."Tenang saja, Mi. Chelsea pasti tidak marah. Dia pasti bisa memahami," timpal Grace menenangkan mertuanya."Lain kali Mami harus mencatat nama Chelsea di kepala Mami," seloroh Alex terbahak. Pria itu sadar bila usia sudah menguras daya pikir mereka."Wah, Papi bisa saja!" sahut mereka semua tergelak.Setelah hidangan pembuka disajikan, Alex membuka percakapan. "Jadi, ulang tahunku kali ini akan menjadi sesuatu yang berbeda. Aku ingin acara ini menjadi kenangan yang tak terlupakan, bukan hanya untukku, tapi untuk semua tamu yang hadir."Grace tersenyum sambil menatap Alexander. "Itu ide yang luar biasa, Pi."Alexander bersandar di kursinya dengan tangan terlipat. "Aku sudah meminta asis

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab142# Kesalahan Siapa?

    Saat Grace menatap jendela, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang tegas di lantai yang membuatnya menoleh seketika. Max, suaminya, muncul dari arah tangga dengan mengenakan setelan jas abu-abu rapi. Dasi biru tua yang kontras melengkapi penampilannya yang selalu tampak sempurna. Grace tersenyum kecil melihatnya, meskipun ia tahu Max mungkin sedang terburu-buru seperti biasa."Selamat pagi, Max," sapa Grace lembut sambil berdiri dari kursinya."Pagi, Baby," balas Max sambil merapikan kerah jasnya di depan cermin dinding. "Kamu sudah bangun lebih dulu pagi ini. Apa ada sesuatu yang penting?" tanyanya tanpa menoleh.Grace menggeleng sambil berjalan mendekat. "Tidak ada yang penting. Aku hanya menerima telepon Chelsea yang membahas Kenan. Oh, apa kamu sudah sarapan? Aku bisa siapkan sesuatu yang cepat kalau mau."Max menoleh dan memberikan senyum tipis. "Terima kasih, Baby. Tapi, aku agak buru-buru. Ada rapat pagi ini di kantor ya

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab141# Bodyguard Baru

    Pagi yang cerah menyelimuti kediaman Chelsea. Di halaman depan, Kenan, pria dengan postur tegap berusia 28 tahun, sedang mengelap kaca mobil dengan kain microfiber. Gerakan tangannya terampil, menampakkan kebiasaannya yang teliti dan profesional. Namun, meski tubuhnya bekerja, pikirannya mengembara. Tawaran Chelsea untuk menjadi bodyguard pribadinya terus menghantui pikirannya sejak semalam.Langkah kaki halus terdengar mendekat. Kenan mengangkat wajah dan melihat Chelsea berjalan ke arahnya dengan senyum tipis. Wanita itu terlihat anggun dalam pakaian kasual, kemeja putih dan celana panjang krem yang membuatnya tampak segar namun tetap elegan."Selamat pagi, Ken," sapa Chelsea lembut."Selamat pagi, Nyonya," balas Kenan sambil menurunkan kain yang dipegangnya. "Ada yang bisa saya bantu?"Chelsea menggeleng kecil, lalu menyandarkan punggungnya ke bodi mobil. "Tidak ada yang khusus, hanya ingin berbicara denganmu. Tentang tawaran yang aku ajuk

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab140# Pria Di Balik Kaca Mobil

    Rasa bahagia begitu menyelimuti Grace. Pasalnya, Max tidak benar-benar mandul seperti apa yang dinyatakannya. Dan sekarang, wanita itu sangat senang karena bisa segera mengobati putra semata wayangnya dengan calon bayi yang sedang ia kandung.Sebisa mungkin ia ingin kabur secepatnya sekarang juga mengingat sekarang nyawanya di Italia sedang dalam bahaya. Namun, Ia teringat kembali pada pesan Dokter Emily yang mengatakan kandungannya kemungkinan masih dalam keadaan rentan. Yang artinya masih bisa terjadi keguguran."Aku tidak boleh gegabah sekarang. Aku harus menunggu beberapa bulan untuk menguatkan calon bayi ini," ucap Grace lirih sembari mengusap perutnya yang masih datar. "Untungnya Max juga tidak banyak pertanyaan. Walaupun aku tau dia sedikit curiga ..."Wanita itu memeluk dirinya sendiri, merasakan tubuhnya yang masih menyisakan goresan. Beruntungnya saat di rumah Grace bisa menutupinya dengan dengan foundation.Grace kini sedang duduk

DMCA.com Protection Status