Beranda / Rumah Tangga / MENCURI BENIH SUAMI MANDUL / Bab132# Tawaran Untuk Kenan

Share

Bab132# Tawaran Untuk Kenan

Penulis: Blue_Starlight
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-31 15:21:27

Semua saling diam antara Max dan Brian. Hingga Max menggertak lagi demi mendapatkan kebenaran.

"Siapa kamu? Ada apa menelpon istriku?"

Mendengar pertanyaan Max, kini Brian tahu siapa yang menerima panggilannya. Sang dokter sontak menepuk dahinya. "Duh, gawat!" batinnya.

Detik demi detik berlalu, Brian lantas bergegas menjawab pertanyaan pria di ujung sana, demi menutupi kebenaran.

"Uhm, maafkan saya, Tuan. Apakah ini benar nomor Nyonya Grace? Saya pikir ini nomor telepon teman saya," ucap Brian. Tentu saja itu hanya sebuah alibi.

"Lalu apa hubunganmu dengan istriku?"

"S-saya karyawannya, Tuan. Apakah ini dengan Tuan Max?" Brian coba mengalihkan pembicaraan dengan gaya bicara santai, seolah Ia sudah mengenal dekat keluarga sang CEO. "Maafkan saya kalau begitu, Tuan. Selamat malam."

Brian langsung mengakhiri panggilan tanpa menunggu balasan dari suami Grace. Pria itu langsung memegang dadanya, merasakan degub jantungnya y
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (38)
goodnovel comment avatar
SalmiaSR
terima aja ken.. chelsea udah percaya sama kamu.. kamu psti bisa
goodnovel comment avatar
Lestari Arsyila
chelsea udh percayya sama kenan semoga kenan beneran baik tk ada maksud lain
goodnovel comment avatar
Viva Oke
sabar chelsea.. mungkin Kenan butuh waktu karena tanggung jawab lebih besar setelah jadi bodyguard pribadi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab133# Mungkinkah Positif?

    Sementara di tempat lain, Grace mengeluh merasakan sakit kepala, badannya pun juga terasa lemas. Berkali-kali ia pergi ke kamar mandi hanya untuk memuntahkan dalam isi perutnya. Padahal, sedari pagi Ia belum juga makan apapun."Kenapa aku lemas sekali ..." keluh Grace. Wanita itu sekarang masih berada di atas kasur. Sedangkan Max sudah berangkat ke kantor sejak tadi, itulah yang membuat Grace enggan untuk bangkit dan bersiap ke kantor. Pasalnya, sudah lama sejak Ia di rumah sakit, dirinya mengetahui semua kejadian apa yang terjadi di Phoenix Enterprises.Akan tetapi, lamunannya sontak lenyap setelah mendengar bunyi pesan dalam ponselnya. Setelah itu, detik berikutnya di susul panggilan yang sama dari nama pria yang menghubunginya semalam."Brian?" lirihnya melihat ponsel bergetar di atas nakas.Grace langsung menggapai, dan tersenyum lirih meski wajahnya tampak pucat."Selamat pagi, Grace, "sapa Brian.Grace menyib

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab134# Bertemu Freya

    Tidak ingin terus berpikiran buruk, Grace terlihat fokus mengendarai mobilnya menyusuri jalan raya yang lengang, karena memasuki jam kantor beroperasi. Janji kontrol dengan sang dokter telah dibuat setengah jam yang lalu, dan Dokter Emily bersedia meluangkan waktu untuknya. Perlahan Grace membuka laci dashboard dan segera mengambil earphone. Tangannya terlihat lincah mengetik di layar tablet yang terpasang di dasbor tersebut, menekan angka satu yang langsung terhubung setelah dua kali nada sambung. "Hallo, Sayang. Bagaimana keadaanmu sekarang?" tanyanya lembut saat mendengar sapaan bernada riang dari seberang. "Aku baik, Mommy. Mommy kapan kembali? Aku rindu sama Mommy," sahut Leon dengan manja. Bibirnya bahkan mengerucut. Namun, ia tidak dapat menutupi rasa senangnya karena sang bunda menelepon di saat Alika tidak bisa menemaninya karena harus menjalani serangkaian terapi. Grace terenyuh.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab135# Wajah Binar Grace

    "Selamat, Nyonya. Anda hamil lima minggu," ujar sang dokter sembari tersenyum manis dan tak lupa menyodorkan hasil USG yang baru saja mereka lakukan. Grace terkejut. Tubuhnya seketika mematung akan berita tersebut."Nyonya!" tegur Dokter Emily, membuat Grace tersentak dan seketika tergagap. "A-ah. Iya, Dokter." Mata Grace mengerjap berulang kali. "Anda baik-baik saja?" tanya Dokter Emily, sedikit cemas. Grace menggendik, berusaha terlihat santai. "T-tentu, Dokter." Ia segera menghela napas panjang, membuat perasaannya rileks seketika, "Saya baik-baik saja. Hanya saja, Saya terkejut mendengar berita ini.""Tapi, Anda senang, tidak?" tanya Dokter Emily penuh selidik. "Tentu!" sahut Grace cepat sembari mengulas senyum tipis, "tentu saja saya senang, Dokter. Anda jangan khawatir karena kehamilan ini sangat saya nantikan. Jadi, bagaimana mungkin saya tidak senang karenanya!" Dokter Emily mengangguk sembari

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab136# Tolong Selamatkan Aku

    Deru mesin truk tronton yang melaju dari arah berlawanan menggema memekakkan telinga. Mata Grace membelalak saat menyadari bahaya yang menghadang di depan. Tangannya mencengkeram setir erat, sementara kakinya refleks menginjak pedal gas lebih dalam. "Tuhan, tolong aku!" gumamnya panik.Truk itu semakin mendekat. Dengan cekatan Grace memutar setir ke kiri untuk menghindar, nyaris menyerempet pembatas jalan. "Urgh! Hampir saja...!" Napasnya terdengar memburu.Sementara itu di belakang, mobil hitam milik Diego terus menempel ketat. Jalanan tidak terlalu ramai, namun cukup memberikan celah bagi Grace untuk bermanuver. Melihat Grace terbebas dari tronton tadi membuat Diego memukul kemudi, "Sial!" Ia mengumpat, "kali ini kamu tidak akan lolos lagi!"Kegembiraan yang sebelumnya melingkupi dirinya mendadak berubah menjadi ketegangan saat ia menyadari ada sebuah mobil hitam terus mengejarnya dengan agresif.Grace menggenggam e

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab137# Siapa Pelakunya?

    Langkah kaki Grace membentur tanah yang keras, suara napasnya terengah-engah, dan darah yang memompa begitu cepat dalam tubuhnya membuat setiap detak jantung terasa seperti bom waktu yang siap meledak. Ia tidak bisa berhenti. Kakinya terasa lelah, tapi ketakutan yang mencekam membuatnya terus berlari, menembus gelapnya malam yang penuh pepohonan rimbun."Aku harus segera bersembunyi dan menghilang dari jangkauan mereka!" batinya.Dari belakang, suara langkah Diego dan Ruben terdengar semakin dekat. Mereka sudah meninggalkan mobil, memilih untuk mengejarnya dengan berjalan kaki di jalur yang lebih sempit. Semakin dekat, semakin gelap, dan semakin sulit untuk bersembunyi. Grace menoleh ke belakang sekali lagi, hanya untuk melihat bayangan Ruben yang melesat dengan kecepatan tinggi. Di belakangnya, Diego tampak berada tak begitu jauh."Jangan biarkan dia lolos!" teriak Ruben, suaranya tegang dan penuh amarah."Kau juga kejar!

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab138# Alasan Untuk Viona

    Namun, ada keraguan lain yang menghantui. "Darren memang obsesif, tapi apakah dia benar-benar tega mengirim pembunuh bayaran hanya untuk mengincarku? Atau mungkin ... ini ada maksud lain yang tersembunyi?" bisiknya, rasa takut kembali mencengkeram.Grace menggigit bibirnya, berusaha menenangkan diri. Tetapi semakin lama ia berpikir, semakin banyak bukti yang ia lihat tentang keanehan sikap Darren. Apakah ia terlibat dalam semua ini? Ataukah ada musuh lain yang lebih berbahaya, yang tidak pernah ia duga sebelumnya?"Aku harus bertahan," pikir Grace, sambil berusaha untuk tetap tenang dan melanjutkan pelariannya. Meski hatinya cemas, ia tahu satu hal jika ia berhenti sekarang, itu berarti akhir dari semuanya. "Intinya sekarang aku harus bisa lolos dari mereka! Aku tidak punya pilihan lain!"*Setelah beberapa saat bersembunyi di balik pohon-pohon yang rapat, dengan napas yang masih terengah-engah dan tubuh yang penuh luka goresan, Grace memutus

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab139# Pertanyaan Mendebarkan

    Pertanyaan Viona membuat Grace hampir saja gelagapan menjawabnya. Wanita itu sesekali melirik ke arah mobil yang sedang direparasi. "Yang penting Anda baik-baik saja, Nyonya," ucap Vio memahami keadaan sang CEO yang sepertinya tidak ingin menjawab pertanyaannya. Suasana bengkel sudah mulai sepi. Hanya terdengar suara alat-alat bengkel yang bergerak ringan, menghadirkan rasa sunyi yang semakin menggelayuti Grace. Pekerjaan penggantian kaca belakang mobil selesai dengan cepat, dan Grace merasa sedikit lega. Setidaknya, satu masalah teratasi. Viona menyelesaikan pembayaran dan menyerahkan kunci mobil kepada Grace. "Semuanya sudah beres, Nyonya. Kaca belakang sudah diganti dan dipasang dengan sempurna," kata Viona, suaranya masih terdengar penuh perhatian meskipun ada rasa heran yang tak terungkap. Grace mengangguk sambil menerima kunci, sedikit tersenyum meskipun senyumnya terasa canggung. "Terima kasih, Vio. Kalau

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab140# Pria Di Balik Kaca Mobil

    Rasa bahagia begitu menyelimuti Grace. Pasalnya, Max tidak benar-benar mandul seperti apa yang dinyatakannya. Dan sekarang, wanita itu sangat senang karena bisa segera mengobati putra semata wayangnya dengan calon bayi yang sedang ia kandung.Sebisa mungkin ia ingin kabur secepatnya sekarang juga mengingat sekarang nyawanya di Italia sedang dalam bahaya. Namun, Ia teringat kembali pada pesan Dokter Emily yang mengatakan kandungannya kemungkinan masih dalam keadaan rentan. Yang artinya masih bisa terjadi keguguran."Aku tidak boleh gegabah sekarang. Aku harus menunggu beberapa bulan untuk menguatkan calon bayi ini," ucap Grace lirih sembari mengusap perutnya yang masih datar. "Untungnya Max juga tidak banyak pertanyaan. Walaupun aku tau dia sedikit curiga ..."Wanita itu memeluk dirinya sendiri, merasakan tubuhnya yang masih menyisakan goresan. Beruntungnya saat di rumah Grace bisa menutupinya dengan dengan foundation.Grace kini sedang duduk

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01

Bab terbaru

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab148# Cari & Temukan

    Ruang kerja Max terasa lebih sunyi dari biasanya. Di balik meja kerjanya yang besar, Max duduk dengan punggung tegak, tatapannya tajam menembus jendela kaca yang memperlihatkan pemandangan gedung bertingkat yang ramai. Christ baru saja mengetuk pintu ruangannya. Meskipun pria itu selalu datang dengan informasi yang bisa diandalkan, kali ini Max merasa gelisah. Ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya, sesuatu yang membuatnya meragukan apa yang akan Christ katakan padanya."Masuk!" titah Max dari dalamTak berselang lama, Christ masuk dengan langkah mantap, meskipun wajahnya nampak sedikit kelelahan. Ia tahu Max sedang berada dalam kebingungannya, dan ia harus segera menjelaskan apa yang sudah dia temukan.Sang asisten menarik bangku, lalu duduk di kursi di depan meja Max. Suasana hening sejenak sebelum Max membuka suara. "Apa yang kamu dapatkan, Christ?" tanya Max dengan penuh harap.Christ menatap sang CEO yakin. Ia suda

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab147# Data Karyawan

    Setelah acara hampir selesai, tatapan Chelsea mencari Kenan, yang ternyata pria itu sedang membelakanginya. Pantas saja jika sejak tadi Chelsea tidak bisa melihat wajahnya, karena hampir rata-rata setelan jas yang dipakai Kenan menyamai para tamu undangan."Itu dia!" Chelsea bergegas menghampiri. Tepukan tangannya pada pundak Kenan mengejutkan sang bodyguard. "Eh, Nyonya." Kenan berbalik badan. Dengan sigap ia memasukkan tangannya ke dalam saku celana yang menggenggam sesuatu."Acaranya hampir selesai, kita pulang, yuk!" Tanpa menjawab, Kenan mengangguk lirih, kemudian berjalan di belakang sang majikan. Tiba di samping mobil, pria itu langsung membukakan pintu tengah, "Silahkan, Nyonya."Darren pun demikian. Sejak tadi ia mengintai kesempatan untuk membalaskan dendamnya. Nyatanya, sampai pesta hampir berakhir ia tidak mendapat kesempatan."Brengsek! Supir sialan!"**Siang ini, Max sedang duduk di ruang k

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab146# Berbagi Rahasia

    Acara ulang tahun Alexander, ayah mertua Grace, berlangsung meriah di sebuah ballroom hotel mewah. Para tamu berdiri berkelompok, mengobrol dan menikmati hidangan mewah yang disajikan. Musik yang merdu terdengar di latar belakang, sementara para undangan tertawa riang. Namun, di tengah keramaian itu, Grace tampak sedikit cemas. Wajahnya pucat, dan matanya berusaha untuk tetap terbuka meskipun tubuhnya mulai lemas. Kehamilannya yang masih muda membuatnya merasa sangat tidak nyaman, namun dia berusaha menahan diri agar tidak menonjolkan keadaan."Kamu?! Berhenti memaksaku, Freya!"Saat Grace perlahan berusaha menjauhi Freya, justru wanita ular itu semakin mendesaknya."Kenapa harus takut?!"Grace merasa kepalanya semakin pusing, dan tubuhnya kehilangan keseimbangan. Tanpa diduga, tubuhnya hampir terhuyung, dan beruntungnya, Arthur, sepupu Grace, melihatnya dari kejauhan.Dengan refleks, dia bergegas menghampiri Grace yang ham

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab145# Tidak Minum Alkohol

    Ternyata Darren selalu memancing amarah Chelsea dengan merendahkan Kenan. Meski wanita cantik itu terus menghindar, namun mantan suaminya tidak melepaskannya begitu saja. Chelsea pun heran siapa yang memberi Darren undangan? "Ah, Chelsea, aku melihat kamu sangat menikmati pesta malam ini," katanya dengan nada yang menyebalkan. Chelsea menghela napas panjang. "Darren, aku tidak ingin ada masalah lagi malam ini. Bisakah kamu pergi dan biarkan aku sendiri?" Namun, Darren justru tertawa kecil. "Masalah? Aku hanya ingin ngobrol santai. Atau mungkin bodyguard-mu ini terlalu posesif sehingga kamu tidak bisa berbicara dengan orang lain?" Kenan, yang sejak tadi berdiri siaga, menatap Darren tajam. "Tugas saya melindungi Nyonya Chelsea, bukan untuk mendengarkan omong kosong Anda, Tuan Darren yang terhormat." Darren menyeringai, menikmati reaksi Kenan. "Wah, luar biasa sekali. Kamu benar-benar serius dengan pekerjaan ini, ya? Sayang sekali, Chelsea, aku tidak tahu kalau selera pria ba

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab144# Supir Naik Pangkat

    Ballroom hotel mewah itu dipenuhi dengan kilauan lampu gantung dan dekorasi elegan bernuansa hitam dan emas. Para tamu yang hadir mengenakan pakaian terbaik mereka, menambah kesan glamor acara malam itu. Alexander berdiri di pintu masuk ballroom dengan setelan tuksedo hitam yang rapi, menyambut setiap tamu dengan senyuman hangat dan genggaman tangan yang penuh wibawa. Grace, yang mengenakan gaun merah anggur dengan desain sederhana namun memukau, berdiri di samping Max. Di sudut lain ballroom, Chelsea masuk dengan Kenan di sisinya. Kenan mengenakan jas hitam yang dipilih khusus untuk malam itu, membuatnya terlihat berbeda dari biasanya. Meskipun ia merasa canggung berada di antara para tamu kaya dan berpengaruh, Kenan menjaga sikapnya tetap tenang."Astaga ... ini sangat mewah, Nyonya," ujar Kenan sambil melihat sekeliling ballroom, mencoba menenangkan dirinya.Chelsea tersenyum kecil, meski matanya tampak gelisah. "Papi selalu menyukai aca

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab143# Undangan Istimewa

    Kedua pasang suami istri di ruang itu saling bertanya-tanya. Felly sendiri merasa melupakan anak perempuan keluarga Dicaprio."Apa?! Aduh, bagaimana ini? Anak itu pasti mengomel bila tidak diikutkan," ucap Felly dengan ekspresi cemas."Tenang saja, Mi. Chelsea pasti tidak marah. Dia pasti bisa memahami," timpal Grace menenangkan mertuanya."Lain kali Mami harus mencatat nama Chelsea di kepala Mami," seloroh Alex terbahak. Pria itu sadar bila usia sudah menguras daya pikir mereka."Wah, Papi bisa saja!" sahut mereka semua tergelak.Setelah hidangan pembuka disajikan, Alex membuka percakapan. "Jadi, ulang tahunku kali ini akan menjadi sesuatu yang berbeda. Aku ingin acara ini menjadi kenangan yang tak terlupakan, bukan hanya untukku, tapi untuk semua tamu yang hadir."Grace tersenyum sambil menatap Alexander. "Itu ide yang luar biasa, Pi."Alexander bersandar di kursinya dengan tangan terlipat. "Aku sudah meminta asis

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab142# Kesalahan Siapa?

    Saat Grace menatap jendela, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang tegas di lantai yang membuatnya menoleh seketika. Max, suaminya, muncul dari arah tangga dengan mengenakan setelan jas abu-abu rapi. Dasi biru tua yang kontras melengkapi penampilannya yang selalu tampak sempurna. Grace tersenyum kecil melihatnya, meskipun ia tahu Max mungkin sedang terburu-buru seperti biasa."Selamat pagi, Max," sapa Grace lembut sambil berdiri dari kursinya."Pagi, Baby," balas Max sambil merapikan kerah jasnya di depan cermin dinding. "Kamu sudah bangun lebih dulu pagi ini. Apa ada sesuatu yang penting?" tanyanya tanpa menoleh.Grace menggeleng sambil berjalan mendekat. "Tidak ada yang penting. Aku hanya menerima telepon Chelsea yang membahas Kenan. Oh, apa kamu sudah sarapan? Aku bisa siapkan sesuatu yang cepat kalau mau."Max menoleh dan memberikan senyum tipis. "Terima kasih, Baby. Tapi, aku agak buru-buru. Ada rapat pagi ini di kantor ya

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab141# Bodyguard Baru

    Pagi yang cerah menyelimuti kediaman Chelsea. Di halaman depan, Kenan, pria dengan postur tegap berusia 28 tahun, sedang mengelap kaca mobil dengan kain microfiber. Gerakan tangannya terampil, menampakkan kebiasaannya yang teliti dan profesional. Namun, meski tubuhnya bekerja, pikirannya mengembara. Tawaran Chelsea untuk menjadi bodyguard pribadinya terus menghantui pikirannya sejak semalam.Langkah kaki halus terdengar mendekat. Kenan mengangkat wajah dan melihat Chelsea berjalan ke arahnya dengan senyum tipis. Wanita itu terlihat anggun dalam pakaian kasual, kemeja putih dan celana panjang krem yang membuatnya tampak segar namun tetap elegan."Selamat pagi, Ken," sapa Chelsea lembut."Selamat pagi, Nyonya," balas Kenan sambil menurunkan kain yang dipegangnya. "Ada yang bisa saya bantu?"Chelsea menggeleng kecil, lalu menyandarkan punggungnya ke bodi mobil. "Tidak ada yang khusus, hanya ingin berbicara denganmu. Tentang tawaran yang aku ajuk

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab140# Pria Di Balik Kaca Mobil

    Rasa bahagia begitu menyelimuti Grace. Pasalnya, Max tidak benar-benar mandul seperti apa yang dinyatakannya. Dan sekarang, wanita itu sangat senang karena bisa segera mengobati putra semata wayangnya dengan calon bayi yang sedang ia kandung.Sebisa mungkin ia ingin kabur secepatnya sekarang juga mengingat sekarang nyawanya di Italia sedang dalam bahaya. Namun, Ia teringat kembali pada pesan Dokter Emily yang mengatakan kandungannya kemungkinan masih dalam keadaan rentan. Yang artinya masih bisa terjadi keguguran."Aku tidak boleh gegabah sekarang. Aku harus menunggu beberapa bulan untuk menguatkan calon bayi ini," ucap Grace lirih sembari mengusap perutnya yang masih datar. "Untungnya Max juga tidak banyak pertanyaan. Walaupun aku tau dia sedikit curiga ..."Wanita itu memeluk dirinya sendiri, merasakan tubuhnya yang masih menyisakan goresan. Beruntungnya saat di rumah Grace bisa menutupinya dengan dengan foundation.Grace kini sedang duduk

DMCA.com Protection Status